BAHAN Sosialisasi K3 Industri Smelter

Sosialisasi
PENINGKATAN KEPATUHAN NORMA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) DI INDUSTRI SMELTER
Dr. dr. Sudi Astono, MS

Pengawas Ketenagakerjaan Ahli Madya.
Koordinator Pemeriksaan Norma K3
Direktorat Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan

DIREKTORAT JENDERAL BINWASNAKER DAN K3
KEMENAKER RI
Ternate, 6 Juni 2023
1
Binariksa-Kemnaker 2023
Agenda
2
 Pendahuluan & Latar Belakang

 Dasar Hukum
 Definisi
 Data Umum Kecelakaan Kerja dan PAK
 Identifikasi Bahaya di Industri Smelter
 Kecelakaan Kerja & PAK di Industri Smelter
 Pengendalian Bahaya dan Risiko
 Penerapan SMK3
 Pengawasan dan Penegakkan Hukum
Binariksa-Kemanker 2023
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PENTINGNYA K3 DI INDUSTRI SMELTER
4
Karakteristik Sektor migas dan pertambangan

Ø merupakan sektor strategis dalam
pembangunan nasional
Ø Sumber devisa yang besar
Ø Menyerap banyak pekerja
Ø Memiliki risiko tinggi kecelakaan kerja dan

p e nya k i t a k i b a t ke r j a s e r t a ke r u s a k a n
lingkungan
5
PERMASALAHAN
6
Ø Tingkat kematangan budaya K3 (maturity level of OSH Culture)

di Indonesia masih relatif kurang dan belum meluas pada seluruh
lapisan masyarakat
Ø Tingkat kecelakaan kerja dan fatalitnya di Indonesia masih
tinggi dan cenderung meningkat termasuk di sektor Tambang dan
Migas
Ø Kasus kecelakaan kerja di sektor tambang dan migas menjadi
sorotan banyak pihak dibanding kecelakaan kerja di sektor
lainnya
Ø Salah satu industri sektor tambang adalah industri smelter yang
merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)
MASALAH UTAMA K3:
Tingginya potensi dan risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja
7
Beberapa masalah dan tantangan K3:

Ø Objek pengawasan K3 makin meningkat dan makin komplek;
Ø Kesadaran, komitmen, kuantitas dan kualitas penerapan
K3/SMK3;
Ø Kuantitas dan kualitas pemeriksaan dan pengujian (riksa uji) K3;
Ø Kuantitas dan kualitas SDM dan lembaga K3;
Ø Kuantitas dan kualitas pengawasan K3;
Ø Sertifikasi kelayakan objek K3, SDM, dan kelembagaan K3
Contoh2 Tuntutan Pekerja
Pada Industri Smelter
1. Segera membuat Peraturan Perusahaan;

2. Stop Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
untuk pekerjaan yang bersifat tetap;
3. Memberikan ruang pembentukan dan kegiatan
pengurus SP/SB;
4. Menerapkan K3 dan memberikan APD lengkap
kepada pekerja;
5. Memasang peralatan sirkulasi udara di setiap
gedung;
6. Memperjelas hak-hak yang diberikan kepada
8
korban kecelakaan kerja.
Tujuan dan Manfaat Perlindungan K3
9
Mewujudkan Tempat Mencegah/meminimalkan

Kerja yang: dan menanggulangi:
q Selamat q Kecelakaan kerja (KK)
q Penyakit akibat Kerja
q Sehat (PAK)
q Aman q Penyakit/gangguan
q Nyaman kesehatan lainnya
Usaha/bisnis yang produktif,

berkualitas, berdaya saing, ramah
lingkungan dan berkelanjutan
10
11
12
13 Binariksa-Kemnaker 2023
14
15
PERLINDUNGAN K3 HARUS DILAKUKAN
SECARA TOTALITAS
16
1) Perlindungan pekerja dari risiko kecelakaan kerja

2) Perlindungan pekerja dari risiko PAK (fisik & mental)
3) Perlindungan pekerja dari penyakit/gangguan kesehatan
lainnya (fisik & mental)
4) Program Jaminan Sosial (secara fisik dan mental)
17
DASAR HUKUM
Pelaksanaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Nasional
18
q UU No. 3 Tahun 1951 ttg Pengawasan Perburuhan:

q MENAKER menyampaikan lapor setiap tahun ttg Pengawasan Perburuhan ke
kantor ILO Pusat;
q MENAKER menunjuk Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan;
q Pengawas Ketenagakerjaan berhak memasuki tempat kerja, bila ditolak dapat
meminta bantuan POLRI;
q Hasil Pengawasan harus ditndklanjuti oleh pimpinan perusahaan;
q UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja (Bab IV)

q Berlaku di segala tempat kerja:
q Pengawasan dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
q Menteri ketenagakerjaan menunjuk Ahli K3 sebagai perpanjangan tangan
dalam pelaksanaan dan pengawasan K3 secara internal di perusahaan/tempat
kerja sesuai penunjukkan.
q MENAKER dpt mendesentralisir pelaksanaan pengawasan atas ditaatinya UU ini
secara meluas, sedangkan POLICY NASIONAL tetap menjadi
tanggungjawabnya dan berada di tangannya, shg terjamin pelaksanaannya
secara seragam di sel. NKRI (Psl. 1 (6) alinea keempat)
Dasara Hukum Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan
dan K3 Nasional
19
q UU No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan

q Setiap pekerja berhak memperoleh perlindungan K3 (Pasal 86)
q Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 (Pasal 87) sesua PP No. 50
Tahun 2012 ttg Penerpan SMK3
q Pengawasan pelaksnaan PP No. 50 Tahun 2012 ttg Penerapan SMK3 dilakukan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan;
q UU No. 21 Tahun 2003 ttg Pengesahan ILO Convention No. 81

Concerning Labour Inpection in Industry and Commerce
(Pengawasan KK dalam Industri dan Perdagangan);
q MENAKER berkewajiban melaporkan setiap tahun ttg Pelaksnaan Pengawasan
Ketenagakerjaan ke ILO pusat;
q Sebagai bagian dari upaya mewujudkan hub industrial yg harmonis dan
berkeadilan serta menjamin penegakan hukum dan perlindungan TK;
q Negara-Negara anggota ILO diwajibkan melaksanakan sistem Pengawasan
Ketenagakerjaan di tempat kerja agar sesuai dgn standar Internasional.
Kebijakan K3 pada Instansi Pembina Sektor
20
 Kebijakan dan Regulasi K3 sektoral mengacu pada UU No 1 Tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja dan PP No 50 Tahun 20112
tentang Penerpan SMK3
 “instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman
penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan” (Pasal 4 ayat (2)
 Menteri ketena gaker jaan secar a khusus memberi kan s eba g i an
tanggungjawabnya kepada Menteri Per tambangan/ESDM dengan
beberapa ketentuan yang mengikat melalui PP No. 19 Tahun 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan,
 Berdasarkan Pasal 41 UU No 22 tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi,
pengawasan K3 berada pada Depar temen yang bidang tugas dan
kewenangannya meliputi kegiatan usaha migas dan departemen/intansi
lain yang terkait.
21
Sertifikasi & Penunjukan bidang K3
Sesusi Regulasi
q Sertifikasi Ahli K3; Dokter Perusahaan dan Paramedis/Perawat
PerusahaanKerja/Hiperkes; dan personil K3 lainnya
q Penunjukkan Ahli K3, Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
q Lisensi petugas P3K di tempat Kerja
q Pengesahan Unit P2K3
q Pengesahan Unit Pelayanan Kesehatan Kerja
q Rekomendasi Perusahaan Catering/Penyelenggara Makan bagi
Tenaga Kerja
q Penunjukkan Perusahaan Jasa K3 (PJK3), bidang:
Ø pembinaan K3
Ø pemeriksaan dan/atau pelayanan kesehatan kerja
Ø pengujian/pengukuran lingkungan kerja
Ø bidang pemeriksaan dan pengujian teknik K3
 P2K3
Mendorong  Ahli K3
Dokter Perusahaan/Hiperkes
Terlaksananya

 Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
K3 Mandiri di  Operator
Teknisi
setiap 
 Petugas
Perusahaan  Paramedis/Perawat Kesehatan
Kerja/Hiperkes
Meningkatnya Kepatuhan Tingkat kecelakaan & PAK dapat

Pengusaha/Pengurus & Tenaga ditekan bahkan dihilangkan
Kerja, dalam Pelaksanaan Ketentuan
dan Standar K3 Terwujudnya Ketenangan Kerja dan
Perlindungan K3
Tercapainya peningkatan efisiensi, efektifitas

dan produktifitas serta ketenangan berusaha
23
Ruang Lingkup Pengawasan terhadap
Perlindungan Tenaga Kerja
(UU 21 Th 2003/Ratifikasi ILO C81 Ttg Pengawasan Ketenagakerjaan pada Industri dan
Perdagangan)
24
q Kondisi kerja
q Waktu kerja dan waktu istirahat
q Pengupahan
q Keselamatan Kerja
q Kesehatan Kerja
q Kesejahteraan
q Tenaga kerja anak, perempuan dan pekerja muda
q Masalah2 lain terkait ketenagakerjaan (al. Jaminan
Sosial, kekerasan dan pelecehan di tempat kerja)
25
27
SYARAT-SYARAT K3 (Ps 3 UU 1/1970)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat2 keselamatan kerja untuk :
28
a. Mencegah & mengurangi kecelakaan l. Memelihara kebersihan, kesehatan &

b. Mencegah & mengurangi & memadamkan ketertiban.
kebakaran m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan lingkungan, cara kerja & proses kerjanya.
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamakan n. Mengamankan dan memperlantjar
diri pada waktu kebakaran atau kejadian berbahaya pengangkutan orang, binatang, tanaman
lainnya atau barang;
e. Memberikan P3K o. Mengamankan dan memelihara segala
djenis bangunan;
f. Memberikan APD
p. Mengamankan dan memperlancar
g. Mencegah & mengendalikan timbul/menyebar pekerdjaan bongkar-muat, perlakuan dan
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, penjimpanan barang;
hembusan angin, cuaca, sinar/radiasi, suara dan
getaran q. Mentjegah terkena aliran listrik jang
berbahaja;
h. Mencegah dan mengendalikan PAK (fisik & psikis),
peracunan, infeksi dan penularan r. Menjesuaikan dan menjempurnakan
pengamanan pada pekerdjaan jang bahaja
i. Memperoleh penerangan yang cukup & sesuai ketjelakaannja menjadi bertambah tinggi.
j. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yang baik
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
Kewajiban Pengurus Perusahaan (UU No. 1 Tahun 1970)
Pasal 9
(1) Wajib menunjukan dan menjelaskan K3 kepada tenaga kerja
baru  Kondisi bahaya, pengaman & APD yg harus digunakan,
cara & sikap kerja yg aman
(2) Wajib Meyakini tenaga kerja telah mampu dan memahami K3
(3) Wajib melakukan pembinaan K3
(4) Wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3
Beberapa Kewajiban K3 lainnya bagi Pengurus Perusahaan
(UU No. 1 Tahun 1970)
30
Kewajiban Pengurus
 Melapor Kecelakaan Kerja (dan PAK)
 Siapa saja memasuki tempat kerja wajib mentaati semua
petunjuk KK3 & memakai APD
 Menempatkan syarat2 KK3 & UU ini di tempat yg mudah
dilihat
 Memasang gambar2/Poster dll tentang K3
 Menyediakan secara cuma2 APD
31
a. Memberi keterangan yang benar (Kpd Pgw. Pengawas

dan ahli K3)
b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-
syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
Fokus Perlindungan K3
33
qFokus utama Pencegahan dan penanggulangan:

Økecelakaan kerja (KK) dan
Ø Penyakit akibat Kerja (PAK)
qPerlindungan K3 lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja

Ø Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja
Ø Promosi kesehatan di tempat kerja
Ø Gizi kerja & penyelenggaraan makan di tempat kerja
Ø Pencegahan penyakit khusus (yang mjd permasalahan nasional):
ü Pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di tempat kerja
ü Pencegahan dan penanggulangan TB di tempat kerja
ü Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkoba (P4GN) di Tempat Kerja
ü Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Tempat Kerja
ü Dll.
DEFINISI
34
DEFINISI
35
DATA UMUM KK & PAK
36
37
Data KK/PAK berdasarkan Usia Pekerja
38
K
e
l
o
m
p
T
o
2
o
k
0
t
U
1
2
a
m
9
0
1
l
u
r
(
T
h
)
5.
1.
3 7.
S
9
3
2 0/
5
8
4 d
2
5
2 2
0
2
3
4 2
1
1.
7.
5. 0
3
6
8 4.
s
0
5
6 8/
8
0
2 d
2
2
0
5
4 2
1
3.
0.
1. 5
2
2
6
0 4.
s
4
1
8 9/
3
7
2 d
4
3
2
0
3 3
1
6.
4.
5. 0
3
0
6 6.
s
7
6
1 0/
8
9
7 d
6
3
4
5
3 3
9
2.
3. 8.
5
0
2
6 9s
3
4 2/
6
2
9 d
7
4
0
2 4
8
7.
6. 0.
0
9
7
0 8s
8
9
6 3/
1
4 d
9
4
5
2 4
6
2.
1. 4.
5
3
6
0 9s
3
0 4/
7
4
1 d
2
5
0
1 5
7. 2.
0
2
4
3 0s
6
3
5 6/
8
7 d
3
5
6
7.
8.
1 >
2
0.
9
4 7.
5
8
4
9 6
2
4
6 8
0 0
39
IDENTIFIKASI BAHAYA & RISIKO
40
INDUSTRI SMELTER (Peleburan Logam)
 Smelter (peleburan logam) merupakan bagian dari proses produksi
sebuah perusahaan pertambangan mineral logam.
 Proses pembersihan mineral logam dari kotoran bawaan dan proses
pemurnian.
 pengolahan hasil tambang yang berguna untuk meningkatkan
kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, perak dan
aluminium hingga memenuhi standar sebagai bahan baku produk
akhir.
 Smelter berfungsi memberi nilai tambah industri pertambangan untuk
membuat barang setengah jadi, bukan hanya berupa bijih logam.
41
5 Kelompok Faktor Bahaya di Tempat Kerja:

 Fisika: panas tinggi, kebisingan, debu, radiasi,
elektrik, getaran, peledakan, kebakaran dll
 Kimia: bahan kimia berbahaya dalam
bentuk cair, uap, gas, fume dll
 Ergonomi: posisi kerja, mengangkat beban,
manual handling, ketaksaan kerja, dll
 Psikologi: stres, gangguan tidur, fatigue dll
 Biologi: binatang buas, binatang berbisa
KK & PAK DI INDUSTRI SMELTER
43
Contoh Data KK/PAK di Industri Smelter
44 Contoh Data KK/PAK di Industri Smelter
45
Contoh Data KK/PAK di Industri Smelter
PENGENDALIAN BAHAYA & RISIKO
Sumber Bahaya Lingkungan Kerja
Wajib diukur & dikendalikan
(Permenaker No 5 Tahun 2018 ttg K3 Lingkungan Kerja)
Sumber Bahaya Tujuan:

Lingkungan Kerja, diukur Ø mewujudkan
LIMA FAKTOR:
Lingkungan Kerja
1. FISIKA;
yang selamat,
2. KIMIA;
sehat, aman dan
3. BIOLOGI; dikendalikan
nyaman
4. ERGONOMI;
Ø mencegah KK &
5. PSIKOLOGI
PAK.
HIERARKI PENGENDALIAN
LINGKUNGAN KERJA
52
Eliminasi
substitusi
Rekayasa Teknis
Administratif
Penggunaan APD
Jenis2 Alat Pelindung Diri (APD)
• Alat pelindung
kepala;
• Alat pelindung
mata dan muka;
• Alat pelindung
pernapasan;
• Alat pelindung
telinga;
• Alat pelindung
tangan;
• Alat pelindung
kaki;
• Pakaian
pelindung;
53
• Alat pelindung
jatuh perorangan;
• Pelampung.
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
54
KEWAJIBAN PENERAPAN SMK3
55
a.Penerapan SMK3 WAJIB di perusahaan:

• memperkerjakan pekerja/buruh paling
sedikit 100 (seratus) orang; atau
• mempunyai tingkat potensi bahaya
tinggi.
b. Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya
tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Dalam menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan

perUU, konvensi atau standar internasional
PP 50/2012 pasal 5
Lampiran PP no. 50/2012 Penerapan SMK3
Lampiran-1 : Pedoman Penerapan SMK3 Lampiran – 2 : Pedoman Teknis Audit SMK3
No Elemen
1 Pembangunan & Pemeliharaan Komitmen
2 Strategi Pendokumentasian
3 Peninjauan Ulang Desain & Kontrak

Peningkatan
Berkelanjutan
4 Pengendalian Dokumen
5 Pembelian
Tinjauan Ulang & Penetapan
Peningkatan oleh Kebijakan 6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
Manajemen
7 Standar Pemantauan
Perencanaan 8 Pelaporan dan Perbaikan

Pengukuran & SMK3
Evaluasi 9 Pengelolaan Material & Perpindahannya
10 Pengumpulan & Penggunaan Data
Penerapan 11 Audit Sistem Manajemen K3

