MESIN DISEL
Pedoman Peserta
GCT01
Daftar Isi
Pengantar ...................................................................................................... 1
A. Tujuan Akhir Pelatihan...................................................................... 1
B. Hasil Pelatihan .................................................................................. 1
C. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 1
D. Materi Pelatihan ................................................................................ 2
E. Instruksi ............................................................................................ 3
Bab 1: Persiapan pekerjaan menerapkan dasar-dasar mesin disel ............. 4
Prosedur keselamatan kerja ............................................................ 4
Pinsip kerja oil filter dan oil cooler bypass valve .......................... 82
Pengantar
A. Tujuan Akhir Pelatihan
B. Hasil Pelatihan
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, peserta mampu untuk:
1. Mempersiapkan pekerjaan menerapkan dasar-dasar mesin disel
2. Mengidentifikasi komponen mesin disel
3. Mengidentifikasi prinsip kerja dasar mesin disel
4. Mengidentifikasi oli pelumas dan fungsi komponen-kompoen mesin disel pada
sistem pelumas
C. Indikator Keberhasilan
Peserta dinyatakan berhasil jika memenuhi indikator keberhasilan berikut dan
memiliki kemampuan dalam:
1. Menerapkan prosedur keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan pekerjaan
2. Mengontrol bahaya dan risiko sesuai persyaratan pekerjaan
3. Mengidentifikasi fisik komponen mesin disel sesuai pedoman yang berlaku.
4. Mengidentifikasi fungsi komponen mesin disel sesuai pedoman yang berlaku.
5. Mengidentifikasi komponen-komponen combustion chamber sesuai pedoman
yang berlaku.
6. Mengidentifikasi proses dan siklus empat langkah (four-stroke cycle) sesuai
pedoman yang berlaku.
7. Mengidentifikasi karakteristik rancangan engine disel sesuai pedoman yang
berlaku.
8. Mengidentifikasi istilah-istilah yang berkaitan dengan power output pada mesin
disel sesuai pedoman yang berlaku.
9. Mengidentifikasi istilah-istilah yang berkaitan dengan ukuran pada mesin diesel
sesuai pedoman yang berlaku.
10. Mengidentifikasi fungsi komponen-komponen mesin disel di dalam sistem
pelumas sesuai panduan yang berlaku.
11. Mengidentifikasi prinsip kerja pompa oli mesin sesuai panduan yang berlaku.
12. Mengidentifikasi prinsip kerja engine oil pump relief valve sesuai panduan yang
berlaku.
13. Mengidentifikasi prinsip kerja oil filter dan oil cooler bypass valve sesuai
panduan yang berlaku.
14. Mengidentifikasi proses suplai oli pelumas pada engine sesuai panduan yang
berlaku.
15. Mengidentifikasi oli pelumasan mesin disel sesuai panduan yang berlaku.
16. Mengidentifikasi metode pengambilan oli terjadwal (SOS) sesuai panduan yang
berlaku.
D. Materi Pelatihan
BAB 1: Persiapan pekerjaan menerapkan dasar-dasar mesin disel
1.1 Prosedur keselamatan kerja
1.2 Bahaya dan risiko
BAB 2: Identifikasi komponen dasar mesin disel
2.1 Fisik komponen-komponen mesin disel
2.2 Fungsi kompunen mesin disel
BAB 3: Identifikasi prinsip kerja dasar mesin disel
3.1 Komponen-komponen combustion chamber
3.2 Proses dan siklus empat langkah (four-stroke cycle)
3.3 Karakteristik rancangan engine disel
3.4 Isitilah-istilah yang berkaitan dengan power output pada mesin disel
3.5 Istilah istilah yang berkaitan dengan ukuran pada mesin disel
BAB 4: Identifikasi oli pelumas dan dan fungsi komponen-komponen mesin disel pada
sistem pelumas
4.1 Fungsi komponen-komponen mesin disel di dalam sistem pelumas
4.2 Prinsip kerja pompa oli mesin
4.3 Prinsip kerja engine oil pump relief valve
4.4 Prinsip kerja oil filter dan oil cooler bypass valve
4.5 Proses suplai oli pelumas pada engine
4.6 Oli pelumasan mesin disel
4.7 Metode pengambilan oli terjadwal (SOS)
E. Instruksi
Buku pedoman dan kegiatan peserta ini dirancang untuk digunakan di dalam ruang
kelas dan tempat kerja. Terdapat di dalamnya sejumlah tugas pelatihan yang harus
diselesaikan saat peserta mempelajari buku ini dan diharapkan agar peserta bisa
bekerja sama dengan instruktur untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Pembelajaran peserta, seberapa banyak yang akan didapatkan dan seberapa cepat
kemajuannya, akan tergantung pada kemauan keras peserta sendiri. Oleh
karenanya, peserta harus berlatih dengan cara-cara yang disarankan berikut ini,
yaitu:
Membaca isi buku pedoman ini dengan teliti.
Berusaha menjawab seluruh soal dan studi kasus yang terdapat di dalam modul.
Menghubungkan pengetahuan ini dengan pekerjaan.
Mempraktekkan tugas-tugas pelatihan.
Melakukan tugas penilaian pada akhir pelatihan.
Jika di dalam modul ini terdapat hal yang tidak dipahami atau tidak mengerti, misalnya,
tentang cara mengoperasikan sesuatu, maka diharapkan peserta bertanya kepada
instruktur atau supervisor Anda.
Incident adalah:
Kejadian yang tidak diinginkan dimana telah melakukan kontak
dengan sumber energi yang melebihi nilai ambang batas.
Kejadian yang dapat menimbulkan/ berpotensi timbulnya
kecelakaan kerja.
Contoh: debit air dalam pipa mengalami peningkatan, kenaikan
temperatur mesin, genangan oli, terjadi konslet/arus pendek listrik
pada lingkungan kerja.
Tindakan yang diambil dapat berupa emergency response.
