MEMPENGARUHI PEMAHAMAN
PESAN YANG DISAMPAIKAN
2
GAYA, STRUKTUR , DAN ISI PESAN YANG
DISAMPAIKAN AKAN MENUNJUKKAN JATI
DIRI PEMBAWA PESAN
PENERIMA PESAN AKAN MEMBERIKAN
PENILAIAN CITRA PEMBAWA PESAN
KEBERHASILAN AWAL AKAN TAMPAK DARI
GAYA KOMUNIKASI PEMBAWA PESAN
BUKTIKAN DENGAN GAME BERIKUT !
3
KOMUNIKASI adalah : “Suatu ‘kata’ yang
mencakup segala bentuk interaksi dengan ‘orang
lain’ ATAU ‘sesuatu’ [others] yang berupa
percakapan biasa, dialog, membujuk, mengajar
dan negosiasi.”
“To make opinions, feeling, information etc,
known or understood by others.” (Longman dictionary of
contemporary english).
Peraga Bahasa, baik VERBAL atau NON VERBAL
yang dapat membangun respon untuk melakukan
imitasi.
1. GAYA PENGONTROL :
Gaya komunikasi yang dikembangkan adalah banyak
bicara, mengintrograsi, menyuruh,
mencela/mengkritik, menyalahkan, merendahkan.
Gaya komunikasi didasarkan pada masalah (problem
base) dan informasi / kisah masa lalu.
2. GAYA VISIONER :
Gaya komunikasi model ini adalah banyak
mendengar, menyimak, mendukung, memuji,
memotivasi, apresiatif terhadap keunikan. Gaya
komunikasi didasarkan pada peluang dan informasi /
kisah kekinian.
5
Open : Terbuka Direct : Langsung
Extroverted:
Berorientasi hubungan
mengekspresikan pikiran
Mendukung kebutuhan
dan perasaannya
orang lain meskipun terkadang agak
Dapat membagi “memaksa” atau “ngotot”
perasaan Biasanya cenderung
Self Contained : asertif sampai agresif
Tanggung jawab pribadi
Indirect : Tidak langsung
Berorientasi tugas
Introverted: menahan,
Cenderung sempit / kaku
menunggu
Kurang dapat berbagi Biasanya cenderung
rasa (perasaan) asertif sampai pasif
O+D = Socializer Style (bersosialisasi)
Gaya 2: Si Sepenggal
Gaya 3: Si Peremeh
Gaya 4: Si Penyenang
Gaya 5: Si Pelupa
Gaya 6: Si Pendebat
Gaya 7: Si Talenan
Pengirim pesan (sender)
Pesan yang dikirimkan (message)
Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery
channel atau media)
Penerima pesan (receiver)
Umpan balik (feedback)
11
Berusaha benar-benar mengerti orang lain
(emphatetic communication)
Memenuhi komitmen atau janji
Menjelaskan harapan
Meminta maaf secara tulus ketika Anda
membuat kesalahan
Memperlihatkan integritas pribadi.
“REACH” [Merengkuh, merangkul] :
Respect (sikap menghargai)
Empathy (kemampuan mendengar)
Audible (dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik)
Clarity (jelas)
Humble (rendah hati)
Berarti rasa hormat & saling menghargai orang lain. Pada
prinsipnya, manusia ingin dihargai dan dianggap penting.
Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang,
maka lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi
dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan
sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan efektifitas
kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan
sebagai sebuah tim.
Adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri
kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh
orang lain.
Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap
empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Bermakna antara lain: dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita
harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal,
hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan
cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima
pesan.
Berarti perhatian akan apa yang disampaikan
oleh pembicara sehingga membuat
pembicara merasa diperhatikan . Care berarti
juga menyimak secara seksama apa isi
pembicaraan dari lawan bicara.
Berarti rendah hati. Prinsip kelima dalam
membangun komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur
yang terkait dengan prinsip pertama. Untuk
membangun rasa menghargai orang lain
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang
kita miliki.
Kenali dengan baik lawan bicara
Jangan terlalu banyak bicara dan kurang
mendengar.
Jangan merasa (dan memperlihatkan)
bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara
kita.
Kenali betul-betul diri sendiri dan
kemampuan diri sendiri.
1 2
Tertutup
‘Berapa angka kematian balita di Indonesia pada
tahun 1996 ?