SMK3
12 Pengembangan Ketrampilan & Kemampuan
5 Langkah/Prinsip/Azas Total 166 kriteria
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM
59
A. PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN:
q Penyebarluasan informasi dalam rangka pemahaman norma ketenagakerjaan (Preventif Edukatif).
q Pemeriksaan penerapan norma ketenagakerjaan untuk mengetahui tkt kepatuhan (Represif Non
Justisia)
q Pengujian norma ketenagakerjaan untuk menilai pemenuhan norma & standar K3 (Represif Non
Justisia)
q Penegakan hukum ketenagakerjaan (Represif Justisia)Penyidikan dan pelimpahan kasus tindak
pidana ketenagakerjaan ke Pengadilan
B. PENANGANAN KEJADIAN/KASUS KK & PAK  bds laporan/pengaduan atau informasi lainnya

Øpenyelidikan/investigasi
ØPenetapan kasus dan pemberian JKK
ØPenindakan atas pelanggaran norma K3
C.PEMBERIAN JAMINAN SOSIAL

Ø Kasus KK & PAK Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) melalui BPJS Ketenagakerjaan
Ø Kasus kecelakaan dan penyakit umum  Jaminan Kesehatan (JKN) melalui BPJS
Kesehatan
KEWENANGAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Pemerintah Pusat:
Pemerintahan Daerah (Dinasnaker
q Pengembangan Sistem
Provinsi) Penyelenggaraan
Pengawasan Ketenagakerjaan
q Pengelolaan SDM Pengawasan Pengawasan Ketenagakerjaan:
Ketenagakerjaan q Penasehatan Teknis
q Pendampinan dan/atau q Pemeriksaan
Pemeriksaan dan pengujian q Pengujian
kasus tertentu q Penegakan Hukum
q Pendampinan dan/atau q Penetapan JKK kasus KK &
Penegakan Hukum kasus tertentu PAK
q Penetapan JKK kasus KK & PAK
(kasus banding dari daerah)
61
Kententuan Sanksi Hukum
Pelanggaran UU 13/2003
62
63
64
65
PENUTUP
66
v Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli K3
v Kualitas pelaksanaan K3 menunjukan Kualitas Bangsa
67
TERIMA KASIH

BAHAN Sosialisasi K3 Industri Smelter

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

BAHAN Sosialisasi K3 Industri Smelter

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Sosialisasi

PENINGKATAN KEPATUHAN NORMA

Dr. dr. Sudi Astono, MS

Direktorat Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan

 Pendahuluan & Latar Belakang

Karakteristik Sektor migas dan pertambangan

Ø Menyerap banyak pekerja

Ø Memiliki risiko tinggi kecelakaan kerja dan

Ø Tingkat kematangan budaya K3 (maturity level of OSH Culture)

Beberapa masalah dan tantangan K3:

1. Segera membuat Peraturan Perusahaan;

Mewujudkan Tempat Mencegah/meminimalkan

Usaha/bisnis yang produktif,

1) Perlindungan pekerja dari risiko kecelakaan kerja

q UU No. 3 Tahun 1951 ttg Pengawasan Perburuhan:

q UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja (Bab IV)

q UU No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan

q UU No. 21 Tahun 2003 ttg Pengesahan ILO Convention No. 81

 Kebijakan dan Regulasi K3 sektoral mengacu pada UU No 1 Tahun

Meningkatnya Kepatuhan Tingkat kecelakaan & PAK dapat

Tercapainya peningkatan efisiensi, efektifitas

a. Mencegah & mengurangi kecelakaan l. Memelihara kebersihan, kesehatan &

(3) Wajib melakukan pembinaan K3

(4) Wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3

a. Memberi keterangan yang benar (Kpd Pgw. Pengawas

qFokus utama Pencegahan dan penanggulangan:

qPerlindungan K3 lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja

5 Kelompok Faktor Bahaya di Tempat Kerja:

Sumber Bahaya Tujuan:

a.Penerapan SMK3 WAJIB di perusahaan:

Dalam menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan

Lampiran-1 : Pedoman Penerapan SMK3 Lampiran – 2 : Pedoman Teknis Audit SMK3

1 Pembangunan & Pemeliharaan Komitmen

3 Peninjauan Ulang Desain & Kontrak

Perencanaan 8 Pelaporan dan Perbaikan

10 Pengumpulan & Penggunaan Data

Penerapan 11 Audit Sistem Manajemen K3

5 Langkah/Prinsip/Azas Total 166 kriteria

B. PENANGANAN KEJADIAN/KASUS KK & PAK  bds laporan/pengaduan atau informasi lainnya

C.PEMBERIAN JAMINAN SOSIAL

v Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli K3

v Kualitas pelaksanaan K3 menunjukan Kualitas Bangsa

Anda mungkin juga menyukai