B U D I D AYA A Z O L L A ,
S I H I J A U M U N G I L K AYA N U T R I S I , U NT U K M E N G H E M AT
PA K A N I K A N
Azolla, tanaman paku air yang seringkali dianggap sebagai gulma sawah oleh kebanyakan
petani, ternyata merupakan tanaman yang bermanfaat. Tanaman azolla yang berdaun kecil
dan berwarna hijau tebal ini sangat baik digunakan sebagai pupuk hijau untuk padi di sawah
atau sebagai media tanaman hias.
Azolla, berdasarkan berat keringnya, mengandung vitamin A, vitamin B12, 25-35% protein,
10-15% mineral, 7-10% asam amino, serta senyawa bioaktif dan biopolymer. Karena
kandungan protein dan vitamin yang tinggi inilah, penggunaan azolla sebagai pupuk hijau
tidak hanya mampu meningkatkan hasil panen padi, namun ternyata azolla juga banyak
dilirik peternak sapi, kambing, dan unggas sebagai pakan ternak. Pakan ayam dari azolla
mampu mengganti bungkil kedelai sampai 25%.
Dalam budidaya perikanan, tanaman air azolla yang membentuk protein dari nitrogen di
udara ini juga sangat bermanfaat. Pemberian pakan berupa tanaman azolla segar ataupun
tepung azolla untuk campuran pakan ikan juga dapat menghemat biaya pakan sampai
dengan 50%.
Bibit azolla juga bisa dibudidayakan sebagai alternatif pakan oleh para peternak ikan,
misalnya ikan lele, nila, atau gurame. Cara budidaya bibit azolla relatif mudah dan hampir
tanpa biaya perawatan. Yang perlu disiapkan untuk budidaya bibit azolla adalah:
1.KOLAM AZOLLA
Sama seperti budidaya ikan, bibit azolla bisa dibudidayakan di dalam kolam tanah ataupun
kolam terpal dengan luas kolam minimal 2m x 1m. Sebaiknya azolla ditempatkan di kolam
tanah sesuai dengan habitatnya di rawa dan sawah, tetapi bisa juga menggunakan kolam
terpal yang diberi lumpur agar menyerupai habitat aslinya.
Yang perlu diperhatikan, kolam budidaya bibit azolla sebaiknya ditempatkan di area yang
terkena sinar matahari. Tetapi ketika sinar matahari terlalu terik, kolam azolla bisa juga
dilindungi dengan paranet untuk menjaga warna hijau daun azolla.
Sebelum bibit azolla dimasukkan ke dalam kolam, perlu disiapkan media berupa campuran
tanah dan pupuk kandang atau urea dengan ketebalan sekitar 5cm. Kemudian kolam diisi air
dengan ketinggian antara 5cm – 15cm dari lumpur. Agar azolla tumbuh dengan baik dan juga
cepat, jarak ketinggian air kolam sebaiknya mendekati lumpur. Biarkan sekitar 2 minggu
sampai pupuk terfermentasi sempurna baru kemudian bibit azolla bisa dimasukkan ke dalam
kolam.
Untuk budidaya spora azolla di dalam kolam terpal atau bak semen, sebaiknnya ketinggian
lumpur media azolla sekitar 2cm dan ketinggian air cukup 5cm saja.
3. PEMELIHARAAN AZOLLA
Untuk pertumbuhan azolla yang baik, tambahkan 50ml/m 2 probiotik biocatfish setiap 2 hari
sekali.
selain itu anda juga dapat memberi nutrisi bisa menggunakan SP36 15 gram/m2 atau 1
dsendok makan. atau bisa menggunakan pupuk kandang yang telah direndam dalam air
selama 2 minggu. Pilih pupuk kandang yang mati (telah lama berada di tanah), karena
kotoran yang baru mengandung gas amonia yang bersifat panas.
Setelah memilih kotoran mati selanjutnya rendam selama kurang lebih 2 minggu. jika air
rendaman sudah tidak mengeluarkan bau lagi maka pupuk kandang siap digunakan
Penggunaanya hampir sama dengan sp 36 yakni larutkan 10 gram kotoran kambing kedalam
air untuk disiramklan pada 1 m2 kolam. lakukan pemupukan 1 minggu sekali
Penggunaan pupuk kandang selain menggunakan teknik penyemprotan anda juga dapat
menggunakan teknik apung /teknik teh celup, yakni kotoran hasil rendaman di taruh dalam
bulsak kemudian rendam di kolam azolla.
Takaran tebar bibit azolla anakan yang ideal adalah sekitar 50 gram – 70 gram per meter
persegi, kemudian diamkan sampai sekitar 2 minggu atau lebih sambil tetap menjaga
ketinggian air. Sebaiknya bibit azolla ditebar ketika kolam sudah tidak berbau amonia setelah
media disiapkan. Jika ingin membudidayakan spora azolla, maka takaran tebarnya adalah 10
gram per meter persegi.
5 . PA N E N A Z O L L A
Azolla yang sehat memiliki kecepatan pertumbuhan 35% per hari. Umumnya azolla sudah
bisa dipanen dalam waktu 5 sampai 15 hari. Azolla yang telah siap dipanen akan menumpuk
tebal memenuhi permukaan kolam. Agar tanaman azolla tetap berkembang dan tidak
membeli bibit azolla baru, sebaiknya ambil azolla secukupnya atau sekitar 50% saja saat
panen. Selanjutnya, azolla bisa dipanen setiap 1-2 minggu sekali.
