Anda di halaman 1dari 45

Mendengar Aktif dan

Probing

Fakultas Psikologi UMBY


Kita akan memperdalam bagian dalam
wawancara untuk menciptakan wawancara
yang efekif dan dapat memperoleh banyak
informasi.
We will discuss
Apa yg dimaksud dengan mendengar aktif?

• Mendengarkan secara aktif adalah teknik


berharga yang mengharuskan pendengar untuk benar-benar
menyerap, memahami, merespons, dan mempertahankan apa
yang dikatakan
Benefits of active listening

• The practice of being more conscious while listening can benefit your career and life. In your day-to-day conversations with colleagues, in
networking for future opportunities, in sustaining genuine connections as a manager, listening makes people feel heard. Empathy, the basis
of active listening, is crucial in building meaningful relationships. Active listening can even help you manage your emotions, retain data
and information better, and resolve conflict

• Praktek menjadi lebih sadar saat mendengarkan dapat bermanfaat


bagi karier dan kehidupan Anda. Dalam percakapan Anda sehari-hari
dengan rekan kerja, dalam membangun jaringan untuk meraih
peluang di masa depan, dalam mempertahankan hubungan yang
tulus sebagai seorang manajer, mendengarkan membuat orang
merasa didengarkan. Empati, dasar dari mendengarkan secara aktif,
sangat penting dalam membangun hubungan yang bermakna.
Mendengarkan secara aktif bahkan dapat membantu Anda
mengelola emosi, menyimpan data dan informasi dengan lebih baik,
serta menyelesaikan konflik
7 active listening techniques

• These techniques can be used all at once or adopted individually in different situations. They are derived from the notion that active listening is
a practice that can always be improved. The following techniques are foundational for effective communication—in conversations, lectures, or
interviews, with anyone, anywhere