Bahaya yang terkait dengan prosedur Lock Out, Tag Out, Try Out
(LOTOTO) diantaranya:
1. Pengoperasian yang tiba-tiba
2. Energi sisa
3. Bahaya yang bersumber dari energi berbahaya yang ditangani,
seperti listrik, pneumatik, hidraulik, mekanik, radiasi, dll
4. Energi berbahaya yang tidak diisolasi dengan benar
5. Identifikasi energi berbahaya yang tidak cukup
Resiko yang dapat Timbul Terkait dengan Prosedur LOTOTO
Risiko yang dapat timbul di antaranya:
Kontak dengan energi berbahaya akibat pengoperasian yang tiba-
tiba
Kontak dengan energi sisa akibat proses LOTOTO yang tidak benar
Kontak dengan energi berbahaya yang dapat mengakibatkan
tersengat arus listrik, terjepit di antara bagian yang berputar,
terhantam/terpukul material bertekanan tinggi, terpapar radiasi, dll
Untuk mencegah insiden, pastikan kontrol-kontrol berikut diterapkan:
d. Lisensi
e. Bahaya Kebakaran
Gambar 1
Untuk melakukan diagnosis, perbaikan dan penyervisan yang efektif, yang perlu
dilakukan adalah memahami sepenuhnya prinsip kerja dan konstruksi diesel
engine.
Engine Caterpillar 3406 digunakan sebagai contoh untuk tujuan pembelajaran ini
(Gambar 1). Deskripsi komponen engine berlaku pada semua engine buatan
Caterpillar dan buatan pabrik-pabrik lainnya.
Engine 3406 adalah heavy duty, in line diesel engine dengan 6 silinder. Engine ini
memiliki lubang 162,56 mm (5,4 inch), Stroke165,1 mm (6,5 inch) dan
displacement 14.633 cc (893 cu. in.).
Engine ini digunakan untuk pasaran truk jalan raya, dalam produk-produk
Caterpillar, pembangkitan tenaga, dan aplikasi di laut.
Gambar 2
Block adalah salah satu komponen utama di dalam diesel engine dan
menampung komponen-komponen penghasil tenaga utama. Block harus
kuat dan tahan lama karena gaya resultan, tekanan dan panas dari proses
pembakaran ditransfer ke engine block. Untuk memberikan kekuatan tinggi
Gambar 3
Gambar 4
3. Block biasanya terbuat dari besi tuang dan mengandung cast atau
drilling (Gambar 4) untuk berfungsi sebagai lubang-lubang saluran
bahan pendingin (1) dan pelumasan (2).
CYLINDER LINER
Gambar 5
Cylinder liner (atau cylinder) terbuat dari besi alloy molybdenum tuang
untuk mencapai kekerasan lebih. Permukaan bagian dalam masing-masing
liner dikeraskan dengan proses induksi, kemudian dikikir dalam sebuah pola
lubang melintang (cross-hatched pattern) untuk membantu pengendalian
oli.
O-ring digunakan untuk menyekat bagian dasar liner pada rongga bahan
pendingin block. Liner band digunakan untuk menyekat bagian atas liner.
Engine block yang keras memungkinkan seal ini tetap duduk di posisinya
dan memberikan fungsi penyekatan liner yang sangat baik.
Fungsi liner adalah melindungi dan memandu piston, membentuk ruang
pembakaran dan memindahkan panas keluar dari piston. Cylinder-cylinder
dapat juga di-machined secara langsung ke dalam block, yang disebut
parent bore, Gambar 5 (1) sebagai pengganti cylinder liner yang dapat
dilepas, Gambar 5 (2).
Gambar 6
Cylinder liner membentuk dinding jaket air (water jacket wall) antara bahan
pendingin dan piston (Gambar 6).
Gambar 7
Wet liner dilengkapi dengan o-ring untuk menyekat water jacket dan
mencegah kebocoran bahan pendingin (Gambar 7, kiri). Dry liner sering
digunakan untuk memperbaiki atau melakukan -“sleeve” pada parent-bore
engine, jika cylinder rusak atau aus berlebihan. Liner-liner ini disebut
“kering” karena dipasang pada dinding lubang cylinder yang sudah ada di
dalam block (Gambar 7, kanan).
PISTON
Gambar 8
3. Piston pin atau Gudgeon pin bore yang mengandung pin yang
menghubungkan piston ke connecting rod.
4. Retaining ring menjaga piston pin di dalam pin bore.
5. Thrust skirt yang menahan beban samping.
Pada bagian dalam piston (Gambar 9), terdapat bagian under-crown (1)
dan beberapa piston mengandung oil cooling gallery di bagian dalam piston
crown (2).
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
1. Dua buah digandeng, yang terdiri dari steel crown tempa dengan pin
bore dan bush, dan cast aluminium skirt terpisah, yang ditahan
bersama oleh wrist pin (Gambar 11).
2. Single piece cast aluminium piston dengan iron band yang menahan
piston ring. Ini adalah jenis yang paling umum (Gambar 10, kiri).
Piston dipasang ke dalam masing-masing cylinder liner dan bergerak ke atas
dan ke bawah (bolak-balik) selama engine bekerja. Bagian atas piston
membentuk dasar combustion chamber.
Gambar 12
Piston penting bagi rancangan, usia pakai, dan kinerja keseluruhan engine.
PISTON RING
Gambar 13
Masing-masing piston memiliki dua atau lebih piston ring yang dipasang ke
dalam groove (slot) pada piston tersebut. Piston ring ini memiliki tiga fungsi
utama:
Semua ring memiliki permukaan keras untuk menambah usia pakai ring.
Setiap piston ring memiliki sebuah celah antara kedua ujung ring. Untuk
mencegah kebocoran, celah ujung ring tidak boleh lurus dengan celah ujung
ring yang lain ketika dipasang, (Gambar 14, kiri).
Gambar 14
Piston yang memiliki tiga buah ring (three-ring piston) pada engine 3406
Caterpillar terbuat dari paduan aluminium tuang dengan cast-in nickel iron
band untuk compression ring. Nickel iron band memberikan kekuatan
groove yang lebih tinggi dan tahan terhadap aus (Gambar 14, kanan).
Piston ring terbuat dari besi nodular (nodular iron) untuk mencapai
kekuatan dan tahan lama. Oli dan intermediate ring dilapisi dengan chrome,
sedangkan top ring dilapisi dengan plasma. Kedua pelapis ini memberikan
sifat tahan aus dan tahan gores yang sangat baik.
CONNECTING ROD
Gambar 15
Gambar 16
Paruh atas connecting rod bearing duduk pada connecting rod dan disebut
upper-half shell. Paruh lainnya duduk di dalam cap dan disebut lower-half
3406 CRANKSHAFT
Gambar 17
2. Counterweight
4. Web.
Contoh yang diberikan adalah V-8 engine yang memiliki split rod journal
khusus.
