Anda di halaman 1dari 9

MENGAPA TIDAK TERAMPIL DALAM MENDENGAR?

Tidak dapat dikatakan seseorang terampil dalam mendengar apabila :


1. Sering menginterupsi pembicaraan
2. Sering membuat kesimpulan dengan cepat
3. Sering menyelesaikan kalimat yang orang lain belum menyelesaikan
4. Merubah subjek pembicaraan tiba tiba
5. Memutuskan sesuatu sebelum mendengar semuanya
6. Memberi perhatian setengah-setengah
7. Tidak memberi respon
8. Suka tidak sabar
9. Suka membela diri
10. Kerap memikirkan apa yang ingin disampaikan ketika orang lain berbicara

ALASAN TIDAK TERAMPIL DALAM MENDENGAR?


1. Sibuk dengan diri sendiri
2. Sibuk dengan masalah masalah eksternal
3. Faktor sang komunikator
4. Mendengarkan apa yang diharapkan
5. Latar belakang, Bahasa, Sikap, Waktu dan Lingkunga

Apakah Anda pendengar yang terampil? Berikut adalah hal-hal untuk menilainya.

1. Saya teratur membuat kontak mata


2. Saya bertanya untuk klarifikasi
3. Saya menunjukkan perhatian dengan merasakan emosi
4. Saya menyatakan kembali atau paraphrase beberapa kata pembicara untuk
mengklarifikasi pemahaman saya
5. Saya ingin mengerti dulu, baru kemudian dimengerti
6. Emosi saya terkontrol dan seimbang
7. Saya menunjukkan reaksi non-verbal seperti tersenyum, mengangguk,
mengangkat alis pada waktu yang sesuai
8. Saya memerhatikan dengan seksama dan mencegah pikiran saya ngelantur
ke mana-mana
9. Saya bereaksi sesuai dengan apa yang saya dengar
10. Saya tetap pada subjek pembicaraan

Memiliki banyak sikap atau kebiasaan dalam daftar di bawah, maka Anda tampaknya
belum menjadi pendengar yang terampil.

1. Sering menginterupsi pembicaraan.

2. Sering membuat kesimpulan cepat.


3. Sering menyelesaikan kalimat yang orang lain belum selesai menyelesaikan.

4. Merubah subjek pembicaraan tiba-tiba.

5. Memutuskan sesuatu sebelum mendengar semuanya.

6. Memberi perhatian setengah-setengah.

7. Tidak memberi respon, hanya diam.

8. Suka tidak sabar.

9. Suka difensif, membela diri.

10. Kerap memikirkan apa yang ingin saya sampaikan ketika orang lain bicara.

Berikut adalah hambatan-hambatan apa saja yang ditemui dalam


proses mendengar, (Maulana & Gumelar, 2013)

Preoccupation. Sebuah situasi di mana seseorang tengah sibuk dengan


urusan lain yang tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan.

Preconceived Ideas. Adanya berbagai ide atau pemahaman yang telah


mendominasi pemikiran seseorang, sehingga sering terjadi penolakan
berbagai gagasan baru.

Talking too much. Adanya dominasi untuk terus berbicara daripada


mendengarkan. Hal ini tentu tidak baik karena orang lain akan merasa tidak
dihargai untuk didengar.

Thinking of Responses. Tidak terjalinnya kesinambungan dalam memberi


respon atau terlalu banyak berpikir untuk memberi respon daripada
mendengarkan.

Lack of Interest. Setiap individu cenderung mendengar hanya hal-hal yang


dianggap menarik. Apabila hal yang didengar tidak menarik, maka akan
diabaikan. Padahal, hal yang tidak menarik tersebut bisa merupakan sebuah
informasi baru yang penting.
Cara Mengatasi Hambatan Listening

Beberapa cara mengatasi hambatan dalam mendengarkan: (Goodall, Goodall &


Schiefelbein, 2010)

Jika memungkinkan, cari tempat yang lebih tenang agar tidak banyak noise
saat proses mendengarkan berlangsung.

