“INTEGRASI NASIONAL”
DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018 / 2019
Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun
wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini
juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang
melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga
dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Makna integrasi nasional integrasi nasional berasal dari kata integrasi yang artinya
menyatu dan nasional yang berarti kebangsaan integrasi nasional berarti penyatuan bagian-
bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau
memadukan masyarakat- masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Tentang integrasi, myron weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu :
o Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan
dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang yang lebih sempit.
o Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
o Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok
elit dan massa.
o Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.
o Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi
mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan definisi tersebut, myron weiner membedakan lima tipe integrasi nasional,
integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit massa, dan integrasi tingkah laku (tindakan
integratif). Integrasi merupakan upaya menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi satu bangsa.
Howard Wriggins (1996) menyebut adanya pendekatan atau cara bagaimana para
pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya
disebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu bangsa yaitu :
1) Adanya ancaman dari luar
2) Gaya politik kepemimpinan
3) Kekuatan lembaga-lembaga politik
4) Ideologi nasional
5) Kesempatan pembangunan ekonomi
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi
apabila:
1. Masyarakat dapat menentukan dan menyepapakati nilai-nilai fundamental yang dapat
dijadikan rujukan bersama
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting loyality”
3. Masyarakat berada saling ketergantungan diantara unit-unit sosial yang terhimpun di
dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
Macam-macam integrasi
a. Integrasi kebudayaan
b. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling berbeda
dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi
masyarakat
c. Integrasi nasional Proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan di masyarakat secara nasional sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut:
2. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
3. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
4. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
5. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
6. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
1. Ancaman militer => ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta terorganisir
dan sangat berbahaya. Bentuk ancaman militer :
o perang saudara
o agresi wilayah
o 3.sabotase untuk merusak instalasi militer
o pemberontakan militer
o pelanggaran wilayah oleh negara lain
2. Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa. Bentuk ancaman nonmiliter :
o penyalahgunaan narkoba
o korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
o perusakan lingkungan
o kemiskinan
o kebodohan
o lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa
Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri dan dari
luar negeri
1. Ancaman dari dalam negeri berupa :
o kerusuhan
o pemaksaan kehendak
o pemberontakan bersenjata
o keinginan untuk mengubah ideologi
2. Ancaman dari luar negeri berupa :
o penguasaan wilayah indonesia
o pencurian kelayaan alam
o penyelundupan barang
o masuknya pesawat asing ke wilayah indonesia
Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan dari
negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga keberadaan dan
penguatan lembaga-lembaga integrative seperti sistem pendidikan nasional, birokrasi sipil dan
militer, partai-partai politik (ideology nasionalisme yang dapat menjembatani perbedaan etnik
yang tajam, Sedangkan partai etnik tidak berhasil) harus tetap dilaksanakan dengan mengngat
bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita yang majemuk.
Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui state building dilandasi oleh pemikiran
seorang ilmuwan Benedict Anderson, yang menganggap nasionalisme sebagai ideologi yang
membentuk suatu masyarakat imajiner (imagined communities). Dalam masyarakat imajiner
menjadi masyarakat riil juga membuktikan kebenaran teori Geertz tentang perlunya lembaga-
lembaga pemersatu, sehingga ketika pencetus ideology nasionalisme para founding father sudah
meninggal, negara bangsa masih tetap bertahan dan tidak terjadi disintegrasi. Uraian secara
singkat tentang lembaga pemersatu yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :
2. Partai Politik.
Lembaga partai politik di Indonesia merupakan perwujudan dari ideology nasionalisme yang
paling berhasil. Ideologi nasionalisme yang dibawakan oleh Partai Politik di Indonesia cukup
berhasil, partai politik yang berideologi nasionalisme dapat menjembatani perbedaan etnik yang
tajam, ini dapat dibuktikan oleh sejarah bahwa partai politik yang berazaskan etnik boleh
dikatakan kurang berhasil bahkan gagal total. sebagai contoh pada Pemilu 1999 Partai Tionghoa
Indonesia gagal dibandingkan partai Bhineka Tunggal Ika yang keduanya berorientasi etnik
Tionghoa, dimana partai Bhineka Tunggal Ika yang majemuk berhasil memperoleh satu kursi di
DPR. Sedangkan pada Pemilu tahun 1955 yang agak berhasil hanya Partai Persatuan Dayak di
Kalimantan Barat Sedangkan Partai etnik lainnya di Jawa Barat gagal memperoleh kursi di
DPRD maupun DPR.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan sistem
Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan sistem proposional,
sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai politik mampu menjadi alat
integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang minoritas. Kita juga dapat memetik
pelajaran dan pengalaman kisah sukses PAP di Singapura menunjukkan keberhasilan kebijakan
rekrutmen dari Lee Kuan Yew dalam mengakomodir ketiga etnik yang ada di luar etnik
mayoritas Tionghoa yakni etnik Melayu, India dan Indo (Eurasian). Bagaimana dengan Pemilu
2009 nanti ?
Integrasi nasional memiliki dua dimensi yaitu vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal dari
integrasi nasional berkenaan dengan upaya menyatukan kalangan elit dan massa atau antara
pemerintah dengan rakyat. Integrasi ini sering disebut sebagai “integrasi politik”. Sedangkan
dalam dimensi horizontal, integrasi nasional berkenaan dengan upaya menyatukan perbedaan
yang ada di dalam masyarakat seperti tempat tinggal, suku, agama, ras, dan perbedaan lainnya.
Integrasi ini disebut juga “integrasi teritorial”.
Salah satu contoh kasus permasalahan integrasi nasional dalam dimensi vertikal yang pernah
terjadi di Indonesia yaitu konflik Aceh di mana timbul pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM). Konflik Aceh dipicu oleh beberapa faktor, namun yang paling menonjol yaitu tentang
kekecewaan rakyat Aceh terhadap pemerintah pusat. Pada tanggal 26 Mei 1959, Aceh pernah
diberi otonomi yang luas terutama dalam bidang agama, adat, dan pendidikan. Namun, sejak
diberlakukannya UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan UU No.
5 Tahun 1979 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Desa, Orde Baru membuat penyeragaman di
seluruh daerah tanpa memperhatikan nilai-nilai lokal. Hal ini membuat status keistimewaan
Aceh terhapuskan. Selain hal tersebut, masyarakat Aceh juga pernah merasa sumber daya
alamnya tereksploitasi namun wilayahnya tidak mengalami kemajuan yang signifikan. Saat itu
terdapat pabrik LNG dan pupuk Iskandar Muda yang mampu memberikan keuntungan besar
bagi negara, namun hasilnya lebih banyak diperuntukkan untuk pembangunan Jakarta daripada
Aceh sendiri. Intinya, Aceh ingin dieksklusifkan sesuai dengan kualitas wilayah mereka dan
kalau bisa sampai menjadi negara yang merdeka. Hal ini yang memicu pemberontakan di Aceh.
Namun, pemberontakan tersebut dapat teratasi hingga saat ini dan Aceh tetap berstatus
sebagai salah satu provinsi di Indonesia.
Contoh kasus integrasi nasional dalam dimensi horizontal yaitu konflik di Sampit di mana terjadi
kesenjangan antara suku Dayak asli dengan suku Madura yang tinggal di sana. Konflik yang
terjadi timbul karena permasalahan-permasalahan umum namun “dari suku apa pembuat
masalah berasal” juga diperhitungkan sehingga permasalahan bukan hanya secara personal
namun sampai mengikutsertakan suku. Sebagai contohnya yaitu kasus pencurian ayam oleh
seorang dari suku Madura yang tertangkap dan dianiaya oleh warga suku Melayu. Kemudian hal
itu berkembang dengan penyerangan warga suku Madura pada warga suku Melayu. Setelah itu,
suku Melayu dibantu dengan suku Dayak menyerang suku Madura. Sejak saat itu, terjadilah
konflik-konflik yang memanas antara suku Dayak dan Madura.
Meskipun rakyat Indonesia memiliki permasalahan terkait integrasi nasional, kita semua harus
tetap menjunjung semboyan kita yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun
tetap satu jua. Perbedaan yang ada jangan diartikan sebagai penghambat persatuan, namun
dapat diartikan sebagai sumber kekayaan yang dapat dijadikan sebagai keunggulan negara kita.
Lalu sekarang apakah semboyan Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 masih dapat mengatasi
permasalahan integrasi nasional? Menurut saya ya masih bisa saja, mengapa tidak? Tergantung
individunya mau menurut atau tidak. Secara realita kita memang beragam, mau bersatu atau
tidak tergantung sikap individu itu sendiri, mau melanggar UUD 1945 dengan menciptakan
kerusuhan atau tidak juga tergantung individu itu sendiri. Yang jelas, seluruh bangsa Indonesia
bernaung dalam aturan hukum yang sama. Siapa yang berbuat kesalahan akan dihukum
berdasarkan pasal yang dilanggar dalam undang-undang yang ada. Sejauh ini, Indonesia masih
tetap utuh (kecuali Timor Timur sudah lepas). Setelah lepasnya Timor Timur, belum ada provinsi
yang menjadi sebuah negara baru sendiri. Menurut saya, timbulnya konflik dalam integrasi
nasional bersumber dari pemahaman-pemahaman tertentu yang bersifat provokatif. Oleh
karena itu, penting sekali menanamkan pendidikan karakter pada generasi muda bangsa
Indonesia. Terkait dalam hal itu, hendaknya pemerintah lebih menggencarkan pemerataan
pendidikan beserta penanaman nilai-nilai yang sesuai dengan bangsa Indonesia. Contohnya
melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang menarik dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.
Jangan sampai generasi kita ke depan tidak memahami pentingnya integrasi nasional.
Sebenarnya, tidak hanya pemerataan di bidang pendidikan saja yang harus dioptimalkan,
namun pemerataan pembangunan di seluruh bidang juga harus dilakukan agar seluruh wilayah
di Indonesia dapat mencapai kesetaraan kesejahteraan sehingga tidak ada lagi kecemburuan
seperti penduduk Jawa dan di luar Jawa.
Jadi, menurut kelompok kami integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan
masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau
dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat
penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.
Integrasi nasional merupakan suatu proses yang harus dibina dan ditingkatkan. diketahui
bahwa integrasi nasional dapat diciptakan melalui kesadaran dari segala ancaman, kemampuan
dalam mengakomondasi aspirasi rakyat, dan kemampuan penyelenggaraan politik
desentralisasi dalam pemerintahan.
2. Efektivitas lembaga legislatif, saling melengkapi antara infrastruktur dan suprastruktur politik
3. Politik desentralisasi, pemberian kesempatan pada masyarakat lokal untuk mengatur masalh
masalah tertentu antara kepentingan nasional dan kebutuhan masyarakat
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaragaman suku, budaya dan agama. Oleh sebab itu,
adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih
memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak
terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik
bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas
wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti
pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik
tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus
dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya
bhinneka tunggal ika.
Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui
dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain
menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia
harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang
berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.
Dan kelompok kami menyarankan agar kita sebagai warga negara Indonesia mengetahui apa itu
integrasi nasional serta berbagai faktor yang mempengaruhi dan pentingnya integrasi nasional
bagi bangsa Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa
Indonesia, diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan
proses pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya
keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/integritas
http://id.wikipedia.org/wiki/nasional