Apakah Anda pendengar yang terampil? Berikut adalah hal-hal untuk menilainya.
Memiliki banyak sikap atau kebiasaan dalam daftar di bawah, maka Anda tampaknya
belum menjadi pendengar yang terampil.
10. Kerap memikirkan apa yang ingin saya sampaikan ketika orang lain bicara.
Jika memungkinkan, cari tempat yang lebih tenang agar tidak banyak noise
saat proses mendengarkan berlangsung.
Katakan sejujurnya apabila kita sedang berada di situasi yang kurang tepat
untuk mendengarkan. “Sekarang adalah waktu yang kurang tepat untuk kita
berbicara. Saya sangat terganggu sekali dan tidak akan bisa memberikan
perhatian penuh kepada Anda. Bisakah kita mengatur waktu lain untuk
berbicara lagi?” Kalimat tersebut dapat diucapkan ketika kita tengah sibuk
melakukan aktivitas lain dan ada orang yang menghampiri kita untuk
mendengarkannya.
Mendengar adalah ketrampilan yang sangat penting, tetapi pada umumnya kita
memiliki kemampuan yang buruk di hal tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi
hambatan ketika kita sedang mendengar. Apa saja hambatan-hambatan tersebut?
Hambatan Mendengar
Tanpa kita sadari, kita sering tidak menghargai orang yang sedang menjadi lawan
bicara kita. Kita sibuk saja dengan diri kita sendiri. Melamun, asyik berdandan, asyik
dengan gadget, hingga pandangan mata yang justru melihat sekitar menjadi hal-hal
umum ynag membuat proses mendengar tidak efektif. Apa yang menjadi
pembicaraan hilang begitu saja.
Ketika sedang mendengar, seringkah kita justru tidak fokus dan sibuk dengan
masalah-masalah eksternal? Kita tidak mencurahkan seluruh rasa fokus kita ke lawan
bicara kita. Kita malah memikirkan masalah yang sedang kita alami dengan orang
lain, kita malah asyik nonton tv, kita malah asyik sibuk dengan barang-barang
disekitar kita.
Kita sering terjebak dalam situasi ini. Kita melihat siapa orang yang menjadi lawan
bicara kita. Perhatian Ketika orang itu adalah orang yang lebih muda atau bahkan
memiliki memiliki tingkat pendidikan di bawah kita, bagaimana reaksi kita ketika
mendengar mereka? Coba kita bandingkan ketika kita sedang memperhatikan orang
yang lebih tua atau memiliki pendidikan di atas kita. Adakah perbedaan? Seperti
halnya seorang kiper. Ia tidak akan memperhatikan siapa yang menedang, Ia hanya
akan fokus dan memperhatikan ke mana arah bola agar tidak kebobolan. Karena,
yang menjadi perhatian kita adalah apa yang dibicarakannya, bukan siapa yang
berbicara!
Seringkali kita justru tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh komunikator
melainkan mendengarkan apa yang kita ingin dengarkan. Mendengar adalah proses
utuh dari “A” sampai “Z”. Tetapi kita justru sering mendengar hanya sampai “M” ,
sok tau, dan mengambil kesimpulan sendiri apa saja huruf-huruf berikutnya dan ke
mana arah pembicaraan.
Faktor hambatan ke 5 ini juga sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika
sedang menjalin komunikasi dengan orang lain, kita juga perlu memahami latar
belakang dan lingkungan orang tersebut. Tidak bisa kita menyamaratakan sikap kita
ketika sedang berkomunikasi dengan seorang bos dan seorang pengamen. Tidak bisa
kita menyamaratakan sikap kita ketika sedang berkomunikasi dengan seorang
pemuka agama dan seorang napi. Termasuk juga bahasa yang kita gunakan. Pahami
dan rasa mengerti yang tinggi kita perlukan ketika sedang menjalin pembicaraan.
Ketika orang yang kita ajak bicara adalah seorang Jawa, maka kita perlu
menyesuaikan diri. Ketika lawan bicara kita adalah seorang Batak, maka kita perlu
menyesuaikan diri. Rasa ego yang tinggi hanya akan membuat komunikasi menjadi
tidak efektif.
Hambatan, apapun bentuknya, pasti ingin dihindari dan itu dapat kita lakukan
dengan stay focus ketika sedang mendengar orang lain berbicara. Ketika
mendengar, 1+1 tidak selamanya 2. 2+2 tidak selamanya 4. Berpikir terbuka dan
mendengar untuk memahami.
