Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang telah diberikan. Makalah
ini berjudul “pesawat angkat angkut”. makalah ini menjelaskan tentang pengertian pesawat
angkat angkut

Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan pada teknik
penulisan dan penyampaian kalimat. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita maupun masyarakat.

Jakarta 10 Desember 2019

penulis

i
Daftar isi
Kata Pengantar ......................................................................................................................................... i
Daftar isi …………………………………………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1. Pengertian Pesawat Angkat dan Angkut ................................................................................... 3
2.2. Jenis-Jenis Pesawat Angkat dan Angkut ................................................................................... 3
2.3. Peralatan Angkat ...................................................................................................................... 3
2.4. Pita Transport........................................................................................................................... 7
2.5. Pesawat Angkutan Di Atas Landasan dan Permukaan ............................................................. 10
2.6. Alat Angkutan Ril .................................................................................................................. 11
2.7. Pemeriksaan dan Pengujian .................................................................................................... 13
2.8. Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Angkat dan Angkut ..................................................... 13
2.9. Potensi Penyebabnya Kecelakaan ........................................................................................... 14
2.9.1. Pemilihan atau Penggunaan bahan ........................................................................................ 14
2.9.2. Konstruksi ...................................................................................................................... 15
2.9.3. Peralatan Pengaman........................................................................................................ 16
2.9.4. Pemeriksaan Tidak Lengkap ........................................................................................... 16
2.9.5. Pelayanan atau Perawatan ............................................................................................... 17
2.9.6. Kelalaian Operator ......................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri dan penggunaan peralatan mekanik yang semakin

meningkat dari sisi jenis dan jumlahnya diiringi juga dengan semakin meningkatnya

potensi bahaya dari penggunaan peralatan tersebut. Selain itu, ditemukannya penggunaan

peralatan tersebut dengan kondisi yang semakin tua dan tidak layak dioperasikan lagi.

Disamping itu pengusaha, pengurus dna atau tenaga kerja/operator belum

mengenal dan memahami ketentuan peraturan perundang-undangan dan syarat-syarat

keselamatan kerja peralatan mekanik.

Jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan saat ini kurang memadai serta

minimnya pegawai pengawas spesialis mekanik yang tersebar diseluruh Indonesia,

sehingga berakibat belum optimalnya sosialisasi peraturan perundang-undangan dan

pengawasan terhadap peralatan mekanik yang digunakan di perusahaan/tempat kerja.

Guna mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat

kerja yang disebabkan penggunaan peralatan mekanik maka diperlukan pengendalian,

pembinaan dan pengawasan K3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2), Undang-Undang No. 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pada umumnya kegiatan produksi menggunakan

peralatan mekanik. Peralatan tersebut merupakan sumber bahaya bila dioperasikan. Oleh

karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam

Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2)

Undang-Undang No.1 Tahun 1970 sebagai peraturan pelaksanaannya yang mengatur

1
secara teknis ilmiah dan administratif ditentukan dalam Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 Tahun 1985

tentang Pesawat Tenaga dan Alat Produksi serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 05

Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut diharapakan dapat mengurangi angka

kecelakaan kerja serta produktivitas pekerja meningkat.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mekanik ?

1.3. Tujuan

Mengetahui pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mekanik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pesawat Angkat dan Angkut

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 yang dimaksud

dengan pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk

memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal

dana tau horizontal dalam jarak yang ditentukan.

2.2. Jenis-Jenis Pesawat Angkat dan Angkut

Jenis-jenis pesawat angkat dan angkut menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja

No. 05 Tahun 1985 dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

1. Peralatan Angkat

2. Pita Transport

3. Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan

4. Alat angkutan jalan ril

2.3. Peralatan Angkat

Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985, peralatan

angkat adalah alat angkat yang di konstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat naik

dan menurunkan muatan meliputi antara lain lier, takel, alat angkat listrik, hidrolik dan

pneumatic, gondola, keran mobil,keran kelabang, keran pedestal, keran Menara, keran

gantry, keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, dan

keran sumbu putar.

Baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus mempunyai kelebihan

ulir sekerup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi
3
dengan mur penjamin atau gelang pegas efektif. Garis tengah tromol gulung sekurang-

kurangnya berukuran 30 kali diameter tali baja dan 300 kali diameter kawat baja yang

terbesar. Tromol gulung harusdilengkapi dengan flense pada setiap ujungnya, sekurang-

kurangnya memproyeksikan 2 ½ kali garis tengah tali baja. Ujung tali baja pada tromol

gulung harus dipasang dengan kuat pada bagian dalam tromol dan sekurang-kurangnya

harus dibelit 2 kali secara penuh pada tromol saat kait beban berada pada posisi yang

paling rendah. Tali baja yang digunakan untuk mengangkat harus:

1. Terbuat dari bahan baja yang kuat dan berkualitas tinggi

2. Mempunyai faktor keamanan sekurang-kurangnya 3 ½ kali beban maksimum

3. Tidak boleh ada sambungan

4. Tidak ada simpul,belitan, kusut,berjumbai dan terkupas.

Semua peralatan angkat harus dilengkapi dengan rem yang secara efektif dapat

mengerem suatu bobot yang tidak kurang dari 1 ½ beban yang diijinkan. Dalam menaik,

menurunkan dan mengangkat muatan dengan pesawat pengangkat harus diatur dengan

sandi isyarat yang seragam dan yang benar-benar dimengerti. Sebelum memberikan

isyarat untuk menaikkan muatan, pemberi isyarat harus yakin bahwa:

1. Semua tali, rantai, bandul atau perlengkapan lainnya telah dipasang sebagaimana

mestinya pada muatan yang diangkat

2. Muatan telah dibuat seimbang sebagaimana mestinya dan tidak akan menyentuh

benda sedemikian rupa sehingga sebagian dari muatan atau benda akan

berpindah.

4
Pada saat menangkat barang, operator peralatan angkat harus menghindari

pengangkatan melalui orang-orang. Peralatan angkat tidak diperbolehkan menggantung

muatan pada waktu mengalami perbaikan ataupun bagian-bagian bawahnya digunakan

oleh mesin yang bergerak. Jika perlatan angkat beroperasi tanpa muatan:

a. Penjaga sling atau penjaga rantai harus mengaitkan sling atau rantainya pada kait

secara kuat sebelum bergerak

b. Operator harus menaikan kait secukupnya agar orang-orang dan benda-benda

tidak tersentuh.

Operator alat kerek tidak boleh meninggalkan peralatannya dengan muatan yang

tergantung.Pesawat, alat-alat, bagian instalasi listrik pada peralatan angkat harus dibuat,

dipasang, dipelihara sesuai dengan ketentuan-ketentuan instalasi listrik yang berlaku.

Semua peralatan angkat yang digerakan dengan tenaga listrik harus dilengkapi dengan

alat batas otomatis yang dapat menghentikan motor, bila muatan melebihi posisi yang

diijinkan Peralatan angkat listrik harus:

a. dikonstruksi dari baja

b. dibuat dengan angka keamanan sekurang-kurangnya

a) 8 untuk baja tuang

b) 5 untuk baja konstruksi atau baja tempa

c) dilengkapi dengan rem otomatis yang mampu menahan muatan, jika muatan

dihentikan.

Alat kontrol dari peralatan angkat listrik harus dilengkapi dengan suatu alat yang

dapat mengembalikan secara otomatis tuas atau tombol pada posisi netral, jika tuas atau

tombol tersebut dilepaskan. Setiap peralatan angkat yang dijalankan dengan tenaga listrik

5
harus dilengkapi dengan alat pembatas otomatis yang dapat menghentikan tenaga tarik

beban, jika muatan melewati batas tertinggi yang diijinkan. Setiap peralatan angkat harus

dilengkapi dengan rem yang secara efektif dapat mengerem sekurang-kurangnya 1 ½

beban yang diijinkan.

Berdasarkan pasal 34 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1985, peralatan

angkat pneumatik harus:

a. dikonstruksi dari baja

b. dibuat dari angka keamanan sekurang-kurangnya

a) 8 untuk baja tuang

b) 5 untuk baja konstruksi atu baja tempa.

