LANDASAN TEORI
A. SELF ESTEEM
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu dimensi dari konsep
diri. Harga diri (self esteem) adalah proses evaluasi yang ditujukan indivu
dan atas sejumlah penghargaan orang lain terhadap dirinya. Semakin tinggi
1
. Drs. Agoes Dariyo, Psi, “Psikoogi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun Pertama (PSIKOOGAMI
Atitama)”, (Bandung, PT Refika Aditama, 2007), 205
13
14
negatif.
serta berharga.
negative. 2
harus dipenuhi oleh manusia. Kebutuhan akan rasa harga diri ini oleh
2
M. Nur Ghufron, dan Rini Risnawati S, "teori-teori psikologi", (Jogjakarta, Ar-Ruzz media, 2010),
Hal 40
15
dalan hidupnya.
2) Penghargaan dari orang lain, antara lain prestasi. Dalam hal ini individu
kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memilikinya telah terpenuhi atau
terpuaskan.
saat bayi merasakan tepukan pertama kali yang diterima orang mengenai
yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-
penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta
seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan
yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada
yang memiliki harga diri yang tinggi menurut Clemes dan Bean (2001 :
b) Bertindak mandiri
diantaranya
3
Hidayati, Nurfitria laily. “Hubungan Antara Self Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti
Asuhan Muhammadiyah Surakrta”, naskah publikasi,(Surakarta, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014)
17
Remaja yang memiliki self esteem rendah akan cenderung merasa bahwa
dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Disamping itu remaja dengan
sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh
orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung
merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri
rendah inilah sering muncul perilaku rendah. Berawal dari perasa tidak
4
Rini Risnawati S, "teori-teori psikologi", 43
18
Karakteristik anak dengan harga diri yang rendah menurut Clemes dan
depresi
alkohol. 5
5
Ibid, 44
19
dirinya dengan pola asuh orang tua.6Anak dengan harga diri tinggi
biasanya diasuh oleh orang tua yang mudah mengekspresikan kasih sayang,
dimilki anak juga mempengaruhi harga diri mereka. Anak usia sekolah
dibanding kelompok lain, hal ini akan menghasilkan harga diri yang tinggi
hasil peneliti Coopersmith tahun 1968, yaitu bahwa harga diri anak hanya
1) Keberartian individu
6
Jenice J, Observas Anak, 56
7
Rini Risnawati S, "teori-teori psikologi", 44
8
Ibid 41
20
2) Keberhasilan seseorang
3) Kekuatan individu
diharapkan
sebagai berikut.
sebagai berikut.
a) Penerimaan diri
d) Popularitas diri;
9
Ibid 46
10
Ghufron, M. Nur, dan Rini Risnawati S, "teori-teori psikologi”, Hal 40
22
B. Prokrastinasi Akademik
kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang
berarti besok atau menjadi hari esok. Jadi, dari asal katanya prokrastinasi
adalah menunda hingga hari esok atau lebih suka melakukan pekerjaannya
11
Erma, “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa”, naskah
publikasi¸(Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakasta, 2013)
23
procrastinator.12
perilaku tidak perlu yang menunda kegiatan walaupun orang itu harus atau
12
Kartadinata, I, & Sia, T, ”Prokrastinasi Akademik Dan Manajemen Waktu”, Anima, Indonesian
Psychological Journal, 23 (2), 2008, Hal.110
13
Surijah, E, & Sia, T, “Mahasiswa Versus Tugas : Prokrastinasi Akademik Dan Conscientiousness”,
Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol. 22, No. 4, 2007, Hal 356
24
tidak nyaman.14
gagal menyelesaikan tugas tepat waktu. Lain halnya dengan Watson yang
14
Sia Tjundjing, “Apakah Penundaan Menurunkan Prestasi?”, Anima, Indonesia Psychological
Journal, Vol. 22, No.1, 2006, Hal. 18
15
Pratiwi Setyadi, “Pengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Program Akselerasi”, Jurnal Psikologi Pendidikan
Dan Perkembangan Vol. 3 No. 01, April 2014
25
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan maksimal atau bahkan gagal
menyelesaikannya.