Gambar 18
Gambar 19
Main thrust bearing surface (Gambar 19) terletak pada salah satu main
bearing journal. Crankshaft web pada sisi lain main bearing journal ini
memiliki permukaan ground yang luas yang membatasi gerakan maju
mundur crankshaft, yang disebut endplay.
Gambar 20
Ada dua paruh pada masing-masing bearing, yang disebut shell (Gambar
20). Shell paruh bawah duduk pada main bearing cap dan shell paruh atas
duduk pada main bearing bore di dalam block. Paruh atas memiliki sebuah
lubang oli dan biasanya sebuah slot, sehingga oli pelumas dapat
dimasukkan secara terus menerus ke lubang oli di dalam main journal.
VIBRATION DAMPER
Vibration damper adalah unit yang mengimbangi getaran puntir/putar atau
torsional yang disebabkan oleh variasi gaya (biasanya dari sekitar 3 sampai
10 ton (2.724 sampai 9.080 kg)) pada piston dan, oleh karena itu, crank.
Getaran torsional adalah gaya berirama/ritmik yang terjadi pada setiap
power stroke. Pemberian gaya dan tidak adanya gaya dalam waktu sekejap
setelah itu menyebabkan crankshaft terpuntir secara bergantian lepas dari
kesejajaran dan kemudian dikembalikan ke posisinya. Jika ukuran tidak
diambil untuk mencegah perubahan jenis ini, engine akan bekerja kasar dan
crankshaft dapat patah.
Vibration damper model lentur atau dengan unsur karet dipasang pada
bagian depan crankshaft. Karena getaran torsional berbeda pada engine
dengan rancangan yang berbeda, vibration damper dikonstruksi untuk
disesuaikan dengan engine tertentu.
Gambar 21
2. Viscous damper (sebelah kanan Gambar 21) menggunakan oli berat dan
free-floating steel ring untuk meredam getaran.
Rubber-element damper terdiri dari sebuah flensa baja paduan besi bagian
dalam (inner iron-alloy steel flange) atau memiliki sebuah fasilitas
pemasangan/dudukan, dan sebuah outer cast-iron weight assembly (masa
inersia). Flensa dalam (inner flange) direkatkan pada bobot luar dengan
senyawa karet (Gambar 22).
Viscous damper adalah sebuah housing yang terdiri dari dua buah (two-
piece housing). Sebuah beban (masa inersia) dan fluida khusus yang mirip
dengan grease ditempatkan di antara kedua bagian yang kemudian dilas
bersama. Jarak bebas (clearance) antara housing dan weight tersebut
adalah sekitar 0,010 inch (0,25 mm) pada segala sisi. Jarak inilah yang diisi
oleh fluida kental (Gambar 23). Viscous damper harus ditangani dengan
hati-hati. Jika viscous damper tertekuk walaupun sedikit, viscous damper
ini harus diganti.
FLYWHEEL ASSEMBLY
Gambar 24
1. Flywheel
CAMSHAFT
Gambar 25
Camshaft (Gambar 25) digerakkan oleh sebuah gear train yang berasal dari
crankshaft.
Camshaft terbuat dari paduan baja khusus yang ditempa dan dikeraskan
untuk mencapai keandalan dan daya tahan lama. Camshaft gear
dipanaskan dan ditempa selama pemasangan. Semua camshaft memiliki
bearing journal dan lobe terpisah untuk masing-masing valve, atau
pasangan valve dan fuel injector, jika memungkinkan.
Camshaft mengontrol pembukaan dan penutupan intake valve dan exhaust
valve, dalam beberapa aplikasi, mengontrol injeksi bahan bakar. Camshaft
mendapat nama dari lobe atau cam yang berbentuk telur. Pada saat
camshaft berputar, cam bergerak ke atas dan ke bawah, mendorong cam-
follower dan komponen-komponen valve train untuk memungkinkan
membuka dan menutupnya engine valve. Bila cam menghadap ke atas,
valve terbuka penuh.
Gambar 26
2. Ramp
3. Nose
Jarak antara diameter base circle ke puncak nose disebut lift dan ini
menentukan seberapa jauh valve terbuka.
Gambar 27
1. Membuka cepat
3. Menutup cepat
4. Menutup lambat.
Gambar 28
1. Camshaft lobe
3. Pushrod
4. Rocker arm.
Gambar 29
roller follower (Gambar 29, kiri) yang memiliki roller baja keras yang
meluncur pada camshaft lobe
Gambar 30
Gambar 31
Pada sisi kanan 3406B engine (Gambar 31) yang tampak dari bagian
belakang ke depan engine adalah:
turbocharger
exhaust manifold
oil filter
oil cooler
breather dan tube assembly
Gambar 32
Gambar 33
Jika digunakan, transmission oil cooler (Gambar 33) dipasang pada sisi
kanan engine. Transmission oil cooler digunakan untuk aplikasi mesin dan
menjaga temperatur oli pada tingkat yang ditetapkan terlebih dulu.
Gambar 34
Pelat spasi (spacer plate) yang terbuat dari baja atau aluminium digunakan
antara cylinder head dan block, meniadakan kebutuhan akan lubang kontra
(counter-bore) yang dalam di dalam cylinder block.
1. Cylinder head
2. Valve cover
3. Bridge
5. Valve guide
7. Valve
8. Rocker arm
Cylinder Head
Gambar 35
Cylinder head (Gambar 35, kiri) adalah casting terpisah yang menyekat
bagian atas engine block dan menahan valve, injector atau pre-
combustion chamber (jika digunakan) di tempatnya, dan lubang-lubang
saluran air, valve train dan komponen-komponen fuel system.
Cylinder head Gambar 35, kanan (1) di dudukan pada engine block
dengan sebuah gasket (2), spacer plate (3) dan baut atau stud.
Valve Cover
Gambar 36
Valve Cover dipasang pada valve cover base (rocker box) yang diikatkan
pada bagian atas cylinder head. Banyak engine memiliki lebih dari satu
valve cover. Komponen-komponen valve train terdapat di bawah valve
cover.
ROCKER ARM
Gambar 37
1. Adjusting screw untuk menyetel slip katup (valve lash). Ini adalah
sebuah celah kecil antara rocker arm dan valve atau valve bridge yang
memastikan bahwa valve mampu menutup sepenuhnya. Ini
merupakan salah satu penyetelan yang paling penting pada valve
train.