Silinder udara peralatan angkat pneumatik harus ditempatkan pada trolinya secara kuat

dan aman. Tuas pengontrol katup peralatan angkat pneumatik gantung harus dilengkapi

dengan alat yang dapat mengembalikan tuas kontrolnya secara otomatis keposisi netral,

jika handel pada tali control lepas. Kemudian untuk setiap gondola harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. Tidak mempunyai rintangan-rintangan pada tali baja penggantungnya;

b. Kemampuan daya ikat tuas pengaman terjamin;

c. Kedudukan tali baja pada alurnya;

d. Kelebihan tali baja yang berada diatas tanah selama gondola tergantung sekurang-

kurangnya 1 m.

6
Gambar 2.1. Peralatan Angkat Jenis Tower Crane

2.4. Pita Transport

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 05 Tahun 1985 yang dimaksud pita

transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan

secara kontinyu dengan menggunakan bantuan pita. Pita transport antara lain adalah

eskalator, ban berjalan dan rantai berjalan. Konstruksi mekanis pita transport harus cukup

kuat untuk menunjang muatan yang telah ditetapkan baginya. Semua pita transport harus

dibuat sedemikian rupa sehingga titik-titik geser yang berbahaya antara bagian-bagian

atau benda yang berpindah atau tetap ditiadakan dan atau dilindungi.

Pita transport yang ditinggalkan dan sering dilalui harus dilengkapi dengan tempat

jalan kaki atau teras pada seluruh panjangnya dengan lebar tidak kurang dari 45 cm dan

mempunyai sandaran standar dan atau pengaman pinggir. Lantai atau teras kerja pada

tempat-tempat bongkar dan muat harus dalam kondisi anti slip. Lantai, teras dan tempat

jalan kaki disamping pita transport harus bersih dari sampah dan bahan-bahan lain.

7
Saluran air pada lantai harus disediakan disekitar pita transport. Penyeberangan pada pita

transport harus disediakan jembatan yang memenuhi syarat. Tenaga kerja dilarang berdiri

dikerangka penahan pita transport terbuka pada saat memuat atau memindahkan barang-

barang atau pada saat membersihkan rintangan-rintangan.

Pita transport yang digerakan dengan tenaga mekanis pada tempat-tempat

membongkar dan memuat, pada akhir perjalanan dan awal pengambilan dan atau pada

berbagai tempat lain yang memadai harus diperlengkapi dengan alat untuk menghentikan

mesin ban transport dalam keadaan darurat. Pita transport yang membawa muatan

melebihi sudut kemiringan harus dilengkapi dengan lat mekanis yang dapat mencegah

mesin berbalik dan membawa muatan kembali kearah tempat memuat, jika sumber

tenaga dihentikan.

Jika dua ban transport atu lebih beroperasi bersama harus dipasang alat pengaman

yang dapat mengatur bekerja sedemikian rupa sehingga kedua pita transport harus

berhenti apabila salah satu pita transport tidak dapat bekerja secara terus menerus. Jika

pita transport membentang sampai pada tempat yang tidak kelihatan dari pos kontrol,

harus dilengkapi dengan gong, peluit atau lampu semboyan dan harus digunakan oleh

operator sebelum menjalankan mesin. Pita transport harus dilengkapi dengan sistem

pelumasan otomatis. Sudut kemiringan dari setiap eskalator harus tidak melebihi 30o dari

arah bidang datar. Bidang injak eskalator terbuat dari bahan yang padat, rata dan tidak

licin dan bila terbuat dari logam yang mempunyai kisi-kisi, tebal kisi sekurang-kurangnya

3 mm.

8
Lantai pemberangkatan dan lantai pemberhentian setiap eskalator harus dari

bahan yang dapat menghasilkan sesuatu ikatan terhadap jejak kaki pemakai. Satu motor

listrik dilarang untuk menggerakan 2 atau lebih eskalator berdampingan, dan dapat

dilayani secara sendiri. Lantai eskalator harus mempunyai angka keamanan sekurang-

kurangnya 10 kecuali rantai yang terbuat dari baja tuang yang dianeling dengan angka

keamanan sekurang-kurangnya 20. Setiap eskalator harus dilengkapi dengan sistem

elektro mekanis yang bekerja secara otomatis yang dapat menghentikan eskalator apabila

sumber tenaga putus. Setiap eskalator yang digerakan dengan listrik yang mempunyai

pase banyak harus dilengkapi dengan peralatan yang data mencegah motor berputar balik

atau bila adanya kegagalan pase.