Tempat sangat berpengaruh dalam proses mendengarkan. Semakin nyaman


tempat-nya, maka semakin nyaman pula proses mendengarkan. Tempat yang
nyaman dapat meliputi suhu yang tepat, penerangan yang tepat, dan tempat
yang berganti-ganti agar tidak kebosanan.

Beri perhatian sepenuhnya. Jangan melakukan aktvitas lain ketika sedang


mendengarkan orang lain.

Katakan sejujurnya apabila kita sedang berada di situasi yang kurang tepat
untuk mendengarkan. “Sekarang adalah waktu yang kurang tepat untuk kita
berbicara. Saya sangat terganggu sekali dan tidak akan bisa memberikan
perhatian penuh kepada Anda. Bisakah kita mengatur waktu lain untuk
berbicara lagi?” Kalimat tersebut dapat diucapkan ketika kita tengah sibuk
melakukan aktivitas lain dan ada orang yang menghampiri kita untuk
mendengarkannya.

Mendengar adalah ketrampilan yang sangat penting, tetapi pada umumnya kita
memiliki kemampuan yang buruk di hal tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi
hambatan ketika kita sedang mendengar. Apa saja hambatan-hambatan tersebut?

Hambatan Mendengar

1. Sibuk dengan diri sendiri

Tanpa kita sadari, kita sering tidak menghargai orang yang sedang menjadi lawan
bicara kita. Kita sibuk saja dengan diri kita sendiri. Melamun, asyik berdandan, asyik
dengan gadget, hingga pandangan mata yang justru melihat sekitar menjadi hal-hal
umum ynag membuat proses mendengar tidak efektif. Apa yang menjadi
pembicaraan hilang begitu saja.

2. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal

Ketika sedang mendengar, seringkah kita justru tidak fokus dan sibuk dengan
masalah-masalah eksternal? Kita tidak mencurahkan seluruh rasa fokus kita ke lawan
bicara kita. Kita malah memikirkan masalah yang sedang kita alami dengan orang
lain, kita malah asyik nonton tv, kita malah asyik sibuk dengan barang-barang
disekitar kita.

3. Faktor sang komunikator

Kita sering terjebak dalam situasi ini. Kita melihat siapa orang yang menjadi lawan
bicara kita. Perhatian Ketika orang itu adalah orang yang lebih muda atau bahkan
memiliki memiliki tingkat pendidikan di bawah kita, bagaimana reaksi kita ketika
mendengar mereka? Coba kita bandingkan ketika kita sedang memperhatikan orang
yang lebih tua atau memiliki pendidikan di atas kita. Adakah perbedaan? Seperti
halnya seorang kiper. Ia tidak akan memperhatikan siapa yang menedang, Ia hanya
akan fokus dan memperhatikan ke mana arah bola agar tidak kebobolan. Karena,
yang menjadi perhatian kita adalah apa yang dibicarakannya, bukan siapa yang
berbicara!

4. Mendengarkan apa yang diharapkan

Seringkali kita justru tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh komunikator
melainkan mendengarkan apa yang kita ingin dengarkan. Mendengar adalah proses
utuh dari “A” sampai “Z”. Tetapi kita justru sering mendengar hanya sampai “M” ,
sok tau, dan mengambil kesimpulan sendiri apa saja huruf-huruf berikutnya dan ke
mana arah pembicaraan.

