1. EXECUTIVE SUMMARY
2. PROFIL USAHA
2.1. Latar Belakang
2.2. Visi
Menjadi perusahaan organic farming yang berorientasi kepada prinsip
green peace dan mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional.
2.3. Misi
1. Menciptakan strategi pemasaran agar mampu bertahan, berkembang, dan
memenangkan persaingan terkait dengan bisnis peternakan ayam petelur dan
pupuk kotoran ayam.
3
2.5.4. Keunggulan
1. Memenuhi kebutuhan konsumen terhadap sumber protein hewani.
4
2. Pupuk dari kotoran ayam yang memiliki kandungan nitrogen lebih tinggi dan
mudah didapat dibandingkan kotoran ternak lain.
3. Mempunyai nilai tambah dan manfaatnya semakin tinggi karena dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih ramah lingkungan.
4. Menerapkan sistem peternakan organik (organic farming) sehingga produk
yang dihasilkan berkualitas.
3. STRATEGI PEMASARAN
3.1. Analisis Pasar
Segmen pasar yang dipilih dalam usaha ini adalah semua lapisan
masyarakat, terutama pada anak-anak, remaja, yang menyukai eskrim dengan
harga pas dikantong.
5
3.1.3. Potensi/prospek
Usaha ini menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
luas misalnya anak-anak sekolah atau orang yang suka mengkonsumsi eskrim dan
para remaja yang suka eskrim apalagi harganya pas dikantong.
a. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor penting guna menjalankan usaha ini.
Faktor ekonomi memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi telur ayam
7
yang harganya sekarang per kg-nya sangat fluktuatif di pasaran karena telur
yang dihasilkan memiliki bentuk yang lebih besar dan memiliki nilai gizi
lebih dibanding dengan ayam petelur biasa. Selain itu untuk pupuk kotoran
ayam per kg-nya juga lebih mahal dibanding dengan pupuk kotoran sapi. Ini
diakibatkan karena stok kotoran ayam yang lebih sedikit dibanding dengan
kotoran sapi dimana kualitas pupuk dengan kandungan nitrogen lebih tinggi.
Adanya perekonomian negara yang tidak stabil saat ini tentu dapat
mempengaruhi kondisi ekonomi pelanggan khususnya para petani.
b. Faktor Politik
Setiap harga dipasaran sering diatur oleh kebijakan pemerintah. Dengan
adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan bahan pakan
maupun vitamin untuk ayam selalu berubah ubah. Kami tidak dapat
menentukan harga secara pasti dan semuanya bersifat fluktuatif sehingga
mempengaruhi penjualan produk kepada konsumen
c. Faktor Sosial
Faktor sosial memberikan suatu pengaruh terhadap proses budidaya ternak
ayam petelur dan pupuk kotoran ayam. Karena usaha tersebut dapat
menghasilkan suatu limbah yakni kotoran ayam dimana hal ini akan
mengakibatkan masyarakat merasa terganggu dengan bau yang
timbulkannya.
Untuk pesaing dari usaha ini adalah peternakan ayam petelur lain yang ada
di Jember dan produsen pupuk organik kotoran sapi, pupuk urea dan pupuk kimia.
Akan tetapi perusahaan ini berbeda dengan pesaing karena produk yang kami buat
menggunakan suatu bakteri probiotik serta melakukan teknik budidaya,
penggunaan pakan organik, tanpa obat-obatan/antibiotik/suplemen dan pakan
pabrik, juga air yang digunakan untuk minum juga terjamin kebersihannya.
Sehingga dapat memiliki keunggulan yang lebih dan hasil yang memuaskan dari
pada yang lainnya dan nilai jualnya lebih tinggi daripada ayam biasa. Selain itu
target penjualan ayam sehat ini dijual hanya di pasar modern atau kepada agen
8
penjual daging dan telur ayam organik dan merupakan satu-satunya usaha yang
berada di Kabupaten Jember.
4. PERENCANAAN PEMASARAN
Perencanaan strategi usaha dari usaha Peternakan ayam petelur organik
dan pupuk kotoran ayam organik ini berkaitan dengan strategi pemasaran adalah
4P, yang meliputi product (produk), place (tempat), price (harga) dan promotion
(promosi).
4.1. Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan dan efisien. Untuk mencapai sasaran tempat yang baik untuk
produk ayam petelur dan pupuk organik kotoran ayam yang dihasilkan ini adalah
dengan cara:
4.1.1. Segmentasi Pasar (Pemetaan pasar)
Memperluas segmentasi dengan membagi konsumen berdasarkan daerah
tempat konsumen tersebut berada sehingga pesanan akan permintaan telur
maupun pupuk dapat dipenuhi dalam waktu yang tepat.
4.1.2. Targeting
Memperbanyak saluran distribusi ke berbagai agen atau perusahaan besar
pengeloaan produk telur, pasar tradisional maupun modern khususnya untuk
sasaran ternak ayam petelur. Sedangkan sasaran pasar dari pupuk organik kotoran
ayam yang kami hasilkan ini adalah konsumen rumah tangga yang memiliki
tanaman hias dan membutuhkan pupuk untuk pertumbuhan tanamannya, penjual
tanaman hias yang berada di kota jember, kerjasama dengan KUD yang menjual
pupuk dan kebutuhan lain akan pertanian. Untuk dapat mencapai sasaran pasar
tersebut kami menggunakan pekerja yang bertugas mengantar pesanan permintaan
telur maupun pupuk kotoran ayam kepada konsumen.
9
4.1.3. Positioning
Menata tempat usaha, kami membagi lahan tempat usaha yang kami punya
untuk ternak ayam petelur organik dan pupuk kotoran ayam organik ini menjadi
beberapa bagian sehingga untuk setiap tahapan proses produksi terpusat pada satu
tempat saja dengan tujuan mengefisiensikan produksi dan mencegah terjadinya
kontaminasi antar tahapan proses produksi yang dilakukan.
4.2. Produk
Setiap produk selalu mengalami daur hidup (product life cycle), yang
terdiri dari tahap pengembangan, tahap pengenalan, tahap pertumbuhan penjualan,
tahap kematangan, tahap kejenuhan, dan penurunan.
4.3. Harga
Harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan paling efisien bagi
konsumen. Seorang wirausaha bisa menciptakan harga yang paling efisien dengan
inovasi dan kreativitasnya. Menetapkan harga yang tepat memerlukan banyak
pilihan tidak saja berdasarkan intuisi, perasaan, tetapi juga harus berdasarkan
informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Teknik penentuan harga yang kami
11
4.4. Promosi
Untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dibutuhkan suatu
cara untuk dapat menimbulkan ketertarikan yaitu dengan promosi. Adapun
promosi dapat dilakukan sesuai target konsumen yang hendak dituju. Target
konsumen harus ditentukan sehingga produk dapat dipromosikan secara tepat.
Promosi yang kami terapkan adalah dengan pembuatan media-media tertentu
seperti leaflet, selebaran, spanduk, kalender, pemasangan billboard di tempat
strategis dan memasang iklan di koran maupun radio. Selain itu kami juga
memberikan harga khusus untuk pembelian yang relatif besar serta meyakinkan
para konsumen akan produk yang dihasilkan. Promosi merupakan jalan untuk
membuat pemasaran berlangsung dengan baik dan sesuai visi dan misi
perusahaan.
5. PERENCANAAN OPERASIONAL
Daerah yang dipilih sebagai tempat usaha yaitu memiliki kriteria yang
tanahnya kering (bukan daerah persawahan) untuk menempatkan kandang dengan
tujuan agar kandang tidak cepat rusak terutama kandang yang tiang-tiangnya
terbuat dari bambu akan cepat rusak jika lokasi terletak pada tanah basah (karena
kandang dari tiang bambu murah). Kami juga mencari kandang bekas untuk
dibeli, sebab berarti pernah dipakai sehingga sudah diperhitungkan oleh pemilik
sebelumnya bahwa lokasi kandang bagus.
Sedangkan lokasi pada pembuatan pupuk dipilih lokasi yang dekat dengan
lokasi kandang tempat peternakan ayam agar lebih efisien dalam hal pngangkutan
bahan baku dan pengolahan pupuk. Peternakan ayam sendiri dimanfaatkan
menjadi tempat produksi pupuk kotoran ayam, karena lebih efisien dan hemat
waktu, biaya dan tenaga dalam proses produksinya.
2) Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang
bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter
setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan
sedikit kapur dan pasir secukupnya.
b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur
tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 45
ekor ayam. Kotak diletakkan di dinding kandang dengan lebih tinggi dari tempat
bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur
tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring
dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah
yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan untuk kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
14
Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur.
Untuk penyiapan bibit ayam petelur yang memiliki kualitas baik maka hal-
hal berikut diperhitungkan dalam pengelolaan usaha ini. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang
dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering
disebut dengan ransum per kilogram telur. Bila bibit ayam mempunyai
konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih. Namun, untuk konversi
ransum bagi ayam kampong petelur tidak memiliki kuantitas yang begitu
banyak jika dibandingkan dengan ayam broiler.
2. Produksi Telur
Dalam memperoleh hasil yang bagus, maka dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab
ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak
menguntungkan.
5.3.3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan
merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan
tenaga yang mampu. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak
dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang ditetapkan sesuai dengan
jenis bibit ayam yang telah dipilih baik untuk ayam broiler maupun ayam
kampung.
2. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a) Kualitas dan kuantitas pakan fase starter
Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 golongan yaitu minggu
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14
hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor
dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.
3. Pemberian Minum
Pemberian minum pada ayam disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal
ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu pada fase starter (umur 1-29 hari) dan
fase finisher (umur 30-57 hari). Pada fase starter, pemberian air minum pada hari
pertama diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
5. Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan
kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan
dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi
persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
5.3.4. Panen
18
1. Hasil Utama
Hasil utama pertama dari Organic Farming adalah berupa telur yang
dihasilkan oleh ayam broiler dan ayam kampung petelur. Telur dipanen 3 kali
dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi telur yang disebabkan oleh virus
dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul
10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga
(terakhir) juga untuk mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-
16.00.
Hasil utama kedua usaha ini adalah pupuk kotoran ayam. Tempat
penampungan langsung kotoran ayam adalah lubang yang telah dibuat sekaligus
dalam konstruksi kandang sehingga pekerja hanya memindahkan kotoran ayam
tersebut ke tempat proses produksi pupuk kotoran ayam. Pemindahan ini
dilakukan sekali dalam satu hari saat pengambilan telur pada jam terakhir.
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan dari hasil usaha Organic Farming adalah daging dari
ayam yang telah tua (afkir). Ayam yang telah tua tersebut di jual dengan harga Rp.
10.000 per ekornya dimana ayam dwifungsi ini selain dimanfaatkan telurnya juga
dapat di manfaatkan dagingnya ataupun jeroan ayam yang bias diolah kembali
menjadi pakan ternak.
5.3.5. Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray
(nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil
langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur
normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram
dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau
terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. Pengumpulan terlur
ini dilakukan 2 kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.
1) Membersihkan dengan cara kering. Cara ini, telur cukup dilap satu persatu
dengan kain atau amplas. Pembersihan cara ini lebih disukai dan mudah, tetapi
membutuhkan waktu dan tenaga.
2) Membersihkan dengan cara basah. Telur dicuci dengan air hangat. Untuk
mencegah pencemaran bakteri dapat digunakan NaOH 0,35% artinya 35 ml
NaOH + 1 liter air (12 butir telur). Untuk melindungi tangan, gunakan sarung
tangan. Telur yang sudah dicuci segera dikeringkan. Air pencuci diganti secara
berkala untuk mencegah pencemaran.
20
Selanjutnya adalah memilih telur. Telur yang balk dilihat dari bentuk
luarnya adalah bentuk telur harus normal, yaitu bulat telur, telur dalam keadaan
bersih, kulit telur rata, dan telur tidak cacat atau retak. Dalam melihat kualitas
(mutu) telur lebih jauh dapat dilakukan dengan cara: (1) Meneropong telur.yaitu
dapat menggunakan sinar matahari atau lampu pijar dimana telur yang masih
segar/ baru akan terlihat : rongga udara kecil, kulit telur mulus, pori-pori kerabang
kecil, tidak ada nods di dalam isi telur, kuning telur di tengah, tidak bebas
bergerak; (2) Merendam telur dalam air, telur yang busuk akan mengambang telur
yang melayang dalam air kualitasnya kurang baik dan telur yang baik akan
tenggelam.
5.3.7. Pengepakan
Kegiatan selanjutnya adalah mengepak telur. Telur yang sudah dipilih
kemudian dikemas dalam plastik tipis berbentuk kotak. Kotak-kotak tersebut
dilubangi di beberapa tempat untuk sirkulasi udara. Telur-telur yang besarnya
seragam dimasukkan ke dalam kotak plastik. Telur bagian tumpul letakkan di atas.
Tiap kotak plastik yang kecil dapat berisi 8-10 butir. Pengepakan telur bervariasi
tergantung jenis pemesanan. Kemudian diberi label PT.PITIK JAYA
ORGANIC FARMING dan telur ayam siap untuk dipasarkan. Telur yang belum
dipasarkan kepada konsumen sementara disimpan terlebih dahulu di ruang
penyimpanan.
Secara garis besar, proses produksi telur dalam panen hasil utama ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pupuk kotoran ayam ini dalam proses produksinya memiliki bahan dan
peralatan yang hamper sama dengan pembuatan pupuk kompos dari ternak sapi,
namun hanya lebih sederhana pembuatan pupuk ini. Peralatan yang dibutuhkan
yaitu diantaranya: gerobak pengangkut kotoran ayam ukuran kecil atau bisa
diganti dengan wadah lain untuk pengangkutannya; mesin pencacah dan atau
mesin pengayak; dan peralatan lain seperti sekop, cangkul, sarung tangan, masker,
dan lainnya. Kemudian untuk bahan yang diperlukan yaitu kotoran ayam 500 Kg
(untuk takaran perbandingan), gula 10 sendok makan, bioaktivator 500 ml, dan air
secukupnya untuk menyesuaikan kadar air kotoran ayam. Bahan-bahan lain juga
bisa ditambahkan tergantung kebutuhan dan jenis pupuk yang dihasilkan, seperti
kaptan, dolomite, zeolit, guano (kotoran kelelawar), arang sekam, dan bahan
organik lain (gambut dan kompos).
Dapat diketahui dari proses pembuatan pupuk organik kotoran ayam ini
secara garis besar prosesnya meliputi pencampuran bahan baku, fermentasi,
pembuatan granule, pengeringan, pendinginan, penambahan nutrisi dan
bioaktifator, lalu pengemasan. Proses produksi pupuk fermentasi dapat
digambarkan sebagai berikut.
Dalam usaha ternak ayam petelur dan produksi pupuk kotoran ayam PT.
Pitik Jaya Organic Farming ini, perusahaan memiliki seorang pimpinan usaha
yang melakukan dan memantau proses produksi, pemasaran, dan manjemen usaha
sekaligus merupakan pemilik dari usaha ini. Pimpinan ini dibantu oleh sekretaris,
bagian operasional, pemasaran, keuangan, keamanan dan karyawan/staff pekerja
lainnya pada proses produksi hingga perawatan. Manajemen diatur oleh bagian
masing-masing sesuai job design-nya atas persetujuan dari pemilik usaha yakni
pimpinan perusahaan mulai dari modal, biaya belanja bahan makanan dan
minuman, gaji karyawan, pengaturan menu dan lainnya. Bentuk badan usaha
23
3. Fasilitas
1). Pelayanan via telepon dan internet
Konsumen dapat memesan telur dan ayam melalui telepon dan internet,
sehingga pelanggan tidak harus datang ke tempat produksi. Selain itu,
internet juga digunakan untuk media pemasaran produk, agar produk lebih
dikenal dan diketahui oleh kalangan luas.