Karena berkomunikasi pada hakikatnya bukan hanya menyampaikan pesan
namun lebih kepada memahami tanggapan terhadap pesan diberikan.
1. Mendengar Evaluatif
2. Mendengar Proyektif
Perhatian fokus pada pengirim pesan baik terhadap hal apa saja yang
disampaikan maupun yang tidak disampaikan
Lingkungan yang sesuai dan memadai
Perhatian penuh pada komunikator agar apa yang disampaikan sesuai
dengan topik yang sedang dibicarakan
Mengutamakan penerima pesan atau komunikan sebagai pendengar dan
menghindari interupsi
Pada tahapan proses mendengar, dibutuhkan ingatan agar pesan yang disampaikan
dapat diingat dengan baik. Ingatan yang baik sangat berguna agar pesan yang
diterima sesuai dengan yang disampaikan sehingga tidak menimbulkan ambigu
ataupun kerancuan. Misalnya, ingatan tentang alamat rumah, janji bertemu, arah
jalan, dan lain sebagainya. Pada tahapan mengingat, diperlukan adanya:
GAYA MENDENGAR
1. Gaya Mendorong
Keunggulannya :
Memiliki banyak energy dan menyukai segala sesuatu.
Dapat memotivasi banyak orang.
Dalam tim, para pendorong selalu melihat “gambaran besar” dari
apapun.
Sangat inventive, percaya diri dan idealis dalam mencapai tujuan.
Dalam pertemuan, mereka selalu menghidupkan suasana dengan
guyonan dan mencetuskan banyak gagasan.
Kelemahannya :
Tidak berbakat dalam menundak lanjuti.
Suka meninggalkan beban kerja kepada orang yang menyukai jenis
pekerjaan itu.
Cenderung berlebihan membuat janji, yang membuat mereka sering
terlambat.
Banyak yang menganggap para pendorong sebagai orang yang besar
mulut.
Terkadang tidak teratur.
Saran :
Menurunkan nada bicara.
Bersikap sabar.
Berusaha memahami orang lain.
Lebih bersikap logis dan realistis dalam menepati janji.
2. Gaya Mendukung
Keunggulan :
Membantu membuat menjadi tim yang handal.
Supel, spontan, dan menilai segala sesuatu apa adanya.
Suka bekerja dalam kelompok dan membuat keputusan sesuai
mufakat.
Merupakan para pendamai yang berusaha membuat setiap rekan
kerja nyaman dan senang.
Kelemahan :
Tidak selalu menyatakan apa yang dipikirkan.
Lebih suka menyesuaikan diri demi menyenangkan orang lain.
Tidak berbakat dalam menyusun cita-cita pribadi, lebih suka
membantu orang lain mencapai cita-cita.
Beroperasi berdasarkan perasaan bukan berdasarkan data.
Cenderung membuang buang waktu Karen mereka sangat sosial dan
tidak mampu mengambil inisiatif untuk menyelesaikan pekerjaan.
Saran :
Memperbanyak waktu untuk mendengar.
Belajar bertindak cepat dan bertanggung jawab untuk memenuhi
komitmen anda.
Belajar untuk berkata tidak.
Belajar untuk lebih percaya diri dan menghadai pribadi yang lebih
dominan tanpa mengalah.
3. Gaya Mengatur
Keunggulan :
Tidak ragu untuk membajak semua halangan, dan mengabaikan
semua dalih, asalkan semua pekerjaan selesai.
Mengatasi masalah dengan realistis dan terang-terangan.
Kelemahan :
Tidak rendah hati.
Ego besar dan bermain untuk menang.
Jarang memuji atau mengapresiasi orang lain.
Terlalu kritis dan tidak peka.
Saran :
Singkirkanlah gengsi untuk mengakui bahwa bayak orang yang
memiliki gagasan bagus.
Sempatkanlah waktu untuk mendengarkan rekan kerja.
Melenturkan gaya agar lebih dekat dengan siapapun.
4. Gaya Analitis
Kelebihan :
Sangat logis.
Rapi, sangat teratur, akurat, dan mereka menyukai profesi yang
membutuhkan kualitas.
Merupakan pemecah masalah yang hebat.
Lebih suka menghabiskan waktu dengan orang-orang yang
berpengetahuan dan berpengalaman.
Selalu menepati janji dan tepat waktu.
Dapat diandalkan dan sabar.
Kelemahan :
Dengan banyaknya kualitas positif, sulit membayangkan sisi buruk dari
gaya ini.