Anda di halaman 1dari 9

MENDENGARKAN

AKTIF

Oleh :
Rahayu Hardianti Utami, S.Psi., M.Psi., Psikolog/ Penanggung Jawab Topik
Email : rahayuhardianti@fip.unp.ac.id

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinka dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari Penulis dan Universitas Negeri Padang.
A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep mendengarkan aktif,
mendengar untuk memahami, dan hambatan dalam mendengarkan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Mahasiswa mampu menjelaskan tentang mendengarkan aktif pada
komunikasi sehari-hari dan untuk dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari.Pokok – Pokok Materi

C. Uraian Materi

1. Konsep “Mendengarkan Aktif”

The International Listening Association (ILA; 2012) mendefiniskan mendengar


adalah, “Proses menerima, mengonstruksikan makna, dan berespon kepada
orang yang berbicara dan pesan nonverbal yang disampaikannya”.
Keterampilan untuk mendengarkan ini terdengar sebagai suatu keterampilan
yang pasif hanya dengan mengambil dan menyimpan informasi yang telah
dikomunikasikan oleh orang lain. Walaupun pada kenyataannya keterampilan
ini merupakan suatu keterampilan yang sangat aktif dan mencakup pula
bagaimana kita harus berespon pada keseluruhan dari informasi yang
didapatkan. Seperti yang diungkapkan oleh Reik (1948) “Listening with third
ears” yang menandakan bahwa keterampilan mendengarkan tidak hanya
sekadar mendengarkan ucapan lawan bicara tetapi juga mengamati bahasa
tubuhnya.

Dengan demikian, mendengarkan adalah proses aktif yang membutuhkan


partisipasi Anda. Untuk memahami sepenuhnya arti suatu komunikasi,
biasanya Anda harus mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik.
Kemudian, dalam memberi-dan-menerima berikutnya, Anda mendapatkan
apresiasi yang penuh atas apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Ketika
mendengar, kita telah melewati penyerapan informasi secara pasif dan
menjadi kolaborator dalam proses komunikasi. Mendengarkan secara aktif
melibatkan parafrase, klarifikasi, dan memberikan umpan balik.

2. Mendengar untuk Memahami

Mendengarkan adalah keterampilan penting untuk menjalin dan


menjaga hubungan. Jika Anda seorang pendengar yang baik, Anda
memperhatikan bahwa orang lain tertarik kepada Anda. Teman curhat pada
Anda dan persahabatan Anda semakin dalam. Kesuksesan akan lebih mudah
didapatkan jika Anda mendengar dan memahami orang; Anda tahu apa yang
mereka inginkan dan apa yang menyakiti atau mengganggu mereka.
Mendengarkan yang sebenarnya lebih dari sekedar diam saat orang lain
berbicara. Mendengarkan didasarkan pada niat Anda untuk memahami
seseorang, untuk menikmati saat berinteraksi dengan seseorang, untuk belajar
sesuatu dari mereka, atau untuk memberi mereka bantuan.

3. Hambatan dalam Mendengarkan

Menurut (McKay et al., 2018) terdapat 12 hambatan dalam


mendengarkan :

a. Comparing (Membandingkan)
Membandingkan menyulitkan Anda untuk mendengarkan karena Anda
selalu berusaha menilai siapa yang lebih pintar, lebih kompeten, lebih
sehat secara emosional — Anda atau orang lain
b. Mind Reading (Membaca pikiran)
Pembaca pikiran tidak terlalu memperhatikan apa yang orang katakan.
Bahkan, dia sering kali tidak mempercayainya. Pembaca pikiran mencoba
mencari tahu apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakan orang lain.
Jika Anda seorang pembaca pikiran, Anda membuat asumsi tentang
bagaimana orang bereaksi terhadap Anda, lebih didasarkan pada intuisi,
firasat, dan keraguan yang tidak jelas daripada apa yang sebenarnya
dikatakan orang kepada Anda.
c. Rehearsing
Anda tidak punya waktu untuk mendengarkan saat melatih apa yang harus
Anda katakan. Seluruh perhatian Anda tertuju pada persiapan dan
penyusunan komentar Anda berikutnya.
d. Filtering
Saat Anda memfilter, Anda hanya mendengarkan beberapa hal dan tidak
mendengarkan yang lainnya. Cara lain orang memfilter adalah dengan
menghindari mendengar hal-hal tertentu, terutama yang mengancam,
negatif, kritis, atau tidak menyenangkan.
e. Judging
Label negatif memiliki kekuatan yang sangat besar. Jika Anda menganggap
seseorang bodoh atau gila atau tidak berkualifikasi, Anda tidak terlalu
memperhatikan apa yang dikatakan orang itu
f. Dreaming
Anda setengah mendengarkan dan sesuatu yang dikatakan orang itu tiba-
tiba memicu untuk mengaitkannya kepada ingatan tentang pengalaman
pribadi.
g. Identifying
Di sini Anda mendengar semua yang dikatakan seseorang kepada Anda dan
merujuknya kembali ke pengalaman Anda sendiri.
h. Advising
Anda bagaikan pemecah masalah yang hebat, siap dengan bantuan dan
saran. Anda tidak perlu mendengar lebih dari beberapa kalimat sebelum
mulai mencari nasihat yang tepat.
i. Sparring
Hambatan mendengarkan ini membuat Anda berargumen dan berdebat
dengan orang lain. Orang lain tidak pernah merasa didengarkan karena
Anda sangat cepat tidak setuju.
j. Being Right
Menjadi benar berarti Anda akan melakukan apa saja untuk menghindari
kesalahan. Anda akan memutarbalikkan fakta, mulai berteriak, membuat
alasan atau tuduhan, atau menyebut dosa masa lalu. Anda tidak dapat
mendengarkan kritik, Anda tidak dapat dikoreksi, dan Anda tidak dapat
menerima saran untuk berubah. Keyakinan Anda tidak tergoyahkan.
k. Derailing
Hambatan dalam mendengarkan ini adalah ketika dengan tiba-tiba Anda
mengubah topik pembicaraan. Anda menggagalkan jalur percakapan saat
merasa bosan atau tidak nyaman dengan suatu topik
l. Placating
Anda ingin menjadi baik, menyenangkan, suportif. Anda ingin orang lain
menyukai Anda, jadi Anda setuju dengan segalanya. Anda ingin
menghindari konflik. Anda setengah mendengarkan, cukup untuk
memahami maksudnya, tetapi Anda tidak benar-benar terlibat. Anda
menenangkan daripada mendengarkan dan memeriksa apa yang
dikatakan.

4. Keterampilan mendengar aktif


a. Memperhatikan (Attending) –keterampilan untuk memperhatikan
tingkah laku verbal dan nonverbal.
Salah satu komponen utama yang harus diperhatikan adalah
kontak, terutama kontak mata. Mata merupakan suatu jalur utama bagi
kita untuk melakukan komunikasi yang lebih nyaman. Dengan melakukan
suatu kontak yang mengindikasikan adanya ketertarikkan pada lawan
bicara yang kita hadapi. Komponen kedua yang harus diperhatikan adalah
postur. Gesture yang diharapkan adalah dalam kondisi relaks ketika
berkomunikasi.
Komponen berikutnya, adalah posture. Ketika berkomunikasi secara
langsung, kita akan menggunakan bahasa tubuh dan gerakan-gerakan.
Namun hal ini memerlukan pengendalian yang sangat kuat agar kemudian
apa yang kita ingin sampaikan dengan bahasa tubuh kepada lawan bicara
bisa tersampaikan dengan benar dan sesuai dengan apa yang kita
maksudkan.
Komponen keempat adalah tingkah laku verbal dari kita. Ketika
mendengarkan orang lain, kita tidak menanyakan pertanyaan, tidak
mengganti topik pembicaraan, tidak melebih-lebihkan apa yang dikatakan
lawan bicara, tetapi sebaiknya melakukan hal-hal seperti misalnya
melakukan paraphrase untuk memperjelas gagasan yang muncul dari
lawan bicara. Sebuah penegasan berupa, “Saya mengerti maksudmu.”,
“Saya mengapresiasikan apa yang telah kamu lakukan.”, “Hal-hal tersebut
cukup memperjelas apa yang terjadi.” justru meyakinkan lawan bicara
bahwa kita bisa memperhatikan dan mendengarkan mereka.

Daftar berikut ini merupakan sebuah ringkasan panduan untuk


kehadiran tingkahlaku yang efektif:

1. Menetapkan kontak melalui tatapan pada saat berbicara dengan lawan


bicara .
2. Mempertahan postur santai yang alami yang menunjukkan anda
tertarik.
3. Menggunakan gestur alami yang mengomunikasikan bahwa anda
memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicara.
4. Menggunakan pernyataan verbal yang berhubungan dengan
pernyataan lawan bicara tanpa interupsi, pertanyaan, atau topik yang
baru.

b. Paraphrasing –keterampilan untuk berespons pada person dasar atau


pesan utama.
Paraphrasing merupakan suatu metode yang mengekspresikan kembali pesan
dasar dari lawan bicara dalam kata-kata yang serupa, tapi biasanya lebih
singkat. Tujuan utama dari paraphrasing adalah menguji pemahamannya
tentang apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Tujuan yang kedua
adalah untuk mengomunikasikan kepada lawan bicara bahwa anda sedang
mencoba untuk memahami pesan dasar, dan jika berhasil, bahwa anda
telah mengikuti eksplorasi verbal mereka. Suatu paraphrase yang
dilakukan merupakan suatu definisi objektif dari pemahaman.

Contoh paraphrasing adalah:

A : Saya berpikir dia adalah pria yang sangat baik; dia sangat pengertian,
sensitif, dan baik. Dia sering menelponku. Dia sangat asyik untuk diajak ke
luar.
B : Anda sangat menyukainya, ya.
A : Iya, sangat.

Paraphrasing secara khusus membantu dalam mengungkap dan


mengklarifikasi pesan-pesan yang ganda/bercampur. Ketika orang-orang
terlihat tidak ingin membuat sebuah pernyataan secara langsung tentang
perasaan, mereka mengekspresikan pernyataannya dalam bahasa yang
tidak jelas.

Kesimpulan dari guideline untuk paraphrasing:

1. Dengarkan pesan dasar (basic message) lawan bicara.

2. Ungkapkan kembali (restate) pada lawan dengan kata-kata yang singkat


dan kesimpulan sederhana dari basic message.

3. Observasi tanda (cue) atau bertanya sebagai respon dari lawan bicara
yang mengonfirmasi atau menolak keakuratan dan pertolongan pada
paraphrase untuk menunjukkan pengertian.

c. Clarifying –self-disclosing dan memfokuskan diskusi.


Clarifying (mengklarifikasi) dapat membuat suatu materi yang samar-
samar menjadi fokus atau lebih tajam. Teknik ini lebih dalam daripada
paraphrasing yang sederhana dimana kita membuat suatu dugaan
berdasarkan basic message dari lawan bicara dan mengklarifikasi hal tersebut
pada lawan bicara. Kita juga dapat bertanya untuk klarifikasi ketika helper
kurang memahami respon lawan bicara.
Tujuan dari clarifying adalah pengungkapan perasaan ragu-ragu/bingung
kita untuk menghindari implikasi kritikan pada tahap yang baik ini. Dengan
demikian, kebingungan yang terjadi mungkin lebih disebabkan oleh inatensi
dari kita atas pernyataan lawan bicara yang membingungkan. Respon
clarifying seharusnya menghasilkan pernyataan lawan bicara yang lebih jelas,
seperti usaha untuk rephrase, untuk menyimpulkan atau untuk
mengilustrasikan.

Guideline umum untuk clarifying adalah:


1. mengakui kebimbangan dari penjelasan lawan bicara.
2. mencoba pengulangan pernyataan (restatement) atau bertanya sebagai
klarifikasi, repetisi, atau ilustrasi.

d. Perception Checking –menunjukkan akurasi pendengaran seseorang.


Perception checking berarti bertanya pada lawan bicara untuk
memverifikasi persepsi kita pada perkataan lawan bicara, biasanya dilakukan
setelah beberapa pernyataan. Bertanya sebagai umpan balik mengenai
keakuratan pendengaran kita. Alasan mengapa perception checking begitu
efektif seperti listening skill adalah bahwa perception checking merupakan
metode memberikan dan menerima umpan balik pada akurasi komunikasi.
Asumsi bahwa pemahaman kita dapat diperiksa oleh lawan bicara secara
langsung.
Efek pada lawan bicara adalah adanya perasaan dipahami. Dimulai dengan
mendengarkan, diikuti oleh checking adalah metode komunikasi
menghilangkan kebingungan dengan cepat. Maka dari itu, perception checking
dapat memperbaiki adanya mispersepsi sebelum meningkat pada adanya
kesalahpahaman (misunderstanding).

Kesimpulannya, guideline untuk perception checking adalah:

1. paraphrase/ulangi kembali tentang apa yang kita dengar.


2. bertanya sebagai konfirmasi secara langsung pada lawan bicara tentang
akurasi dari persepsi kita terhadap apa yang dikatakan lawan bicara.
3. persilakan lawan bicara untuk memperbaiki persepsi kita jika ada
ketidakakuratan.

D. Tugas/Latihan/Kasus
Lakukan wawancara singkat dalam waktu setengah jam, dengan tema apapun kepada
orang lain, lalu video wawancara tersebut direkam. Buatlah kelompok yang
beranggotakan 2 orang. Tonton kembali videonya dan kemudian coba identifikasi:

1. Apakah teman kelompok sudah melakukan “mendengar aktif”? Jika sudah


keterampilan apa saja yang sudah digunakan.
2. Hambatan dalam mendengar yang dilakukan oleh rekan kelompok?

Anda mungkin juga menyukai