• Teknik-teknik ini dapat digunakan sekaligus atau


diterapkan secara individual dalam situasi
berbeda. Mereka berasal dari gagasan bahwa
mendengarkan secara aktif adalah praktik yang
selalu dapat ditingkatkan. Teknik-teknik berikut
ini merupakan dasar komunikasi yang efektif—
dalam percakapan, ceramah, atau wawancara,
dengan siapa pun, di mana pun
• 1. Fokus pada maksud dan tujuan pembicaraan. • 2. Perhatikan bahasa tubuh.
• Pendekatan mendengarkan dari perspektif holistik • Bahasa tubuh mengacu pada gerak tubuh sadar dan
dimulai dengan niat untuk sadar dan menerima tidak sadar serta gerakan yang mengekspresikan
lawan bicara—termasuk maksud dan tujuan atau menyampaikan informasi. Perilaku tersebut
percakapan—agar benar-benar memahami dan dapat berupa ekspresi wajah, postur tubuh, gerak
berempati terhadap mereka. Memasukkan tangan, kontak mata atau gerakan, dan sentuhan.
perhatian penuh ke dalam mendengarkan secara Sebagian besar komunikasi bergantung pada
aktif berarti pembicara mendapatkan perhatian nonverbal. Faktanya, dalam percakapan tatap muka,
penuh Anda. komunikasi dilakukan 55 persen nonverbal, 38
• Bersikap penuh perhatian secara umum berarti persen vokal, dan 7 persen kata-kata, menurut
peneliti Albert Mehrabian [6].
menghormati dan menyadari momen saat ini. Tidak
melamun, tidak menyela, tetapi sekadar memahami • Saat berbicara dengan orang lain, penting untuk
isi dan tujuan kata-kata serta bahasa tubuh mereka. mempertimbangkan bagaimana pesan Anda dapat
Dengan begitu, pendengar dan pembicara diterima. Kita mungkin secara tidak sadar meniru
membangun hubungan yang autentik. perilaku dan posisi pembicara karena kita telah
dikondisikan secara sosial untuk menerima hal
tersebut sebagai “mendengarkan” yang benar
(namun, berhati-hatilah untuk tidak berlebihan
dalam menirukan, karena hal tersebut dapat
menjadi tidak pantas).
• Berikut adalah skenario umum di mana bahasa
tubuh digunakan dalam komunikasi yang efektif:
• 3. Berikan isyarat verbal yang menyemangati.
• Isyarat verbal adalah petunjuk yang mungkin digunakan pembicara
untuk memperoleh tanggapan atau reaksi dari pendengar. Hal ini
termasuk apa yang oleh profesor Wharton, Maurice Schweitzer,
dianggap sebagai “pemberian semangat minimal”/’’minimal
encouragers’’ ,seperti menjawab “ya, saya paham” atau “mmhmm”
atau “Saya mengerti”. Ini sering kali digunakan bersamaan dengan
isyarat dan ekspresi, seperti tersenyum atau mengangguk.
• Pada gilirannya, pembicara mungkin memberikan isyarat verbal
ketika mereka ingin pendengar memberikan perhatian ekstra,
seperti berbicara lebih lambat atau keras untuk menekankan poin
tertentu, menekankan kata-kata tertentu, menggunakan nada suara
yang berbeda, atau berhenti sejenak. Dalam keheningan itu,
mereka mungkin mengharapkan tanggapan dari pendengarnya
• 4. Mengklarifikasi dan memparafrasekan informasi.
• Terkadang, mengangguk dan mempertahankan kontak mata dalam percakapan saja tidak
cukup. Di tempat kerja atau di ruang kelas, Anda mungkin ragu apakah pikiran Anda
dapat memahami gambaran keseluruhannya. Mengklarifikasi dan memparafrasekan
informasi kembali kepada pembicara dapat membantu Anda berdua mengisi kesenjangan
pemahaman.
• Dalam situasi formal, dengan supervisor atau profesor: Memparafrasekan informasi
dapat membantu Anda memastikan bahwa Anda telah memahami secara lengkap dan
akurat apa yang coba dikomunikasikan oleh orang lain.
• Supervisor: “Saya baru saja menyelesaikan rapat dengan staf eksekutif, dan proposal
anggaran Anda telah disetujui secara bersyarat untuk kuartal berikutnya.”
• Laporan langsung: “Jadi kita bisa mulai merekrut orang-orang baru selama kita memenuhi
target triwulanan kita? Apakah itu benar?"
• Supervisor: “Ya, benar sekali.”
• Dalam percakapan santai, dengan teman atau pasangan: Mengklarifikasi perkataan orang
lain dapat membantu menunjukkan empati dan dukungan.
• Teman: “Saya merasa sangat lelah. Selalu ada banyak hal yang harus dilakukan dan waktu
tidak cukup.”
• Anda: “Sepertinya Anda kelelahan dan perlu istirahat.”
• Teman: “Pasti! Mungkin bulan depan saya akan menjalani akhir pekan yang panjang.”
• 5. Ajukan pertanyaan. • 6. Menahan diri dari penilaian.
• Sama seperti melakukan parafrase untuk • Saat berlatih mendengarkan secara aktif,
memperjelas apa yang dikatakan penting untuk tetap terbuka, netral, dan
pembicara, mengajukan pertanyaan dapat tidak menghakimi. Hal yang luar biasa
menghilangkan kebingungan. Anda dalam mengambil langkah untuk menjadi
mungkin mengira Anda telah memproses pendengar yang lebih baik adalah Anda
sebagian besar perkataan mereka, namun dapat terlibat dengan ide, perspektif, dan
Anda masih memiliki pertanyaan. Dengan peluang baru yang mungkin belum pernah
mengajukan pertanyaan klarifikasi, Anda Anda akses sebelumnya. Menahan
memastikan Anda telah mendengar penilaian, menghindari kritik, dan
informasi yang benar. mendekati setiap percakapan dengan
• Sebagai pendengar aktif, Anda juga bisa pikiran terbuka dapat membuka banyak
menunjukkan minat dengan mengajukan pintu.
pertanyaan. Mengajukan pertanyaan
terbuka dapat mendorong pembicara
untuk menguraikan ide yang penting atau
menarik. Ini juga menunjukkan bahwa
Anda telah mendengarkan dengan penuh
perhatian hingga saat itu, dan Anda ingin
mengetahui lebih banyak. Hal ini dapat
menumbuhkan ikatan antara pembicara
dan pendengar.
7. Ringkas, bagikan, dan renungkan.
Menjelang akhir interaksi Anda, pastikan Anda mengakhirinya
dengan nada tinggi. Bagikan ringkasan singkat atau beberapa
catatan tentang apa yang dikatakan pembicara. Jika diminta,
berikan pemikiran dan pendapat Anda dengan cara yang
menunjukkan bahwa Anda telah mencerna informasi tersebut.
Dalam suasana informal, berbagi pemikiran dan perasaan dapat
menghasilkan percakapan yang lebih dalam dan bermakna.
Setelah interaksi, renungkan apa yang Anda pelajari. Baik itu
ceramah, wawancara, atau percakapan dengan teman lama, Anda
mungkin mempunyai perasaan atau ide kuat yang perlu diproses
atau ditulis. Anda mungkin ingin berbagi refleksi Anda dengan guru,
kolega, atau teman Anda. Jangan ragu untuk menghubungi mereka
dan berinteraksi dengan mereka setelah inter awal
Reference