2). Pengaduan konsumen
PT. Pitik Jaya Organic Farming menerima pengaduan klien mengenai
pelayanan yang diberikan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan
konsumen dan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kualitas
produk yang dihasilkan senantiasa terkontrol kualitasnya.
6. PERENCANAAN MANAJEMEN
6.1. Aspek Kepemilikan dan Yuridis
Peternakan dan pupuk kotoran ayam, dilihat dari aspek kepemilikan,
bentuk kepemilikan dari perusahaan ini adalah perusahaan berskala besar.
Sedangkan dilihat dari aspek yuridis, perusahaan ini berbadan hukum.
Sekretaris
Keterangan
1. Nama : Syaiful Bahri
Jabatan : Pimpinan
Rumusan Pekerjaan : Memimpin, melaksanakan dan mengendalikan
program-program di bidang pemasaran, pengelolaan
keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan
sarana serta prasarana.
2. Nama : Ratna Frenty
Jabatan : Sekretaris
Rumusan Pekerjaan : Membantu pimpinan dalam melakukan hubungan
bisnis dengan pihak-pihak yang telah bekerja sama atau
belum bekerja sama dengan perusahaan, penyusunan
laporan manajemen serta kegiatan yang berhubungan
dengan kesekertariatan, dan pengelolaan kehumasan.
3. Nama : Nelyta Oktavianisya
Jabatan : Kepala Bagian Keuangan
Rumusan Pekerjaan : menerima, menyiapkan, dan mengatur keuangan,
melaksanakan akuntansi perusahaan serta investasi
finansial terbatas sesuai ketentuan.
4. Nama : Welly Punomosari
Jabatan : Kepala Bagian Personalia
Rumusan Pekerjaan : Membantu, melaksanakan, dan melaporkan program
yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan
bidang hukum kepada atasan.
5. Nama : Yasmin Alissa
Jabatan : Kepala Bagian Pemasaran
Rumusan Pekerjaan : Merencanakan, mengorganisir, mengevaluasi
manajemen pemasaran perusahaan. Mengembangkan
ide-ide untuk mempromosikan perusahaan,
berhubungan dengan masyarakat, menciptakan ide-ide
baru demi kemajuan perusahaan, serta menjaga dan
27
7) tanda tangan
c. Menyeleksi atau menilai blanko yang telah dikirimkan oleh pelamar.
d. Melaksanakan tes tulis bagi pelamar.
e. Memanggil pelamar yang telah lulus tes tulis kemudian melakukan tes
wawancara dan tes psikologi.
f. Memutuskan penerimaan karyawan melalui diskusi antara sub bagian
SDM dan kepala bagian SDM.
2. Pelatihan
a. Pelatihan dilakukan dengan metode magang selama 1 bulan untuk
karyawan baru sebagai masa percobaan.
b. Bagi karyawan yang telah bekerja dilakukan pelatihan di luar
perusahaan, biasanya bekerja sama dengan pihak lain.
7. PERENCANAAN KEUANGAN
Harga Satuan
No Jenis Kegiatan Jumlah Total Harga (Rp)
(Rp)
32
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Ela. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Ayam Petelur (Pada C V. Widya
Farm Di Ngemplak Sleman, DIY) [serial online]. www.skripsi-tesis.com
[22 November 2010]
Anonim. 2010. Petani Lebih Menyukai Kotoran Ayam untuk Pupuk Organik
[serial online]. www.sinartani.com [22 November 2010]
Firmansyah, Anang. 2010. Pupuk Kotoran Ayam di Lahan Kuarsa [artikel online].
Poultryindonesia.com [5 November 2010]