5. Latar belakang, Bahasa, Sikap, Waktu, dan Lingkungan

Faktor hambatan ke 5 ini juga sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika
sedang menjalin komunikasi dengan orang lain, kita juga perlu memahami latar
belakang dan lingkungan orang tersebut. Tidak bisa kita menyamaratakan sikap kita
ketika sedang berkomunikasi dengan seorang bos dan seorang pengamen. Tidak bisa
kita menyamaratakan sikap kita ketika sedang berkomunikasi dengan seorang
pemuka agama dan seorang napi. Termasuk juga bahasa yang kita gunakan. Pahami
dan rasa mengerti yang tinggi kita perlukan ketika sedang menjalin pembicaraan.
Ketika orang yang kita ajak bicara adalah seorang Jawa, maka kita perlu
menyesuaikan diri. Ketika lawan bicara kita adalah seorang Batak, maka kita perlu
menyesuaikan diri. Rasa ego yang tinggi hanya akan membuat komunikasi menjadi
tidak efektif.

Hambatan, apapun bentuknya, pasti ingin dihindari dan itu dapat kita lakukan
dengan stay focus ketika sedang mendengar orang lain berbicara. Ketika
mendengar, 1+1 tidak selamanya 2. 2+2 tidak selamanya 4. Berpikir terbuka dan
mendengar untuk memahami.
Karena berkomunikasi pada hakikatnya bukan hanya menyampaikan pesan
namun lebih kepada memahami tanggapan terhadap pesan diberikan.

Jenis Mendengar Secara Aktif Dan Efektif.

1. Mendengar Evaluatif

Mendengar evaluatif adalah kegiatan mendengar sambil melakukan evaluasi


terhadap kata-kata yang diucapkan pembicara. Kemudian hasil evaluasi tersebut
disampaikan kembali kepada pembicara dalam berbagai bentuk seperti penolakan,
persetujuan, dan lain-lain.

2. Mendengar Proyektif

Adalah memproyeksikan diri pendengar ke alam pikiran pembicara merupakan cara


mendengar secara proyektif. Pendengar berusaha memahami pandangan pembicara
dan memahami setiap arti kata sampai pembicaraan selesai.

Cara untuk menjadi pendengar yang aktif dan efektif :

1. Mendengar penuh konsentrasi

2. Menangkap pesan-pesan yang penting atau inti pembicaraannya

3. Mencatat hal yang dirasakan penting

Proses Mendengarkan Terdiri Dari Beberapa Tahapan :

1. Receiving atau Menerima

Proses mendengarkan diawali dengan menerima pesan dari komunikator baik


berupa pesan verbal maupun nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa isyarat, dan
lain lain. Pada tahap menerima pesan sebaiknya anda memperhatikan hal berikut ini:

 Perhatian fokus pada pengirim pesan baik terhadap hal apa saja yang
disampaikan maupun yang tidak disampaikan
 Lingkungan yang sesuai dan memadai
 Perhatian penuh pada komunikator agar apa yang disampaikan sesuai
dengan topik yang sedang dibicarakan
 Mengutamakan penerima pesan atau komunikan sebagai pendengar dan
menghindari interupsi

2. Understanding atau memahami


Memahami adalah tahapan dimana penerima pesan berusaha mengerti serta
memahami apa yang disampaikan komunikator baik pikiran komunikator maupun
intonasi yang mewakili emosi komunikator. Pada tahap ini sebaiknya:

 Menghubungkan antara fakta di lapangan dengan informasi terbaru yang


disampaikan oleh komunikator
 Memahami inti pesan yang disampaikan komunikator. Namun tidak
menyimpulkan terlebih dahulu sebelum komunikator menyampaikan seluruh
pesan hingga selesai.
 Jika diperlukan, anda bisa tanyakan contoh nyata berdasarkan pesan ataupun
pernyataan yang disampaikan komunikator sekaligus untuk melakukan
klarifikasi.
 Anda dapat menerjemahkan apa yang disampaikan komunikator menjadi
bahasa sendiri agar anda lebih mudah memahami pesan tersebut.