2. Lock nut untuk mengunci sekerup di tempatnya setelah menyetel slip
(lash).
3. Wear seat, sebuah pasak keras untuk memberikan usia aus yang
panjang (long wear life).
4. Rocker shaft bushing yang memberikan sebuah bearing antara rocker
arm dan shaft.
Ini menghubungkan camshaft atau valve train ke valve dan mengubah
gerakan putar camshaft menjadi gerakan bolak-balik di dalam valve. Pada
saat rocker arm didorong ke atas, rocker arm akan berputar rocker arm
shaft dan mendorong ke bawah pada mekanisme valve untuk membuka
valve.
Bridge
Gambar 38
VALVE
Gambar 39
Exhaust valve dan intake valve di dalam sebagian besar diesel engine
terbuat dari bahan tahan aus untuk memberikan usia pakai yang panjang.
Tiga bahan digunakan di dalam exhaust valve. Stem terbuat dari stainless
steel keras. Paduan khusus digunakan untuk head untuk memberikan
kekuatan temperatur tinggi dan permukaan penyekat memiliki paduan
permukaan yang keras. Intake valve head dan stem terbuat dari stainless
steel dan dikeraskan untuk tahan terhadap aus.
Gambar 40
Valve spring (Gambar 40) menjaga valve tetap tertutup. Valve spring
dipasang di atas valve dan ditahan di posisinya oleh sebuah keeper (atau
collet) (1) dan sebuah retainer (2) atau rotator.
Ini dipasang di atas valve stem. Retainer atau rotator mengunci keeper
pada slotnya di dalam valve dan memberikan dudukan bagi valve spring
untuk menekan untuk menutup valve.
Gambar 41
Gambar 42
Bila valve seat insert menjadi aus atau rusak, maka valve seat insert
dapat diganti. Intake insert terbuat dari paduan stainless steel dan
exhaust insert terbuat dari paduan dengan bahan dasar nikel (nickel
base alloy).
VALVE GUIDE
Gambar 43
Gambar 44
1. Push rod engine (Gambar 44); menggunakan camshaft, valve lifter, push
rod dan rocker arm.
Gambar 45
Gambar 46
3. Cam di dalam head engine (Gambar 46) dimana rocker arm menumpang
pada lobe. Pada saat camshaft berputar, rocker mendorong valve
membuka.
Gambar 47
Fuel nozzle atau injector (Gambar 47, kiri) juga terdapat di dalam head
antara valve-valve (Gambar 47, kanan). Fuel nozzle atau injector ditahan
dalam posisinya dengan sebuah sleeve, washer, adapter dan retainer.
Injection nozzle dapat diganti di lapangan. Ujung enam lubang (six-hole)
mengatomisasi aliran bahan bakar bertekanan tinggi di dalam combustion
chamber untuk pembakaran yang sempurna dan efisien.
Gambar 48
1. Crankshaft gear
2. Idler gear
3. Camshaft gear
Gambar 49
Gear train assembly (Gambar 49) merupakan sebuah rangkaian gear yang
mentransfer tenaga dari crankshaft ke komponen-komponen utama lainnya
di dalam engine.
Gear train dapat terletak pada bagian depan dan bagian belakang engine.
Gear train yang diperlihatkan di sini terletak pada bagian depan engine
antara backing plate dan timing gear housing.
Gear train mensinkronisasi semua komponen-komponen yang berkaitan
dengan pembakaran di dalam engine, (crankshaft, camshaft dan fuel
injection pump) jadi mereka bekerja bersama selama setiap stroke dalam
siklus pembakaran.
Gambar 50
Crankshaft Gear
Gambar 51
Idler Gear
Gambar 52
Idler gear ini (Gambar 52) adalah sebuah “cluster” gear, yang dirancang
dengan gear ratio yang memutar camshaft pada setengah kecepatan
crankshaft. Cluster gear memiliki dua gear yang dipasang bersama dengan
gear yang lebih kecil yang mengikat dan menggerakkan camshaft gear yang
tersembunyi di balik gear yang lebih besar di dalam gambar ini.
Camshaft Gear
Gambar 53
Camshaft gear (Gambar 53) bertautan dengan idler gear. Camshaft gear
berputar pada setengah kecepatan crankshaft untuk memastikan intake
valve dan exhaust valve membuka dan menutup pada waktu yang tepat,
yaitu setelah setiap detik putaran engine per siklus empat langkah (four
stroke cycle).
Gambar 54
Balance Gear
Gambar 55
Di dalam contoh ini, ada sejumlah balance shaft pada masing-masing sisi
engine untuk meniadakan getaran crankshaft berlebihan.
Gambar 56
Oil pump gear (Gambar 56) digerakkan oleh crankshaft gear. Oil pump
menimbulkan aliran oli engine untuk memungkinkan sirkulasi oli di seluruh
engine.
Gambar 57
Water pump gear (Gambar 57) biasanya digerakkan pada kecepatan yang
sama dengan crankshaft. Water pump mensirkulasi bahan pendingin ke
seluruh engine.
Gambar 58
Pulley Assembly
Gambar 59
Gambar 60
Timing gear housing (Gambar 60) melindungi semua timing gear dan
menyekat bagian depan engine block.
Gambar 61
cylinder liner
piston
intake valve
exhaust valve
cylinder head
Bila udara dikompresi, udara akan memanas. Semakin dikompresi, udara
semakin panas. Jika udara dikompresi dengan cukup, temperatur di atas
titik pengapian bahan bakar akan dihasilkan. Ini adalah penyebab mengapa
diesel engine memiliki tingkat kompresi tinggi. Jenis bahan bakar yang
digunakan di dalam engine mempengaruhi pembakaran karena bahan
bakar yang berbeda terbakar pada temperatur dan kecepatan yang
berbeda. Jumlah bahan bakar juga penting, karena lebih banyak bahan
bakar akan menghasilkan lebih banyak gaya. Bila diinjeksi ke dalam sebuah
ruang terselubung yang mengandung cukup udara, jumlah bahan bakar
yang sedikit akan menghasilkan jumlah panas dan gaya yang besar.
Oleh karena itu,
SEMAKIN BANYAK BAHAN BAKAR = SEMAKIN BANYAK GAYA.
Di dalam petrol engine atau engine gas alam, udara terkompresi tidak
memberikan cukup panas untuk dimulainya pembakaran. Busi menyulut
campuran tersebut, sehingga menimbulkan pembakaran.
Gas engine dan petrol engine dirancang untuk “menarik” campuran udara
dan bahan bakar ke dalam cylinder pada intake stroke. Untuk menghindari
pengapian sendiri (self ignition) dan pembakaran yang tidak terkendali,
ratio kompresi engine ini dibuat lebih rendah dari diesel engine.
Di dalam diesel engine, udara dikompresi di dalam combustion chamber
hingga cukup panas untuk menyulut bahan bakar. Bahan bakar kemudian
stroke
displacement
compression ratio
Gambar 71
Bore (B)
Bore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan diameter
dalam masing-masing cylinder di dalam engine (Gambar 71). Bore
umumnya diukur dalam satuan mm atau inch.
Gambar 72
Stroke (L)
Stroke (Gambar 72) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jarak pergerakan piston di dalam cylinder sebuah
engine. Stroke diukur sebagai perbedaan antara posisi piston pada
TDC dan BDC. Besaran stroke ditentukan oleh rancangan crankshaft.
Stroke diukur dalam satuan millimeter atau inch. Semakin panjang
stroke, semakin banyak udara yang masuk ke dalam cylinder, yang
memungkinkan lebih banyak bakar yang memungkinkan lebih
banyak bahan bakar yang dibakar, yang menimbulkan lebih banyak
tenaga.
Engine Displacement
Bore, stroke, dan jumlah cylinder, semuanya menentukan
displacement sebuah engine. Displacement masing-masing cylinder
pada dasarnya adalah volume ruang yang disapu oleh piston selama
satu stroke. Displacement sebuah engine (engine displacement)
adalah displacement masing-masing cylinder dikalikan dengan
jumlah cylinder.
Dimana:
L = stroke
COMPRESSION RATIO
Gambar 73
ATAU
VolumeTotalpadaBDC
VolumeKompresiapdaTDC
KONDISI ATMOSFIR
Gambar 74
TenagaKuda Re m
EfisiensiMe sin
TenagaKudaYangDitunjukkan
BHP
ME
IHP
Liter Galon
ATAU
BrakeKiloWatt waktu brakehorsepower waktu
ATAU
lt g
ATAU
bkw hr bhp hr
Gambar 62
Sebagian besar diesel engine bekerja dengan menggunakan siklus empat
langkah (empat tak) (Gambar 62). Ada sedikit pengecualian. Siklus dua
langkah masih digunakan oleh beberapa pabrik pembuat, tetapi engine dua
langkah (dua tak) secara perlahan tidak digunakan lagi dalam aplikasi
kecepatan tinggi.
Intake Stroke
Gambar 63
Gambar 64
Selama compression stroke (Gambar 64), intake valve menutup, menyekat
ruang pembakaran (combustion chamber). Piston bergerak ke titik
tertingginya dalam cylinder, yang disebut top dead center (TDC). Udara
yang tertangkap dikompresi dan menjadi sangat panas.
Pada tahap ini, crankshaft telah berputar 360º, atau satu putaran penuh.
Power Stroke
Gambar 65
Intake valve dan exhaust valve tetap tertutup untuk menyekat combustion
chamber. Bahan bakar diesel diinjeksi mendekati akhir compression stroke.
Panas udara terkompresi menyulut bahan bakar Gambar 65), sehingga
dengan demikian memulai proses pembakaran. Energi panas, yang
ditimbulkan oleh pembakaran, bekerja pada bagian atas piston,
mendorongnya ke bawah dan memulai power stroke. Ini menyebabkan
connecting rod memutar crankshaft 180º lagi, yang berarti bahwa
crankshaft telah membuat satu setengah putaran sejak siklus dimulai.
Exhaust Stroke
Gambar 66
Exhaust stroke (Gambar 66) adalah stroke akhir di dalam siklus tersebut.
Exhaust valve membuka pada saat piston bergerak ke atas dan mendorong
gas pembakaran keluar dari cylinder. Di dekat TDC (top dead center),
exhaust valve menutup, intake valve membuka, dan siklus dimulai lagi.
Crankshaft telah berputar 180º lagi untuk menyelesaikan dua putaran.
Karena siklus penuh terdiri dari empat stroke, maka ini disebut siklus empat
langkah (empat tak). Engine-engine merek Caterpillar menggunakan siklus
empat langkah (four-stroke cycle) dan urutan silinder engine melaksanakan
power stroke-nya atau pembakaran disebut “urutan pembakaran” (“firing
order”). Sebagai contoh, urutan pembakaran engine truk 3406E adalah 1-
Petrol engine atau engine gas alam juga menggunakan siklus empat
langkah (four stroke cycle), tetapi ada beberapa perbedaan.
Gambar 67
Sebagian besar perbedaan yang jelas adalah bahwa diesel engine (Gambar
67) tidak membutuhkan percikan api untuk pengapian. Sebagai
penggantinya, udara dikompresi sampai ratio sedemikian tinggi, sehingga
memanaskan udara di dalam combustion chamber cukup untuk menyulut
bahan bakar bila diinjeksi.
Di dalam petrol engine atau engine gas alam (Gambar 67), udara
terkompresi tidak memberikan cukup panas untuk dimulainya pembakaran.
Busi (spark plug) menyulut campuran, yang menimbulkan pembakaran.
Gambar 68
Perbedaan utama lain adalah jumlah kerja yang dapat dilaksanakan oleh
diesel engine pada putaran lebih rendah. Diesel engine biasanya beroperasi
pada antara 800 dan 2200 RPM (putaran per menit) dan memberikan lebih
banyak torsi dan tenaga untuk melaksanakan kerja.
Diesel engine umumnya lebih efisien dari segi bahan bakar untuk jumlah
output kerja bila dibandingkan dengan petrol engine, dan diesel engine
biasanya lebih berat karena harus menahan tekanan dan temperatur
pembakaran yang lebih tinggi.
Istilah Fisika
Friksi
Gambar 69
Inersi
Hukum pertama Sir Isaac Newton mengenai gerakan menyatakan
bahwa sebuah benda yang bergerak cenderung untuk tetap
bergerak, dan sebuah benda yang diam akan cenderung untuk tetap
diam, sebelum ada aksi oleh gaya dari luar. Fenomena ini disebabkan
karena benda memiliki inersi. Besaran inersi sebuah benda
berbanding langsung dengan massa benda tersebut. Sebagai contoh,
sebuah mobil memiliki inersi lebih besar dari pada sepeda. Oleh
karena itu akan lebih sulit menggerakkan atau menghentikan sebuah
mobil dibandingkan dengan menggerakkan atau menghentikan
sepeda.
Gaya
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang memulai, menghentikan
atau mengubah arah gerakan sebuah benda. Sebagai contoh, gaya
ditimbulkan oleh pembakaran selama power stroke. Semakin besar
gaya yang ditimbulkan, semakin tinggi tenaga yang dihasilkan.
Tekanan
Tekanan adalah ukuran gaya per satuan luas. Selama siklus empat
langkah (empat tak), banyak tekanan dihasilkan pada bagian atas
piston selama compression stroke dan power stroke. Banyak sistem
dan komponen engine dengan pembakaran internal bekerja
dibawah, atau membangkitkan, tekanan spesifik. Pengetahuan dan
ukuran tekanan ini dapat memberikan informasi yang banyak
tentang kesehatan engine secara keseluruhan.
Meningkatkan temperatur
Hambatan aliran.
Torsi (Torque)
Bila engine sedang hidup, pembakaran yang terjadi menyebabkan
piston bergerak ke bawah di dalam cylinder. Gerakan ke bawah
piston ini mendorong connecting rod dan menyebabkan crankshaft
diputar. Gaya puntir atau gaya putar yang ditimbulkan oleh
crankshaft disebut torsi (torque).
Torsi juga merupakan ukuran daya dukung beban ( load carrying
capacity) sebuah engine sebuah engine.
Torsi dan tenaga kuda yang dihasilkan oleh engine berhubungan satu
sama lain dengan persamaan di bawah ini:
T = 5252 x HP/RPM
1 ft lb = 1,3558 Nm
1 Nm = 0,7376 ft lb
Tenaga (Power)
Tenaga didefinisikan sebagai tingkat dimana kerja dilaksanakan
dalam suatu kurun waktu.
Tenaga =
HP = t x RPM / 5252
CATATAN:
Rumus ini tidak dapat digunakan dengan satuan metrik. Ubah satuan
metrik menjadi satuan Imperial sebelum melaksanakan perhitungan.
Usaha (Work)
Usaha didefinisikan sebagai gaya yang diberikan dalam jarak
tertentu.
W=FxD
Panas
Gambar 70
Gambar 75
Di dalam bab ini, kita akan meninjau kembali komponen-komponen dan cara
kerja engine 3406 merek Caterpillar. Sistem ini adalah umum dalam engine
Caterpillar, namun demikian, beberapa engine akan sedikit berbeda.
OIL PAN
Oil pan (Gambar 77) adalah reservoir untuk oli engine. Oil pan juga
mendisipasi panas dari engine ke atmosfir dan dilengkapi dengan
sejumlah internal baffle yang berfungsi mencegah pengadukan oli. Oil
pan terdapat di bagian dasar engine.
Dari oil pan, oli mengalir melalui sebuah inlet screen dan masuk ke dalam
suction bell (Gambar 78). Inlet screen mencegah masuknya kotoran yang
berukuran besar ke dalam sistem oli. Dari sini oli bergerak ke oil pump.
OIL PUMP
Aliran sistem pelumas dimulai ketika pompa menarik oli dari oil pan atau
sump (Gambar 79). Oil pump terdapat di bagian depan engine dan
ditutup oleh sump. Oil pump digerakkan oleh sebuah gear yang
bertautan dengan engine crankshaft.
Oil pump (1) menggunakan sebuah pressure relief valve (2), sedangkan
oil cooler (3) dan filter (4) menggunakan bypass valve (5),
Gambar 81
Gear pump sederhana adalah jenis yang paling umum dijumpai di dalam
engine-engine merek Caterpillar. Pompa ini dilengkapi dengan dua gear
yang bertautan. Engine menggerakkan satu gear dan yang lainnya
berfungsi sebagai idler gear. Kedua gear tersebut berputar ke arah yang
berlawanan, yang menangkap oli engine, dan menariknya ke sekeliling
bagian dalam housing. Bila gigi-gigi gear bertautan, oli didorong keluar
Learning and Organization Development 79
Doc Ver :GCT01-SG-180919-00
Pedoman Peserta GCT01 – Menerapkan Dasar-Dasar Mesin Disel
dari gigi-gigi dan mengalir melalui pump outlet ke bagian lain sistem
pelumas.
Gambar 82
Oil pump dilengkapi dengan sebuah integral pressure relief valve (Gambar 83,
kiri) yang mengontrol tekanan kerja sistem maksimum. Membatasi tekanan
membantu mengurangi kebocoran dan memperpanjang usia pakai seal.
Valve tersebut akan tetap pada dudukannya (tertutup) hingga tekanan oli pada
pump naik di atas tekanan yang diberikan oleh pegas di dalam valve.
Jika tekanan di dalam sistem mendekati maksimum, tekanan tersebut akan
mendorong valve lepas dari dudukannya dan membiarkan sebagian oli mem-
bypass ke sisi pump yang bertekanan rendah. Jika tekanan di dalam sistem
terus naik, valve plunger akan bergerak lebih jauh ke bawah membiarkan lebih
banyak aliran yang mem-bypass.
Bila oli engine dingin, oli ini akan kental, yaitu memiliki viskositas yang lebih
tinggi, dan akan sulit mengalir. Selama pengasutan (start up) engine dingin, oli
akan sulit mengalir melalui engine. Tekanan akan menumpuk dengan cepat,
yang menyebabkan valve membuka.
Bila relief valve membuka, oli mengalir kembali ke sisi pompa yang bertekanan
rendah inlet) dan bila tekanan oli turun dibawah tekanan buka valve, maka valve
akan menutup.
Oli mengalir dari cooler ke oil filter (Gambar 86). Tergantung dari
rancangan engine-nya, ada satu atau lebih oil filter yang dipasang. Alas
oil filter menampung sekurang-kurangnya satu filter element. Sebagian
besar diesel engine menggunakan filter model spin-on aliran penuh untuk
membuang material asing yang dapat merusak dari oli engine. Filter
tersebut perlu diganti setiap 250 jam pengoperasian.
Oil filter bypass valve (Gambar 87) juga berupa directional valve. Oli
engine mengalir ke dalam filter housing dan mengalir dari luar filter,
melalui filter media, dan keluar melalui lubang di tengah-tengah filter.
