Berikut adalah beberapa jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi disektor industri:
a. Teriris, terpotong
b. Terlindas, tertabrak
1) Elektronik (manufaktur) c. Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya
d. Kebocoran gas
e. Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan
a. Terjepit, terlindas
b. Tertusuk, terpotong, tergores
2) Produksi metal (manufaktur)
c. Jatuh terpeleset
d. Terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal
a. Terjepit, terlindas
b. Teriris, terpotong, tergores
3) Petrokimia (minyak dan produksi c. Jatuh terpeleset
batu bara, produksi karet, produksi d. Tertabrak
karet, produksi plastik)
e. Terkena benturan keras
f. Terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan hidrokarbon dan
abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun
4) Konstruksi a. Kemungkinan jatuh dari ketinggian
b. Kejatuhan barang dari atas
c. Terinjak
d. Terkena barang yang runtuh, roboh
e. Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi
pengion dan non pengion, bising
f. Terjatuh, terguling
g. Terjepit, terlindas
h. Tertabrak
i. Terkena benturan keras
a. Kejatuhan barang dari atas (bekerja dibawah kendaraan; kendaraan
sedang diangkat oleh dongkrak/car lift)
b. Terjepit, terlindas
c. Tertabrak
d. Terpeleset
e. Cedera tulang dan sendi (keseleo, terkilir)
f. Terjatuh, terguling
5) Bengkel Otomotif
g. Cedera punggung dan bahu
h. Terbakar
i. Terkena benturan keras
j. Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya, seperti
hidrokarbon (gas sisa pembakaran), minyak rem, elektrolit baterai, dll
k. Tersengat listrik
l. Teriris, sobek, terluka benda tajam
Berikut prosedur mencegah terjadinya kecelakaan ditempat kerja yang perlu dilakukan secara
bersama-sama oleh tenaga kerja, perusahaan dan pemerintah, yakni:
1) Peraturan perundangan (UU No 1 tahun 70 tentang keselamatan dan kesehatan kerja, UU
No 23 tahun 1992 tentang kesehatan kerja dan UU no 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan).
2) Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, mengenai prosedur kerja yang
memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
3) Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang diwajibkan.
4) Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya,
pengujian alat-alat perlindungan diri, dsb.
5) Riset medis
6) Penelitian psikologis.
7) Penelitian secara statistik.
8) Pendidikan.
9) Latihan-latihan.
10) Penggairahan, penggunaan berbagai cara penyuluhan yang menimbulkan sikap untuk
selamat.
11) Asuransi
12) Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.
Dengan mematuhi prosedur K3 dan mengetahui jenis kecelakaan kerja, diharapkan
tenaga kerja mampu melakukan tindakan preventif agar kecelakaan tersebut tidak terjadi,
walaupun terjadi tapi dengan resiko yang minim.
Berikut adalah prosedur K3 yang harus diketahui dan diterapkan di tempat kerja, terutama di
bengkel Otomotif.
1) Mematuhi peraturan perundang-undangan (UU No 1 tahun 70 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja, UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan kerja dan UU no 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan).
2) Mematuhi peraturan K3 yang diberlakukan diperusahaan.
3) Menganalisis kondisi lingkungan kerja.
4) Menganalisis kondisi peralatan dan perlengkapan kerja, termasuk penggunaannya sesuai
dengan fungsinya.
5) Menjaga lingkungan kerja tetap bersih dan rapih (5 S)
6) Bekerja sesuai prosedur (SOP).
7) Tersedianya alat keselamatan kerja dan terampil dalam penggunaannya.
B. Prosedur 5S
Program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai negara.
Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini memusatkan
perhatiannya terhadap pengurangan segala pemborosan (waste). 5S adalah landasan untuk
membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di
tempat kerjanya.
Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan
tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan
kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke). Masing-masing S dalam 5S beserta
penjelasannya dijelaskan di bawah ini.
1. Pengertian
“5R” adalah salah satu element penting dalam mewujudkan ruang (lingkungan) kerja
yang nyaman. Jika lingkungan kerja kotor dan peralatan kerja berserakan dan tidak tersusun
dengan rapi, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi dan keselamatan kerja. Selain itu,
konsumen yang datang tentunya juga akan meragukan kualitas hasil kerja dari bengkel.
5R (Indonesia) = 5S (Jepang)
Ringkas = Seiri
Rapi = Seiton
Resik = Seiso
Rawat = Seiketsu
Rajin = Shitsuke
2. Penjelasan 5R
2) Rapi (Seiton)
Merapikan adalah suatu kegiatan untuk menentukan lokasi dan cara untuk menyimpan hal
- hal yang diperlukan / dibutuhkan dan menyediakan petunjuk yang akurat untuk
memudahkan identifikasi.
1) Butana
Debu Kering (Pasir), Karbondioksida (CO2),
Kelas “C” 2) Propane dan Varpourising Liquid
3) Oxy Acetyline
4) Gas (LPG)
Api Logam (Metal Fire)
1) Potaosium
Soda Ash, Pasir/ Debu Kering, Mantel dan
Kelas “D” 2) Sodium
Powder
3) Kalsium
4) Magnesium
2. Pakaian Kerja
Untuk mencegah kecelakaan, pilih pakaian kerja yang kuat dan dapat memudahkan
pekerjaan. Hindari pakaian kerja yang memperlihatkan sabuk, gesper, dan kancing yang
dapat merusak kendaraan saat bekerja.
Sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan cidera atau terbakar, jangan
memperlihatkan kulit secara terbuka.
3. Sepatu Kerja
Pastikan untuk selalu mengenakan sepatu kerja (safety shoes) saat bekerja, untuk
menghindari bahaya tergelincir, dan cidera kaki karena adanya benda yang terjatuh.
6. Pelindung Mata
Pelindung mata (googles) digunakan untuk melindungi mata dari serpihan-
serpihan kecil pada saat bekerja, seperti mengebor, menggerinda, dll. Atau dari cahaya
yang keluar pada saat mengelas. Sehingga mata bisa terbebas dari cidera yang
mengakibatkan kebutaan.
7. Pelindung Telinga
Pelindung telinga digunakan untuk melindungi telinga kita dari gangguan
pendengaran yang berdampak pada ketulian, yakni pada saat bekerja diarea yang tingkat
kebisingannya melebihi standar, seperti mengebor, menggerinda, dll.
8. Himbauan/ Rambu-rambu
Perhatikan himbauan/ rambu-rambu tentang keselamatan dan kesehatan kerja
yang terpasang dibengkel (tempat kerja) dan lingkungan sekitarnya, dan juga harap
perhatikan himbauan lainnya. Himbauan/rambu-rambu tersebut dipasang didaerah
tertentu, karena sudah melalui hasil analisis mengenai K3.