Gambar 2.2 Pesawat angat angkut jenis pita transport

9
2.5. Pesawat Angkutan Di Atas Landasan dan Permukaan

Pesawat angkutan diatas landasan dan di atas permukaan ialah pesawat atau alat

yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan menggunakan kemudi

baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di atas suatu landasan maupun

permukaan. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan antara lain adalah:

truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta gantung. Semua peralatan pelayanan

pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan harus dibuat sedemikian rupa

sehingga mempunyai keseragaman dalam fungsi, gerak dan warnanya. Semua

perlengkapan pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan sebelum

digunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh operator. Pesawat angkutan di atas

landasan dengan motor bakar dilarang dijalankan di daerah yang terdapat bahaya

kebakaran dan atau peledakan dan atau ruangan tertutup. Pesawat angkutan di atas

landasan sebelum memuat dan membongkar muatan rem harus digunakan jika di atas

tanjakan roda harus diganjal. Pesawat angkutan di atas landasan dengan motor bakar

harus dijalankan dengan aman sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan. Lantai

kerja yang dilalui pesawat angkutan landasan harus:

1. Dikontruksi cukup kuat dan rata dengan memperhatikan kecepatan, jenis roda dan

ban yang digunakan

2. Tidak mempunyai belokan dengan sudut yang tajam, tanjakan yang terjal, jalan

yang bebas dan pelataran yang rendah.m

3. Mempunyai tanda-tanda pada kedua sisi di sepanjang jalan.

Truck, truck derek, traktor dan sejenisnya harus dilengkapi dengan lampu-lampu

penerangan dan peringatan yang efektif. Untuk pelayanan pengangkutan muatan

10
menggunakan gerobak harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Gerobak

dorong yang beroda satu atau dua harus dilengkapi dengan pelindung tangan pada

gagangnya dan dilengkapi dengan ban rem. Gerobak dorong yang beroda tiga atau empat

harus dilengkapi dengan alat pengunci yang digunakan saat gerobak itu berhenti.Jika

memuati gerobak dorong beroda tiga, muatan yang berat harus ditempatkan dibagian

belakang bawah dan muatan harus seimbang. Forklift harus dilengkapi dengan atap

pelindung operator dan bagian yang bergerak atau berputar diberi tutup pengaman.Dalam

keadaan jalan garpu harus berjarak setinggi-tingginya 15 cm dari permukaan jalan. Bila

mengendarai forklift dibelakang kendaraan lain harus berjarak sekurang-kurangnya 10

meter dari belakang kendaraan depannya. Forklift tidak boleh digunakan selain untuk

mengangkat, mengangkut dan menumpuk barang.

Gambar 2.3. Pesawat angkat dan angkut jenis pesawat angkutan di atas landasan

2.6. Alat Angkutan Ril

Alat angkutan ril adalah suatu alat angkutan yang bergerak di atas jalan ril. Alat

angkutan jalan ril antara lain adalah: lokomotif, gerbong dan lori. Bahan, konstruksi dan

perlengkapan jalan ril harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. Batang tarik

wesel, kawat-kawat sinyal atau bagian-bagin lain dari peralatan jalan ril yang berbahaya

harus dilindungi dan atau dilengkapi dengan peralatan pengaman. Jalan ril harus diadakan

11
pemeriksaan dalam waktu-waktu tertentu. Ril pengaman harus dipasang tidak lebih dari

25 cm dibagian dalam ril dengan lebar dimana tikungan melebihi:

1. 250 pada jalan ril dengan lebar 1.435 meter atau lebih

2. 400 pada jalan ril dengan lebar yang kurang dari 1.435 meter

3. 200 pada semua jalan ril dengan sudut lereng 2 persen atau lebih.