3. Remembering atau Mengingat

Pada tahapan proses mendengar, dibutuhkan ingatan agar pesan yang disampaikan
dapat diingat dengan baik. Ingatan yang baik sangat berguna agar pesan yang
diterima sesuai dengan yang disampaikan sehingga tidak menimbulkan ambigu
ataupun kerancuan. Misalnya, ingatan tentang alamat rumah, janji bertemu, arah
jalan, dan lain sebagainya. Pada tahapan mengingat, diperlukan adanya:

 Identifikasi sumber ide serta referensi yang mendukung


 Ringkasan secara singkat namun tidak menghilangkan inti bagian yang
penting agar mudah diingat
 Pengulangan nama ataupun kata kunci yang jelas agar anda mudah untuk
mengingatnya

4. Evaluating atau Evaluasi

Tahapan selanjutnya adalah evaluasi yang terdiri dari pengambilan kesimpulan.


Tahap evaluasi merupakan tahap agar pesan yang disampaikan komunikator sesuai
dengan fakta yang terjadi di lapangan. Pada tahap ini, terdapat beberapa hal yang
bisa anda perhatikan:

 Supaya anda lebih memahami sudut pandang pembicara, cobalah untuk


menentang evaluasi anda serta memberikan evaluasi jika anda telah paham
pesan yang disampaikan pembicara.
 Asumsikan bahwa pembicara adalah orang yang berniat baik. sehingga apa
yang disampaikan akan bermanfaat bagi pendengar
 Antara fakta dan opini pembicara dibedakan.
 Identifikasi sikap pembicara yang memiliki kecenderungan pada salah satu
hal.
5. Responding atau Menanggapi

Tahapan yang terakhir dari proses mendengar dalam komunikasi interpersonal


adalah menanggapi atau merespon. Tahap ini terdiri dari dua macam yaitu respon
yang diberikan pada saat komunikator sedang menyampaikan pesan dan respon
yang diberikan setelah pembicara menyampaikan keseluruhan pesan. Pada proses
komunikasi, memberikan umpan balik atau respon merupakan hal yang sangat
penting karena menentukan apakah proses komunikasi tersebut berjalan efektif
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pada saat merespon sebaiknya
anda mencoba untuk:

 Memberikan umpan balik sesuai dengan pesan yang disampaikan. Jangan


lupa juga untuk memberikan kesan jika anda telah mendengarkan dengan
cara memberi tanggapan meskipun sangat singkat seperti suara hmm, ya, he?
dan lain lain. Hal ini dapat membuat anda selain menjadi pendengar juga
menjadi pengendali komunikasi tersebut.
 Cobalah untuk memberikan ekspresi yang mendukung.
 Hal yang diinginkan oleh komunikator adalah ekspresi dan umpan balik yang
apa adanya, sehingga berusahalah untuk jujur.
 Respon yang anda berikan adalah umpan balik dari diri anda sendiri bukan
respon yang ideal.

Peran penting mendengarkan dalam konunikasi bisnis :


1. Meniptakan komuunikasi yang efektif
2. Mengeti lawan pembiaraan
3. Meniptakan suasana nyaman
4. Mambantu diri untuk berempati
5. Menjaga dan mempererat hubungan baik

Hambatan mengapa tidak bisa mendengarkan secara efektif :


1. Anda mudah teralihkan oleh berbagai faktor
Ada banyak sekali gangguan yang membuat anda tidak bisa mendengarkan
dengan efektif. Misalnya saja lebih memperhatikan ponsel pintar daripada
orang yang sedang diajak bicara. Tidak hanya itu saja, anda bisa juga
teralihkan dengan memikirkan masalah lain dan merenung atau
semacamnya.
2. Anda terlalu banyak berbicara
Jika anda ingin membalas pembicaraan, maka sebaiknya tunggu
sampainlawan bicara sudah selesai menyampaikan pesan kepada anda. Cara
terbaik yang bisa mengatasi masalah ini :
 Membiarkan pihak lain untuk mengkomunikasikan seluruh pemikiran
mereka sebelum anda menanggapi.
 Tunggu sampai mereka menuntaskan semua pemikiran, meskipun
anda tidak setuju dengan pendapat yang diucapkan.
 Mencegah diri sendiri memonopoli percakapan dengan mengizinkan
orang lain berbicara terlebih dahulu.

3. Anda terlalu emosi saat mendengarkan


4. Lingkungan tidak mendukung
5. Anda tidak fokus saat mendengarkan orang lain

GAYA MENDENGAR

1. Gaya Mendorong
Keunggulannya :
 Memiliki banyak energy dan menyukai segala sesuatu.
 Dapat memotivasi banyak orang.
 Dalam tim, para pendorong selalu melihat “gambaran besar” dari
apapun.
 Sangat inventive, percaya diri dan idealis dalam mencapai tujuan.
 Dalam pertemuan, mereka selalu menghidupkan suasana dengan
guyonan dan mencetuskan banyak gagasan.
Kelemahannya :
 Tidak berbakat dalam menundak lanjuti.
 Suka meninggalkan beban kerja kepada orang yang menyukai jenis
pekerjaan itu.
 Cenderung berlebihan membuat janji, yang membuat mereka sering
terlambat.
 Banyak yang menganggap para pendorong sebagai orang yang besar
mulut.
 Terkadang tidak teratur.
Saran :
 Menurunkan nada bicara.
 Bersikap sabar.
 Berusaha memahami orang lain.
 Lebih bersikap logis dan realistis dalam menepati janji.
2. Gaya Mendukung
Keunggulan :
 Membantu membuat menjadi tim yang handal.
 Supel, spontan, dan menilai segala sesuatu apa adanya.
 Suka bekerja dalam kelompok dan membuat keputusan sesuai
mufakat.
 Merupakan para pendamai yang berusaha membuat setiap rekan
kerja nyaman dan senang.
Kelemahan :
 Tidak selalu menyatakan apa yang dipikirkan.
 Lebih suka menyesuaikan diri demi menyenangkan orang lain.
 Tidak berbakat dalam menyusun cita-cita pribadi, lebih suka
membantu orang lain mencapai cita-cita.
 Beroperasi berdasarkan perasaan bukan berdasarkan data.
 Cenderung membuang buang waktu Karen mereka sangat sosial dan
tidak mampu mengambil inisiatif untuk menyelesaikan pekerjaan.
Saran :
 Memperbanyak waktu untuk mendengar.
 Belajar bertindak cepat dan bertanggung jawab untuk memenuhi
komitmen anda.
 Belajar untuk berkata tidak.
 Belajar untuk lebih percaya diri dan menghadai pribadi yang lebih
dominan tanpa mengalah.

3. Gaya Mengatur
Keunggulan :
 Tidak ragu untuk membajak semua halangan, dan mengabaikan
semua dalih, asalkan semua pekerjaan selesai.
 Mengatasi masalah dengan realistis dan terang-terangan.
Kelemahan :
 Tidak rendah hati.
 Ego besar dan bermain untuk menang.
 Jarang memuji atau mengapresiasi orang lain.
 Terlalu kritis dan tidak peka.
Saran :
 Singkirkanlah gengsi untuk mengakui bahwa bayak orang yang
memiliki gagasan bagus.
 Sempatkanlah waktu untuk mendengarkan rekan kerja.
 Melenturkan gaya agar lebih dekat dengan siapapun.
4. Gaya Analitis
Kelebihan :
 Sangat logis.
 Rapi, sangat teratur, akurat, dan mereka menyukai profesi yang
membutuhkan kualitas.
 Merupakan pemecah masalah yang hebat.
 Lebih suka menghabiskan waktu dengan orang-orang yang
berpengetahuan dan berpengalaman.
 Selalu menepati janji dan tepat waktu.
 Dapat diandalkan dan sabar.
Kelemahan :
 Dengan banyaknya kualitas positif, sulit membayangkan sisi buruk dari
gaya ini.

Anda mungkin juga menyukai