Di setujui oleh:
Contact Person:
Rajulisman
Project Consultant
PT. Indonesia Madani Mineral
Jakarta - Indonesia
E-Mail: isman@learningandsolution.com
Hak cipta bahan-bahan ini milik PT. Indonesia madani Mineral. Sesuai dengan kesepakatan internasional, tidak
diperkenankan sama sekali dicetak ulang dalam bentuk apapun tanpa izin sebelumnya dari PT. Indonesia
Madani Mineral.
1.1 Sinopsis
Paket pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta pelatihan dengan pedoman praktek
pengoperasian forklift DP30N dengan benar, aman dan efisien. Paket pelatihan ini menjelaskan
tentang forklift DP30N dan cara kerjanya, komponen utama dan berbagai sistem yang berkaitan
dengan pengontrolan pengoperasiannya. Paket pelatihan ini juga menekankan tindakan
pencegahan (safety precaution) dan menguraikan semua hal yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian serta memberikan instruksi tentang cara operator melakukan pemeriksaan
forklift DP30N.
Manual ini disusun sebagai alat bantu pelatihan bagi Instruktur alat berat dan peserta pelatihan
untuk operator forklift DP30N. Selain itu, manual ini juga dapat digunakan oleh supervisor dan
foreman yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian penanganan kontainer.
Silabus dalam paket pelatihan ini terdiri dari delapan bagian dan digabung dalam satu
urutan pembelajaran yang logis. Setiap bagian menitikberatkan dan menguatkan bagian
sebelumnya. Teks ditulis sedemikian rupa agar mudah dibaca dan diterjemahkan dan
didukung dengan ilustrasi, foto serta gambar yang sederhana.
1. Mampu mengidentifikasi dengan benar tata letak, ciri khusus, komponen dan rakitan
utama forklift DP30N dan memahami tugas operator forklift DP30N di lokasi tambang.
2. Mampu mengenal dan mengetahui letak, identifikasi, fungsi dan alat kontrol serta
instrumen forklift DP30N baik di dalam maupun di luar kabin.
3. Mampu mengidentifikasi sistem pengoperasian peralatan forklift DP30N dan
menjelaskan dengan singkat letak, fungsi, dan cara kerja dasarnya.
4. Mampu memperagakan dengan benar dan aman prosedur sebelum menghidupkan,
menghidupkan, setelah menghidupkan dan mematikan mesin forklift DP30N.
5. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan dengan benar prosedur safety operasional
yang berlaku bagi forklift DP30N.
6. Mampu memperagakan prosedur yang diperlukan untuk memanuver forklift DP30N dan
mengoperasikan peralatan penanganan materialnya dengan aman dan benar.
7. Mampu memperagakan pengoperasian forklift DP30N dengan benar dan aman sesuai
dengan petunjuk instruktur dan praktek pengoperasian yang lazim digunakan.
8. Mampu memberi respons yang benar terhadap gangguan dan kelainan operasional yang
mungkin terjadi selama pengoperasian forklift DP30N, serta menerapkan prosedur
pemeliharaan peralatan yang harus dilakukan oleh operator.
9. Mampu memperagakan berbagai kegiatan pengoperasian forklift DP30N, khususnya
kegiatan operasi penambangan Batu Hijau, sesuai dengan petunjuk instruktur dan
standar pengoperasian yang berlaku di lokasi tambang.
1.4 Asumsi
Diasumsikan bahwa peserta pelatihan yang dipersiapkan menjadi operator forklift DP30N
dianggap telah lulus seleksi oleh supervisornya atas dasar tingkat kematangan, tanggung
jawab, serta kemampuan fisik dan tinggi badan yang sesuai untuk mengoperasikan alat
berat dalam jangka waktu yang lama. Juga diasumsikan bahwa peserta pelatihan dianggap
telah menyelesaikan Pelatihan Orientasi Tambang (Mine Induction Training) dan memahami
Peraturan Safety secara umum yang berlaku di lokasi tambang.
Program pelatihan operator forklift DP30N di modul ini disampaikan oleh instruktur froklift
DP30N yang berkualifikasi. Alokasi waktu pelatihan yang tersedia harus memungkinkan
setiap peserta pelatihan menerima instruksi delapan puluh jam. Pelatihan praktek
diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih enam puluh delapan jam, sementara
pelatihan teori dan penilaian membutuhkan waktu selama dua belas jam. Misalnya,
program pelatihan untuk dua orang peserta pelatihan dengan satu orang Instruktur akan
membutuhkan waktu 16 hari. Bagi peserta pelatihan yang sebelumnya telah memiliki
pengalaman dalam mengoperasikan forklift DP30N, lama waktu pelatihan dapat
dipersingkat, tergantung kebutuhan peserta pelatihan. Namun perlu diingat bahwa
pelatihan belum dinyatakan selesai sampai semua tujuan pelatihan yang terdapat dalam
paragraf 1.3 telah mampu diperagakan oleh peserta pelatihan secara kompeten.
Pelatihan praktek akan dimulai dengan penanganan dasar dan praktek pengoperasian forklift
yang dilakukan di lokasi yang cocok dan aman. Kegiatan ini akan terus berlanjut sampai on-
the-job training di lokasi penggunaan forklift DP30N yang sebenarnya.
Selama pelatihan, instruktur dan peserta pelatihan harus mematuhi peraturan safety dan
prosedur yang berlaku dalam melakukan praktek pengoperasian forklift DP30N serta alat-
alat pendukungnya.
Instruktur:
Crank, cranking : Kondisi yang terjadi ketika posisi kunci start berada
dalam posisi start sehingga motor starter teraliri arus
listrik dan memutar mesin untuk memulai
menghidupkan mesin.
Diferensial : Salah satu bagian dari power train (penerus daya), yang
berfungsi sebagai perubah/pembelok putaran 90o dari
transmisi ke poros roda dan memungkinkan roda untuk
dapat berputar dengan kecepatan yang berbeda.
Katup buang (Exhaust valve) : Katup pada mesin yang berfungsi membuka dan
menutup saluran antara silinder dengan saluran gas
buang, sehingga gas sisa pembakaran bisa keluar dari
silinder di saat yang tepat.
Penggerak akhir (final drive) : Bagian power train (penerus daya) yang terletak di
antara diferensial dan roda, yang fungsinya menaikkan
torsi
Sistem Pengisian (Charging System) : Rangkaian kelistrikan unit alat berat / kendaraan yang
berfungsi mengatur pengisian arus listrik yang
dihasilkan oleh alternator ke baterai.
2.1 Pendahuluan
Bagian ini memberikan pengantar yang rinci tentang forklift DP30N. Bagian ini menjelaskan dan
menunjukkan letak dari semua komponen utama, unsur-unsur safety, alat kontrol dan
instrumen bagi operator.
Banyak hal yang harus dipelajari, diserap dan ditanyakan guna memastikan bahwa tujuan
pelatihan ini tercapai, maka beberapa umpan balik secara lisan dan tertulis diperlukan di akhir
pelajaran.
Forklift Caterpillar DP30N digunakan di lokasi tambang dalam kegiatan penambangan dan
pendukung operasi. Tugas utama forklift DP30N adalah menangani material di pelabuhan,
daerah lay down dan pergudangan .
Mesin
Maksimum Speed
Bermuatan : 19 km/hrs
Lifting Speed
Bermuatan : 400mm/s
Lowered Speed
Bermuatan : 470mm/s
Drawbar Pull
Bermuatn : 14400N(1460kg)
Tire
Front : 28x9-15-12PR
Rear : 6.00-10-10PR
Ast = Wa + x + l6 + a
Ast = Working aisle width with load
a = Safety clearance (200 mm)
l6 = Pallet length (800 or 1000 mm)
b12 = Pallet width (1200 mm)
Ada dua sakelar baterai forklift. Sakelar pemutus arus baterai eksternal yang terletak pada panel kanan
dekat tangga akses stasiun operator forklift. Sakelar onboard berada pada panel sebelah kanan.
Sakelar Eksternal
Sakelar Pemutus Arus Baterai dalam posisi ON - Masukkan kunci, putar ke kanan
untuk mengaktifkan sistem kelistrikan. Sakelar ini harus berada dalam posisi ON
sebelum mesin dihidupkan.
Sakelar Pemutus Arus Baterai dalam posisi OFF - Putar kunci ke kiri untuk
mematikan sistem kelistrikan. Cabut kunci saat meninggalkan forklift dan
melakukan servis sistem kelistrikan.
Sakelar Onboard
Sakelar Baterai dalam posisi ON - Tekan sakelar tombol HIJAU (GREEN) untuk
mengaktifkan suplai daya baterai ke rangkaian listrik Foklift. Untuk memastikan
bahwa sakelar dalam posisi ON, lampu hijau pada sakelar akan menyala.
Sakelar Baterai dalam posisi OFF - Tekan sakelar tombol HIJAU (GREEN) untuk
memutuskan suplai daya baterai ke rangkaian listrik Foklift. Untuk memastikan
bahwa sakelar dalam posisi OFF, lampu hijau pada sakelar akan padam.
CATATAN:
ke posisi OFF saat mesin hidup karena dapat menimbulkan kerusakan mesin.
1. OFF Masukkan dan keluarkan kunci start bila hanya dalam posisi OFF. Putar
kunci start ke posisi OFF untuk mematikan mesin
3. START Putar kunci start mesin searah putaran jarum jam untuk melakukan
crank terhadap mesin. Lepas kunci start setelah mesin hidup dan kunci
kembali ke posisi ON (2). Selektor arah transmisi harus dalam posisi NETRAL
(NEUTRAL) sebelum menghidupkan mesin.
CATATAN:
Jika mesin gagal dihidupkan setelah kunci diputar ke posisi start, kunci harus dikembalikan
ke posisi OFF sebelum mencoba menghidupkan mesin lagi.
HYDRAULIC HYDRAULIC
TEMP / SUHU
OIL OIL
OLIE
LEVEL FILTER
REM
3. Indikator Glow Plug (busi pijar) – Indikator ini akan menyala untuk
menunjukkan bahwa air heater sedang beroperasi ( untuk membantu
menghidupkan mesin yang masih dingin ) ketika menghidupkan mesin forklift.
Jika indikator ini menyala saat sakelar start mesin diputar ke posisi ON, tunggu
sampai indikator padam sebelum menyalakan mesin.
11. Gauge Tekanan Udara Rem – Menampilkan tekanan udara rem. Jarum
penunjuk harus berada di zona HIJAU (GREEN) bagi pengoperasian forklift
dengan aman. Jika jarum berada di zona merah, buzzer peringatan pasti
berbunyi untuk memberi alert (tanda waspada) kepada operator forklift. Jika
hal ini terjadi selama pengoperasian, hentikan forklift, aktifkan rem parkir dan
lakukan idle mesin ke posisi netral dengan cepat untuk menimbulkan tekanan
udara. Jika gauge terus menampilkan pembacaan tekanan rendah, parkir
forklift di tempat yang aman dan laporkan kepada Maintenance Department.
Jangan operasikan forklift sampai masalahnya dapat diatasi.
12. Sakelar Baterai – Sebelum menghidupkan mesin, sakelar ini harus berada di
posisi ON. Tekan sakelar IN untuk mengaktifkan rangkaian listrik forklift.
Lampu hijau sakelar ini akan menyala untuk menunjukkan bahwa sakelar
tersebut ON. Setelah pengoperasian, tekan sakelar IN untuk memutar sakelar
ke posisi OFF setelah mematikan mesin.
CATATAN:
Jangan sekali-kali memutar sakelar pemutus arus baterai ke posisi OFF saat mesin hidup
karena dapat mengakibatkan kerusakan mesin.
Sakelar
2. Tuas Sinyal Arah – Turunkan tuas untuk mengaktifkan sinyal belok kanan.
Naikkan tuas untuk mengaktifkan sinyal belok kiri
CATATAN:
Setel tempat duduk pada awal pergantian shift atau saat pergantian operator. Setel tempat duduk
untuk memungkinkan kaki operator menggerakkan pedal sambil duduk bersandar.
Forklift memiliki penyetelan tempat duduk ke depan dan ke belakang (di bagian depan
tempat duduk) dan penyetelan berat tubuh operator. Setel tempat duduk, sehingga
semua alat kontrol dapat dijangkau dengan mudah oleh operator. Tempat duduk,
“penyetelan sesuai dengan berat tubuh operator”, dapat disetel dengan menggunakan
kunci (wrench).
Setelah penyetelan, pastikan semua alat kontrol tempat duduk terkunci, sehingga
mencegah pergeseran tempat duduk yang tak diharapkan.
Sabuk Pengaman
Periksa apakah ada keausan atau kerusakan gesper. Ganti sabuk dan gesper yang aus atau
rusak.
Inspeksi dudukan sabuk pengaman. Ganti dudukan yang aus atau rusak. Jaga baut dudukan
tetap kencang.
CATATAN:
Jangan mengaktifkan rem parkir/sekunder saat forklift bergerak kecuali dalam keadaan darurat. Penggunaan rem
parkir/sekunder sebagai rem servis saat pengoperasian reguler dapat menimbulkan kerusakan berat terhadap
sistem rem parkir/sekunder.
Rem Parkir/Sekunder Aktif - Tarik tuas rem parkir ke atas (UP) untuk mengaktifkan
rem parkir/sekunder.
Rem Parkir/Sekunder Non-Aktif - Dorong tuas rem parkir ke bawah (DOWN) untuk
menonaktifkan rem parkir/sekunder.
Kontrol Arah.
2. Netral/Neutral (N) - Posisi tengah adalah netral (NEUTRAL). Forklift tidak akan
bergerak bila tuas berada dalam posisi ini.
CATATAN:
Selektor arah harus berada pada posisi normal sebelum mesin dapat dihidupkan!
Terkunci (Locked) – Gerakkan tuas pengontrol arah ke posisi netral (NEUTRAL) dan
tekan kontrol pengunci ke kanan (RIGHT) untuk mengaktifkan pengunci netral
transmisi.
Pengemudian arah forklift DP30N dikontrol oleh roda kemudi. Arah belok forklift sesuai dengan
arah putaran roda kemudi.
Belok Kiri - Putar roda kemudi berlawanan arah dengan jarum jam untuk
membelokkan forklift ke kiri. Semakin jauh roda kemudi diputar, semakin
tajam belokan forklift ke kiri.
Belok Kanan - Putar roda kemudi searah dengan arah jarum jam untuk
membelokkan forklift ke kanan. Semakin jauh roda kemudi diputar, semakin
tajam belokan ke kanan.
Pedal Inching
Inching – Tekan pedal inching setengah langkah pedal untuk mengaktifkan clutch
hidrolik sehingga putaran ke roda terputus. Tekan pedal dengan langkah penuh
untuk mengaktifkan clucth hidrolik, kemudian aktifkan rem servis.
Lepas injakan pedal inching untuk menonaktifkan rem, kemudian nonaktifkan clutch
sehingga putaran diteruskan ke roda.
Pedal Rem - Pedal rem memperlambat kecepatan forklift agar memperoleh pengereman
normal.
Pedal Akselarator - Pedal akselerator terdapat di lantai kabin operator sebelah kanan.
CATATAN:
Operasikan alat kontrol forklift DP30N dengan halus untuk mencegah perubahan posisi dan
jatuhnya muatan, atau terbaliknya lift truck.
2. Tahan (HOLD) - Tuas ini akan kembali ke posisi TAHAN (HOLD) saat
dilepaskan baik dari posisi NAIK (RAISE) atau TURUN (LOWER). Forklift akan
tetap berada dalam posisi yang telah diset.
CATATAN:
Operasikan alat kontrol forklift DP30N dengan halus untuk mencegah adanya perubahan posisi
dan jatuhnya muatan, atau terbaliknya forklift DP30N.
1 Mast Condong ke Depan (Mast Tilt Forward) - Dorong tuas ke depan agar
mast (tiang) dan fork (garpu) condong ke depan. Tuas ini akan kembali ke
posisi TAHAN (HOLD) apabila dilepaskan.
2 TAHAN (HOLD)- Tuas ini akan kembali ke posisi TAHAN (HOLD) saat di
dilepaskan. Mast (tiang) dan fork (garpu) akan tetap berada pada posisi mast
(tiang) dan fork (garpu) tersebut diset.
3 Mast Condong ke Belakang (Mast Tilt Back) - Dorong tuas ke belakang untuk
mencondongkan mast (tiang) dan fork (garpu) ke belakang. Tuas ini akan
kembali ke posisi TAHAN (HOLD) apabila dilepaskan.
CATATAN:
Alat kontrol sideshift dapat digunakan oleh operator untuk menggerakkan fork lifting frame
(rangka pengangkat garpu) baik ke kiri maupun kanan sehingga operator dapat melakukan
penepatan fork (garpu) pada muatan.
2 Tahan (HOLD) - Lepas tuas pengontrol, tuas ini akan kembali ke posisi TAHAN
(HOLD). Rangka pengangkat akan tetap berada pada posisi yang telah diset.
Shut-off valve bahan bakar terletak di sisi kiri panel forklift. Tutup valve ini saat operator
melakukan tugas perawatan forklift atau dalam keadaan darurat.
Sabuk Pengaman
ROPS/FOPS Alat Kontrol Interlocked
Sabuk pengaman dipasang
Forklift DP30N dilengkapi Tuas selektor transmisi
untuk menahan operator
dengan ROPS untuk dan kunci start dipasang
apabila forklift DP30N terhentak
melindungi operator jika interlocked sehingga
forklift DP30N terguling atau terguling.
forklift DP30N tidak dapat
atau ditimpa benda dihidupkan bila selektor
Pasanglah selalu sabuk
berat.
pengaman dengan kencang transmisi tidak dalam
selama pengoperasian forklift posisi netral (NEUTRAL)
DP30N!
3.1 Pendahuluan
Sebagai operator kendaraan besar dan mahal, seorang operator tidak cukup hanya mengetahui
cara menarik tuas saja. Operator juga dituntut untuk memiliki pemahaman mekanis dan
mengetahui cara kerja forklift DP30N.
Bagian ini bertujuan untuk membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan dengan cara
memperkenalkan dan menjelaskan (dengan bantuan gambar) tentang pengoperasian dasar
sistem utama forklift DP30N.
Sistem Mesin
Sistem Transmisi
Penggerak Akhir
Roda dan Ban
Sistem Rem
Sistem Kemudi
Sistem Hidrolik
Sistem Kelistrikan
Sebagian komponen dasar mesin diesel ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Selain
komponen dasar tersebut, mesin juga membutuhkan beberapa sistem lain agar mesin dapat
bekerja. Sistem-sistem tersebut meliputi sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem bahan
bakar, sistem pemasukan dan pembuangan udara serta sistem kelistrikan.
Komponen mesin yang bekerja harus bergerak pada kecepatan yang tinggi serta dapat menerima
beban kerja dan panas yang berlebihan. Mengoperasikan mesin dalam kondisi tersebut akan
menyebabkan kemacetan atau kerusakan mesin. Karena itu, semua komponen bergerak harus
mendapatkan suplai oli dalam jumlah yang memadai. Tugas ini dilaksanakan oleh sistem
pelumasan, yang fungsinya dapat dirangkum sebagai berikut:
Untuk mencegah terjadinya gesekan logam dengan logam di antara komponen bergerak
sehingga mengurangi gesekan dan kebisingan.
Untuk membantu mengurangi panas yang timbul dari komponen yang bekerja.
Untuk membantu membentuk seal penyekat gas (seal kedap gas) di antara piston dan
dinding silinder.
Mencegah penumpukan kotoran yang merusak komponen mesin.
Sistem pelumasan mesin secara rinci dapat berbeda-beda tetapi pada dasarnya, sistem yang
digunakan untuk semua jenis mesin adalah sama. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang
cara kerja sistem pelumasan:
Jika mesin hidup, roda gigi yang dipasang pada crankshaft menggerakkan pompa oli sistem
pelumasan. Pompa oli (7) yang terletak di bak oli (oil pan) (6) berfungsi untuk menyimpan
suplai oli. Pompa oli menyedot oli melalui strainer (9) kemudian setelah melalui pompa itu
mengalirkannya ke pendingin oli (10). Di dalam pendingin oli terdapat pipa-pipa logam yang
dialiri air (air tersebut berasal dari radiator mesin). Proses perjalanan oli pelumas melalui pipa-
pipa tersebut menyebabkan oli menjadi dingin. Dari pendingin oli, selanjutnya oli dialirkan ke
saringan oli (4), yaitu tempat untuk menahan kotoran dan bahan pencemar (contaminant) oli.
Kemudian oli mengalir sampai ke manifold oli (1) di dalam blok silinder.
Manifold oli berhubungan dengan rangkaian saluran yang berlubang dan oli pelumas yang
masih bertekanan dari pompa, didorong melalui saluran-saluran ini untuk melumasi bearing
(bantalan) mesin, silinder, timing gear (gigi pengatur waktu pembakaran) dan komponen kerja
lain. Tidak semua oli mengalir melalui manifold oli, ada sebagian oli yang mengalir ke saluran
suplai (2) di sisi mesin untuk melumasi turbocharger. Setelah disirkulasikan, oli pelumas
tersebut akan kembali ke oil pan dan proses sirkulasi oli ini berulang sehingga sistem teraliri oli
terus menerus.
Pada sistem pelumasan terdapat 3 bypass valve. Satu valve dipasang di pompa oli, (12) yang
akan terbuka jika tekanan di dalam pompa oli terlalu tinggi. Satu valve lagi dipasang di dekat
pendingin oli, (8) yang akan terbuka jika oli pelumasnya dingin sehingga oli dapat melakukan
bypass terhadap pendingin. Yang satunya lagi dipasang di dekat housing (rumah) saringan oli (5)
yang akan terbuka jika saringan tersumbat sehingga oli melakukan bypass sehingga oli terus
bersirkulasi di semua bagian mesin.
Sistem pelumasan oli dilengkapi gauge tekanan oli pelumas (11) dan dipasang pada konsol
operator. Gauge ini memungkinkan operator untuk memeriksa apakah sistem bekerja pada
tekanan pengoperasian yang normal. Sebuah dipstick/tongkat duga (13) juga tersedia untuk
memeriksa apakah suplai oli di dalam oil pan berada pada permukaan yang benar.
Sistem pelumasan yang beroperasi dengan baik sangat penting bagi seluruh assembly mesin
karena kebocoran, kekurangan dan tekanan oli yang rendah serta panas yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan kerusakan yang serius atau bahkan dapat menghancurkan mesin.
Operator bertanggung jawab untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan kehancuran
mesin dengan menerapkan prosedur pemeriksaan sebelum menghidupkan mesin dengan benar
dan dengan memperhatikan gauge dan monitor yang sesuai selama pengoperasian Forklift
DP30N.
Pompa air sistem pendinginan (1) digerakkan oleh mesin. Jika mesin hidup, pompa mengisap air
pendingin melalui outlet-line (saluran keluar) radiator (2) dan mengalirkan sebagian air
pendingin tersebut langsung ke blok silinder, (3) dan sisanya ke pendingin oli (4) (sebagaimana
yang telah diungkapkan sebelumnya, yaitu mendinginkan oli mesin) kemudian mengalir ke blok
silinder. Di dalam blok silinder, air pendingin disirkulasikan ke seluruh silinder dan terus
mengalir ke atas melalui saluran (lorong) air menuju ke kepala silinder (5). Air pendingin
bergerak melalui kepala silinder (cylinder head) dan menuju manifold air (6) yang terletak di
samping blok mesin. Aliran air pendingin terus bergerak menuju bagian depan manifold air ke
regulator temperatur (thermostat) (7). Jika air pendingin dalam kondisi dingin (karena mesin
belum panas) maka thermostat akan tertutup sehingga air pendingin tidak mengalir masuk ke
dalam radiator (10) tetapi mengalir melalui saluran bypass (8) dan kembali ke pompa air untuk
disirkulasikan lagi.
Seperti halnya dengan sistem pelumasan, sistem pendinginan juga mempunyai fungsi yang
penting bagi mesin, dan operator bertanggung jawab untuk memeriksa apakah sistem
pendinginan berfungsi dengan benar. Kisaran temperatur pengoperasian normal sistem
pendinginan ini adalah antara 88 dan 93° celcius dan hal ini dapat dimonitor dengan gauge
temperatur yang ada di dasbor (dash panel). Mesin tidak boleh dioperasikan jika temperatur
melebihi 93° celcius.
Sistem pendinginan harus diperiksa terlebih dahulu sebelum mesin dihidupkan. Pemeriksaan itu
meliputi pemeriksaan tuas air pendingin, kebocoran dan endapan kotoran yang dapat
menghambat aliran udara melalui radiator. Semua hal di atas merupakan penyebab pemanasan
mesin yang berlebihan.
PERINGATAN
Jangan melonggarkan atau melepaskan penutup radiator dari sistem pendinginan yang
panas!
Fungsi sistem bahan bakar adalah untuk menyalurkan bahan bakar diesel bersih dalam jumlah
yang terkontrol dan dalam bentuk pancaran yang sangat halus ke masing-masing ruang
pembakaran dengan interval waktu yang tepat. Rancangan dan kinerja sistem bahan bakar
berikut komponennya sangat bervariasi tetapi prinsip umum cara kerjanya adalah sama saja.
Berikut ini penjelasan tentang cara kerja sistem bahan bakar.
Jika mesin dalam kondisi hidup, pompa transfer (4) menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar (1) melalui saringan bahan bakar (2) dan priming pump (3) menuju pompa injeksi bahan
bakar (5). Bagian sistem bahan bakar ini disebut aliran bertekanan rendah.
Dalam hal ini, pompa injeksi bahan bakar yang terdiri dari enam unit pompa yang terpisah (
satu pompa untuk satu silinder) meningkatkan tekanan bahan bakar sampai sekitar 700 psi dan
mendorongnya mengalir melalui saluran bahan bakar bertekanan tinggi yang terpisah (6) ke
masing-masing injektor bahan bakar (7) pada waktu yang tepat. Injektor bahan bakar (yang
dipasang pada bagian atas masing-masing silinder) menginjeksi bahan bakar dalam bentuk
kabut ke dalam silinder mesin. Di tempat ini bahan bakar dibakar dan diubah menjadi energi.
Kecepatan mesin dikontrol oleh governor (pengatur) (9) yang mengatur jumlah bahan bakar
yang disalurkan ke silinder mesin. Governor dihubungkan oleh throttle linkage (10) dan
memanjang ke dalam kabin operator sehingga memungkinkan operator untuk menyetel
Saringan bahan bakar yang ada di sistem ini berfungsi untuk menyaring kotoran dan air yang
mungkin tercampur dengan bahan bakar. Pencemaran bahan bakar semacam ini dapat
membahayakan kepresisian kerja pompa injeksi bahan bakar. Saringan bahan bakar tidak dapat
diservis dan harus diganti secara berkala.
Selama pengisian bahan bakar, operator dapat membantu mencegah terjadinya pencemaran
bahan bakar dengan cara memastikan bahwa daerah di sekitar lubang saringan dan nosel slang
pengisi bahan bakar dalam keadaan bersih.
Seandainya aliran bahan bakar terhambat, udara akan masuk ke dalam sistem bahan bakar
sehingga menyebabkan mesin tersendat-sendat dan mati. Hal ini akan terjadi jika aliran bahan
bakar tersumbat (saringan kotor) atau permukaan bahan bakar di dalam tangki bahan bakar
sangat rendah. Setelah memperbaiki kerusakan yang terjadi, operator harus mengeluarkan
udara yang ada di dalam sistem bahan bakar sebelum mesin dihidupkan kembali. Tindakan ini
dapat dilakukan bila terdapat priming pump (3) dan bleed valve (8).
Fungsi dari sistem pemasukan dan pembuangan udara adalah untuk memasok udara bersih
yang telah disaring ke silinder mesin dan kemudian membuang gas-gas buang hasil pembakaran
keluar dari mesin. Berikut ini adalah penjelasan dasar tentang cara kerja sistem pengisapan dan
pembuangan udara; (Lihat gambar Sistem Pengisapan dan Pembuangan Mesin berikut)
Dengan mesin hidup, udara luar diisap ke dalam pre-cleaner (pembersih awal) (1), tempat
partikel-partikel debu yang dapat menghambat masuknya udara akan ditahan. Dari pre-cleaner,
udara kemudian diisap melalui saringan udara (2) untuk pembersihan udara lebih lanjut
dengan menghilangkan partikel debu halus. Indikator servis (3) yang dipasang, berguna untuk
memberikan informasi kepada operator untuk mengetahui bahwa saringan udara tersebut
kotor dan perlu servis.
Gas buang yang dihasilkan selama pembakaran harus dikeluarkan dari silinder dengan cepat
sebelum energi bahan bakar dan udara masuk kembali. Hal ini dapat tercapai dengan
terbukanya katup buang (exhaust valve) (10) segera setelah pembakaran, dan memungkinkan
gas hasil pembakaran mengalir ke dalam manifold buang (11) yang dibantu oleh gerakan
naiknya piston (langkah buang). Gas yang keluar didorong melalui manifold buang ke dalam sisi
buang dari turbocharger (12) dan menggerakkan turbine wheel (13) hingga berputar. Roda
turbin yang berputar membantu mendorong gas buang keluar dari turbocharger dan masuk ke
dalam muffler buang dan akhirnya keluar ke udara bebas. Dari penjelasan ini dapat diketahui
bahwa turbocharger digerakkan oleh gas buang mesin.
Turbocharger berputar pada kecepatan yang sangat tinggi yaitu, 25 - 30 kali lebih cepat
dibandingkan putaran mesin. Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau gangguan bearing
komponen ini, operator harus menerapkan prosedur menghidupkan dan mematikan mesin
dengan benar.
Sistem kelistrikan ini berfungsi untuk menyediakan tenaga putar yang dibutuhkan untuk
menghidupkan mesin dan tenaga listrik yang diperlukan untuk menyalakan lampu-lampu dan
mengisi ulang baterai. Berikut ini penjelasan dasar tentang cara kerja sistem kelistrikan yang
khas. (Lihat gambar Sistem Kelistrikan Mesin berikut)
Pada dasarnya, sistem kelistrikan memiliki dua rangkaian, yaitu rangkaian penyalaan dan
rangkaian pengisian.
Rangkaian Penyalaan:
Tenaga listrik yang diperlukan untuk menghidupkan mesin diperoleh dari dua buah baterai
bertegangan 12 volt (1) yang dihubungkan secara seri untuk menghasilkan rangkaian listrik
bertegangan 24 volt. Aliran dari kedua baterai tersebut dapat "dimatikan" atau "dihidupkan"
(OFF/ON) dengan menggunakan sakelar pemutus baterai (2).
Pengoperasian: Jika sakelar pemutus dalam posisi "ON" dan kunci sakelar start (3) digerakkan
ke posisi "START", arus listrik mengalir (melalui kabel) motor starter mesin. (4) Motor starter
terpasang pada flywheel yang terdapat di bagian ujung mesin dan sewaktu arus listrik
Rangkaian Pengisian:
Dengan menghidupkan mesin, baterai mendapat beban yang berat dan menyebabkannya
mengalami pengosongan muatan (discharge) atau menjadi lemah. Karena itu, rangkaian
pengisian disediakan sebagai bagian sistem kelistrikan.
Komponen utama rangkaian pengisian adalah alternator (6). Alternator dipasang di bagian
depan assembly mesin dan digerakkan oleh sabuk dari puli crankshaft mesin. Alternator
berfungsi menghasilkan arus listrik yang diperlukan agar baterai tetap terisi dan untuk
memasok arus guna menyalakan lampu. Voltage regulator (7) yang dihubungkan ke alternator,
mengontrol arus yang dihasilkan alternator tersebut sesuai dengan kebutuhan baterai. Voltage
regulator memungkinkan masuknya aliran arus listrik yang tinggi ke baterai jika baterai lemah,
serta masuknya aliran arus listrik yang kecil saat baterai terisi.
Agar operator mengetahui apakah sistem pengisian bekerja dengan baik, maka disediakan
voltmeter atau ammeter (8) pada panel kontrol operator. Untuk pengoperasian normal, maka
jarum ammeter akan menunjuk ke " + " (positif). Jika jarum menunjuk ke " - " (negatif) maka
hal itu menandakan adanya gangguan fungsi. Sebuah sakelar pengaman, yang disebut dengan
pemutus daya (9) disediakan untuk mencegah aliran arus listrik yang terlalu besar dari biasanya.
Jika pemutus rangkaian ini berjalan, maka hal itu dapat diatur kembali (setelah dingin) dengan
menekan tombol reset secara manual.
Agar sistem kelistrikan dapat berfungsi dengan baik, operator harus memeriksa dan
memastikan bahwa:
Tenaga dari mesin diteruskan melalui flywheel ke transmisi power shift (DP30NT) dan
Directional Drive/manual transmision untuk (DP30ND). Output dari transmisi diteruskan ke
diferensial depan dan penggerak akhir.
Transmisi planetary power shift memiliki satu kecepatan maju dan satu kecepatan mundur
(untuk DP30NT)
Transmisi Directional drive (manual transmisi) memiliki dua kecepatan maju dan dua
kecepatan mundur (untuk DP30ND).
Output torsi dari mesin disalurkan ke input shaft transmisi planetari dan diteruskan oleh gear transfer ke
serangkaian planetary gear yang masing-masing memiliki seperangkat multi-disc clutch pack yang
diaktifkan secara hidrolik.
Transmisi memiliki tiga kecepatan yang dikontrol secara hidrolik.
Output torsi dari transmisi diteruskan ke bevel gear diferensial, untuk mengarahkan sudut output yang
benar terhadap planetary final drive pada axle depan.
Output torsi dari transmisi, melalui driveshaft, melewati bevel gear pada diferensial depan
menggerakkan roda depan. Diferensial merupakan unit penggerak akhir Forklift DP30N!
Forklift DP30N dilengkapi roda tunggal berukuran 6.00-10-10PR pada axle kemudi belakang dan
roda penggerak tunggal berukuran 28X9-15-12PR pada axle “penggerak” depan.
Forklift DP30N dilengkapi dua rem servis yang bertipe expanding shoe drum brake yang
digerakkan oleh vacuum assisted hydraulic pada roda penggerak depan. Pedal rem digunakan
untuk pengoperasian rem normal dan pedal inching digunakan untuk melakukan
"inching"untuk DP30NT.Sedangkan DP30ND Pedal kopling untuk memutus/penghubung tenaga
Rem parkir yang diaktifkan dan dinonaktifkan secara mekanis mengoperasikan rem parkir yang
terpasang pada driveline.
Sistem hidrolik Forklift DP30N terdiri dari pompa hidrolik, reservoir oli, pilot-operated control,
pendingin oli, saringan, silinder, saluran dan slang.
Forklift DP30N memiliki sistem kelistrikan bertegangan 24-volt yang terdiri dari dua baterai
nonpemeliharaan yang masing-masing bertegangan 12-volt dan sebuah alternator yang
digerakkan oleh belt.
4.1 Pendahuluan
Setelah mempelajari Bagian Tiga ini (Sistem Forklift DP30N), diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik kepada peserta pelatihan mengenai inspeksi dan pemeriksaan
serta menekankan pentingnya inspeksi dan pemeriksaan tersebut untuk dilakukan.
Bagian penting dari tugas operator adalah memeriksa adanya gangguan dan kerusakan forklift
sebelum dioperasikan. Melaksanakan pemeriksaan sebelum menghidupkan mesin yang benar
dan melaporkan setiap gangguan atau kejanggalan seperti: kebocoran, tekanan yang rendah,
permukaan fluida yang rendah, temperatur tinggi, komponen yang sangat aus, bagian yang
hilang atau patah, bau yang aneh, kebisingan, dll. dapat mencegah masalah ringan menjadi
masalah serius. Karena itu, pemeriksaan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
dalam pemeliharaan perlindungan forklift.
Mulailah melakukan inspeksi keliling dari tangga naik sebelah kiri forklift dan kemudian
mengelilinginya searah dengan putaran jarum jam.
3. Buka pintu akses kompartemen baterai dan periksa kekuatan dudukan baterai,
kekencangan terminal baterai, dan kebersihan bagian atas baterai.
4. Periksa permukaan fluida rem dalam reservoir. Permukaan fluida rem harus tetap berada di
antara tanda permukaan TINGGI (HIGH) dan RENDAH (LOW) agar pengoperasian
forklift berlangsung aman.
7. Inspeksi fork (garpu) dan rangka pengangkat apakah ada kerusakan dan keretakan, serta
kekuatan dudukannya.
8. Inspeksi kekuatan dan kondisi lampu kerja. Bersihkan lensa bila diperlukan.
9. Inspeksi silinder lift (di bagian dalam mast section), keamanan saluran, slang, dan roller
hidrolik, tanda-tanda kebocoran, dan fiting yang longgar atau rusak.
10. Inspeksi kebocoran silinder side-shift, slang dan saluran hidrolik, fiting yang longgar atau
rusak.
11. Periksa bahwa kedua sisi rantai pengangkat aman dan kurang lebih memiliki kekencangan
yang sama. (Catatan: Pemeriksaan kekencangan rantai harus dilaksanakan setelah mesin
dihidupkan dan dengan fork (garpu) agak terangkat dari atas permukaan tanah). Jika ada
perbedaan kekencangan antara setiap sisi rantai lift, beritahu Maintenance Department dan
jangan operasikan forklift.
12. Periksa bawah bagian depan untuk mengetahui adanya kebocoran oli, komponen rusak
atau longgar.
15. Inspeksi tangga akses sebelah kanan dan handrail untuk memastikan tempat itu bersih dan
bebas dari oli dan grease.
16. Buka penutup reservoir hidrolik dan periksa permukaan oli hidrolik dengan dipstick
(tongkat duga). Permukaan oli harus berada di antara tanda "L" dan "H" agar
pengoperasian forklift aman.
17. Periksa bagian kanan belakang apakah ada kebocoran oli, komponen rusak atau longgar.
18. Inspeksi roda dan ban sebelah kanan belakang dan periksa:
Kesesuaian tekanan, keausan dan sayatan kembangan ban.
Rim roda ada yang retak atau rusak.
Baut/mur roda tidak longgar, rusak atau hilang.
19. Inspeksi bagian bawah belakang forklift untuk mengetahui tanda-tanda kebocoran fluida,
komponen yang longgar atau rusak, kekuatan steering arm, silinder, linkage dan
sambungan di kedua sisi forklift.
20. Periksa kedua lampu belakang untuk mengetahui adanya kebersihan dan kerusakan.
Bersihkan lensanya jika kotor.
21. Periksa area radiator untuk mengetahui adanya kebocoran fluida, kerusakan atau tumpukan
sampah.
22. Periksa bahwa baut yang terpasang pada counterweight tidak longgar atau hilang.
23. Inspeksi roda dan ban belakang sebelah kiri dan periksa:
Kesesuaian tekanan, keausan dan sayatan kembangan ban.
Rim roda ada yang retak atau rusak.
Baut/mur roda tidak longgar, rusak atau hilang.
24. Inspeksi kompartemen mesin untuk mengetahui adanya kebocoran air, bahan bakar atau oli
dan tumpukan sampah di sekitar mesin.
25. Periksa permukaan oli hidrolik dengan dipstick (tongkat duga). Permukaan oli harus
berada di antara tanda PENUH (FULL) dan TAMBAH (ADD) agar pengoperasian forklift
aman.
26. Periksa permukaan cairan pendingin di expansion tank. Permukaan cairan pendingin harus
tampak di antara tanda pada expansion tank agar pengoperasian forklift aman.
27. Periksa kondisi dan kekencangan tali kipas. Beritahu Maintenance Department jika tali
kipas rusak, longgar atau retak.
Hidupkan sakelar pemutus arus baterai dan periksa bahwa katup bahan bakar berada
dalam posisi ON. Naik ke forklift melalui tangga akses sebelah kiri dan lakukan
pemeriksaan di atas forklift.
∙ Bersihkan sampah serta pindahkan kontainer, perkakas dan benda-benda lebar yang di dalam
kabin.
∙ Periksa bahwa alat pemadam api ringan yang ada di dalam kabin dapat diservis.
∙ Periksa bahwa sabuk pengaman diservis.
∙ Periksa bahwa alat kontrol forklift dalam posisi yang semestinya sebelum menghidupkan mesin.
∙ Putar kunci start ke posisi ON dan periksa bahwa semua lampu indikator monitor berfungsi.
CATATAN:
Jika lampu indikator tidak menyala selama pengujian, beritahu Maintenance Department
dan jangan hidupkan mesin.
∙ Bunyikan klakson satu kali dan tunggu lima detik, kemudian hidupkan mesin. (Ikuti prosedur
sebelum menghidupkan mesin forklift).
1. Setel tempat duduk agar langkah pedal dapat digerakkan dengan penuh saat
operator duduk bersandar pada sandaran duduk.
2. Setel kaca spion sebagaimana mestinya.
3. Kenakan sabuk pengaman.
4. Periksa bahwa rem parkir telah diaktifkan.
5. Putar sakelar baterai ke posisi ON.
6. Gerakkan tuas pengontrol transmisi ke posisi NETRAL dan aktifkan pengunci
netral transmisi.
7. Kembalikan tuas pengontrol (control valve) attachment ke posisi TAHAN (HOLD).
8. Bunyikan klakson sekali dan tunggu selama lima detik.
9. Putar kunci sakelar start searah putaran jarum jam untuk menghidupkan mesin.
Lepas kunci tersebut setelah mesin hidup.
Perhatian
Jangan menghidupkan mesin (crank) lebih dari 10 detik. Biarkan starter menjadi dingin
selama 2 menit sebelum menghidupkan mesin kembali!
Kerusakan mesin dapat terjadi bila kecepatan mesin tidak tetap rendah sampai lampu
indikator tekanan oli menunjukkan bahwa tekanan oli cukup!
Jika indikator tekanan oli mesin rendah tidak padam dalam waktu 10 detik setelah
menghidupkan mesin, matikan mesin dan selidiki penyebabnya. Kegagalan dalam
melakukan hal ini dapat menyebabkan kerusakan mesin.
Buzzer tekanan udara rendah harus berbunyi sampai tekanannya normal dan rem parkir
dinonaktifkan.
Pemeriksaan berikut ini dilakukan setelah mesin dihidupkan dan sebelum forklift DP30N
dioperasikan.
Prosedur ini diterapkan saat forklift ditinggalkan tanpa awak, baik saat akhir shift kerja
atau saat meninggalkan forklift setelah
menyelesaikan tugas.
5
4 Gerakkan tuas pengontrol transmisi
ke posisi Netral (NEUTRAL) dan
7
aktifkan pengunci netral transmisi.
7. Putar kunci start mesin ke posisi OFF untuk mematikan mesin. Jika mesin telah
mati, matikan sakelar baterai.
Perhatian
Menghentikan mesin dengan tiba-tiba setelah bekerja dengan beban, dapat
menimbulkan panas berlebihan dan keausan komponen mesin.
8. Menghadap ke forklift dan gunakan tangga dan pegangannya saat turun dari
forklift.
9. Putar sakelar pemutus arus baterai ke posisi OFF jika forklift ditinggal untuk
waktu yang lama.
5.1 Pendahuluan
Jika forklift DP30N dioperasikan dengan benar serta prosedur safety dan tindakan pencegahan
diterapkan dengan baik, maka forklift akan menjadi alat yang andal, serba guna dan produktif.
Sebaliknya, forklift akan menjadi alat yang tidak produktif dan berbahaya jika operator tidak
menerapkan prosedur pengoperasian dan safety dengan benar. Untuk menjadi operator yang andal
dan produktif, maka operator harus mengetahui kemampuan dan keterbatasan forklift serta
menerapkan semua tindakan safety dan mengembangkan kepekaan perasaan agar dapat menerapkan
teknik pengoperasian forklift dengan lancar.
Keselamatan diri operator, forklift dan juga orang lain tergantung kehati-hatian, kewaspadaan dan
keputusan operator. Jangan sekali-kali mengambil resiko dan melampaui batas-batas
kemampuan forklift.
Berikut ini prosedur dan petunjuk safety yang berlaku untuk Foklift Caterpillar DP30N.
Prosedur safety berikut berlaku untuk pengoperasian forklift dan pekerjaan yang terkait dengan
operasi penanganan kontainer forklift. Prosedur ini harus selalu diterapkan oleh operator setiap saat.
Kondisi fisik dan mental. Seorang operator harus memenuhi persyaratan fisik dan mental
berikut ini:
Memiliki kemampuan pendengaran dan penglihatan yang baik (dengan atau tanpa alat bantu).
Tidak menderita penyakit tertentu dan cacat yang dapat mengganggu kemampuan untuk
bereaksi dengan cepat.
Operator yang sedang dalam pengobatan dokter harus menunjukkan bukti tertulis yang
dikeluarkan oleh dokter bersangkutan bahwa pengobatan tersebut tidak akan mempengaruhi
kemampuan operator mengoperasikan alat berat dengan aman.
Operator yang diketahui atau diduga berada di bawah pengaruh minuman keras atau obat-
obatan tidak diperbolehkan mengoperasikan alat berat dalam kondisi apapun.
Harus benar-benar menghargai arti penting safety setiap saat.
Alat Pelindung Diri: Persyaratan APD(PPE) untuk operator alat berat meliputi helm safety, sepatu
safety, masker anti debu, kaca mata safety dan pelindung telinga.
Jangan mengenakan pakaian yang longgar atau perhiasan yang dapat tersangkut pada alat kontrol
atau komponen lain forklift.
Sepatu safety
Ada dua jenis label yang digunakan, label “Awas Peralatan Rusak (Caution
Out of Service Tag)” dan “Bahaya Peorangan (Danger Tag)”.
Ingatlah peraturan – jika salah satu dari label Awas Peralatan Rusak (Out Of Service) atau Bahaya
Perorangan (Personal Danger) telah dipasang pada forklift:
Isyarat Klakson
Kondisi jalan
Arah lalu lintas di jalan
Lubang, rintangan, dan lumpur
Debu, asap dan kabut yang tebal.
Lokasi yang tepat untuk setiap saluran udara
jaringan listrik , gas, telepon, air, atau jaringan utilitas lainnya.
pengoperasian forklift.
Pindahkan semua barang perorangan atau benda lain yang ada di dalam kabin operator. Simpan
barang atau benda tersebut di dalam kotak perkakas atau keluarkan dari forklift.
Penghalang Pandangan
Jangan halangi pandangan saat forklift sedang berjalan
atau bekerja. Saat forklift berjalan, arahkan attachment
dalam posisi RENDAH (LOW) untuk memperoleh
kestabilan dan pandangan yang maksimal. Operasikan
forklift dengan kecepatan cukup rendah agar tetap
sepenuhnya terkontrol setiap saat.
Menangani Muatan
Ayunan Counterweight
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
Jangan sekali-kali mengoperasikan forklift dekat dengan tepi tebing (overhang) atau parit (ditch)
karena tepian tersebut dapat runtuh atau longsor sehingga dapat menyebabkan cedera berat, bahkan
kematian.
DOKUMEN INI TIDAK DIKONTROL DALAM FORMAT CETAK Page 63 of 101
Dilarang Menumpang
PERINGATAN
Forklift DP30N hanya untuk satu orang dan jangan izinkan orang lain menumpang!
PERINGATAN
Jangan sekali-kali mengoperasikan alat kontrol forklift dari luar kabin. Jika hal ini dilakukan, dapat
mengakibatkan cedera berat, bahkan kematian.
Utilitas
PERINGATAN
Penutup harus dibuka secara perlahan agar tekanan udara keluar secara berangsur-angsur.
Bebaskan semua tekanan yang ada di dalam sistem udara, oli, bahan bakar atau cairan pendingin
sebelum saluran, fiting atau komponen apapun dilepas atau dibuka.
Prosedur berikut ini harus diterapkan oleh operator jika terjadi kebakaran di forklift:
Hentikan pengoperasian forklift.
Matikan mesin
Aktifkan rem parkir.
Turunkan fork (garpu) ke tanah.
Laporkan peristiwa kebakaran itu ke pusat kontrol (base control) dengan
menggunakan radio dua arah (jika cara itu dianggap aman).
Turun dari forklift.
Ledakan ban yang berisi udara terjadi akibat pembakaran gas yang terinduksi oleh panas di dalam
ban. Panas, yang dihasilkan oleh pengelasan atau pemanasan komponen rim roda, api dari luar, atau
penggunaan rem yang berlebihan, dapat mengakibatkan pembakaran gas.
Ledakan ban jauh lebih dahsyat daripada letusan ban. Ledakan dapat membuat ban, rim roda dan
komponen axle terlempar sejauh 500 m (1500 kaki) atau lebih jauh dari forklift. Kekuatan ledakan
dan serpihan ban yang terlempar dapat mengakibatkan cedera atau kematian, serta kerusakan
properti.
WARNING WARNING
Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan praktek pengoperasian dasar forklift Caterpillar DP30N. Untuk latihan ini,
idealnya disediakan satu area yang aman dengan ruang gerak yang cukup untuk praktek
menjalankan dan memanuver forklift. Semua pemeriksaan oleh operator di Bagian Empat modul ini
harus dilaksanakan sebelum memulai tahap berikut ini.
Untuk tujuan pembelajaran, praktek pengoperasian dasar forklift ini dibagi menjadi beberapa tugas
yang terpisah sebagai berikut:
Tuas Pengontrol Lift : Tuas pengontrol ini memiliki tiga posisi seperti yang ditampilkan pada
gambar ini:
Saat tuas dilepas, tuas akan kembali ke posisi (2) TAHAN (HOLD).
Tuas pengontrol tilt: Tuas pengontrol ini memiliki tiga posisi seperti yang ditampilkan pada gambar
ini
2. Tahan (Hold)
1 Kiri (LEFT) - Dorong tuas pengontrol ke depan untuk menggerakkan rangka angkat
ke kiri. Tuas akan kembali ke posisi tahan (HOLD) apabila dilepas.
2 Tahan (HOLD) - Lepas tuas pengontrol, tuas akan kembali ke posisi tahan (HOLD).
Rangka angkat akan tetap berada dalam posisi yang telah diset.
Perbedaan forklift DP30N dengan kendaraan lain adalah forklift digerakkan oleh roda
belakang sehingga ayunan belakang (tail) forklift lebih besar. Operator harus berhati-hati
saat belajar memanuver forklift, dan perhatikan ayunan belakang (tail) forklift secara
khusus.
Saat menggerakkan forklift ke depan dengan perlahan, jika aman dilakukan, putar roda
penggerak untuk:
1. Membelokkan forklift ke kiri dengan perlahan (a) dan kemudian ke kanan (b) untuk
merasakan respons forklift. Mulai belokkan forklift sedekat mungkin ke sudut dalam,
dengan ayunan belakang (tail) tidak menabrak sudut tersebut. Lakukan praktek
memutar forklift sampai 360° dengan perlahan.
2. Mempraktekkan pengemudian "bentuk angka delapan" sehingga operator
membiasakan diri dengan teknik memanuver forklift dengan roda kemudi dalam
posisi gigi MAJU (FORWARD).
CATATAN:
Perhatikan ayunan fork dan counterweight yang lebar saat membelok!
Pada saat memanuver forklift di ruang yang sempit, workshop, di antara alat berat atau
kendaraan lainnya, operator harus meningkatkan waktu reaksi terhadap hambatan, dengan
mengurangi kecepatan alat menjadi SANGAT PELAN!
Saat mempelajari cara memanuver forklift DP30N di tempat yang sempit, lakukanlah dengan
putaran mesin pada kecepatan rendah !
Mengubah Arah
Selama pengoperasian forklift dengan muatan terangkat, forklift harus dihentikan sebelum
arahnya diubah.
5. Tekan pedal akselerator dengan hati-hati sampai kecepatan berjalan yang diinginkan
tercapai.
3 Lihat ke depan forklift untuk memastikan daerah itu bebas dari halangan dan bunyikan klakson
dua kali untuk menggerakkan forklift ke depan.
4 Gerakkan tuas pengontrol arah transmisi ke depan untuk memilih arah MAJU (FORWARD).
5 Tekan pedal akselerator sampai kecepatan berjalan forklift yang diinginkan tercapai.
Perubahan kecepatan transmisi dikontrol secara otomatis dan tergantung pada posisi tuas
accelerator ( pedal gas ).
Jika tuas gigi kecepatan transmisi pada posisi maju/mundur, transmisi akan terkunci pada
gigi satu. Posisi ini disarankan untuk pekerjaan yang memerlukan kecepatan berjalan pada
transmisi rendah dan torsinya (drawball) lebih besar. Kecepatan berjalan maksimum pada
sakelar di posisi ini adalah 7,5 kph.(DP30NT)
Jika tuas gigi transmisi pada posisi (2), transmisi akan terkunci pada gigi dua secara manual,
tergantung kondisi muatan dan kecepatan. Posisi ini disarankan dalam pengoperasian
forklift saat melakukan traveling. Kecepatan berjalan dengan tuas gigi transmisi di posisi ini
adalah 17,5 kph.
1. Kurangi kecepatan mesin dengan melepaskan injakan dari pedal akselerator dan
aktifkan pedal rem servis sehingga forklift berhenti penuh.
2. Lihat kaca spion untuk memeriksa bahwa di daerah tersebut tidak ada orang,
kendaraan dan peralatan lain, kemudian bunyikan klakson tiga kali untuk
memundurkan forklift.
3. Saat forklift pada posisi diam dan putaran idle mesin rendah, gerakkan tuas
pengontrol arah transmisi kembali ke posisi mundur (REVERSE) untuk memilih arah
berjalan mundur. Alarm mundur harus berbunyi saat gigi dipilih.
4. Tekan pedal akselerator untuk menghentikan forklift saat memundurkannya.
!
CAUTION
tujuan. Memilih arah jalan yang berlawanan saat forklift masih bergerak akan
menyebabkan ketidakstabilan muatan dan menimbulkan kerusakan transmisi yang
berat.
Rem servis
Pedal rem servis (1) mengaktifkan rem roda depan secara serentak. Pengurangan kecepatan
tergantung pada kuatnya tekanan pedal. Gunakan pedal rem servis untuk pengereman
normal.
CATATAN:
Jangan pompa pedal rem. Hal ini akan mengurangi jumlah udara di air receiver dan menyebabkan buzzer
peringatan berbunyi. Jika buzzer peringatan berbunyi selama pengoperasian forklift, hentikan forklift segera dan
tunggu sampai buzzer peringatan berhenti berbunyi sebelum melanjutkan pengoperasian forklift.
Pedal Inching
Pedal inching diperlukan saat akan mematikan mesin dan menghentikan forklift dan saat
akan menggerakan forklift dengan perlahan dan presisi pada kecepatan mesin yang tinggi.
Bagian pertama perpindahan pedal inching adalah dengan mengaktifkan clutch hidrolik
sehingga memutuskan (gerakan) torsi mesin ketransmisi. Bagian kedua penggunaan pedal
inching adalah dengan mengaktifkan rem servis.( untuk DP30NT)
Pedal Kopling
Pedal kopling diperlukan saat akan memasukkan/memindahkan gigi dari gigi satu kegigi dua
atau sebagai penghubung / pemutus tenaga dari Engine ketransmisi saat melakukan loading
dan unloading.
Rem sekunder
Rem parkir juga berfungsi sebagai rem sekunder. Rem sekunder harus digunakan jika rem
servis gagal menghentikan forklift. Rem parkir/sekunder hanya mengoperasikan rem yang
terpasang pada driveshaft.
Gunakan rem sekunder untuk menghentikan forklift dalam setiap keadaan darurat. Jangan
gerakkan atau operasikan forklift sampai sistem rem servis telah diperiksa dan setiap
perbaikan sistem pengereman telah selesai.
Jika memungkinkan, selalu hentikan dan parkir forklift di tempat yang aman dan tidak
menghambat arus lalu lintas. Parkir forklift di tanah rata. Jika harus memarkir forklift di
tanjakan, ganjal roda dengan aman.
Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan teknik pengoperasian forklift DP30N yang harus dipelajari, dipraktekkan dan
diterapkan dengan benar oleh peserta pelatihan operator di bawah pengawasan instruktur. Dengan
memperoleh pengetahuan teknik pengoperasian forklift DP30N, maka peserta pelatihan dapat
mengembangkan kebiasaan kerja yang aman dan mencapai efisiensi serta hasil kerja forklift DP30N secara
maksimum.
Untuk tujuan pembelajaran, teknik pengoperasian forklift ini dibagi menjadi beberapa tugas yang terpisah
berikut:
CATATAN:
Jika berat muatan tidak sama, bagian muatan yang terberat harus ditempatkan lebih mendekati lift
bracket dan berada pada bagian tengah fork.
Aktifkan rem parkir dan letakkan tuas pengontrol arah transmisi dalam posisi netral.
Periksa rantai
lift. Jika
rantai lift
mengendur berarti rel atau lift bracket
menggantung. Naikkan mast sebelum
menggerakkan forklift.
JANGAN gunakan pedal rem terus menerus. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan
pengereman dan kecelakaan.
JANGAN gunakan pedal inching saat menuruni tanjakan.
JANGAN gerakkan tuas pengontrol transmisi ke posisi NETRAL (NEUTRAL) saat menuruni
tanjakan.
PERINGATAN
Cedera atau kematian yang menimpa seseorang dapat terjadi saat melakukan towing dengan tidak benar
terhadap forklift DP30N yang mogok.
Ganjal roda forklift agar forklift tidak bergerak sebelum menonaktifkan rem. Forklift akan terguling
jika rodanya tidak diganjal.
Instruksi towing digunakan untuk memindahkan forklift yang mogok dalam jarak dekat,
dengan kecepatan rendah tidak lebih dari 2 km/jam, ke tempat yang memadai untuk
perbaikan. Instruksi ini hanya berlaku dalam keadaan darurat. Selalu angkut forklift dengan
truck jika forklift harus dipindahkan ke tempat jauh.
Untuk melindungi operator dari bahaya terputusnya towline atau bar, maka pelindung harus
dipasang pada towing lift forklift.
Jangan izinkan operator berada di atas forklift yang sedang ditarik, kecuali jika operator
tersebut dapat mengontrol kemudi dan/atau rem.
Sebelum melakukan towing, pastikan bahwa towline atau bar dalam keadaan baik dan
memiliki kekuatan yang memadai sesuai dengan kondisi towing yang ada. Gunakan towing
line atau bar yang kekuatannya paling kurang 1,5 kali berat kotor kendaraan yang akan ditarik
dari jebakan lumpur atau medan miring.
Jaga towline pada sudut minimum. Jangan sampai towline bersudut lebih 30° dari posisi lurus
ke depan. Sambung towline serendah mungkin saat melakukan towing.
Gerakan forklift yang tiba-tiba dapat menyebabkan overload towline atau bar sehingga
towline atau bar dapat terputus. Gerakan forklift dengan lancar dan perlahan-lahan akan
lebih baik.
1. Saat mengaitkan sepotong kabel ke pin, pastikan pin tersisip dengan kuat.
JANGAN menggunakan drawbar pin untuk melakukan towing muatan dengan forklift!
Minta bantuan Maintenance Department untuk melakukan towing forklift yang mogok.
Memonitor kinerja forklift selama pengoperasian adalah penting untuk memastikan bahwa
forklift beroperasi pada tingkat efisiensi yang maksimum.
Mengoperasikan forklift sesuai dengan kondisi dan memonitor semua instrumen dan
indikator secara teratur selama pengoperasiannya untuk memastikan bahwa semua sistem
beroperasi sesuai dengan batas-batas kemampuan pengoperasiannya yang benar. Jika
gauge, instrumen atau indikator menampilkan hasil bacaan yang tidak normal, respons yang
cepat dan tindakan yang benar dapat mencegah terjadinya downtime peralatan yang lama
dan ongkos perbaikan yang tinggi.
Mengidentifikasi dan melaporkan kerusakan kecil yang dapat terjadi selama pengoperasian
forklift adalah bagian penting dari tugas operator. Mengidentifikasi kerusakan kecil sebelum
berkembang menjadi masalah yang lebih besar akan membantu meningkatkan kemampuan
forklift dan mengurangi biaya perawatan forklift.
Operator harus menanggapi 'bunyi dan rasa' yang ada pada forklift dan amati setiap bunyi
dan/atau getaran yang dapat berkembang di mesin selama pengoperasian forklift. Jika
mendengar suara berisik yang tidak normal atau mengamati sesuatu yang rasanya tidak
normal, laporkan hal tersebut kepada Maintenance Department.
8.1 Pendahuluan
Operator alat berat tidak dituntut untuk menjadi mekanik. Namun, jika terdapat masalah
atau gangguan fungsi forklift DP30N, operator harus dapat melakukan pencarian penyebab
gangguan dasar (troubleshooting).
Untuk melakukan pencarian penyebab gangguan dasar, perkakas (toolkit) dan pekerjaan
yang dilakukan dengan tangan tidak diperlukan. Kegiatan ini hanya berupa pemeriksaan
langsung yang berkaitan dengan masalah dan, jika memungkinkan, operator memperkirakan
tentang masalah sebenarnya atau penyebabnya. Informasi demikian akan sangat berguna
saat meminta bantuan personel Maintenance dan menyelesaikan laporan shift operator.
Sakelar pemutus arus baterai berada pada posisi OFF – Operator harus
menghidupkannya.
Daya baterai rendah – Periksa sambungan baterai dan laporkan apa yang
ditemukan.
Motor starter mengalami gangguan – Laporkan.
Kontrol transmisi tidak disetel pada posisi yang benar untuk
menghidupkan - Operator harus menyetelnya.
Bahan bakar di dalam tangki tidak cukup– Laporkan dan buka sistem
bahan bakar.
Katup penutup bahan bakar yang ada di dasar tangki pada posisi tertutup
–Buka katup dan laporkan.
Kebocoran di sistem bahan bakar – Laporkan.
Tekanan bahan bakar rendah, saringan bahan bakar kotor atau saluran
bahan bakar tersumbat – Matikan mesin dan laporkan.
Ada udara di dalam sistem bahan bakar – Laporkan.
Bahan bakar sedikit – Isi bahan bakar atau laporkan.
Bahan bakar kemasukan kotoran atau air – Laporkan.
Permukaan oli transmisi rendah– Periksa permukaan oli dan laporkan jika
rendah.
Oli transmisi bocor – Laporkan.
Transmisi tidak pada kecepatan yang benar untuk membawa muatan –
Operasikan gigi yang lebih rendah dan amati temperatur.
Kesalahan gauge temperatur–Laporkan.
Gauge (penunjuk) dan indikator pada panel dasbor tengah dan sebelah kanan
memonitor kondisi forklift berikut ini:
Monitor instrumen tersebut dengan teratur selama pengoperasian forklift. Jika ada
instrumen yang menunjukkan adanya serangkaian kejadian di luar zona
pengoperasian yang aman, operator harus mengambil tindakan seperti di bawah ini:
Matikan mesin dan teliti penyebabnya (tali kipas, slang radiator, dll).
Jangan operasikan forklift jika lampu indikator menyala. Selidiki
penyebabnya dan laporkan kepada Maintenance Department.
Jika forklift beroperasi pada rpm rendah, pindahkan gigi ke gigi lebih
rendah agar kecepatan perputaran mesin bertambah dan oli
disirkulasikan lebih cepat melalui pendingin oli. Jika hal ini gagal
untuk mengurangi temperatur oli ke permukaan yang aman, parkir
forklift di tempat yang aman dan matikan mesin. Jangan
mengoperasikan forklift jika lampu indikator tetap menyala.
Laporkan kepada Maintenance Department dan jangan operasikan
forklift sampai kerusakannya diperbaiki.
Menunjukkan tekanan oli mesin rendah. Jika indikator ini aktif selama
pengoperasian, hentikan forklift dan matikan mesin segera. Laporkan
DOKUMEN INI TIDAK DIKONTROL DALAM FORMAT CETAK Page 100 of 101
kepada Maintenance Department dan jangan menghidupkan mesin
sampai masalah telah diatasi.
Indikator Alternator
DOKUMEN INI TIDAK DIKONTROL DALAM FORMAT CETAK Page 101 of 101