Namun demikian, filter element tahan terhadap aliran oli dingin. Filter
element juga tahan terhadap aliran oli bila oli sudah kotor. Untuk
mencegah kerusakan pada element, dan kemungkinan kekurangan oli di
dalam sistem, alas filter dilengkapi dengan sebuah filter bypass valve.
Bypass valve ini mendeteksi perbedaan tekanan di seluruh element dan
pada perbedaan tekanan yang telah ditentukan akan membuka, mem-
bypass aliran oli di sekeliling element. Ini adalah suatu alasan mengapa
prosedur pemeliharaan yang tepat begitu penting. Filter yang kotor dapat
menyebabkan masalah serius.
OIL COOLER
Gambar 84
Dari oil pump, oli mengalir ke sebuah oil cooler (Gambar 24) yang
membuang panas dari oli. Di dalam oil cooler housing, terdapat pipa-pipa
yang mengangkut bahan pendingin engine. Ini disebut heat exchanger
oli engine ke bahan pendingin. Oli engine yang panas mengalir melalui
cooler element dan mentransfer panas ke bahan pendingin engine.
Pendinginan oli ini membantu menjaga sifat pelumasan oli dibawah
beban engine berat.
Selama start-up dingin, oli yang dingin akan sulit mengalir melalui oil
cooler. Untuk mencegah resistensi ini agar tidak menyebabkan
kekurangan oli, sebuah oil cooler bypass valve (Gambar 85) dipasang di
dalam cooler assembly. Preset bypass valve ini mendeteksi tekanan oli
antara inlet dan outlet pada cooler. Ini dirancang untuk membuka dan
mem-bypass aliran oli di sekeliling cooler bila oli dingin dan kental. Valve
ini adalah valve arah (directional valve) dan sering dipasang di dalam oil
cooler. Bila valve ini membuka, valve ini akan membiarkan komponen-
komponen bergerak menerima oli bila terdapat resistensi oli terlalu tinggi
untuk mengalir melalui cooler.
Oli juga mengalir dari oil fiter dan memasuki gallery oli utama (main oil gallery).
Gallery ini terletak di dalam engine block (Gambar 88).
Front gear train accessory drive dan idler gear menerima aliran oli dari
sebuah lubang saluran bor internal (internal drilled passage) yang
dihubungkan ke front camshaft oil passage (lubang saluran oli camshaft
depan).
PELUMASAN TURBOCHARGER
Oli yang dingin dan bersih diarahkan dari dasar filter ke oil manifold di
dalam engine block. Piston cooling jet (Gambar 91) dihubungkan oil
manifold dan mengarahkan sedikit aliran oli ke sisi bawah piston untuk
pendinginan. Ini membantu mendinginkan piston sampai pada
temperatur yang seragam dan menghasilkan usia pakai piston lebih lama.
Ini juga membantu melumasi dinding-dinding cylinder.
Gambar 92
Gambar 84
Sebuah groove (slot) di sekeliling bagian dalam upper main bearing shell
mensuplai aliran oli ke internal drilled passage (lubang saluran bor
internal) di dalam crankshaft. Internal crankshaft passage mensuplai oli
ke connecting rod bearing (Gambar 84).
Rear rocker shaft menerima aliran oli dari rear valve lifter oil passage
(lubang saluran oli valve lifter belakang). Front rocker shaft menerima
aliran oli dari lubang saluran bor yang dihubungkan ke front camshaft
supply passage (Gambar 96).
Di dalam pump dan sistem bahan bakar saluran Caterpillar umum, fuel
injection pump governor dan hydraulic timing advance unit menerima
aliran oli dari sebuah port pada bagian samping block (Gambar 97). Port
ini dihubungkan ke main and camshaft passage nomor tiga.
Air compressor (Gambar 98) menerima oli dari lubang saluran oli ke
accessory drive, melalui lubang-lubang di dalam timing gear housing dan
accessory drive gear housing.
CRANKCASE BREATHER
Gambar 99
Gambar 100
Engine membutuhkan oli dari jenis, viskositas dan kuantitas yang benar untuk
bekerja dengan benar. Oli harus melumasi, membersihkan, mendinginkan dan
menyekat komponen-komponen engine dibawah berbagai kondisi
pengoperasian.
Di dalam diesel engine modern, oli engine harus melaksanakan empat tugas
dasar tanpa menimbulkan dampak negatif pada kinerja engine dan masa pakai
engine. Fungsi-fungsi oli ini dibahas di dalam bab ini.
PELUMASAN
Oli engine menyediakan suatu lapisan pelindung antara komponen-
komponen bergerak di dalam engine. Untuk menjaga ketebalan lapisan
oli ini dengan tepat, engine harus dihidupkan pada temperatur yang
benar, pompa oli engine harus menghasilkan tekanan yang benar, dan
oli harus memiliki viskositas yang benar.
PENDINGINAN
Pembakaran yang terjadi di dalam engine menghasilkan besaran panas
yang luar biasa, terutama pada piston. Oli engine adalah bahan
pendingin utama untuk piston. Banyak dari panas ini dibuang oleh oli
yaitu antara dinding cylinder dan piston dan oleh “oli percikan” yang
dibuang keluar dari komponen-komponen yang bergerak.
Selain itu, banyak engine memiliki piston cooling jet yang
menyemprotkan oli pada sisi bawah piston, yang memberikan
pendinginan tambahan yang dibutuhkan oleh piston.
Beberapa piston cooling jet pada engine dengan rating lebih tinggi
memiliki dua outlet orifice, satu diarahkan pada bawah tengah crown
dan lain diarahkan ke lubang saluran tegak di dekat satu sisi piston yang
berhubungan dengan cooling passage (lubang saluran pendinginan)
yang membentang di sekeliling bagian dalam piston crown, tepat di
belakang piston ring. Kedua aliran cooling jet ini adalah untuk
pendinginan piston. Ini adalah alasan utama oli engine dibutuhkan
untuk menahan temperatur tinggi tanpa kehilangan sifatnya.
PEMBERSIHAN
Pada saat engine beroperasi, akan ada sejumlah blow-by, ketika gas
pembakaran memuncak dan keluar melalui ring dan masuk ke
crankcase.
Akan juga ada sedikit kotoran material asing di dalam engine yang
berasal dari berbagai sumber. Tugas oli engine adalah mengeluarkan
kontaminan tersebut dari komponen-komponen bergerak di dalam
engine, sehingga kontaminan tersebut akan dibersihkan dari sistem
oleh engine oil filter, atau ditahan dalam bentuk fluida di dalam oli itu
sendiri.
Ini terutama penting di dalam engine-engine yang dilengkapi dengan
Hydraulic Electronic Unit Injection fuel system. HEUI fuel system ini
menggunakan oli engine untuk bekerja.
Oli engine menjaga kontaminan tidak menumpuk di dalam engine.
PENYEKATAN (SEALING)
Oli engine menciptakan suatu lapisan antara piston ring dan dinding
cylinder. Lapisan ini bukan hanya berfungsi melumasi, tetapi juga
membantu menyekat combustion chamber (ruang pembakaran) engine
dari crankcase. Ini membantu mencegah piston ring blow-by.
Learning and Organization Development 92
Doc Ver :GCT01-SG-180919-00
Pedoman Peserta GCT01 – Menerapkan Dasar-Dasar Mesin Disel
VISKOSITAS
Viskositas adalah ukuran resistensi fluida untuk mengalir, atau
kekentalan oli pada temperatur tertentu. Aliran berhubungan langsung
dengan seberapa baik oli melapisi dan melindungi komponen-komponen.
Fluida yang mengalir dengan mudah memiliki viskositas rendah.
Viskositas di dalam oli sangat penting karena jika oli terlalu encer,
(viskositas rendah jika temperatur naik), oli dapat bocor melalui seal-
seal, sambungan-sambungan, pompa, valve dan kebocoran internal di
dalam motor. Terlalu banyak kebocoran dapat mempengaruhi kinerja
sistem.
Indeks Viskositas
ADITIF OLI
Oli dasar dihasilkan melalui pengilangan minyak mentah. Oli dasar itu
sendiri tidak dapat memberikan perlindungan dan pelumasan yang
dibutuhkan oleh engine kinerja tinggi modern. Aditif membantu
memberikan prioritas yang diperlukan yang dibutuhkan dari suatu bahan
pelumas.
Seiring dengan waktu, aditif rusak dan kemampuan oli untuk melumasi
akan berkurang. Jika Anda tidak mengganti oli dengan cukup sering,
maka oli akan mengoksidasi dan sludge (lumpur) akan terbentuk.
KLASIFIKASI SAE
Gambar 102
Jenis Oli
Huruf-huruf seperti CE atau CF-4 mengidentifikasi jenis oli. Engine-
engine yang berbeda membutuhkan jenis oli yang berbeda seperti
ditunjukkan di dalam pedoman pelumasan, pengoperasian dan
pemeliharaan untuk alat.
Learning and Organization Development 95
Doc Ver :GCT01-SG-180919-00
Pedoman Peserta GCT01 – Menerapkan Dasar-Dasar Mesin Disel
Angka dengan huruf W dianggap sebagai oli mesin dingin, tanpa huruf
W, oli ini dianggap oli musim panas di belahan Utara. Dalam iklim
Australia, oli-oli multi-grade digunakan, termasuk oli dengan hurup W.
Viskositas
Angka yang diikuti dengan huruf SAE menunjukkan kekentalan. Oli
dengan bobot tunggal memiliki satu angka. Angka rendah menunjukkan
bahwa oli tersebut encer.
Oli dengan banyak viskositas (multi-viscosity) memiliki dua angka, angka
yang lebih rendah menunjukkan kekentalan pada saat oli dingin, angka
kedua menunjukkan kekentalan/viskositas ketika oli panas.
TEKANAN OLI
Gambar 103
Oli bergerak melalui lubang-lubang saluran ke semua komponen
bergerak, termasuk valve train, injection pump housing, timing advance
unit, dan komponen-komponen aksesoris lain sebelum bergerak kembali
melalui lubang-lubang saluran atau rongga-rongga ke oil pan.
Gambar 104
Bab ini menguraikan tentang tujuan dan menyajikan suatu ikhtisar program
analisis oli Caterpillar. Yang penting secara khusus adalah metode untuk
mengambil sampel yang baik, dan ini akan dibahas di sini. Sampel yang baik,
yang tidak terkontaminasi oleh faktor luar, adalah penting bagi ketepatan hasil
dan, oleh karena itu, keberhasilan program.
“SOS” adalah singkatan dari Scheduled Oil Sampling (Pengambilan Sampel Oli
Terjadwal)”
PEMANTAUAN KONDISI
Pemeriksaan rutin
Keterangan operator
Learning and Organization Development 97
Doc Ver :GCT01-SG-180919-00
Pedoman Peserta GCT01 – Menerapkan Dasar-Dasar Mesin Disel
Analisis getaran
Engine
Transmission
Hydraulic system
Front wheel
Rear axle housing
Di dalam petrol engine, gas engine atau diesel engine yang tidak
bergerak
Mesin produksi
Pesawat udara
Kapal selam.
Analisis Fisik
Terdiri dari evaluasi faktor fisik yang merusak oli.
Proses SOS
Gambar 105
PENGAMBILAN SAMPEL
Gambar 106
Program SOS tidak akan berhasil tanpa sampel yang mewakili oli di dalam
kompartemen atau yang disertai dengan label yang salah.
Dewasa ini, hanya ada dua cara untuk mengambil sampel untuk analisis
SOS yang dianggap valid, yaitu:
Metode sample valve adalah yang terbaik, namun demikian, ini hanya
dapat digunakan bila sebuah valve telah dipasang pada sistem. Hanya
sistem oli yang bertekanan yang dapat memiliki sampling valve. Dalam
kasus-kasus lain, vacuum pump dibutuhkan.
Label Sampel
Nama pelanggan
Model mesin
Identifikasi kompartemen
Isi label dengan benar. Tidak perlu menulis keterangan pada botol karena
laboratorium tidak menggunakan ini. Label yang benar harus dipasang
pada sampel oli yang benar.
Gambar 108
Sisakan sedikit ruang udara di dalam botol, karena ini dapat memuai jika
diangkut dengan pesawat udara.
Gambar 109
Learning and Organization Development 103
Doc Ver :GCT01-SG-180919-00
Pedoman Peserta GCT01 – Menerapkan Dasar-Dasar Mesin Disel
Gunakan pompa terpisah untuk sampel oli dan sampel bahan pendingin.
Produk Kode
Referensi