NUIN
-
\SSAR
A.KAAN ,·
I PER PU ST
UIN ALA UOOIN MA KA SSAR
Asriany Ilyas
KIMIA
ORGANIK
BAHAN ALAM
P ~RPlJSTAKAAN
UIN A • .AU O D IN
1....,......
CIP
Alauddin University Press
ii Kimin O r gn ,rik B11lt1111 A./11111
- ------
Edit or:
Maswati Baharuddin
Cetakan: I 2013
x - 192 halaman, 14 cm x 21 cm
SAMBUTAN REKTOR
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
viii I Ki uzi n Or g n 11 i k Ba furn Al am
Ki 111 i a O r g a n i k B n /1 n 11 A I a 111 I ix
DAFTARISI
x I Kimia Orgauik Baha,z Alam
Ki m i a O r g a n i k B n Im 11 A In 111 I 1
BABI
PENDAHULUAN
Kimia organik bahan alam adalah suatu. cabang
ilm.u kinua yang membahas tentang senyawa-senyawa
kimia yang terkandung dalam bahan alam atau
organisme hidup, bail< dari tumbuhan, hewan, maupun
sel. Cabang ilm.u ini berkaitan dengan isolasi,
identifikasi, penjelasan struktur, dan studi karakteristil<
kinua dari senyawa yang diproduksi oleh organisme
hidup. Kajian kimia organik bahan alam mencakup dua
bagian yakni kimia bahan alam yang mengkaji tentang
organisme yang terdapat di daratan dan kimia bahan
alam yang mengkaji tentang organisme laut (marine
nahtral product).
Bahan alam adalah produk murni dari alam. ·
Bahan alam meliputi :
(1) seluruh organisme (misalnya, tumbuhan, hewan,
atau mil<roorganisme) yang belum mengalami proses
pengolahan.
(2) bagian dari suatu organisme ( misalnya, daun atau
bunga tumbuhan, organ hewan yang terisolasi)
(3) ekstrak dari suatu organisme atau bagian dari
organisme.
(4) senyawa murni (misalnya, alkaloid, kumarin,
flavonoid, glikosida, lignan, steroid, gula, terpenoid,
dll.) yang diisolasi dari tumbuhan, hewan, dan
mil<roorganisme.
2 I Kimi·n Orgn11ik Bahan Alam
Enmct8 EstraetC
bolitm md pmilic:ait:m
d cottq,otidd (s)
In vil/0 bioos~y
St~ti~d\.~i'liinntioo
l'UV. JR, MS, NMR. X-llay etc)
l
ACT1'~ ,om.pound cs)
AJpkatioo f u r ~ fa~1ta1'°cation
*
Pharmatetitietd 1'W•t1,m 1114 ffll1tketlng
12 I K i m i n O r g n 11 i k B a I, a n A l a m
BAB II
TERPENOID
col~PO,
~c=c-c-c-o-r-o-r-oH
fj> f?
C~Hz Hz O 0
3-Metil-3-butenil pirofosfat
Ill
~OPP~~OPP
Isopentenil pirofosfat Dimetilalil pirofosfat
IPP DMAPP
Gambar 2.2 Jalur biosintesis IPP & DMAPP
melalui asam mevalonat
Ki 111 1 11 () r S ,1 11 i k B n /1 n II A I a 111 I 25
~ Seskuiterp:n
Farresi.I fuofa;fat 2x
~ Triterp:n
OPP ~ Di~
Qranil-geranil pirofcsfat 2x
~ Tetra~
Gambar 2.3 Biosintesis terpen mulai dari IPP & DMAPP
26 I Ki /II in Or g n II i k Ba I, t1 n A I 11 Ill
H2
H 3C,H,.,..C, ,.,..OH 8i
C C ~C,H,.,..C,
C COOH
I H2 I
CH3
c~
isoamilalkohol asam isovalerat
8i
,.,..C,H_.....COOH
~C C
I
c~
asam 2-metil butirat asam isopropiliden ase ta t
HO
Toddalolakton
Elimoklavin
2.3.2 Monoterpen
Senyawa terpenoid dalam minyak atsiri (volatil
tumbuhan) dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan, yaitu monoterpen (C10) dan seskuiterpen
(C15). Senyawa monoterpen terdiri atas dua unit
isopren. Monoterpen sendiri terbagi menjadi tiga
28 I K i 11zi n O r g n 11 i k B a h a n A l a m
OH
Geraniol Linalool
Ki 111 i a O r g a n i k B n /1 n 11 A I a m I 29
a-pinen
Limonen
Gambar 2.6 Golongan monoterpen berdasarkan
strukturnya.