Pada budidaya spora azolla, di hari kesepuluh, spora azolla sudah berkecambah dan
membutuhkan waktu sekitar 1 bulan sampai azolla memenuhi permukaan kolam untuk
dipindahkan di bak atau kolam yang lebih besar. Sekitar 2 minggu kemudian azolla baru bisa
dipanen
Rumput Azolla. Selama ini, petani menganggap rumput azolla sebagai gulma atau tanaman
pengganggu padi sehingga disingkirkan dari perairan sawah, lalu dibuang begitu saja.
Padahal sejumlah literatur mengungkap rumput azolla ternyata mengandung gizi tinggi.
Rumput azolla mengandung protein 31,25%, lemak 7,5%, karbohidrat 6,5%, gula terlarut
3,5%, dan serat kasar 13%. Dilihat dari kandungan tersebut, maka azolla potensial untuk
diolah lebih lanjut menjadi pakan ikan, tentunya harus diolah terlebih dulu, yakni dengan cara
fermentasi.
Proses fermentasi pakan diawali dengan merajang rumput azolla, lalu menyiapkan bahan
seperti kotoran hewan, gula merah, air cucian beras. Semua bahan itu kemudian diaduk
sampai rata dan dibiarkan selama 10 hari.
Teknik mengolah rumput azolla untuk pakan lele itu juga bisa diaplikasikan guna
memfermetasi limbah domestik berupa sisa makanan seperti nasi dan lauk-pauknya serta
daun-daun. Setelah itu, pakan organik ini bisa ditebar ke kolam dua kali sehari, pagi dan
sore. Menurut beberapa riset, penggunaan pakan organik ini bisa menekan biaya pakan
hingga 40% dibandingkan pakan konvensional.
Pakan lele dari kotoran sapi ini dapat di jadikan pakan alternatif yang murah, efektif dan
efisien. Terlebih semakin mahalnya pakan pelet yang tersedia di toko – toko sehingga akan
memperkecil pengeluaran.
Kotoran sapi yang dibuat untuk pakan bukanlah sembarang kotoran yang dikeluarkan oleh
sapi atau yang kita temukan di jalan – jalan. Tetapi kotoran yang menjadi media tumbuhnya
cacing – cacing. Cacing – cacing inilah yang menjadi pakan yang bergizi bagi ikan Lele.
Adapun cara pembuatannya pun sangat mudah, ikuti cara di bawah ini :
Bahan yang dibutuhkan :
1. Kotoran Sapi
2. Probiotik Cair
Caranya, diamkan kotoran Sapi selama ±1 minggu dan yang sudah diberi probiotik cair yang
dapat ditemukan di toko – toko.
Probiotik cair ini digunakan untuk mempercepat proses penimbunan daripada pembuatan
pakan ini.
Fermentasi, Adonan kotoran sapi dan probiotik tadi dimasukkan ke dalam wadah yang
didiamkan selama 1 hari untuk difermentasikan. Setelah 24 jam, wadah diberi lubang agar
udara dapat masuk agar cacing – cacing dan mikroorganisme dapat tumbuh. Tunggu kurang
lebih satu minggu, cacing – cacing akan tumbuh yang menandakan Pakan Lele ini berhasil.
2. Ampas Tahu
Dalam usaha Budidaya lele kita juga bisa
membuat ramuan pakan organik yang berbahan dasar “Ampas Tahu” dengan tujuan agar
lele dapat berkembang seperti di habitat aslinya yaitu memakan makanan yang berasal dari
bahan organik dan ikan Lele akan tumbuh dengan baik.
Bahan – bahan yang diperlukan juga gampang didapat dan ekonomis, diantaranya :
1. Ampas Tahu
2. Dedak Halus
3. Tepung Ikan
4. Gula Pasir
5. Probiotik (EM4)
6. Ragi Tempe.
Cara pembuatannya :
Seluruh bahan kemudian dicampur dan diaduk merata di dalam wadah yang dilubangi agar
udara tetap dapat masuk. Simpan dan dibiarkan dalam ±5-7 hari untuk proses fermentasi.
Setelah 1 minggu, Pakan Ampas Tahu dapat dikonsumsi sebagai pakan ikan Lele langsung.
Pemberian pakan ini dapat dilakukan 2-3 kali atau setiap hari.
3. Daging ayam atau ikan
Larva seperti ulat dan cacing merupakan salah satu pakan alami
yang dapat digunakan untuk dikonsumsi oleh ikan. Adapun plankton dapat
dikembangbiakkan didalam kolam dengan menjaga kolam tetap hijau. Namun, jenis pakan ini
hanya digunakan untuk ikan – ikan yang berumur 1-2 minggu. Setelah beberapa minggu,
ikan akan tumbuh dan memerlukan asupan nutrisi yang lebih tinggi dan dapat diberikan
beberapa jenis siput dan bekicot serta jenis pakan lainnya ke dalam kolam.
6. Sayur – sayuran dan limbah rumah tangga