Jalan ril diatas jembatan atau kuda-kuda yang panjangnya 30 meter atau lebih

harus dilengkapi dngan ril pengaman. Kuda-kuda jalan ril pada kedua sisinya harus

dilengkapi dengan peralatan jalan kaki pada bagian luarnya dan mempunyai ruang bebas

sekurang-kurangnya 1 (satu) meter antara pagar dan muatan dengan ukuran yang paling

besar. Lubang-lubang pembongkaran muatan di bawah jalan ril harus diberi tutup terali

yang memenuhi syarat. Jika alat angkutan jalan ril berada didekat bangunan, sehingga

tenaga kerja tidak dapat berdiri atau lewat dengan aman antara bangunan dan pesawat

yang berjalan maka:

1. Harus dipasang alat penghalang disamping bangunan

2. Dilarang adanya pintu pada bangunan yang menuju keluar jalan ril.

Gambar 2.4. Pesawat angkat dan angkut jenis alat angkutan jalan ril

12
2.7. Pemeriksaan dan Pengujian

Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji

terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan. Untuk pengujian beban lebih,

harus dilaksanakan sebesar 125% dari jumlah ebban maksimum yang diujikan. Besarnya

tahanan isolasi dan instalaso listrik pesawat angkat dan angkut harus sekurang-kurangnya

memenuhi yang ditentukan dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik). Pemeriksaan

dan oengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan selambat-lambatnya 2

tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian selanjutnya dilakasanakan 1

tahun sekali. Pemeriksaan dan pengujian ini dilakukan oleh Pegawai Pengawas atau Ahli

Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain. Biaya pemeriiksaan dan pengujian pesawat

angkat dan angkut dibebankan kepada pengusaha

2.8. Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Angkat dan Angkut

Seperti kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat angkat dan angkut

menerima beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini harus dibuat dengan

konstruksiyang kuat untuk dapat menahan beban kerja dan harus dilaksanakan

pengerjaannya dengan syarat-syarat tertentu sehingga dapat menjamin bahwa bagian

tersebut mampu menahan beban. Pemilihan bahan juga harus sesuai dengan standar

pembuatan pesawat angkat dan angkut yang digunakan dan mempunyai sertifikat bahan

yang memberikan keterangan tentang sifat-sifat mekanik dan komposisi kimia bahan

tersebut.

Disamping syarat-syarat konstruksi yang harus dipenuhi, juga harus dipenuhi

syarat-syarat alat perlengkapan termasuk juga alat-alat pengamannya, sehingga dapat

menjamin bahwa pesawat angkat dan angkut tersebut aman selama pengoperasian.

13
Kecelakaan pada pesawat angkat dan angkut dapat disebabkan karena pada bagian

tertentu dari pesawat angkat dan angkut mengalami kerusakan/perlemahan dan mendapat

beban yang sangat kuat yang diberikan melibihi beban maksimum yang diijinkan.

Meskipun konstruksi pesawat angkat dan angkut telah memenuhi persyaratan, tetapi jika

kualitas pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosedur akan dapat juga mengakibatkan

kecelakaan.

2.9. Potensi Penyebabnya Kecelakaan

Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada pesawat angkat

dan angkut yaitu:

1. Pemilihan atau penggunaan bahan yang tepat

2. Desain konstruksi yang menyimpang dari standar

3. Pemeriksaan yang tidak lengkap

4. Peralatan/perlengkapan yang tidak memenuhi persyaratan

5. Pengoperasian dan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan

pemeliharaan

6. Kelalaian operator

2.9.1. Pemilihan atau Penggunaan bahan

Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi pesawat angkat dan

angkut, haruslah dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan untuk pembuatan

14
pesawat angkat dan angkut, sesuai dengan standar yang telah diakui diseluruh

dunia.

Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak

diinginkan yang pada akhirnya dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, patah

dan pencemaran lingkungan kerja. Oleh karena itu, petunjuk dan prosedur yang

diberikan dalam standar-standar tersebut harus benar-benar dilaksanakan. Selain

adanya kerapuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan bahan. Hal ini dapat

terjadi karena:

1. Bahan di diamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan disebut juga

penuaan alam

2. Bahan mengalami perubahan bentuk (deformasi) pada suhu kamar karena di

diamkan dalam waktu yang lama

Oleh sebab itu, untuk mengetahui sejauh mana terjadinya penuaan bahan,

perlu dilakukan penelitian di laboratorium terhadap bahan tersebut. Penelitian di

laboratorium dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan tersebut masih layak

digunakan sebagai bahan pesawat angkat dan angkut. Jika hal ini tidak diperhatikan

akan dapat menimbulkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada pesawat angkat dan

angkut yang bersangkutan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kecelakaan.