OH
Mentol Menton
30 I Ki m i n O r g n 11 i k B a h a n A l a m
Karvon Nepetalakton
Gambar 2.7 Golongan monoterpen berdasarkan gugus
fungsi.
2.3.3 Seskuiterpen
Seskuiterpen merupakan golongan terpenoid
dengan jumlah atom karbon 15 dan tersusun dari tiga
unit isopren. Senyawa seskuiterpen diklasifikasikan
berdasarkan kerangka dasar karbonnya. Senyawa yang
umum dari golongan ini adalah seskuiterpen asiklik
(misalnya famesol), seskuiterpen monosiklik (misalnya
bisabolen), atau seskuiterpen bisiklik (misalnya P-
selinen).
Senyawa lain yang memiliki fungsi istimewa
adalah asam absisat. Asam absisat merupakan suatu
asam seskuiterpen karboksilat yang kerangkanya
berhubungan dengan karotenoid violasantin (dikenal
sebagai hormon utama yang mengendalikan
pertumbuhan biji dan kuncup tumbuhan).
Ki nli a Organ i k B n Im 11 A I a 111 I 31
Farnesol bisabolen
Asam absisat
~-selinen
Br
Spirolaurenon
dehidrodendrolasin
2.3.4 Diterpen
Senyawa-senyawa diterpen terbentuk dari
geranil-geranil pirofosfat, dan mengandung 20 unit
karbon dalam kerangka dasar struktumya, serta terdiri
atas empat unit isopren. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa senyawa-senyawa ini memiliki
aktivitas biologis yang sangat penting, di antaranya
sebagai hormon pertumbuhan dan inhibitor
pertumbuhan, insekta antifeedant, inhibitor tumor,
antifouling, anti karsinogen, serta sebagai senyawa
pemanis. Kerangka diterpen juga dapat berbentuk
asiklik, monosiklik, bisiklik, tTisiklik, dan tetTasiklik.
Salah satu struktur senyawa yang paling
sederhana dan paling penting dari kelompok diterpen
adalah fitol, suatu bentuk tereduksi geranil-geraniol,
yang membentuk rantai samping lipofilik pada klorofil.
Reaksi siklisasi geranil-geranil pirofosfat menghasilkan
Ki nli a O r g a n i k B n Im 11 A I a 111 I 33
OH
fitol
HO O \.H ,,,OH
cembren
~H
OHOH
virescenosida W
roileanon inuroilleanol
34 I Ki11zin Orgnuik Balian Alam
7-a-etoksi roileanon
Gambar 2.10 Senyawa-senyawa kelompok diterpen
~H O CH3COO
OH HO ~ H 0
Bzd Ac6
Taksol
K i m i a O r g a n i k B n h n 11 A I a III I 35
Bakatin III
2.3.5 Sesterpen
Kelompok Sesterpen (C25) kemungkinan menjadi
kelompok senyawa paling umum dari golongan
terpenoid. Kelompok senyawa ini terbentuk dari geranil-
famesil pirofosfat, yang melalui proses siklisasi dapat
membentuk berbagai jenis ikatan, dengan tingkat
oksidasi yang berbeda dan memiliki beberapa aktivitas
biologis. Dari sekian banyak contoh senyawa sesterpen
alami yang dikenal, kebanyakan diisolasi dari jamur laut
dan organisme-organisme laut lainnya.
Senyawa sesterpen 24-O-metilmanaolida dan
24-O-etilmanaolida, telah diisolasi dari spons Luffariella
cf. variabilis. Metode singkatnya, jaringan spons beku
diekstraksi dengan pelarut metanol:kloroform (1:2),
kemudian ekstrak kentalnya berturut-turut dipartisi
dengan perbandingan volume yang sama antara
metanol-air dengan serangkaian pelarut n-heksana,
karbon tetraklorida (CCli) dan kloroform (CHCb). Fraksi
heksan menjadi target kromatografi kolom
menngunakan silika gel dan eluen 11-heksana: etil asetat
dengan peningkatan polaritas.
Ki 111 i a O r g an i k B n Im 11 A I a 111 I 37
R=CH3
24-0-metilmanaolida
R=CH3CH2
24-0-etilmanaolida
2.3.6 Triterpen
Triterpen (C30) adalah kelompok senyawa terpen
yang lebih besar dengan jumlah unit isopren sebanyak
enam dan memberikan sejumlah aktivitas biologis yang
penting. Senyawa ini berbentuk Kristal dengan titik leleh
tinggi, dan bersifat optis aktif. Kelompok senyawa ini
berasal dari kerangka dasar squalen, perpaduan antara
dua unit farnesil pirofosfat. Siklisasi squalen membentuk
beragam jenis kerangka triterpen (dengan 30 atom
karbon), diantaranya berupa kerangka dasar Lupan,
olean, atau ursan.
