Anda di halaman 1dari 4

SELF ESTEEM

A. Definisi Self-Esteem

Berikut adalah beberapa pengertian dari self esteem dari para ahli

1. “Minchinton (2003) dalam Maximum Self-esteem mengemukakan bahwa self-esteem


merupakan nilai yang dilekatkan pada diri kita. Self-esteem juga berarti penilaian atas
„harga diri‟ kita sebagai manusia, berdasarkan pada persetujuan atau pengingkaran atas
diri dan perilaku kita.”1
2. “Matsumoto (2009) dalam The Cambridge Dictionary of Psychology menjelaskan, Self-
esteem adalah tingkat kecenderungan sikap, gagasan, evaluasi atas diri sendiri, sejarah,
proses-proses mental, dan perilaku yang positif. Self-esteem berhubungan dengan banyak
aspek dari pemikiran, emosi dan perilaku saat sering dipertimbangkan sebagai bagian inti
dalam memahami individu.”2
3. “Baron dan Byrne (2003) mengemukakan bahwa self-esteem adalah evaluasi diri yang
dibuat oleh setiap individu, sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi
positif dan negatif.”3
4. “Coopersmith (1987) menyatakan bahwa self-esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh
individu mengenai dirinya yang diungkapkan dalam suatu bentuk sikap setuju atau tidak
setuju, dan menunjukkan sejauh mana individu tersebut meyakini dirinya sendiri sebagai
individu yang mampu, penting, dan berharga.”4
5. “Reasoner (2010:3) menjelaskan bahwa individu dengan harga diri rendah, sering sekali
mengalami depresi dan ketidakbahagiaan, memilki tingkat kecemasan yang tinggi,
menunjukkan impuls-impuls agresivitas yang lebih besar, mudah marah dan mendendam,
serta selalu menderitakarena ketidakpuasan akan kehirupansehari-hari. Self esteem adalah
penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dengan sikap positif dan negatif.
Self esteem berkaitan dengan bagaimana orang menilai tentang dirinya akan

1
Chadiza Ayumas Hanani, Skripsi: “Pengaruh Self-Esteem Terhadap Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Program Studi Kedokteran”, (Jakarta:UNJ,2019),Hal.19.
2
Chadiza Ayumas Hanani, Skripsi: “Pengaruh Self-Esteem Terhadap Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Program Studi Kedokteran”, (Jakarta:UNJ,2019),Hal.19.
3
Chadiza Ayumas Hanani, Skripsi: “Pengaruh Self-Esteem Terhadap Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Program Studi Kedokteran”, (Jakarta:UNJ,2019),Hal.20.
4
Chadiza Ayumas Hanani, Skripsi: “Pengaruh Self-Esteem Terhadap Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Program Studi Kedokteran”, (Jakarta:UNJ,2019),Hal.20.
mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 5 (lima) indikator untuk mengukur
self esteem”5, yaitu:
1. Perasaan aman (Feeling of Security) Perasaan aman bagi individu yang berhubungan
dengan rasa kepercayaan dalam lingkungan mereka. Bagi individu yang memiliki
rasa aman merasa bahwa lingkungan mereka aman untuk mereka, dapat diandalkan
dan terpercaya
2. Perasaan menghormati diri (Feeling of Identity) Perasaan identitas melibatkan
kesadaran diri menjadi seorang individu yang memisahkan dari orang lain dan
memiliki karakteristik yang unik. Ini juga melibatkan penerimaan diri yang memiliki
berbagai potensi, kepentingan, kekuatan dan kelemahan dari orang lain. Untuk untuk
mengetahui jati diri mereka sendiri, individu harus disediakan kesempatan untuk
mengeksplorasi diri serta lingkungan mereka.
3. Perasaan diterima (Feeling of Belonging) Perasaan individu bahwa dirinya
merupakan bagian dari suatu kelompok dan dirinya diterima seperti dihargai oleh
anggota kelompoknya. Kelompok ini dapat berupa keluarga, kelompok rekan kerja,
atau kelompok apapun. Individu akan memiliki penilaian yang postifi tentang dirinya
apabila individu tersebut merasa diterima dan menjadi bagian dalam kelompoknya
namun individu akan memiliki penilain negatif tentang dirinya bila mengalami
perasaan tidak diterima.
4. Perasaan mampu (Feeling of Competence) Perasaan dan keyakinan individu akan
kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dalam mencapai suatu hasil yang
diharapkan, misalanya perasaan seseorang pada saat mengalami keberhasilan atau
saat mengalami dengan kebanggaan satu perasaan adalah kompetensi pada diri sendiri
dan perasaan yang kompeten dalam menghadapi tantangan dalam hidup. Hal ini
membantu individu untuk menjadi percaya diri untuk menghadapi kehidupan mereka
nanti. Individu yang tidak memiliki rasa kompetensi pribadi akan merasa sangat tidak
berdaya.
5. Perasaan berharga (Feeling of Worth) Perasaan dimana individu merasa dirinya
berharga atau tidak, perasaan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa yang

5
Sapta Rini Widyawati dan Nike ketut wartini, “Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy Dan Keterlibatan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Dwi Fajar Semesta Denpasar”, Forum Manajemen, Volume
16, Nomor 2, Tahun 2018,hal.55-56.
lalu. Perasaan yang dimiliki individu sering kali ditampilkan dan berasal dari
pernyataan yang sifatya pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain sebagainya.

“Sapariyah (2008), menyatakan Self esteem ditinjau dari kondisinya dibedakan dalam dua
kondisi yaitu kuat (strong) dan lemah (weak). Orang yang mempunyai Self esteem yang kuat
akan mampu membina relasi yang lebih baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan dan
menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil. Sebaiknya individu yang memiliki self esteem
yang lemah memiliki citra diri negatif dan konsep diri yang buruk. Semuanya akan menjadi
penghalang kemampuannya sendiri dalam membentuk satu hubungan antar individu agar
nyaman dan baik untuk dirinya.

Bahkan seringkali menghukum dirinya sendiri atas ketidakmampuannya dan terlarut


dalam penyesalan. Penghargaan diri yang rendah juga akan memicu seseorang untuk melakukan
dua sikap ekstrim yang merugikan yaitu sikap pasif dan agresif. Sikap pasif yaitu sikap yang
tidak tegas dalam melakukan berbagai tindakan akibat adanya rasa takut membuat orang lain
tersinggung, merasa diperintah atau digurui yang membuat diri menjadi benci dan merasa
dikucilkan. Sikap agresif dalam hal ini yaitu memaksakan gagasan, tidak mau menerima
masukan dari orang lain dan cenderung mengundang perdebatan daripada menyelesaikan
masalah, padahal sikap menentang dan mengabaikan ide-ide orang lain berarti menghambat
tercapainya keputusan yang tepat dan akurat.”6

B. Aspek-Aspek Self Esteem


Menurut Rosenberg (Tafarodi & Milne, 2002), terdapat beberapa aspek mengenai self esteem,
yaitu:
a. Self Competence Aspek ini merupakan penilaian terhadap diri sendiri yang menganggap dirinya
mampu, memiliki potensi, efektif dan dapat dikontrol serta diandalkan. Self competence
merupakan hasil dari keberhasilan memanipulasi lingkungan fisik maupun sosial yang
berhubungan dengan realisasi pencapaian tujuan. Seorang individu yang memiliki self
competence yang positif akan cenderung merasa memiliki kemampuan yang baik dan merasa
puas dengan kemampuan diri sendiri.

6
Samuel Navian Kilapong, “Kepemimpinan Tranfermasional Self Efficacy, Self Esteem Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Tropica Cocoprima Manado” Jurnal EMBA 141 Vol.1 No.4 Desember 2013,hal.143.
b. Self Liking Aspek ini merupakan perasaan berharga individu akan dirinya sendiri dalam
lingkungan sosial, apakah dirinya merupakan seorang yang baik atau seorang yang buruk. Hal ini
mengacu pada penilaian sosial individu dalam menetapkan dirinya sendiri, terlepas dari
bagaimana individu tersebut berpikir mengenai orang lain melihat dirinya.

Selain itu, Heatherton dan Polivy (1991) mengatakan bahwa terdapat beberapa aspek mengenai self
esteem, yaitu:

a. Performance Self Esteem Aspek ini berhubungan dengan kompetensi umum individu meliputi
kemampuan intelektual, prestasi akademik, kapasitas diri, percaya diri, self-efficacy dan self-
agency.
b. Social Self Esteem Aspek ini berhubungan dengan bagaimana seorang individu mempercayai
pandangan orang lain menurut mereka. Apabila orang lain terutama masyarakat menghargai
mereka maka akan memiliki social self esteem yang tinggi. Individu dengan social self esteem
yang rendah akan merasakan kecemasan ketika berada di publik dan akan sangat khawatir
mengenai image mereka dan bagaimana orang lain memandang mereka.
c. Physical Appearance Self Esteem Aspek ini berhubungan dengan bagaimana individu melihat
fisik mereka meliputi skills, penampilan menarik, dan body image.
Aspek-aspek dari self-esteem diungkapkan oleh Coopersmith (1967), yaitu power (kekuatan),
significance (keberartian), virtue (kebajikan), dan competence (kompetensi).

Anda mungkin juga menyukai