TERBUKA
KURANG
TERBUKA
RELATIF
TERTUTUP
TERTUTUP
gantung
langsung
kombinasi
pantul
retorik
Mengantar suatu topik bahasan
Meningkatkan efektifitas presentasi
interaktif
Menimbulkan curah pendapat
(brainstorming)
Menunjang proses diskusi
Lemparkan pertanyaan secara merata
Gunakan tehnik bertanya langsung pada orang yang kurang
perhatiannya dalam pertemuan.
Gunakan pertanyaan yang mudah pada bagian awal,
kemudian naikkan tingkat kesulitan pertanyaan setelah
interaksi terjalin dengan baik .
Tuliskan pertanyaan (tertulis lengkap) dalam rencana
kegiatan.
Ulangi pertanyaan bila pertanyaan tidak mengerti. Pilihan
lain, penyelia dapat menggunakan teknik bertanya pantul.
Jangan bertanya secara berurutan (misal dari
kanan ke kiri secara berkeliling).
Jangan menggunakan pertanyaan yang terlalu
panjang dan kompleks.
Jangan menggunakan pertanyaan yang
memastikan jawaban.
Jangan terlalu banyak menggunakan pertanyaan
dengan jawaban ya/tidak.
Jangan menggunakan pertanyaan ambiguous.
Atensi pada sumber suara secara fisik dan
mental
31
1. senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual,
perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam
kelompok;
2. memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung
konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan
dalam akhir negosiasi;
3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa
tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);
4. hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan
bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;
32
5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa
depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita
inginkan terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan
yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun
kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat
untuk tidak sepakat.
7. Apapun bentuk hasilnya, walaupun sebenarnya lebih
banyak diterima oleh satu pihak dibandingkan yg
lain.
8. Tujuan dr negosiasi itu adalah: “Mengenai bidang-
bidang yg menjadi kepentingan bersama dan yg bisa
menjadi pertikaian [konflik].”
33
Tujuan Negosiasi
Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari
kerugian (damage) pihak lawan.
Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang
lebih (getting more) dari pihak lawan
Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang
saling menguntungkan (mutual gain)
Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh
keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain
Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan
menghindari yang negatif
Tujuan kombinasi
34
DUA JENIS NEGOSIATOR
VALUE CLAIMERS
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing
pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau
kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah atau
kemenangan bagi lawannya.
Cara yang digunakan adalah taktik yang manipulatif, argumen yang
memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar yang alot.
VALUE CREATORS
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah
pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah
pihak yang bernegosiasi.
Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan
yang kolaboratif, persuasif, komunikatif, mengutamakan
penyesuaian kepentingan kedua belah pihak, bersikap ramah dan
kooperatif. 35
1. Antara dua orang
misal: pada saat manajer dan bawahannya memutuskan
tanggal penyelesaian proyek yang harus diselesaikan oleh
bawahan
2. Di dalam kelompok
misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas suatu
kasus
3. Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam
kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan
barang
36
Unsur-unsur Negosiasi
Ketergantungan dalam suatu tingkatan,
antara pihak pihak yang terlibat
Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik
nyata atau yang tersembunyi)
Interaksi yang oportunistik (setiap pihak
punya keinginan untuk berusaha
mempengaruhi orang lain)
Kesepakatan.
37
Negosiasi Menang-Kalah (WIN-LOSE)
Sudut pandang klasik yang memandang bargaining
sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak menang,
maka pihak lain akan kalah.
Disebut juga negosiasi zero-sum atau negosiasi distributive
Asumsi: sumberdaya terbatas (limited resources), dan
proses negosiasi untuk menentukan siapa akan
mendapakan sumberdaya tersebut
38
Negosiasi Menang-Menang (WIN-WIN)
Trend masa kini yang memandang negosiasi sebagai
situasi win-win, dimana kedua belah pihak mendapat
keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.
Disebut juga negosiasi positive-sum atau negosiasi
integrative
40
proses dimana satu pihak mempersepsikan pihak lain
mengambil (atau akan mengambil) beberapa tindakan
yang akan berakibat negatif pada kepentingan utamanya
41
adanya kepentingan berlawanan antara individu
atau kelompok
pengakuan tentang adanya kepentingan yang
berlawanan tersebut
keyakinan dari tiap pihak bahwa pihak lain akan
mengancam (sudah mengancam) kepentingan-
kepentingan mereka
adanya tindakan-tindakan nyata yang
menghasilkan ancaman tersebut
42
1. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)
Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan
menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa
berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan
konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut.
Kita tidak memaksakan keinginan kita dan sebaliknya tidak terlalu
menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dikuasai pihak lain.
Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk potensi konflik yang
ringan dan tidak terlalu penting. Jadi agar tidak menjadi beban dalam
pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi konflik
harus dapat segera diselesaikan.
43
2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)
Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan
pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh
kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar
sebagai pemenangnya. Biasanya pihak yang kalah akan lebih
mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya, sehingga terjadilah
suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak.
Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi
pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga
sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang
membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.
44
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka menang ini berarti kita berada
dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain.
Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang
lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat
ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian
yang kita inginkan.
Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan
suasana untuk memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap
konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi
kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk juga
mau mengakomodasi kepentingan kita sehingga selanjutnya kita
bersama bisa menuju ke kuadran pertama.
45
4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)
Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi
atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan
menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama
yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini biasanya yang
paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua
kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama
lainnya.
Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk
menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang
yang kokoh . Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa
masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau
tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk
mencari titik temu kedua kepentingan tersebut.
46
Usaha yg digunakan untuk TEPAT DIGUNAKAN
memuaskan kebutuhan diri APABILA:
sendiri Perlu diambil keputusan
Dilakukan dengan cara: dengan cepat
Menggunakan otoritas yg Isu sangat penting
dipunyai Menghadapi orang yang
Ancaman secara fisik hanya mengambil
Manipulasi keuntungan dari
Tidak memperhatikan peristiwa tersebut
hak-hak orang lain
47
Berusaha mengutamakan TEPAT DIGUNAKAN
kepentingan orang lain APABILA
dengan mengorbankan
Mengetahui dirinya salah
kepentingan pribadi
Ada posisi kalah Untuk menunjukkan rasa
Ada kecenderungan untuk tanggung jawab
lebih mengutamakan Isunya lebih penting
harmonisasi hubungan
daripada kepentingan
Ada kemungkinan pihak
yang satu akan pribadi
memanfaatkan pihak yang Untuk meminimalkan
lain kekalahan yang lebih besar
48
Dilakukan dengan tujuan TEPAT DIGUNAKAN APABILA:
utk memenuhi Ingin mencapai solusi yg
kebutuhan kedua belah terintegrasi dan memuaskan
pihak kedua belah pihak
Diarahkan pada Untuk meningkatkan
pemecahan masalah komitmen dengan cara
Kegiatan lebih pengambilan keputusan
difokuskan pada mencari
solusi atas konflik yang berdasar pada konsensus
terjadi Ingin mengetahui dan
Fokus pada memahami pihak lain yang
superordinate goal mempunyai perspektif
Akan muncul win-win berbeda
solution
49
Menyampaikan kebutuhan TEPAT DIGUNAKAN
kedua belah pihak dengan APABILA:
cara menunda penyelesaian
atau menganggap seolah- Tidak ada kemungkinan untuk
olah tidak ada masalah memuaskan kedua belah
Biasanya dilakukan oleh pihak
individu yang secara Membutuhkan waktu untuk
emosional tidak siap dalam
menghadapi konfrontasi berpikir lebih jernih
Akan menimbulkan frustasi Membutuhkan waktu untuk
pada pihak lain mendapatkan informasi yang
lebih lengkap
Ada kemungkinan orang lain
bisa menangani konflik secara
lebih baik
50
Usaha untuk memuaskan TEPAT DIGUNAKAN APABILA:
kedua belah pihak Ingin mencapai pemecahan
Kedua belah pihak
masalah sementara
mengorbankan beberapa Tujuan yang akan dicapai penting
kepentingan yang dipunyai
agar terjadi titik temu tetapi tidak perlu menimbulkan
Ada kecenderungan masih gejolak
menyisakan permasalahan Masih membutuhkan dukungan
yang kemungkinan untuk bertindak lebih lanjut
potensial untuk Sebagai middle ground.
menimbulkan konflik lagi Pendekatan backup yang bagus
ketika pendekatan lain
(terutama dominating dan
problem solving) gagal untuk
menyelesaikan konflik
51
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola
dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain.
Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa
negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati
atau jiwa seseorang.
Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang
kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan
jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi
bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi.
Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah
hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan,
nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam
konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam
inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan
efektif.
52
HEART
yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang menjadi
dasar dalam kita melakukan negosiasi
HEAD
yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam
melakukan negosiasi
HANDS
yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam
melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam
terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam
bernegosiasi
53
KEANGGUNAN NEGOSIATOR
55
PERSIAPAN
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi
yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya
diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi.
Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah
menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi.
Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun
ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak
memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau
berkompromi dengan pihak lainnya.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita.
Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang
paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi.
56
EVALUASI ALTERNATIF
Mengidenfikasi bargaining range, yaitu range
dimana kedua belah pihak diperkirakan akan
dapat mencapai kesepakatan.
57
Disebut mix-max strategy
1. Berapa jatah minimum yang dapat kita terima?
2. Berapa jatah minimum yang kita tawarkan?
3. Berapa jatah maksimum yang dapat kita berikan?
4. Berapa jatah maksimum yang dapat kita tawarkan?
5. Berapa jatah minimum yang dapat mereka terima?
6. Berapa jatah minimum yang dapat mereka tawarkan?
7. Berapa jatah maksimum yang dapat mereka berikan?
8. Berapa jatah maksimum yang dapat mereka ajukan?
58
IDENTIFIKASI KEPENTINGAN
Kepentingan adalah yang mendasari
terjadinya konflik.
59
1. Cermati kepentingan, baik yang nyata maupun yang
mendasarinya seperti reputasi, keadilan, preseden.
2. Kepentingan dapat memiliki nilai intrinsik atau
instrumental.
Sebagai contoh otonomi dapat diartikan sebagai nilai
intrinsik, yaitu menghargai otonomi itu sendiri, atau
sebagai nilai instrumental, yaitu sebagai jalan untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi yang lain.
3. Memahami bahwa kepentingan tergantung pada persepsi,
jadi sangat subyektif.
4. Mencermati bahwa kepentingan dapat berubah secara
sengaja atau tidak sengaja.
60
PEMBUKAAN
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita
bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau
suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai.
61
Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali
negosiasi yaitu:
pleasant (menyenangkan),
assertive (tegas, tidak plin-plan), dan
firm (teguh dalam pendirian).
62
Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah
negosiasi :
a.Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika
memasuki ruangan negosiasi;
b.Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c.Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d.Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk
mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan
membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi
kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan
bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua
pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan
dasar untuk membangun rasa percaya.
63
MEMULAI PROSES NEGOSIASI
64
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan
pada materi pokok negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara
jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk
mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi,
jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi
mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka
mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai
kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah
mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi
tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan
dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan
gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu
membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam
kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
65
ZONA TAWAR MENAWAR (THE
BARGAINING ZONE)
66
MENCIPTAKAN KESEPAKATAN YANG
MENGUNTUNGKAN KEDUA BELAH PIHAK
Hal-hal yang perlu dicamkan oleh para negosiator
adalah bahwa negosiasi tidak memperebutkan
kue yang besarnya tetap.
Hindari meningkatnya konflik yang tidak rasional.
Pusatkan perhatian pada pemikiran pihak lain.
67
Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun
kesepakatan dan menutup negosiasi.
Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak
melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan
(deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki
komitmen untuk melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah
tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau
salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai
kesepakatan.
Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari
kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah
tangan. .
68
Oleh karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi
kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain,
melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak
tubuh maupun ekspresi wajah.
Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak
memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan,
maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita.
Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation,
mediation dan arbitration melalui pihak ketiga
69
No concessions
No further concessions
Making only deadlock-breaking concessions
High realistic expectations with small systematic
concessions
Concede first
Problem solving
Goals other than to reach agreement
Moving for close
70
Strategi ini bisa membahayakan karena umumnya pihak
lawan menginginkan adanya kompromi.
Strategi ini membuat proses negosiasi bersifat unilateral.
Sekali posisi ditetapkan, kesepakatan akan tercapai hanya
jika pihak lain menyetujui posisi tersebut.
Kapan strategi ini dapat digunakan, jika:
1. Kekuatan tidak seimbang, jauh lebih kuat dari pihak lawan
2. Berada pada posisi yang sangat lemah
3. Ada kandidat lain yang menyetujui apa yang ditawarkan
4. Waktu mendesak dan nilai moneter terlalu kecil
71
Strategi yang digunakan:
Hubungi pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi
dan minta posisi lawan diubah
Abaikan tawaran tersebut dan anggap seolah-olah
kesepakatan mungkin didapatkan
Hentikan proses negosiasi
72
Strategi ini dapat diterapkan manakala pihak lawan
dapat dipaksa untuk memutuskan kesepakatan
akhir.
Strategi ini hanya diterapkan setelah adanya
kesepakatan-kesepakatan.
Strategi dan taktik yang dapat digunakan untuk
melawan strategi ini sama dengan yang digunakan
untuk melawan strategi no concessions.
73
Strategi ini dapat diterapkan jika risiko yang timbul
karena ketidakpastian dapat diterima.
74
Strategi ini umumnya merupakan strategi yang
paling berguna dalam proses negosiasi.
75
Strategi ini adalah strategi negosiasi yang
dijalankan dengan cara memberikan kesepakatan
lebih dahulu hingga pada saatnya akan ada waktu
untuk meminta imbalan kesepakatan.
76
Strategi ini yang digunakan untuk
menciptakan prosedur kesepakatan guna
memecahkan masalah yang telah
diidentifikasi.
77
Persetujuan atau agreement tidak harus
merupakan hasil akhir yang ingin dicapai
78
Strategi ini umumnya digunakan untuk
menghindari kegagalan persetujuan total. Sebelum
segala sesuatunya gagal, ada baiknya pihak-pihak
yang terlibat dalam negosiasi melakukan usaha-
usaha untuk menjembatani adanya perbedaan.
79
Pemberian informasi
Penciptaan fakta baru
Pencarian informasi
80
1. Mampu merubah persepsi, harapan dan posisi
2. Informasi non verbal penting
3. Kesalahan-kesalahan ucap dapat diartikan sebagai
suatu kebenaran
4. Menolak pemberian informasi, mungkin dapat
memunculkan kesan tidak dapat dipercaya
5. Informasi yang berlebihan dapat digunakan untuk
menutupi masalah pokok
81
Taktik ini dijalankan dengan menambah atau
merubah fakta-fakta yang ada saat ini.
82
Mencari dan menemukan sumber informasi yang dapat
dipercaya. Misalnya sumber informasi yang berasal dari
pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, sumber
bacaan, konsultan atau ahli.
Bargaining untuk informasi. Pada saat tertentu, informasi
merupakan sesuatu yang sangat bernilai. Informasi dapat
dipakai sebagai alat tukar. Informasi dapat dipertukarkan
dengan informasi yang lain, termasuk uang.
Informasi melalui diskusi. Diskusi dapat menjadi sarana
penting bertukar informasi. Dalam diskusi, emosi harus
dikendalikan untuk menjaga agar informasi-informasi
tertentu tidak ikut di disclose.
83
Kredibilitas personal adalah kemampuan seseorang untuk
mendapatkan kepercayaan dan keyakinan diri dalam
bernegosiasi guna mencapai kesepakatan.
Semakin tinggi kredibilitas personal, semakin tinggi
pengaruh positifnya terhadap negosiasi.
Kredibilitas personal terjelek berupa reputasi ketidakjujuran
(dishonesty).
Kredibilitas personal menjadi permasalahan yang semakin
kompleks jika bernegosiasi dengan orang dari kebudayaan
yang berbeda.
84
Kepercayaan diri
Kesiapan dan organisasi
Pengetahuan
Kejujuran
Ketegaran
85
Memiliki sikap positif kepada pihak lawan
Memperlihatkan kemauan kerja sama
Berkemauan untuk membuat konsesi dan
pemecahan masalah bersama
Terbuka dan tidak “mengancam”
Memahami keadaan pihak lawan
86
Waspada terhadap pihak-pihak lain
Tidak melibatkan persoalan pribadi dalam bernegosiasi
Selalu berusaha untuk mempertahankan kepercayaan orang
lain
Menggunakan tindakan yang mendukung ucapan
Ekspresi non verbal
Tatapan mata
Gesture
Jarak komunikasi
Tempat yang dipilih
Penampilan
87
Being familiar with the communication style, time
orientation, group vs individual orientation,
religious orientation, and customs of the culture of
the counterpart negotiator would be an important
step to take in preparing for negotiations.
88
Negotiating Attitude: Win-Win or Win-Lose?
89
1. Name (how individuals prefer to be addressed)
2. Rank/title (how these titles compare with those in your
organization, the importance of using titles in interaction)
3. Time (whether punctual or casual, preferred time of day to
do business)
4. Dress (formal or casual, whether special or sacred articles
are worn)
5. Behavior( (greetings, rituals, how decision are made)
6. Communication (verbal or non verbal differences)
7. Gift giving (whether gift are appropriate, size of gifts, public
vs private opening, importance of reciprocation)
8. Food and drink ( which foods and drinks are forbidden)
90
yahanan.yamanan@gmail.com
91