Ursan
(pentasiklik) Oleanan
38 I Ki uzi fl O r g fl 11 i k B a ha n A la m
Iupan
Gambar 2.13 Kerangka dasar triterpen
Me
Asam ursolat
Kimia Organik Bnlinu Alam I 39
Asam oleanolat
Gambar 2.14 Senyawa-senyawa triterpen
.PH
11110
CH3C00 -:.
CH300C ~6
Azadiraktin
2.3.7 Tetraterpen
Struktur utama dari tetraterpen (C40) adalah
karotenoid. Lebih dari 650 karotenoid yang ditemukan
di alam, merupakan kelompok terbesar dari pewarna
alami. Karotenoid adalah senyawa terpen dengan sifat
yang sangat khusus yakni sebagai penentu dasar dari
banyak fungsi dan beragam tindakan dalam setiap jenis
organisme hidup.
Pada tumbuhan, karotenoid merupakan
kelompok senyawa sebagai pigmen tumbuhan yang
berbeda dari flavonoid dalam hal struktur dan
kompartemennya. Sifamya hidrofobik dan larut dalam
lemak. Peran utamanya adalah untuk melindungi
jaringan fotosintesis dari fotooksidasi, dan juga dapat
memberikan pigmen berwama cerah di dalam sel non-
fotosintetik, seperti buah dan kelopak bunga, di mana
jenis senyawa ini bertindak sebagai atraktan untuk
penyerbuk atau agen penyebaran.
Karotenoid disintesis oleh tumbuhan, ganggang
atau alga, jamur, ragi dan bakteri. Karotenoid
merupakan senyawa terpenoid yang disintesis melalui
pertemuan ekor-ke-ekor dari dua molekul geranil-
geranil pirofosfat. Proses ini menghasilkan kerangka
karbon induk C40 yang membentuk variasi senyawa
C40. Kerangka ini dapat dimodifikasi melalui beberapa
macam cara, diantaranya:
a) Siklisasi pada salah satu ujung atau kedua ujung
molekul untuk menunjukkan perbedaan gugus
akhir.
b) Perubahan tingkat panas hidrogenasi.
c) Penambahan gugus fungsi yang mengandung
oksigen.
Ki 111 i a O r g a n i k B n /1 n 11 A In m I 41
B-Karoten
BAB III
STEROID
1,2-siklopentenofenantren
19
'Z7
6
steroid
Gambar 3.1 kerangka dasar steroid
;Yo
astan -CHCH3 CH2 2CH C2Hs CH CH3 2
Kardanolida 23
Spirostan 27 0
Lt;·-~?-·15~
i1·1• ·1,
_/j1~·~7
v
-13
?/·4--i5
·2 ·1
H
Sa-kolestan
·3
\
Gambar 3.2 Bentuk konformasi struktur steroid
HO
trans-diak.sial
trans-diequatorial
Gambar 3.3 Posisi trans- dibromo pada reaksi addisi
AcO
OAc
Gambar 3.4 Reaksi eliminasi 5-hidroksisteroid
3.3.1 Kolesterol
Kolesterol adalah sterol dari hewan yang
terbentuk sebagai ester atau lemak pada bagian otak dan
sumsum tulang belakang semua hewan. Kolesterol
pertama kali diisolasi dari batu empedu manusia.
Sumber utama kolesterol adalah minyak hati ikan.
Kolesterol adalah padatan kristal putih, yang bersifat
optis aktif.
Reaksi Warna Kolesterol:
Ki 111 i a O r g a n i k B n Im 11 A I a m I 51
7 kolesterol
b
asam kolat
~
C,NHCHCOOH
2
HO
asam glikolat
asam dehidrokolat
HO
H
Gambar 3.6 Struktur asam-asam empedu
Ki 111 i a O r g a n i k B n II n 11 A I n 111 I 53
Testosteron Progesteron
3.3.4 Fitosterol
Senyawa-senyawa fitosterol, yang secara
slTuktural dan sifat fisiologis mirip dengan kolesterol,
adalah kelompok besar dalam golongan steroid.
Fitosterol adalah kelompok steroid alkohol yang terjadi
secara alami pada tumbuhan, dan umumnya terisolasi
dalam proses produksi minyak nabati, terutama minyak
kedelai. Senyawa-senyawa ini sangat penting untuk
menjaga normalnya fungsi membran sel tumbuhan dan
berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi.
Berdasarkan hubungannya dengan kesehatan
manusia, fitosterol dapat menurunkan penyerapan
kolesterol pada usus, sehingga mengurangi tingkat
serum LDL dan risiko arterosklerosis. Dalam beberapa
tahun terakhir, banyak penelitian-penelitian telah
menunjukkan bahwa fitosterol dapat climanfaatkan
sebagai bahan tambahan makanan karena dapat
memberikan aktivitas menurunkan penyerapan
kolesterol dalam usus dengan persentasi 10% sampai
15%.
HO
H
stigmasterol
13-Sitosterol
Senyawa P-Sitosterol (22, 23-dihidrostigmasterol),
menurunkan konsentrasi LDL (Low Density
Lipoprotein) pada plasma darah. Sterol jenis ini
dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol plasma
darah dengan menghambat penyerapannya. Biasanya
diminum dengan dosis 6 gram (dengan kopi, teh atau
susu) 30 menit sebelum makan. Meskipun demikian, ada
efek samping yang kadang muncul seperti diare, mual
dan muntah. Senyawa ini memiliki ikatan rangkap pada
posisi 5(6), tetapi tidak ada ikatan rangkap pada posisi
22(23), sehingga nama lainnya adalah 22(23) -
dihidrostigmasterol.
Ki 111 i a O r g a n i k B n /1 n 11 A I a 111 I 57
B-sitosterol
Gambar 3.9 Struktur ~-Sitosterol
Ergosterol
Senyawa ergosterol, C2s~O, ti.tik leleh 165 °C,
ditemukan dalam ragi. Ergosterol membentuk ester,
m.isalnya, asetat dengan anhidrida asetat, sehingga
gugus hidroksil ada dalam hidrogenasi ergosterol.
Ergosterol
HO H
Sapogenin
Sapogenin adalah aglikon saponin glikosidik,
yang sekarang ini populer karena memiliki sifat
58 I K i 111 i n O r g n 11 i k B a ha n A l a m
Diosgenin
HO
Holarhimine
Conesine
Veracevine
HO
OH
60 I Ki uli n Or g n 11 i k Ba /,an Al am
Veratramine
HO
HO
24-nor-22-dehidrokolesterol
HO
gorgosterol
HO
H
dinosterol
Gambar 3.13 Senyawa-senyawa sterol laut
62 I K. i m in O r g n 11 i k B a I, a 11 A l a m
BAB IV
FENOLIK
HO
Meo--0---co:ti
&OH HO'OOH
OH OH
I ~I
OH
HOYOH lo
HOYOH
'° I
CH3 OH
orsinol floroglusinol
MeO
HO ~ HH
-((j_C=C-CO H 2
H O ~ C = c - c o2H
')=I-
HH
R
R :::: H, asam p-kurnarat
R = H, asam ferulat
R = OH, asam kafeat
R = OMe, asam sinapat
HOXJC:100 OGlc~O'f'O
R
~ I '°' MeO .~
R = H, umbeliferon skopolin
R = OH, eskuletin
R = OMe, skopoletin
OH
HOOOH
H-0-0 · COH
2
Ho
HH
c=c-coo
Asam klorogenat
0
p-benzokuinon 1,4-naftakuinon 9,10-antrakuinon
HO
0
emodin
H ~(C~)i
~ : OH
OH 0 0
tetrasiklin
QCJ~ 1
Gambar 4.6, Struktur dasar Flavonoid
FLAVONOID ISOFLAVONOID
6
NEOFLA VONOID
Flavan FJavanon
o/ 0
Flavon
HO H OH
2
b
OH 0
Chalkon
HO
Dihidrochalkon
HO
Auron
Gambar 4.9 Kerangka dasar chalkon dan auron
HO
OMe 0 OH
2',4' .2-trihidroksi-6'-metoksiChalkon
OMe 0 OMe
2'-hidroksi-4',6',2-trimetoksiChalkon
Gambar 4.10 Struktur chalkon O-substitusi
. ('yOH
CoASnOH + CoAS~
0
Malonyl-CoA p-Coumaroyl-CoA
CoASyy~~ - ~, {YOH
Diketide II
CoASnOH Polyketide
CO2 reductase
CoASH
CO2
CoASH
OH OH
Tetraketide
OH OH
0 ~ I
SCoA ~ 0 ~
SCoA ~ I
~ ~ ~ ~
0 0 OH 0
CoASH CoASH
' HO
HO ~ ,~
OH ' ?OH
A z I
BI
~ ~ ~
fl
0
Oialkon 6'-Deoksichalkon
Chalkollc1J'ingenin lsoliquiritigenin
HO OH
HO -7? OH
OH~ -
~ 1• ~ ~ I
2
6'
OH 0
Chalkon Chalkon
Aureusidin
synthase (AS)
HO 0
OH 0
l OH
Ho~if
OH O
l OH
HO'Q=rrOOH
OH O
Auron
Aureusldln
HO -"o'(~
OH-7--:::::-AS.......::-~-.....,..