2.9.2. Konstruksi

Desain konstruksi peralatan mekanik harus dipersiapkan oleh pabrik

pembuat dengan membuat perencanaan gambar konstuksi pesawat angkat dan

angkut yang menggambarkan secara detail potongan-potongan (penampang),

15
ukuran-ukuran dimensi bagian yang lengkap dna jelas, sambungan-sambungan,

cara pengerjaannya dan perhitungan kekuatan konstruksinya.

Sangat penting untuk memperhitungkan kekuatan masing-masing bahan

yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan beban yang

diterima pesawat angkat dan angkut karena diharapkan bahan tersebut mampu

menahan, menerima beban pada saat peralatan mekanik tersebut dioperasikan.

Perhitungan kekuatan konstruksi ini harus mengikuti standar-standar

perhitungan desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku diseluruh

dunia seperti SNI, ASME, JIS, DIN, dll. Kesalahan dalam desain perhitungan

kekuatan konstruksi pesawat angkat dan angkut dapat mengakibatkan suatu

kerusakan apabila peralatan mekanik tersebut dioperasikan.

2.9.3. Peralatan Pengaman

Peralatan/perlengkapan pengaman suatu pesawat angkat dan angkut harus

mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

semuanya harus dijaga dan diusahakan agar dapat berfungsi/bekerja dengan baik

dan akurat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan perawatan secara teratur dan

termasuk juga mengadakan pemeriksaan/pengujian kembali atau kalibrasi pada

alat-alat pengaman tertentu.

2.9.4. Pemeriksaan Tidak Lengkap

Pemeriksaan tidak lengkap pada umumnya terletak pada pemeriksaan yang

dilakukan sewaktu pesawat angkat dan angkut masih berada di dalam pabrik yang

meliputi pemeriksaan merusak dan pemeriksaan tidak merusak. Pemeriksaan

merusak dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tarik, batas mulur dan

16
kandungan/komposisi kimia dari bahan yang digunakan dalam pembuatan peralatan

mekanik, sedangkan pemeriksaan tidak merusak dimaksudkan untuk mengetahui

kualitas sambungan las-lasannya apakah memenuhi syarat atau tidak, misalnya

adanya retak-retak, gelembung udara/kotoran dll, dimana dalam pemeriksaan ini

dilakukan dengan menggunakan sinar radio aktif (X-ray atau gamma ray) maupun

ultra sonic. Pemeriksaan ini umumnya berkaitan dengan perhitungan konstruksi

pesawat angkat dan angkut tersebut.

Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka dilakukan

pengujian statis dan dinamis atas pesawat angkat dan angkut. Pemeriksaan

terhadap pengujian statis dan dinamis ini harus dilakukan dengan seteliti mungkin

agar kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan sewaktu pesawat angkat dan

angkut di operasikan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat adanya

kelemahan atau pemeriksaan yang tidak lengkap dapat mengakibatkan kerusakan

pada pesawat angkat dan angkut dan kemungkinan juga dapat menyebabkan

terjadinya patah.

2.9.5. Pelayanan atau Perawatan

Pelayanan/perawatan pesawat angkat dan angkut merupakan pekerjaan yang

tidak boleh diabaikan. Dengan perawatan secara teratur dan teliti akan lebih mudah

diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan yang terdapat pada pesawat angkat

dan angkut sehingga kerusakan yang lebih berat akan dapat dihindari.

2.9.6. Kelalaian Operator

Kelalaian merupakan permasalahan yang cukup tinggi presentasinya dari

kerusakan-kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh faktor manusianya. Oleh

17
karena itu faktor manusia yang dominan adalah sikap mental terhadap keselamatan

kerja. Ada suatu pertanyaan “mengapa seorang pekerja melakukan pekerjaan

dengan ceroboh, dimana seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal

ini tentunya tidak terlepas dari kebiasannya, yang biasanya menganggap mudah,

sudah biasa, bekerja seenaknya, kurang memperhatikan sehingga usaha pencegahan

kecelakaan kerja dianggap tidak penting. Kelalaian merupakan permasalahan yang

paling tinggi sampai mencapai 75% kerusakan terjadi disebabkan oleh faktor

manusia.

18
Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut

Kementerian Tenaga Kerja. 2015. Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Umum. Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai