Anda di halaman 1dari 2

Mendengarkan adalah hal yang berbeda dengan mendengar, mungkin banyak orang tidak

mengetahuinya. Mendengarkan berarti menyimak dan merespon apa yang dibicarakan orang
lain, tidak hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Dan, kebanyakan orang tidak
mendengarkan dengan tujuan untuk memahami, melainkan mereka mendengarkan dengan
intensi membalas ucapan lawan bicara. Mendengarkan dengan baik butuh konsentrasi dan waktu
yang tepat. Kapan dan bagaimana cara untuk mendengarkan dengan baik?

Biasanya seseorang dapat mendengarkan sesuatu dengan baik saat ia memang tertarik pada topik
pembicaraan dan juga pada kondisi yang kondusif. Banyak momen dimana kita harus fokus
mendengarkan, contohnya saat pembelajaran di kelas, saat ujian listening pada pelajaran Bahasa
Inggris, ataupun saat teman kita mencurahkan isi hatinya pada kita. Faktor terbesar untuk bisa
mendengarkan dengan baik tentunya adalah diri kita sendiri. Pertama, niatkan untuk bisa fokus
menangkap isi dari pembicaraan yang disampaikan. Kedua, setidaknya catat hal-hal penting yang
dibicarakan, untuk situasi mendengarkan dalam waktu Panjang seperti pada saat seminar atau
belajar di kelas. Ketiga, berusaha untuk mendengarkan sambil melihat atau menatap lawan
bicara, agar lebih fokus. Keempat, coba libatkan perasaan agar bisa lebih empati atau relate
dengan apa yang dibicarakan. Kelima, jika pembicaraan non formal coba untuk sambil memakan
meminum makanan favorit untuk menaikkan mood.
Atmosfer saat kita mendengarkan, seperti suasana dan tempat pun mempengaruhi kondusifitas
mendengarkan. Terkadang sulit untuk seseorang untuk mendengar dalam keadaan bising,
suasana tidak nyaman seperti kurang pencahayaan atau panas, apalagi saat keadaan hati
memaksakan untuk mendengarkan, karena menghargai pembicara maupun demi kepentingan dan
profesionalitas. Jika dalam kondisi yang baik dan obrolan mengenai hal yang disukai pasti kita
dapat mendengarkan dengan baik sekaligus memberi respon yang maksimal, apalagi dengan
teman sebaya karena gaya bicara yang nonformal atau pun mungkin menggunakan Bahasa
daerah. Waktu saat mendengarkan pun bisa menjadi faktor seberapa kondusif kita bisa
mendengarkan suatu pembicaraan, menurut beberapa ahli waktu yang ideal untuk pembicaraan
serius adalah malam hari setelah makan malam.
Distraksi atau gangguan dalam mendengarkan sangat sering terjadi karena kebisingan, karena
indra pendengaran terganggu dan terpecah konsentrasi dengan suara lain, ini adalah hal yang
fatal, karena pada umumnya manusia tidak dapat mendengar dua suara dengan baik apalagi
mendengarkan pembicaraan lawan bicara dengan banyak distraksi suara di sekitar kita. Satu-
satunya hal yang bisa dilakukan adalah menghindari distraksi tersebut atau memberhentikan
pembicaraan sementara selagi kondisi tidak memungkinkan. Miss communication sering terjadi
saat kondisi tidak memungkinkan seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, ini adalah hal
yang harus dihindari dalam komunikasi, terlebih apalagi jika miss communication menyebabkan
kesalahpahaman.
Budaya Indonesia yang juga mencerminkan warganya yang ramah dengan suara yang halus dan
mimik muka yang ceria saat berkomunikasi, menjadikan kewajiban juga untuk kita
mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari sebagai etika saat berkomunikasi, karena
saat mendengarkan kita cenderung lebih banyak diam dan merespon dengan mimik muka atau
satu dua kata saja.
Jangan sepelekan etika dan kemampuan mendengarkan karena ini merupakan hal yang penting
dalam diri manusia sebagai makhluk sosial, dimana hampir setiap hari kita melakukan
komunikasi termasuk mendengarkan. Coba untuk memahami dan juga menanggapi dengan baik
topik yang dibicarakan saat jadi pendengar, tahan untuk memotong pembicara karena dapat
mengurangi kondusifitas komunikasi, jadilah pendengar yang baik.

Anda mungkin juga menyukai