02 OH 2
uo>==li--<1~
~
OH •
OH O OH
Auron
Chalkon Bracteatin
OH
~OH
((
HOYl(O'(~OH HO'ry:)O
._,,,. ..,,,
I
OH
~ .,,OH
~OH
OH
OH (+)-katechin (-)-epikatechin
86 I K i m i n O r g n 11 i k B a I ltlll A l a m
~OH ~OH
Hoyyo,(V Hoyyo,(,0
~OH ~··•oH
OH OH
(+)-afzetechin (-)-epiafzetechin
3'
0 0
(25)-flavanon (2R,3R)-dihidroflavonol
OH 0
kerangka flavon
Gambar 4.15 Kerangka dasar flavon
HO
OH 0
flavon khrisin
OH OH
HO HO
OH
OH 0 OH 0
apigenin luteolin
HO
HO
HO
OH 0
wogonin
baikalein
OMe
MeO MeO
OMe
MeO MeO
OMe 0
nobile tin tangereti.n
Gambar 4.16 Senyawa flavon alam
HO
OH 0
galangin kaempferol
OH
OH
HO HO
OH
OH
OH 0
quersetin mirisetin
OH
HO
OH
hibissetin
Gambar 4.17 Senyawa flavonol alam
OH
rn
pelargonidin
sianidin, R =H
peonidin, R =Nia
OR
OR
OH
sianiclin 3-glukasida, R =H
delfinidin, R= R' = H
sianiclin 3,5-diglukaiida,
petunidin, R =l\1e, R' =H
R=glukasa
imlvidin, R =R' = lVIe
OH
OH
HO
HO
OH
asam lunularat resveratrol
Gambar 4.19 Sh·uktur senyawa stilben
HO
OH
0~
0
OH
HO 0
OH
OH
OH
3-O-g alloy I
butil ester asam quinat
Gambar 4.21 Struktur 3-O-galloyl butil ester asam
quinat
p-HPEA-EDA
Gambar 4.22 Struktur senyawa p-HPEA-EDA
OH
OH
HO
OH
asam ellagat
HO OH
OH
0
Hoifoo ~ (o o p o H OH
I ~a ~I
HO ;: O o~o O OH
HO
~
~
' OH
r ~
~
OH
OH HO OH
Gambar 4.24 Struktur Gallotanin
Resveratrol Anggur
Beberapa tahun terakhir ini, penelitian tentang
analisis komposisi anggur dan pengaruhnya pada
kesehatan manusia memberikan kesimpulan hahwa
senyawa resveratrol adalah salah satu komponen fenolik
K i 11,i a O r g a n i k B n Jin 11 A I a 111 I 105
OH HO
HO
OH OH
trans-resveratrol cis-resveratrol
Flavonoid Anggur
Antosianin pada anggur didasarkan pada lima
kerangka dasar antosianidin, yaitu cyanidin, peonidin,
petunidin, delphinidin, dan malvidin. Pada beberapa
varietas anggur kebanyakan mengadung senyawa
antosianin dalam bentuk glukosida, di antaranya 3-
monoglukosida, 3,5- diglukosida, 3-asetilglukosida, 3-
para-coumaroylglukosida, dan 3-caffeoylglukosida.
Caffeoylglucoside peonidin telah terdeteksi pada
spesies anggur Vitis vinifera dengan HPLC-MS.
Caffeoylglukosida cyanidin, delphinidin, dan petunidin
juga telah diidentifikasi dalam fraksi yang diperoleh dari
ekstrak kulit buah anggur. Senyawa 3,5-diglukosia dan
3-(para-coumaroylglukosid)-5-glukosida dari lima
antocyanidin diidentifikasi pada Vitis labntsca.
Anthocyanin terdistribusi di bagian kulit buah.
Resonansi spektrum mikroskop Raman mengindikasikan
bahwa antosianin anggur terutama dalam bentuk
K i nii a O r g a 11 i k B n Jin II A I a III I 109
HO
OH 0 OH
astilbin
OH
HO
0 ..
OH OH~O
HO ~
OH
engeletin
Gambar 4.26 Glukosida flavon pada anggur
Artoindoncsianin V
ICsn 0.5 ug/mL
Artoindonesianin 8
1Cso3.9 ug/mL
'\.
"-. l /_ / Artoindonesianin
ICso 0.2 ug/mL
-w~_
Artokarpanon
~ - - - - - . J
Artoindonesianin G
ICso 19.3 ug/ml ICso 0.7 ug/mL
Gambar 4.27 Hubungan biogenesis flavonoid
Artocarpus
Pada spesies Artocarpus altilis khususnya telah
diisolasi senyawa turunan 3-prenilflavon yaitu
1141 Kimia Orgnuik Balu1n A.lam
artokarpin
OH
OH
artonin E
Gambar 4.28 Struktur flavonoid Artocarpus altilis
MeO
Artonol E Artonol D
Gambar 4.29 Struktur pyranoflavon Artocarpus
MeO
Artocommunol CA ArtoninK
17
Artelastocarpin
Gambar 4.30 Siklisasi kompleks flavon Artocarpus
OH
OH
3,4,8,9,10-pentahidroksidibenzo-
[b,d]pyran-6-on
Gambar 4.31 Struktur 3,4,8,9,10-pentahidroksidibenzo-
[b,d]-Piran-6-on
Senyawa alkil protokatekuat menunjukkan
aktivitas radikal-scavenging lebih tinggi daripada
K i 11Ii a O r g a n i k B a Im 11 A I a m I 119
Senyawa Chalkon
Leridalchalkon adalah contoh senyawa chalkon
yang termasuk langka (dengan substituen C- metil dan
formil) yang diisolasi dari bagian akar Petiveria alliacea
(Phytolaccaceae). Senyawa lain yang lebih menarik lagi
adalah chalkon terhalogenasi pertama yang diperoleh
sebagai bahan alam, yakni senyawa 5'-bromo-2'-
hidroksi-4',6',4-trimetoksichalkon, diperoleh dari daun
Garcinia nervosa (Guttiferae) bersama-sama dengan
turunan yang sudah diketahui yaitu 2'-hidroksi-4',4-
dimetoksichalkon dan 2'-hidroksi-4',6',3,4-
tetrametoksichalkon. Kehadiran bromin sebagai
substituen dianalisis berdasarkan data spektrometri
massa dan analisis kimia.
Penemuan senyawa chal.kon masih menunggu
penelitian isolasi dan karakterisasi dari sumber alam.
Senyawa dengan nilai diagnostik terbesar untuk
120 I K i m i a O r g a 11 i k B a h t1 n A l a m
Me
MeO.,4 1
.,..,OH
7
H l_ 16' ~
y~
0 OH 0
leridalchalkon
5'-bromo-2'-hidroksi-4',6',4-trimetoksichalkon
OH 0
linderol A
Gambar 4.33 Struktur chalkon terisoprenilasi
OH
0 OH
munsericin
124 I Ki 11Ii n O r g n 11 i k B a Im n A la m
MeO OMe
OMe
OH -0
pyranoflavon
OMe
0)
0
OMe O OH
Pongapinon A
Gambar 4.34 Senyawa chalkon bioaktif
5-hidroksi-4,6,4'-trimetoksiauron
128 I K i m i n O r g n 11 i k B a ha n A 1tl m
OH
0 -0
-~ ~ /J
4'
-OH
4,6,7,4'-tetrahidroksiauron
OH
Me0,60Q=O
A I
r-=t,
-~-\__j -OH
MeO 4
OMe O
Hamiltron
Gambar 4.35 Struktur senyawa auron
H 0 , 6 ~ 0 OH OH
I \/ 311
~4 2~\41
~ /,I -OH
OH O alfa 51
\
OH
amaronol A
H 0 , 6 ~ 0 OH OH
1· I \/ 311
~4 2~\41
~ /,I -OMe
OH O alfa 51
\
OH
amaronol B
Gambar 4.36 Struktur senyawa auronol
broussoauron A
Gambar 4.37 Senyawa auron terisoprenilasi
Senyawa Phytoalexin/fitoaleksin
Phytoalexin adalah metabolit sekunder pada
tumbuhan yang disintesis untuk fungsi pertahanan diri,
Ki nli a Or g a 11 i k Ba Im 11 A I a 111 I 131
OH
R2
n
tanin dengan berat molekul besar
K i 11,i a O r g a n i k B n lzn II A I a 111 I 133
HO
HO
OH
OH
OH
procyanidin B procyanidin C
Gambar 4.38 Struktur tanin dan procyanidin
Qi
Qi
AndalasinA
Q-1
Q-1
Andalasin B
Gambar 4.39 Struktur andalasin A dan B
136 I Kimi a Or g rz 11 i k Ba /1t1n Al a 111
Oi
Diptoindonesin A
l-0 l-0
Oi
Oi
cis-Diptoindonesin B trans-Diptoindonesin B
Gambar 4.40 Struktur diptoindonesin A dan B
Kimia Orgc111ik Balian Ala 111 I 137
BABV
ALKALOID
Q H
Q co indol
H
pirolidin piperidin
co kuinolin
N
/4
~
~N
isokuinolin
3) Alkaloid Indol
Alkaloid aromatik jenis indol disintesis dari asam
amino triptopan, sebagai contoh adalah hermin,
serotonin, dan asam lisergat.
4) Steroidal Alkaloid
Alkaloid jenis ini bukan turunan langsung dan
tidak dibentuk dari asam amino, melainkan
disintesis melalui jalur asam mevalonat dan jalur
adenosilmetionin.
3) Identifikasi Alkaloid
Alkaloid umumnya merupakan kristal tak
bewama dan tidak mudah menguap. alkaloid tidak
larut. dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
seperti etanol, eter dan kloroform. Identifikasi adanya
alkaloid pada ekstrak tumbuhan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya adalah uji pereaksi
dengan menggunakan pereaksi Mayer, pereaksi
Dragendorff, dan pereaksi Wagner.
Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1
mL asam klorida 2 N dan 9 mL air, panaskan di atas
penangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring.
Pindahkan 3 ml filtrat pada kaca arloji kemudian
tambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorrf LP, jika tetjadi
endapan coklat maka simplisia tersebut mengandung
alkaloid. Jika dengan pereaksi Mayer terbentuk
endapan menggumpal berwama putih atau kuning
yang larut dalam metanol maka ada kemungkinan
terdapat alkaloid.
co o·
I
R-C-N-R 1
H
I
NH_/' R::jlH 0
I I
R
1/ Aldehid
R
N
/'\.
/
H
R1
,,. OH
l
Amina
'--10
Primer :R = R-C-N-R
H I RI
H 1
:R =
Alkaloi
Reaksi-reaksi
I : Pembentukan sekunder
C-N
kopsahainanin A
kopsahainanin B
Gambar 5.3 Alkaloid dari Kopsia hainanensis.
o--
lobachin flavumindol
#
N
Kuinidin
Gambar 5.5, Struktur kuinin dan kuinidin
Of
I H
R (qQ-h
R=CHO; Vinkristin R=CH3 ; Vinblastin
156 I Ki 11zi n O r g n 11 i k B 11 ha n A l 11 m
I H
CfiJ COiCJ-h
Katarantin Vindolin
OH
Itebein
1
R4
coronaridine: Ri = Ri = ~ = R4 = H
3-oxo<oronaridine: Ri = ~ = R4 = H ; ~ = ~
(19S)-heyneamine: Ri = OH; Ri = ~ = R4 = H
voacangine: Ri = Ri = ~ = H ; R4 = ~
isovoacangine: Ri = ~ = R4 = H ; ~ = oa-I3
isovoachristine: R1 =OH; ~ = ~ = H ; R4 = ~
(3S)-hydroxyisovoacangine: lRi = R4 = H ; Ri = OH; ~ = OCI\
voachalotine olivacine
Gambar 5.8 Alkaloid dari Tabemaemontana salzmmmii.
158 I K ; m i n O r g n 11 i k B a h a n A l 11 111
sessilifoliamide K sessilifoliamide L
Alkaloid Tropan
Senyawa alkaloid tropan adalah salah satu obat
tertua di kedokteran. Selain penggunaannya sebagai
obat, senyawa ini memiliki sifat halusinogen dan
beracun. Banyak tumbuhan dari famili Solanaceae telah
digunakan selama berabad-abad karena sifat aktif dari
senyawa jenis ini, seperti hyoscyamin dan skopolamin.
Hyoscyamin dan skopolamin mempengaruhi
sistem saraf parasimpatis. Senyawa ini merupakan
kelompok antagonis kompetitif asetilkolin dan agonis
muscarinic lainnya pada organ diinervasi oleh saraf
kolinergik postganglionik. Pada proses pengobatan,
senyawa ini memberikan aplikasi penting dalam
oftalmologi, anestesi, dan dalam pengobatan penyakit
jantung dan pencernaan. Selain efek antikolinergik
perifer, juga bekerja pada sistem saraf pusat dan
digunakan untuk meringankan gejala penyakit
Parkinson, dan sebagai penangkal untuk
anticholinesterases seperti organofosfat. Skopolamin
memiliki efek yang lebih kuat pada sistem saraf pusat
pada dosis terapi yang rendah, tetapi menyebabkan
lebih sedikit efek samping, dan karena itu digunakan
untuk produksi turunan obat untuk gangguan lambung.
Kokain, yang memiliki efek stimulan yang kuat
pada sistem saraf pusat dan digunakan sebagai anestesi
topikal, juga merupakan alkaloid tropan tetapi
ditemukan di luar famili Solanaceae di Erythroxylum coca.
Total kandungan alkaloid tropan bervariasi 0,01-3 %
tergantung pada spesies tumbuhan.