• Carl Rogers originally developed the methodology, sometimes known as


“reflective listening,” for psychologists in the 1950s
https://www.apa.org/pubs/journals/features/hum-42-354.pdf
• 1. International Journal of Listening. "
Active Listening in Peer Interviews: The Influence of Message Paraphrasing o
n Perceptions of Listening Skill
, https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10904010903466311."
Accessed January 28, 2022.
• 2. American Psychological Association. “Behind the Mirror
, https://www.apa.org/pubs/journals/features/hum-42-354.pdf." Accessed
February 2, 2022.
• 3. Harvard Business Review.. “Listening to People.
https://hbr.org/1957/09/listening-to-people." Accessed February 2, 2022.
• 4. McKinsey & Company. “
Skill Shift Automation and the Future of the Workforce,
The Opening
The Opening
Penentu sikap dari pihak lain
Penentu wawancara dilanjutkan atau dihentikan
Fungsi utama: memotivasi kedua belah pihak untuk
berpartisipasi dalam proses wawancara
Tanpa pembukaan: defensif, hanya dipermukaan,
kaku, tidak akurat, bahkan gagal
Rapport
• Suatu proses untuk membina hubungan baik, menjaga
hubungan berdasarkan niat baik dan kepercayaan
• Hubungan saling mempercayai, agar jawaban yang
diberikan responden objektif
• Adanya rasa saling menghormati dan penerimaan
• Pewawancara bertanggung jawab untuk membuat
responden melihat pewawancara sebagai orang yang
dapat dipercaya dan siap membantu
• Tujuan rapport:
• Membangun suasana hangat dan penuh penerimaan
• Responden merasa dipahami dan aman
• Responden mau berkomunikasi secara terbuka tanpa
takut dinilai atau dikritik
• Cara melakukan:
 Menjaga kontak mata
 Menjaga postur tubuh; nampak alamiah, santai,
penuh penerimaan
 Nada bicara jelas dan perlahan
 Sikap tenang, lugas, dan ramah
 Nada suara hangat dan ekspresif
Menurut Stewart & Cash (2012), rapport dapat
dimulai dengan:
1.Memberikan salam disertai ekspresi non verbal
yang sesuai. Contoh: mengucap selamat pagi sambil
bersalaman, melakukan kontak mata, tersenyum, mengangguk,
suara terdengar ramah dan menyenangkan
2.Pertanyaan awal yang diajukan bersifat netral
3.Berhati-hati dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan budaya, kondisi geografis, tradisi, kebijakan
suatu organisasi, kebiasaan, status, dan lain
sebagainya
Orientation

• Tahap ini berisi tentang penjelasan mengenai tujuan,


lama, sifat wawancara, bagaimana informasi akan
digunakan, dan mengapa serta bagaimana
pewawancara memilih responden tersebut untuk
diwawancara (proses wawancara)
• Pewawancara tidak diperkenankan berasumsi bahwa
ia dengan responden memiliki kesamaan (jenis
kelamin, usia, penampilan, bahasa, latar belakang
pendidikan, atau budaya) yang merupakan sebuah
cara penting untuk keberhasilan wawancara
Teknik cara membuka wawancara
(Opening)
Teknik cara membuka
wawancara

1. State the purpose


2. Summarize the problem
3. Explain how the problem was discovered
4. Mention an incentive or reward for taking part
5. Request advice or assistance
6. Refer to know position of the interveiwee
7. Refer to person who sent you to the interview
8. Refer to the organization you represent
9. Request a specific amount of time
10. Ask a question
1. State the purpose

• Jelaskan tujuan
• Tujuan bisa lebih dari satu, tapi tidak semua dikemukakan pada
responden.
• Untuk mengarahkan responden pada kejujuran dan tidak membatasi
jawaban
• Contoh: tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui minat
konsumen membeli produk sabun mandi Softly
2. Summarize the problem
• Dilakukan jika responden tidak menyadari masalah yang
dihadapi
• Berikan kesimpulan yang lengkap dan tidak melebar agar
dapat dipahami dengan benar
• Contoh: saya tahu bahwa putra ibu adalah anak yang pintar.
Tetapi ada satu hal yang membuat saya berpikir bahwa saya
perlu mendiskusikan pada ibu mengenai perilaku putra ibu
tersebut, dimana menurut laporan dari guru kelasnya bahwa
putra ibu 3 hari belakangan ini seringkali mengganggu
teman-temannya. Padahal kebiasaaan tersebut tidak pernah
ada sebelumnya.
3. Explain how the problem was discovered

• Jelaskan bagaimana suatu masalah dapat


muncul. Hati-hati, jangan sampai hal ini
membuat responden menjadi bersikap defensif
• Contoh: Pagi tadi Pemerintah menginfokan
untuk menaikan UMP sebesar 8%, kami tertarik
dengan isu tersebut
4. Mention an incentive or reward for taking
part
• Jelaskan manfaat jika responden terlibat
dalam wawancara
• Contoh: Informasi yang Bapak / Ibu berikan
dapat menambah data kami untuk
mengembangkan riset studi mengenai social
value yang terjadi di masyarakat.
5. Request advice or assistance

• Wawancara dapat dibuka dengan meminta


saran atau bantuan respoden
• Contoh: maaf ibu, saya merasa kesulitan
membedakan anak kembar ibu, Ani dan Ana.
Bisakah saya meminta waktu ibu sebentar
untuk mendiskusikannya?
6. Refer to know position of the interviewee

• Menunjukkan posisi responden dalam suatu


masalah. Hati-hati jangan sampai membuat
responden bersikap defensif
• Contoh: Bapak Direktur bisakah kita
berdiskusi, menurut info diperusahaan bapak
sedang mengalami pemutusan hubungan
kerja besar-besaran.
7. Refer to the person who sent you to the
interview
• Mengatakan siapa yang mengirim
pewawancara. Ingat, jangan menyebutkan
sumber tanpa seijin mereka
• Contoh: Saya saat ini sedang meneliti mengenai
dunia Industri 5.0 di Indonesia yang banyak
didominasi oleh Isu dan teknologi, dan saya
mendapatkan informasi dari ibu Linda bawa jika
saya ingin memperoleh fakta yang akurat
mengenai hal tersebut maka saya dapat
menghubungi Bapak Bachtiar
8. Refer to the organization you represent

• Mengenalkan perusahaan yang mewakili. Mungkin ada responden


tidak suka dengan perusahaan tersebut, maka pewawancara harus
berantisipasi dengan segala kemungkinan
• Contoh: selamat pagi, saya Jasmine dari perusahaan kosmetik Ayu
Banget. Saat ini saya akan mempresentasikan beberapa produk baru
kami dan kami meminta tanggapan dari bapak dan ibu sekalian
9. Request a specific amount of time

• Memberitahukan lama waktu wawancara


• Contoh: bisakah saya meminta waktu ibu kira-kira 15 menit untuk
mendiskusikan masalah promosi produk kami?
10. Ask a question

• Mengajukan pertanyaan terbuka untuk membangun kepercayaan


diri respoden
• Pertanyaan tertutup untuk mendapatkan jawaban singkat seperti
jawaban ya/tidak
Ingat!