terkait prokrastinasi. 16
akademik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
2) Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada pada diri individu yang
16
Sia Tjundjing, “Apakah penundaan… “, Hal. 20
26
diri
27
perilaku prokrastinasi.
b. Kondisi lingkungan.
indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati, ciri-ciri tersebut berupa:18
17
M. Nur Ghufron, "Hubungan Kontrol Diri Dan Persepsi remaja Terhadap Penerapan Disiplin
OrangTua Dengan Prokrastinasi Akademik", tesis , (jogjakarta: universitas Gajah Mada UGM,
2013)
18
Surijah, E, & Sia, T, “Mahasiswa Versus Tugas…”, Hal. 357
28
mengerjakan tugas.
sendiri, akan tetapi saat waktunya sudah tiba dia tidak juga melakukan
prokrastinasi.
karena merasa waktu yang tersedia masih banyak. tanpa terasa waktu
pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal. Sedang jenis-jenis tugas
Dalam hal ini yang menjadi subyek adalah siswa sekolah sehingga
yaitu:
30
umum. 19
19
M. Nur Ghufron, "Hubungan Kontrol Diri Dan Persepsi remaja Terhadap Penerapan Disiplin
OrangTua Dengan Prokrastinasi Akademik", tesis , (jogjakarta: universitas Gajah Mada UGM,
2013)
31
kemandirian sosial dan kreativitas yang tinggi. Individu yang memiliki harga diri
dengan kata lain mereka lebih efektif dan efisien dalam menghadapi tantangan
Harga diri didefinisikan rasa menyukai dan menghargai diri sendiri dengan
hidupnya, yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan terdekatnya dan dari
memiliki harga diri rendah cenderung melakukan tindakan yang negatif, yaitu
penundaan dalam tugas, misalnya membuat paper atau makalah, membuat laporan
belajar untuk menghadapi ujian semester dan tugas-tugas lain yang berkaitan
20
Ghufron, M. nur, dan rini risnawati S, "teori-teori psikologi”, Hal 40
21
Ibid, 41
32
individu tersebut meliputi kondisi lingkungan yang mendasarkan pada hasil akhir
dan lingkungan yang laten. Sedangkan faktor internal meliputi kondisi fisik dan
riwayat kesehatan yang dimiliki atau penyakit yang pernah dialami. Sedangkan
yang dimiliki seorang misalnya, motivasi, harga diri, tingkat kecemasan, self
yang mengancam ego pada alam bawah sadar akan menimbulkan ketakutan dan
dirasakan akan mengancam keberadaan ego atau harga dirinya. Akibatnya tugas
yang cenderung dihindari atau yang tidak diselesaikan adalah jenis tugas yang
dalam perilaku prokrastinasi akademik, sehingga bukan semata karena ego yang
22
Sia Tjundjing, “Apakah Penundaan…”,
23
M. nur Ghufron, "Hubungan Kontrol Diri Dan…..”, hal 12
33
dengan judul Hubungan Kontrol diri dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa
kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMP. Maka dapat
akademik pada siswa SMP. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini, diterima.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan kontrol diri yang tinggi
pada siswa SMP yang mendapat peringkat 10 besar dikelasnya, belum tentu tidak
meskipun kemungkinan akan memakan waktu yang lebih lama daripada teman-
teman lainnya.
pada siswa SMP adalah dikarenakan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif
mereka yang tengah berada pada tahap kongkret operasional, mereka yang telah
mulai tahu aturan-aturan dan strategi berfikir akan menciptakan cara tersendiri
penelitian ini adalah semakin tinggi self esteem, maka prokrastinasi akademik
semakin rendah. Dan juga sebaliknya jika self esteem rendah, maka prokrastinasi
akademik rendah.