160 I Ki 111 in O r g n 11 i k B ah a n A l 11 111
.,,,OH
Hyoscyamin
Scopolamin
0
Kokain
nikotin
Gambar 5.11 Struktur senyawa nikotin
A....,.COOH
L-Asp HOOC T
NH2
a-l~te HOOCYOOH
NH
G3P1as H
o:
COOH N-Melh~putrescine H/f"''V''vN,
Oulnolinlc acid
COCH i MPO
N-Melhyt-A1;,yrrotinium Q
aitlon
1
Nicoline
Melatonin
Alkaloid Pisang
Pisang mengandung sejumlah besar senyawa
alkaloid biogenik seperti doparnin dan serotonin. Kedua
senyawa ini memiliki kerangka alkaloid indol. Ada
penelitian yang melaporkan bahwa asupan dengan
jumlah tinggi untuk buah pisang terlibat dalam
tetjadinya endomyocardial fibrosis (EMF). Namun studi
lain menunjukkan bahwa senyawa alkaloid serotonin
dengan cepat dapat keluar dari sirkulasi plasma. Dengan
demikian, tidak berkontribusi pada peningkatan kadar
biogenik pada individu yang sehat.
Kajian-kajian berikutnya oleh peneliti lain juga
menentukan bahwa tidak terdapat bukti untuk
keterlibatan pisang sebagai faktor penyebab EMF.
HO~
HO~~
serotonin dopamin
Alkaloid Opium
Opium (Papaver sonmifenmz) adalah spesies
tumbuhan dalam famili Papaveracae yang telah menarik
minat para peneliti karena atribut farmasi dan medis
yang berkaitan dengan tumbuhan ini. Para ilmuwan
telah mampu mengidentifikasi sekitar 2.500 senyawa
berbeda dalam opium poppy dengan beberapa golongan
Kimia Organik Bnlrn11 Alam I 171
Morfin Kodein
,.......a
0 -cHa
Tebain Noscapin
Ki 111 i a Or g a 11 i k B n h n 11 A I am I 175
Papaverin
Gambar 5.15, Senyawa alkaloid Opium
complanadin E
liconadin D, R=CH 3
liconadin E, R=H
4 HO
lycopoclavamin A lycopoclavamin B
''OH HO
dihidrolycopoclavamin A Iycoposquarrosamin A
Gambar 5.17, Alkaloid dari Lycopodium clavatum,
L. serrahlm dan L. squarrosum.
H
mirabilin B ptilocaulin
Gambar 5.18, Struktur alkaloid Guanidin
0
subereamin A
0
subereamin B
Gambar 5.18, Alkaloid brominasi dari spons Suberea
O~OH
~~u
0
L-p-Glutamyil-L-leusin: R=C~
L-p-Glutamyl-L-isoleusin: R=H
Gambar 5.19, Alkaloid dariAsteropus sp.
Br
Br
eudistomidin H eudistomidin I
HO
eudistomidin J eudistomidin K
13-didemetilaminosikloshermilamin D
demetildeoksiamphimedin
aphy-and-itsapplications / secondary-
metabolites).
Ahmad, Yusuf Al-Hajj (2009). Mnusu'ah al-J'iaz al-IlmiytJ
ft al-Qur'an al Karim wa as Sunnah al-Mutahlzarah,
terj. Mustari ilham, dkk, Ensiklopedi Kenmkjizatan
Ilmialz dalam Al-Qur'an dan Sunnah, Jakarta: P.T.
Kharisma llmu.
Ahmed, B. (2007). Steroids, ClzemistnJ of Natural Product,
Department of Pharmaceutical Chemistry Faculty
of Science, Jamia Hamdard, New Delhi.
Al-Mubarakahfuri, Syaikh Shafiyurrahman (2007). Slzahih
Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka lbnu Katsir.
Al-Qaradhawi (2001). Islam Agama Ramah Linglamgan,
Terj. Abdullah Hakan Shah, et. al. Cet. I, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Andersen, O.M., Markham, K.R. (2006). Flavonoids:
ChemistnJ, BiochemistnJ, and Applications. CRC
Press, Taylor & francis Group: Boca Raton.
Aminah, N.S., Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., Hakim,
E.H., Syah, Y.M. (2002). Diptoindonesin A, A
New C-Glucoside of e-Viniferin from Shorea
seminis (Dipterocarpaceae), Fitoterapia, 73, 501-
507.
Australian Government (2008). The Biology of Musa L.
(Banana), Departement of Health and Ageing,
Office of The Gene Technology Regulator.
Cragg, G.M., Newman, D.J. (2002). Drugs from nature:
present developments and future prospects.
Dalam Rauter, AP. dkk. (Ed.), Natural Products in
oe'
K i nli cl O r g cl 11 i k B n lzn 11 A I a m I 187