• Wawancara dapat diawali pula dengan menunjukkan komunikasi non


verbal yang berupa senyum, angggukan kepada, menunjukkan kursi
untuk responden duduk, dsb
Reflective Journal

1. Tuliskan elemen penting dari pengertian wawancara


2. Apa saja yang perlu ada dalam informed consent?
3. Apa saja hak yang perlu dipenuhi interviewer yang sesuai dengan
kode etik?
4. Sebutkan macam-macam fungsi, bentuk, dan pendekatan
wawancara
THE BODY
• Detail bergantung pada
bentuk wawancara yang
digunakan
• Wawancara informal:
hanya perlu sedikit
persiapan
THE BODY • Wawancara formal: perlu
adanya daftar pertanyaan
atau guide
Guide
• Membantu pewawancara
untuk mengembangkan
penggalian data
• Mengungkap topik yang
penting
• Menghindari kelupaan
• Melakukan tindak lanjut
pertanyaan yang diajukan
• Membedakan informasi
yang relevan dan tidak
• Membantu dalam
perekaman
Guide dapat dibuat berdasarkan:

• Topik; wawancara mengenai masalah keuangan


di suatu perusahaan, yang dapat dibagi menurut
topiknya yaitu keuangan yang berkaitan dengan
gaji karyawan, penyediaan barang/kebutuhan
perusahaan, perbaikan dan perjalanan yang
mungkin dilakukan oleh perusahaan
• Waktu; wawancara mengenai latar belakang
pendidikan subjek, yang dapt dimulai sejak SD
sampai perguruan tinggi
• Sebab-akibat; wawancara mengenai dampak dari
kenaikan atau penurunan harga BBM
• Problem-solusi; Pemda setempat sedang
mendiskusikan masalah keselamatan para pejalan kaki
yang belakangan ini terganggu, dengan adanya
berbagai macam kecelakaan, kemudian mereka
memutuskan untuk membuat suatu pedestrian yang
memadai agar masyarakat dapat berjalan dengan
aman
THE CLOSING
• Berisi ringkasan hasil
wawancara
• Dapat ditandai dengan
pewawancara menjawab
atau bertanya untuk
THE CLOSING terakhir kali
• Pastikan penutup
dilakukan dengan efektif
agar hubungan baik yang
telah terbina tetap
terjaga
Fungsi

• Sebagai tanda wawancara telah berakhir


• Sebagai bentuk ekspresi dari adanya dukungan pewawancara untuk
menjaga hubungan dengan responden dan membawa wawancara
pada akhir yang positif
• Dapat berisi mengenai ringkasan wawancara
Perhatikan hal-hal berikut:

• Bersikap jujur dan tulus


• Tidak tergesa-gesa agar tidak ada informasi yang
dilupakan
• Tidak mengenalkan topik atau ide baru
• Wawancara benar-benar selesai jika telah ditutup
• Hindari penutupan yang kurang tepat
• Biarkan pintu terbuka dan perisapkan setting untuk
melakukan kontak kembali di waktu yang akan
datang
Teknik

• Clearinghouse question;
apakah ada hal lain yang
belum saya tanyakan
berkaitan masalah yang
anda hadapi?
• Declare the competition of
your purpose; baiklah,
semua pertanyaan telah
saya ajukan
• Make personal inquiries;
saya paham mengapa anda
merasa terikat
• Make professional inquiries; kapan
anda akan mulai bekerja?
- Beri tanda jika waktu habis;
waktu kita telah habis. Kita
dapat bertemu kembali hari
Sabtu jam 10 pagi di tempat
yang sama Jarang digunakan, karena
terkesan kurang empaty
- Jelaskan mengapa wawancara
berakhir; maaf, wawancara ini
terpaksa harus saya akhiri
karena saya sudah memiliki
janji dengan orang lain 15
menit lagi
(Jarang digunakan)
• Tunjukkan apresiasi atau
kepuasan; sangat menyenangkan
berbicara dengan anda dan
terima kasih atas informasi yang
telah diberikan
• Buatlah janji untuk pertemuan Bisa kita lakukan jika
berikutnya; narasumber memiliki waktu
terbatas
• Ringkaslah isi wawancara;
baiklah, sepertinya tim anda siap
untuk melakukan promosi sesuai
dengan jadwal yang anda buat
selama ini, benarkan?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai