Anda di halaman 1dari 35

1

1. EXECUTIVE SUMMARY

1.1. Profil Usaha


Nama usaha : PT. kulit Mulia
Alamat : Desa
Website : www.ompisangom.blogspot.com
E- mail : ompisangom@gmail.com
Pimpinan :
Alamat : Jl Kalimantan 4 No.72
Telp. : +62856492900000

1.2. Gambaran Usaha


PT. Kulit Mulia bergerak dalam bidang peternakan dan pertanian secara
tidak langsung. Usaha ini merupakan usaha sampah organic pertama di Kabupaten
sumenep dimana selain produk utama kulit pisang, juga dihasilkan dimiliki oleh
perusahaan ini adalah organic farming dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan (green peace).

1.3. Gambaran Aksi Strategis


Untuk memasarkan usaha ini melalui media cetak yaitu brosur dan leaflet
dan media elektronik melalui radio. Pemasaran dilakukan melalui promosi ke
agen besar atau perusahaan pengelola produk telur ayam tersebut meupun agen
penjualan kecil sehingga produk tersebut diterima oleh pasar-pasar modern,
seperti perusahaan makanan / snack, Carrefour, Hypermart, Sogo, Giant, Hero,
Healty Choice dan kem Chick, restoran, catering, konsumsi, komunitas ibu-ibu
rumah tangga dan tempat-tempat makan di pusat kebugaran.

1.4. Gambaran Manajerial dan Pengalaman Teknik


Karyawan pada usaha ini merupakan karyawan yang memiliki
kemampuan sesuai dengan pekerjaannya. karyawan yang bekerja pada bagian
produksi memiliki kemampuan dalam bidang peternakan dan pertanian. Karyawan
yang bekerja dalam bidang keuangan juga memiliki kemampuan dalam
2

perencanaan keuangan, serta karyawan bagian pemsaran dan personalia memiliki


kemampuan dalam bidang manajemen dan pemasaran.
1.5. Ringkasan Proyeksi Keuangan
Dalam satu bulan biaya operasional Rp 332.771.000, dengan biaya
operasional tersebut usaha ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar sasaran
nasional.

2. PROFIL USAHA
2.1. Latar Belakang

Masyarakat umumnya hanya mengkonsumsi buahnya saja, sedangkan


kulitnya dibuang yang akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Apabila limbah kulit pisang tersebut dibiarkan begitu saja maka tidak menutup
kemungkinanuntuk terjadinya penumpukan sampah atau limbah kulit pisang. Oleh
karena itu pengelolahan limbah kulit pisang merupakan salah satu alternatif
masalah tersebut.

Semua bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan bukan hanya


buahnya saja, namun daun dan akarnya pun dapat bermanfaat. Namun masih ada
yang belum dimanfatkannya yaitu kulitnya sembarangan maka akan menyebabkan
orang tergelincir.

Oleh karena itu, kami tertarik untuk mengankat tema mengenai


pemanfatan kulit pisang sebagai bahan dasar pembuatan ice krim alternatif bahan
pangan yang dapat dimakan banyak orang.

2.2. Visi
Menjadi perusahaan organic farming yang berorientasi kepada prinsip
green peace dan mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional.

2.3. Misi
1. Menciptakan strategi pemasaran agar mampu bertahan, berkembang, dan
memenangkan persaingan terkait dengan bisnis peternakan ayam petelur dan
pupuk kotoran ayam.
3

2. Memberikan pelayanan produk dan jasa yang dengan senantiasa


memperhatikan kelestarian lingkungan.
3. Menciptakan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan hidup.
4. Menciptakan lapangan pekerjaan baru, khususnya bagi masyarakat daerah
sekitar tempat usaha operasi.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja.

2.4. Nilai-Nilai Usaha


1. Customer Focus : Titik berat layanan difokuskan pada pemilihan produk yang
sesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
2. Service Exellence : Memberikan pelayanan prima bagi konsumen perusahaan
PT. Pitik Jaya mulai skala kecil sampai skala besar.
3. Green-Organic Farming : PT. Pitik Jaya menghasilkan produk pupuk kotoran
ayam ramah lingkungan yang dapat menyuburkan tanah melalui perbaikan
struktur tanah serta menghasilkan produk dari ayam organik/herbal yang
berkualitas.

2.5. Gambaran Usaha


2.5.1. Sifat usaha
Usaha ini merupakan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
peternakan ayam petelur dan pupuk organik berskala besar melalui prinsip
organic farming.

2.5.2. Jenis produk


Jenis produk dalam usaha ini berupa telur ayam dan pupuk organik terbuat
dari kotoran ayam.

2.5.3. Lokasi usaha


Nama perusahaan ini adalah PT. Pitik Jaya Organic Farming dan berlokasi
di Kemuningsari Arjasa Jember.

2.5.4. Keunggulan
1. Memenuhi kebutuhan konsumen terhadap sumber protein hewani.
4

2. Pupuk dari kotoran ayam yang memiliki kandungan nitrogen lebih tinggi dan
mudah didapat dibandingkan kotoran ternak lain.
3. Mempunyai nilai tambah dan manfaatnya semakin tinggi karena dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih ramah lingkungan.
4. Menerapkan sistem peternakan organik (organic farming) sehingga produk
yang dihasilkan berkualitas.

2.5.5. Keunggulan kompetitif produk


Menghasilkan telur dan pupuk sebagai produk unggulan yang memiliki
kualitas baik dari penerapan organic farming.

2.5.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PT. Pitik Jaya Organic
Farming antara lain memiliki tenaga kerja yang professional dan kompetitif di
bidangnya, menghasilkan produk telur dengan mutu terjamin serta kandungan gizi
yang tinggi dan pupuk kotoran ayam sebagai nilai tambah dan memiliki manfaat
yang tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih
ramah lingkungan (green peace), serta memiliki jaringan yang luas dalam
pemasaran produknya.

3. STRATEGI PEMASARAN
3.1. Analisis Pasar

3.1.1. Target pasar atau pasar sasaran (market targeting)


Target pasar pada usaha eskrim kulit pisang yaitu agen besar ataupun toko-
toko kecil. Karena jika hanya menjual sendiri secara langsung ke konsumen,
biasanya hanya sanggup memasok sampai lingkungan disekitar. Sedangkan jika
melalui agen besar atau supermarket eskrim kulit pisang tersebut diterima oleh
pasar-pasar modern, seperti toko-toko yang ada di kota Sumenep. Selain itu, kita
juga akan membuat stan sendiri.

Segmen pasar yang dipilih dalam usaha ini adalah semua lapisan
masyarakat, terutama pada anak-anak, remaja, yang menyukai eskrim dengan
harga pas dikantong.
5

3.1.2. Kebutuhan pelanggan


Permintaan akan telur ayam dan pupuk kotoran ayam semakin meningkat
dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin banyaknya olahan berbahan dasar
telur dengan kandungan gizi lebih dan usaha pengembalian tingkat kesuburan
tanah guna memperoleh hasil pertanian yang memuaskan. Bedasarkan survei
pendahuluan terhadap permintaan telur di beberapa pasar tradisional maupun
modern diketahui bahwa setiap pasokan telur yang dikirimkan produsen ke pasar
tersebut selalu habis terjual. Selain itu dapat ditegaskan pula petani lebih
menyukai kotoran ayam sebagai pupuk organik, karena kandungan nitrogennya
lebih tinggi dan mudah didapat dibandingkan kotoran ternak lain.

3.1.3. Potensi/prospek
Usaha ini menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
luas misalnya anak-anak sekolah atau orang yang suka mengkonsumsi eskrim dan
para remaja yang suka eskrim apalagi harganya pas dikantong.

3.1.4. Potensi pembeli terhadap barang


Konsumen akan mendapatkan suatu produk yang memuaskan yaitu telur
yang dihasilkan memiliki kandungan gizi yang lebih dan kotoran yang dihasilkan
tidak berbau dari pada telur dan kotoran ternak ayam biasa dimana pelaksanaan
kegiatan peternakan ini berbasis organic farming. Selain itu pupuk organik
kotoran ayam memiliki kandungan nitrogennya lebih tinggi dan mudah didapat
dibandingkan kotoran ternak lain. Dengan mengolah kotoran hewan menjadi
pupuk organik, maka diperoleh nilai tambah dan manfaatnya semakin tinggi
karena dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih ramah
lingkungan.

3.1.5. Ukuran pasar


Pelanggan kami yaitu agen besar ataupun suatu perusahaan pengelola
produk telur ayam, pasar tradisional dan pasar modern, serta untuk pupuk kotoran
ayam adalah konsumen rumah tangga yang memiliki tanaman hias dan
6

membutuhkan pupuk untuk pertumbuhan tanamannya, penjual tanaman hias yang


berada di kota jember, kerjasama dengan KUD yang menjual pupuk dan
kebutuhan lain akan pertanian, PTPN Jember dan yang paling utama untuk
sasaran pasar pupuk ini adalah mendistribusikannya ke PT. Petrokimia Gresik
yang merupakan perusahaan pupuk terbesar di Indonesia. Semua pelanggan
tersebut merupakan target utama dalam pemasaran produk yang ditawarkan.
Dengan memberikan suatu hasil produk yang memuaskan serta memberikan harga
yang terjangkau kepada pelanggan diharapkan dapat mempromosikan usaha
peternakan ayam petelur dan pembuatan pupuk organik kotoran ayam dari mulut
ke mulut maupun media promosi lain sehingga jumlah pelanggan dapat
meningkat.

3.1.6. Sifat-sifat pembelian


Untuk sifat pembeliannya perusahaan kami melayani secara grosir maupun
eceran. Biasanya untuk pendistribusian telur dalam skala besar kami menjalin
mitra dengan agen atau perusahaan pengelolaan produk telur ayam dan ada juga
pedagang yang dapat datang langsung ke tempat produksi dengan harga grosir.
Sedangkan untuk masyarakat sekitar bisa melakukan pembelian dengan harga
eceran tapi dengan harga yang lebih murah dari harga pasar. Selain itu untuk sifat
pembelian pupuk kotoran ayam yang sudah difermentasi kami langsung
mendistribusikan setiap minggu ke PT.Petrokimia dengan harga perkg Rp.1400,-
dan untuk distribusi ke bina tani desa kami menjual dengan harga yang lebih
murah.

3.1.7. Pengaruh pasar eksternal,


Pengaruh pasar eksternal penting guna menjalankan usaha Organic
Farming karena dapat mempengaruhi banyak sedikitnya konsumen yang akan
mengkonsumsi maupun menggunakan produk yang kami berikan. Dalam hal ini
pengaruh eksternal yang paling berpengaruh adalah:

a. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor penting guna menjalankan usaha ini.
Faktor ekonomi memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi telur ayam
7

yang harganya sekarang per kg-nya sangat fluktuatif di pasaran karena telur
yang dihasilkan memiliki bentuk yang lebih besar dan memiliki nilai gizi
lebih dibanding dengan ayam petelur biasa. Selain itu untuk pupuk kotoran
ayam per kg-nya juga lebih mahal dibanding dengan pupuk kotoran sapi. Ini
diakibatkan karena stok kotoran ayam yang lebih sedikit dibanding dengan
kotoran sapi dimana kualitas pupuk dengan kandungan nitrogen lebih tinggi.
Adanya perekonomian negara yang tidak stabil saat ini tentu dapat
mempengaruhi kondisi ekonomi pelanggan khususnya para petani.
b. Faktor Politik
Setiap harga dipasaran sering diatur oleh kebijakan pemerintah. Dengan
adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan bahan pakan
maupun vitamin untuk ayam selalu berubah ubah. Kami tidak dapat
menentukan harga secara pasti dan semuanya bersifat fluktuatif sehingga
mempengaruhi penjualan produk kepada konsumen
c. Faktor Sosial
Faktor sosial memberikan suatu pengaruh terhadap proses budidaya ternak
ayam petelur dan pupuk kotoran ayam. Karena usaha tersebut dapat
menghasilkan suatu limbah yakni kotoran ayam dimana hal ini akan
mengakibatkan masyarakat merasa terganggu dengan bau yang
timbulkannya.

3.2. Analisis Pesaing

Untuk pesaing dari usaha ini adalah peternakan ayam petelur lain yang ada
di Jember dan produsen pupuk organik kotoran sapi, pupuk urea dan pupuk kimia.
Akan tetapi perusahaan ini berbeda dengan pesaing karena produk yang kami buat
menggunakan suatu bakteri probiotik serta melakukan teknik budidaya,
penggunaan pakan organik, tanpa obat-obatan/antibiotik/suplemen dan pakan
pabrik, juga air yang digunakan untuk minum juga terjamin kebersihannya.
Sehingga dapat memiliki keunggulan yang lebih dan hasil yang memuaskan dari
pada yang lainnya dan nilai jualnya lebih tinggi daripada ayam biasa. Selain itu
target penjualan ayam sehat ini dijual hanya di pasar modern atau kepada agen
8

penjual daging dan telur ayam organik dan merupakan satu-satunya usaha yang
berada di Kabupaten Jember.

4. PERENCANAAN PEMASARAN
Perencanaan strategi usaha dari usaha Peternakan ayam petelur organik
dan pupuk kotoran ayam organik ini berkaitan dengan strategi pemasaran adalah
4P, yang meliputi product (produk), place (tempat), price (harga) dan promotion
(promosi).

4.1. Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan dan efisien. Untuk mencapai sasaran tempat yang baik untuk
produk ayam petelur dan pupuk organik kotoran ayam yang dihasilkan ini adalah
dengan cara:
4.1.1. Segmentasi Pasar (Pemetaan pasar)
Memperluas segmentasi dengan membagi konsumen berdasarkan daerah
tempat konsumen tersebut berada sehingga pesanan akan permintaan telur
maupun pupuk dapat dipenuhi dalam waktu yang tepat.

4.1.2. Targeting
Memperbanyak saluran distribusi ke berbagai agen atau perusahaan besar
pengeloaan produk telur, pasar tradisional maupun modern khususnya untuk
sasaran ternak ayam petelur. Sedangkan sasaran pasar dari pupuk organik kotoran
ayam yang kami hasilkan ini adalah konsumen rumah tangga yang memiliki
tanaman hias dan membutuhkan pupuk untuk pertumbuhan tanamannya, penjual
tanaman hias yang berada di kota jember, kerjasama dengan KUD yang menjual
pupuk dan kebutuhan lain akan pertanian. Untuk dapat mencapai sasaran pasar
tersebut kami menggunakan pekerja yang bertugas mengantar pesanan permintaan
telur maupun pupuk kotoran ayam kepada konsumen.
9

4.1.3. Positioning
Menata tempat usaha, kami membagi lahan tempat usaha yang kami punya
untuk ternak ayam petelur organik dan pupuk kotoran ayam organik ini menjadi
beberapa bagian sehingga untuk setiap tahapan proses produksi terpusat pada satu
tempat saja dengan tujuan mengefisiensikan produksi dan mencegah terjadinya
kontaminasi antar tahapan proses produksi yang dilakukan.

4.2. Produk
Setiap produk selalu mengalami daur hidup (product life cycle), yang
terdiri dari tahap pengembangan, tahap pengenalan, tahap pertumbuhan penjualan,
tahap kematangan, tahap kejenuhan, dan penurunan.

Tahap pengembangan merupakan bagian terpenting dalam pemasaran


karena pada tahap ini produk sering timbul risiko yang besar untuk mengalami
kegagalan strategi yang kami gunakan untuk mengatasi timbulnya kegagalan dari
hasil produksi adalah menyediakan variasi dari bahan dasar ayam seperti menjual
daging ayam yang dipelihara dan penetasan telur ayam selain itu untuk kotoran
ayam yaitu dengan membuat suatu gas bio.

Tahap pengenalan merupakan tahap dimana produk diperkenalkan pada


konsumen yang potensial. Suatu produk dari usaha baru mempunyai kemungkinan
untuk kurang diterima di pasar sehingga produk tersebut harus mencoba
menerobos pasar yang sudah ada dan bersaing dengan produk yang sudah ada.
Strategi yang kami gunakan adalah melakukan penetrasi ke pasar dengan
melakukan periklanan. Sasaran pemasaran dari produk telur dan pupuk kotoran
ayam adalah seluruh lapisan masyarakat. Sistem periklanan yang kami gunakan
adalah menggunakan leaflet, spanduk, kalender, pemasangan billboard di tempat
strategis dan memasang iklan di koran maupun radio. yang berisikan berbagai
informasi tentang produk kascing yang kami kembangakan sehingga para
konsumen mengetahui kualitas produk yang kami kelola.

Tahap pertumbuhan penjualan merupakan tahap dimana produk mulai


masuk dan diterima oleh konsumen. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh tahap
10

sebelumnya yaitu perkenalan. Apabila pada tahap perkenalan berhasil


menyakinkan konsumen akan kualitas produk yang kami produksi dan kelola,
maka pada tahap pertumbuhan ini permintaan akan produk yang dihasilkan akan
meningkat sehingga strategi yang digunakan adalah melakukan peningkatan
variasi produk untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dengan
menambahkan kapasitas produksi melalui penambahan sumber daya.

Pada tahap kematangan volume penjualan akan meningkat dan margin


laba mencapai puncaknya tetapi kemudian akan menurun karena adanya pesaing.
Strategi yang akan digunakan untuk mengatasi tahap ini agar volume penjualan
dapat dipertahankan di posisi maksimal adalah berusaha menjaga kualitas produk
olahan yang dihasilkan.

Setiap produk hasil produksi yang memasuki pasaran pasti akan


mengalami suatu tahap kejenuhan dan tahap penurunan. Tahap kejenuhan ini
muncul apabila konsumen mulai jenuh terhadap produk yang dihasilkan. Untuk
usaha peternakan ayam petelur dan pembuatan pupuk kotoran ayam ini kami
yakin menjanjikan pasar yang cukup dinamis dan cenderung meningkat dari tahun
ke tahun karena variasi produk yang kami keluarkan dipasaran. Tahap penurunan
akan terjadi apabila para wirausaha tidak mampu mempertahankan kualitas
produk yang dihasilkannnya sehingga konsumen sedikit demi sedikit beralih ke
pedagang lain sehingga diperlukan strategi untuk mencegah agar tahap ini tidak
terjadi pada usaha usaha peternakan ayam petelur dan pembuatan pupuk kotoran
ayam. Strategi tersebut adalah mempertahankan kualitas produk dan variasi
produk baru yang berbahan baku ayam dan kotorannya.

4.3. Harga
Harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan paling efisien bagi
konsumen. Seorang wirausaha bisa menciptakan harga yang paling efisien dengan
inovasi dan kreativitasnya. Menetapkan harga yang tepat memerlukan banyak
pilihan tidak saja berdasarkan intuisi, perasaan, tetapi juga harus berdasarkan
informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Teknik penentuan harga yang kami
11

gunakan untuk usaha Organic Farming ini adalah strategi Follow-the-Leader


Pricing. Teknik penentuan harga ini adalah dengan cara mengamati berbagai
kebijakan harga pesaing dan harga individualnya dengan meninjau periklanannya.
Hal ini dilakukan untuk mencari peluang pasar yang strategis untuk
mengembangkan produk hasil budidaya yang kami kembangkan.

4.4. Promosi
Untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dibutuhkan suatu
cara untuk dapat menimbulkan ketertarikan yaitu dengan promosi. Adapun
promosi dapat dilakukan sesuai target konsumen yang hendak dituju. Target
konsumen harus ditentukan sehingga produk dapat dipromosikan secara tepat.
Promosi yang kami terapkan adalah dengan pembuatan media-media tertentu
seperti leaflet, selebaran, spanduk, kalender, pemasangan billboard di tempat
strategis dan memasang iklan di koran maupun radio. Selain itu kami juga
memberikan harga khusus untuk pembelian yang relatif besar serta meyakinkan
para konsumen akan produk yang dihasilkan. Promosi merupakan jalan untuk
membuat pemasaran berlangsung dengan baik dan sesuai visi dan misi
perusahaan.

5. PERENCANAAN OPERASIONAL

5.1. Kapasitas dan Lokasi Produksi

Usaha ternak ayam petelur dan pupuk kotoran ayam fermentasi


memproduksi dan menjual telur ayam berkualitas yang berasal baik dari ayam
Broiler maupun ayam kampung. Usaha ini juga memanfaatkan kotoran ayam
menjadi suatu peluang bisnis yaitu dengan menjadikannya pupuk ayam
fermentasi, dimana teknologi pembuatannya dapat membunuh virus flu burung
yang banyak terkandung juga dalam kotoran ayam. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan dalam kegiatan ternak ayam ini dapat memiliki daya saing dengan
produk sejenis di pasaran. Ditambah lagi, kegiatan dalam pemanfaatan kotoran
ayam ternak untuk dijadikan pupuk telah menunjukkan komitmen perusahaan
untuk menjaga kelestarian lingkungan (green peace).
12

Daerah yang dipilih sebagai tempat usaha yaitu memiliki kriteria yang
tanahnya kering (bukan daerah persawahan) untuk menempatkan kandang dengan
tujuan agar kandang tidak cepat rusak terutama kandang yang tiang-tiangnya
terbuat dari bambu akan cepat rusak jika lokasi terletak pada tanah basah (karena
kandang dari tiang bambu murah). Kami juga mencari kandang bekas untuk
dibeli, sebab berarti pernah dipakai sehingga sudah diperhitungkan oleh pemilik
sebelumnya bahwa lokasi kandang bagus.

Sedangkan lokasi pada pembuatan pupuk dipilih lokasi yang dekat dengan
lokasi kandang tempat peternakan ayam agar lebih efisien dalam hal pngangkutan
bahan baku dan pengolahan pupuk. Peternakan ayam sendiri dimanfaatkan
menjadi tempat produksi pupuk kotoran ayam, karena lebih efisien dan hemat
waktu, biaya dan tenaga dalam proses produksinya.

5.2. Teknologi Produksi

Teknologi yang digunakan untuk ternak ayam petelur bersifat


konvensional dan telah umum diterapkan di berbagai peternakan. Sedangkan
teknologi yang digunakan untuk pengolahan pupuk organik kotoran ayam
dilakukan proses fermentasi dan pemanasan sehingga dapat membunuh virus yang
kemungkinan masih mengeram di dalam kotoran ayam.

5.3. Proses Produksi Telur Ayam

5.3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan


1) Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi
persyaratan temperatur berkisar antara 32,235 derajat C, kelembaban berkisar
antara 6070%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan
yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak
melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik yaitu kandang
dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan
kesegaran di dalam kandang. Konstruksi kandang dibuat sedemikian rupa dengan
biaya yang minimal dimana kandang yang kuat, bersih dan tahan lama tetap
13

menjadi pokok utama. Selanjutnya perlengkapan kandang disediakan selengkap


mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat
obat-obatan dan sistem alat penerangan.

Bentuk kandang yang digunakan yaitu sistem kandang individual (cage).


Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi
dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang dilengkapi
dengan lantai campuran litter (alas lantai) dengan kolong berlubang, dengan
perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas litter dan 60% luas lantai
dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri). Kolong
yang berlubang pada lantai kandang berguna untuk membuang tinja ayam dan
langsung ke tempat penampungannya.

2) Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang
bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter
setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan
sedikit kapur dan pasir secukupnya.

b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur
tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 45
ekor ayam. Kotak diletakkan di dinding kandang dengan lebih tinggi dari tempat
bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur
tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring
dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah
yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan untuk kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
14

Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur.

d. Tempat makan dan minum


Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,
almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.

5.3.2. Penyiapan Bibit


Jenis ayam yang akan diternakkan adalah tipe ayam petelur medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Beratnya masih berada di antara berat ayam
petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam
petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk.
Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam
ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka
ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna
bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai
daripada telur putih, karena dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik
yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Hal
yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada
telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan
produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari
ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa
yang enak.

Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai


berikut, antara lain:
1. Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
2. Pertumbuhan dan perkembangan normal.
3. Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Berikut pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)


/ayam umur sehari:
15

1. Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat.


2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
4. Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik.
5. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
6. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Untuk penyiapan bibit ayam petelur yang memiliki kualitas baik maka hal-
hal berikut diperhitungkan dalam pengelolaan usaha ini. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang
dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering
disebut dengan ransum per kilogram telur. Bila bibit ayam mempunyai
konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih. Namun, untuk konversi
ransum bagi ayam kampong petelur tidak memiliki kuantitas yang begitu
banyak jika dibandingkan dengan ayam broiler.

2. Produksi Telur
Dalam memperoleh hasil yang bagus, maka dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab
ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak
menguntungkan.

3. Prestasi bibit dilapangan


Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur
hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Berikut yang menjadi pilihan
bibit ayam petelur khususnya untuk ayam ras/broiler.
- Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen
house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen
house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
16

- Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi


telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)
270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi
telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen
house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

5.3.3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan
merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan
tenaga yang mampu. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak
dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang ditetapkan sesuai dengan
jenis bibit ayam yang telah dipilih baik untuk ayam broiler maupun ayam
kampung.

2. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a) Kualitas dan kuantitas pakan fase starter
Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 golongan yaitu minggu
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14
hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor
dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.

b) Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher


17

Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:


minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut
37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146
gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

3. Pemberian Minum
Pemberian minum pada ayam disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal
ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu pada fase starter (umur 1-29 hari) dan
fase finisher (umur 30-57 hari). Pada fase starter, pemberian air minum pada hari
pertama diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.

4. Pemberian Vaksinasi dan Obat


Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang
menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur
sangat penting untuk mencegah penyakit. Persyaratan dalam vaksinasi adalah: (1)
ayam yang divaksinasi harus sehat, (2) dosis dan kemasan vaksin harus tepat, dan
(3) sterilisasi alat-alat.
Macam-macam vaksin yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
- Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
- Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
- Vaksin NCD HB-1/Pestos.
- Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
- Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

5. Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan
kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan
dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi
persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

5.3.4. Panen
18

1. Hasil Utama
Hasil utama pertama dari Organic Farming adalah berupa telur yang
dihasilkan oleh ayam broiler dan ayam kampung petelur. Telur dipanen 3 kali
dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi telur yang disebabkan oleh virus
dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul
10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga
(terakhir) juga untuk mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-
16.00.

Hasil utama kedua usaha ini adalah pupuk kotoran ayam. Tempat
penampungan langsung kotoran ayam adalah lubang yang telah dibuat sekaligus
dalam konstruksi kandang sehingga pekerja hanya memindahkan kotoran ayam
tersebut ke tempat proses produksi pupuk kotoran ayam. Pemindahan ini
dilakukan sekali dalam satu hari saat pengambilan telur pada jam terakhir.

2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan dari hasil usaha Organic Farming adalah daging dari
ayam yang telah tua (afkir). Ayam yang telah tua tersebut di jual dengan harga Rp.
10.000 per ekornya dimana ayam dwifungsi ini selain dimanfaatkan telurnya juga
dapat di manfaatkan dagingnya ataupun jeroan ayam yang bias diolah kembali
menjadi pakan ternak.

5.3.5. Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray
(nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil
langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur
normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram
dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau
terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. Pengumpulan terlur
ini dilakukan 2 kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.

5.3.6. Pembersihan dan Penyortiran


Ada dua cara membersihkan telur:
19

1) Membersihkan dengan cara kering. Cara ini, telur cukup dilap satu persatu
dengan kain atau amplas. Pembersihan cara ini lebih disukai dan mudah, tetapi
membutuhkan waktu dan tenaga.

2) Membersihkan dengan cara basah. Telur dicuci dengan air hangat. Untuk
mencegah pencemaran bakteri dapat digunakan NaOH 0,35% artinya 35 ml
NaOH + 1 liter air (12 butir telur). Untuk melindungi tangan, gunakan sarung
tangan. Telur yang sudah dicuci segera dikeringkan. Air pencuci diganti secara
berkala untuk mencegah pencemaran.
20

Selanjutnya adalah memilih telur. Telur yang balk dilihat dari bentuk
luarnya adalah bentuk telur harus normal, yaitu bulat telur, telur dalam keadaan
bersih, kulit telur rata, dan telur tidak cacat atau retak. Dalam melihat kualitas
(mutu) telur lebih jauh dapat dilakukan dengan cara: (1) Meneropong telur.yaitu
dapat menggunakan sinar matahari atau lampu pijar dimana telur yang masih
segar/ baru akan terlihat : rongga udara kecil, kulit telur mulus, pori-pori kerabang
kecil, tidak ada nods di dalam isi telur, kuning telur di tengah, tidak bebas
bergerak; (2) Merendam telur dalam air, telur yang busuk akan mengambang telur
yang melayang dalam air kualitasnya kurang baik dan telur yang baik akan
tenggelam.

5.3.7. Pengepakan
Kegiatan selanjutnya adalah mengepak telur. Telur yang sudah dipilih
kemudian dikemas dalam plastik tipis berbentuk kotak. Kotak-kotak tersebut
dilubangi di beberapa tempat untuk sirkulasi udara. Telur-telur yang besarnya
seragam dimasukkan ke dalam kotak plastik. Telur bagian tumpul letakkan di atas.
Tiap kotak plastik yang kecil dapat berisi 8-10 butir. Pengepakan telur bervariasi
tergantung jenis pemesanan. Kemudian diberi label PT.PITIK JAYA
ORGANIC FARMING dan telur ayam siap untuk dipasarkan. Telur yang belum
dipasarkan kepada konsumen sementara disimpan terlebih dahulu di ruang
penyimpanan.
Secara garis besar, proses produksi telur dalam panen hasil utama ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2. Garis Besar Proses Pemanenan Telur


21

5.4. Proses Produksi Pupuk Kotoran Ayam

5.4.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Pupuk kotoran ayam ini dalam proses produksinya memiliki bahan dan
peralatan yang hamper sama dengan pembuatan pupuk kompos dari ternak sapi,
namun hanya lebih sederhana pembuatan pupuk ini. Peralatan yang dibutuhkan
yaitu diantaranya: gerobak pengangkut kotoran ayam ukuran kecil atau bisa
diganti dengan wadah lain untuk pengangkutannya; mesin pencacah dan atau
mesin pengayak; dan peralatan lain seperti sekop, cangkul, sarung tangan, masker,
dan lainnya. Kemudian untuk bahan yang diperlukan yaitu kotoran ayam 500 Kg
(untuk takaran perbandingan), gula 10 sendok makan, bioaktivator 500 ml, dan air
secukupnya untuk menyesuaikan kadar air kotoran ayam. Bahan-bahan lain juga
bisa ditambahkan tergantung kebutuhan dan jenis pupuk yang dihasilkan, seperti
kaptan, dolomite, zeolit, guano (kotoran kelelawar), arang sekam, dan bahan
organik lain (gambut dan kompos).

5.4.2. Proses Produksi

Berikut proses pembuatan pupuk kotoran ayam secara sederhana:

1) Bioaktivator dan gula dilarutkan ke dalam air secukupnya dan kotoran


ayam dikering atau dianginkan sebelumnya.
2) Kemudian larutan bioaktivator disiramkan ke atas kotoran ayam yang
sudah kering secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata,
sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan
tangan, air tidak keluar dari adonan, bila kepalan dilepas, maka adonan
pupuk akan mekar.
3) Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20
cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 3-4 hari.

4) Suhu gundukkan adonan pupuk dipertahankan 40-500 C. Jika suhu lebih

dari 500C, karung penutup dibuka dan gundukkan adonan dibalik-balik,


kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat
22

mengakibatkan pupuk organik menjadi rusak karena terjadi proses


pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
5) Setelah 7 sampai dengan 9 hari, pupuk organik kotoran ayam telah selesai
terfermentasi dan siap digunakan atau bisa juga dipacking.

Dapat diketahui dari proses pembuatan pupuk organik kotoran ayam ini
secara garis besar prosesnya meliputi pencampuran bahan baku, fermentasi,
pembuatan granule, pengeringan, pendinginan, penambahan nutrisi dan
bioaktifator, lalu pengemasan. Proses produksi pupuk fermentasi dapat
digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3. Garis Besar Proses Produksi Pupuk Kotoran Ayam

5.5. Organisasi dan Manajemen

Dalam usaha ternak ayam petelur dan produksi pupuk kotoran ayam PT.
Pitik Jaya Organic Farming ini, perusahaan memiliki seorang pimpinan usaha
yang melakukan dan memantau proses produksi, pemasaran, dan manjemen usaha
sekaligus merupakan pemilik dari usaha ini. Pimpinan ini dibantu oleh sekretaris,
bagian operasional, pemasaran, keuangan, keamanan dan karyawan/staff pekerja
lainnya pada proses produksi hingga perawatan. Manajemen diatur oleh bagian
masing-masing sesuai job design-nya atas persetujuan dari pemilik usaha yakni
pimpinan perusahaan mulai dari modal, biaya belanja bahan makanan dan
minuman, gaji karyawan, pengaturan menu dan lainnya. Bentuk badan usaha
23

merupakan badan usaha milik bersama dengan permodalan bersama dimana


pimpinan merupakan pemilik modal paling besar dalam usaha ini.

5.6. Implementasi (action plan) dan Fasilitas

Sesuai dengan perencanaan pemasaran sampai operasional usaha ini,


aktivitas implementasinya meliputi kegiatan ternak ayam petelur dan pembuatan
pupuk kotoran ayam.

1. Melakukan budidaya ayam petelur guna dimanfaatkan telurnya.


2. Melakukan pengemasan telur dan sortir telur guna mendapatkan telur
ayam berkualitas.
3. Melakukan pemasaran telur berkualitas dari hasil ternak ayam
4. Melakukan pengolahan limbah kotoran ayam dengan teknologi fermentasi
untuk dijadikan pupuk ayam fermentasi.
5. Melakukan pengemasan pupuk kotoran ayam sebelum dipasarkan kepada
konsumen
6. Melakukan pemasaran pupuk ayam fermentasi sebagai hasil pengolahan
limbah dternak ayam petelur
Perencanaan operasional juga menggambarkan fasilitas, tenaga kerja,
bahan mentah, permintaan produksi produk, metode pelayanan dan operasi dan
metode pengendalian kualitas. Berikut akan dijelaskan perencanaan operasional
pada usaha ternak ayam petelur dan pupuk kotoran ayam fermentasi

1. Tanah dan gedung


Untuk mendirikan usaha Organic Farming ini, yang dibutuhkan pertama
kali adalah tanah dan gedung. Usaha ini menyediakan tanah dengan luas 1000 m 2
terdiri dari beberapa ruangan, yaitu:

1). Front Office dan Kantor


Tempat para konsumen menunggu saat akan melakukan pemesanan atau
pengangkutan barang, tempat pegawai membuat laporan administrasi dan
merupakan tempat bagian-bagian manajerial dalam melakukan tugasnya.
24

2). Mess Karyawan


Digunakan sebagai ruang tidur pegawai yang harus siaga di tempat ternak
untuk menjaga hewan ternak selama 24 jam secara bergiliran.
3). Kandang
4). Ruang Penyortiran dan Penyimpanan
Tempat untuk memisahkan telur yang tidak layak dipasarkan dengan yang
layak dipasarkan, digunakan juga sebagai ruang pengemasan produk. Di
dalam ruangan ini juga terdapat ruangan untuk menyimpan produk telur
yang belum dipasarkan.
5). Tempat Produksi Pupuk Kotoran Ayam
6). Toilet
7). Mushola
2. Tenaga kerja
PT. Pitik Jaya Organic Farming membutuhkan tenaga kerja yang ramah
dan professional yang ditempatkan di:

1). Sekretaris : S1 Ekonomi Manajemen (1 orang)


2). Bagian Pemasaran : S1 Ekonomi (1 orang)
Staff Pemasaran : D3 Ekonomi (1 orang)
Staff Delivery : SMA (2 orang)
3). Bagian Keuangan : S1 Ekonomi Akutansi (1 orang)
4). Bagian Operasional Produksi : S1 Pertanian
Staff produksi telur : D3 Peternakan dan SMA (2 orang)
Staff produksi pupuk : D3 Pertanian dan SMA (2 orang)
5). Bagian Personalia : S1 Kesehatan Masyarakat
Staff Front Office : D3 Ekonomi (1 orang)
6). Bagian Keamanan : Satuan Pengamanan (3 orang)
7). Cleaning Service : SMA (2 orang)
25

3. Fasilitas
1). Pelayanan via telepon dan internet
Konsumen dapat memesan telur dan ayam melalui telepon dan internet,
sehingga pelanggan tidak harus datang ke tempat produksi. Selain itu,
internet juga digunakan untuk media pemasaran produk, agar produk lebih
dikenal dan diketahui oleh kalangan luas.
2). Pengaduan konsumen
PT. Pitik Jaya Organic Farming menerima pengaduan klien mengenai
pelayanan yang diberikan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan
konsumen dan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kualitas
produk yang dihasilkan senantiasa terkontrol kualitasnya.

6. PERENCANAAN MANAJEMEN
6.1. Aspek Kepemilikan dan Yuridis
Peternakan dan pupuk kotoran ayam, dilihat dari aspek kepemilikan,
bentuk kepemilikan dari perusahaan ini adalah perusahaan berskala besar.
Sedangkan dilihat dari aspek yuridis, perusahaan ini berbadan hukum.

6.2. Struktur Organisasi


Pimpinan

Sekretaris

Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala


Pemasaran Keuangan Personalia Keamanan
Kepala Bagian
Operasional

Bagian Kandang Bagian Pupuk

Bagan 1. Struktur Organisasi PT. Pitik Jaya


26

Keterangan
1. Nama : Syaiful Bahri
Jabatan : Pimpinan
Rumusan Pekerjaan : Memimpin, melaksanakan dan mengendalikan
program-program di bidang pemasaran, pengelolaan
keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan
sarana serta prasarana.
2. Nama : Ratna Frenty
Jabatan : Sekretaris
Rumusan Pekerjaan : Membantu pimpinan dalam melakukan hubungan
bisnis dengan pihak-pihak yang telah bekerja sama atau
belum bekerja sama dengan perusahaan, penyusunan
laporan manajemen serta kegiatan yang berhubungan
dengan kesekertariatan, dan pengelolaan kehumasan.
3. Nama : Nelyta Oktavianisya
Jabatan : Kepala Bagian Keuangan
Rumusan Pekerjaan : menerima, menyiapkan, dan mengatur keuangan,
melaksanakan akuntansi perusahaan serta investasi
finansial terbatas sesuai ketentuan.
4. Nama : Welly Punomosari
Jabatan : Kepala Bagian Personalia
Rumusan Pekerjaan : Membantu, melaksanakan, dan melaporkan program
yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan
bidang hukum kepada atasan.
5. Nama : Yasmin Alissa
Jabatan : Kepala Bagian Pemasaran
Rumusan Pekerjaan : Merencanakan, mengorganisir, mengevaluasi
manajemen pemasaran perusahaan. Mengembangkan
ide-ide untuk mempromosikan perusahaan,
berhubungan dengan masyarakat, menciptakan ide-ide
baru demi kemajuan perusahaan, serta menjaga dan
27

mempertahankan kualitas layanan dan pemasaran dari


perusahaan.
6. Nama : Andrea Feroni
Jaba tan : Kepala Bagian Operasional
Rumusan Pekerjaan : Mengorganisir, merencanakan, mengontrol, dan
mengevaluasi program pelaksanaan operasional dan
pemasaran, bekerja sama dalam pengadaan alat-alat
untuk kebutuhan perusahaan, serta menyediakan
kebutuhan sarana dan prasarana perusahaan. Mencatat
pakan ayam dari pemasok dan memberi pakan ayam,
mengumpulkan telur dan mencatat jumlahnya,
membersihkan kandang, membantu mandor dalam
transaksi telur dan pakan ayam.
7. Nama : M. Asbi
Jabatan : Kepala Keamanan
Rumusan Pekerjaan : melakukan keamanan fisik (physical security) dalam
rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di
lingkungan kerjanya

6.3. Perencanaan Perekrutan dan Pelatihan


1. Perekrutan
a. Perekrutan dilakukan dengan menginformasikan adanya lowongan
pekerjaan melalui surat kabar, majalah, dan radio, atau dengan
menginformasikan lowongan kepada pegawai.
b. Pelamar pekerjaan harus menyerahkan blanko lamaran yang berisi:
1) data pribadi
2) pendidikan dan ketrampilan
3) pengalaman kerja
4) status pekerjaan
5) keanggotaan organisasi, penghargaan dan hobi
6) referensi
28

7) tanda tangan
c. Menyeleksi atau menilai blanko yang telah dikirimkan oleh pelamar.
d. Melaksanakan tes tulis bagi pelamar.
e. Memanggil pelamar yang telah lulus tes tulis kemudian melakukan tes
wawancara dan tes psikologi.
f. Memutuskan penerimaan karyawan melalui diskusi antara sub bagian
SDM dan kepala bagian SDM.
2. Pelatihan
a. Pelatihan dilakukan dengan metode magang selama 1 bulan untuk
karyawan baru sebagai masa percobaan.
b. Bagi karyawan yang telah bekerja dilakukan pelatihan di luar
perusahaan, biasanya bekerja sama dengan pihak lain.

7. PERENCANAAN KEUANGAN

7.1. Sumber Dana


Sumber dana untuk memenuhi biaya investasi dan modal kerja, diperoleh dari
dua sumber, yaitu sumber internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal
perusahaan yaitu modal berasal dari penghimpunan atas penjualan saham kepada
investor dan para anggota pendiri perusahaan ini. Sumber dana eksternal yaitu
dari pinjaman bank tertentu.

7.2. Kebutuhan Dana


7.2.1. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya awal yang digunakan untuk membeli


barang-barang modal atau barang yang penggunaannya lebih dari satu tahun.
Biaya ini meliputi investasi lahan, investasi bangunan dan investasi peralatan.

1. Investasi Lahan. Lahan yang digunakan untuk usaha peternakan merupakan


lahan sewa. Luas lahan untuk lokasi peternakan adalah 1000 m2 dengan harga
per meternya Rp 6.000,-. Lahan tersebut digunakan untuk perkandangan,
gudang pakan, kantor, dan mess karyawan.
29

2. Investasi Bangunan. Biaya investasi bangunan meliputi biaya pembangunan


kandang, pembangunan gudang pakan, pembangunan kantor dan mess
karyawan.

3. Investasi Peralatan. Peralatan kandang yang digunakan adalah pemanas,


pembatas, tempat pakan, tempat minum, tirai, drum, alat penerangan,
tambang, jerigen, ember, gayung, sprayer, sanyo, thermometer, dan
timbangan. Peralatan pengolahan kotoran ayam yang digunakan adalah drum,
sekop, cangkul, sapu lidi, sikat, terpal atau karung bekas, masker, dan mesin
pengolahan pupuk.

7.2.2. Biaya Operasional

Dalam perencanaan keuangan terdapat kebutuhan-kebutuhan biaya


tertentu diantaranya biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa yang
penggunaannya sekitar satu tahun dan besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
produk/output yang dihasilkan dan dinyatakan dalam rupiah. Biaya tidak tetap
adalah biaya yang dikeluarkan setiap priode produksi dan besarnya dipengaruhi
oleh kapasitas produksi dan dinyatakan dalam rupiah. Berikut biaya tetap dan
biaya tidak tetap dalam perincian biaya operasional.

Tabel 1. Rincian Biaya Operasional Usaha PT.Pitik Jaya Organic Farming

No Rincian Biaya Jumlah Harga Satuan Total


1. Biaya Investasi
Lahan 1000 m2 @ Rp 6.000/m2 Rp. 60.000.000
Bangunan/Gedung
- Gudang Pakan 30 m2 (5 x 6 m) @ Rp. 65.000/m2 Rp. 1.950.000
- Kantor 81 m2 (9 x 9 m) @ Rp. 600.000/m2 Rp. 48.600.000
- Kandang 2 unit (54 x 7 m) @ Rp. 85.000/m2 Rp. 64.260.000
- Mess Karyawan 56 m2 (7 x 8 m) @ Rp. 400.000/m2 Rp. 22.400.000
30

Mesin & Peralatan


Produksi 7 pemanas @ Rp. 300.000 Rp. 2.100.000
- Pemanas 100 baki+tabung @ Rp. 16.000 Rp. 1.600.000
- Tempat pakan 72 galon @ Rp. 35.000 Rp. 2.520.000
- Tempat minum 5 unit @ Rp. 15.000 Rp. 75.000
- Pembatas (Brooder 16 lampu @ Rp. 55.000 Rp. 880.000
Guard) 4 unit @ Rp. 75.000 Rp. 300.000
- Lampu 4 terpal(54 x 7 @ Rp. 4.000/m2 Rp. 6.048.000
- Drum air m) @ Rp. 750 Rp. 150.000
- Terpal/tirai penutup 200 buah @ Rp. 15.000 Rp. 150.000
- Tambang 10 unit @ Rp. 80.000 Rp. 80.000
- Jerigen 1 unit @ Rp. 30.000 Rp. 60.000
- Timbangan 2 buah @ Rp. 500.000 Rp. 500.000
- Thermometer 1 unit @ Rp. 50.000 Rp. 100.000
- Pompa Air 2 unit Rp. 500.000
- Gerobak kecil 2 unit Rp. 100.000
- Mesin untuk pupuk 2 unit Rp. 10.000.000
Biaya Perlengkapan Rp. 7.000.000
Kantor
Kendaraan Rp. 25.000.000
Total Biaya Investasi Rp. 254.373.000
2. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Penyusutan (10 Rp. 7.000.000
tahun)
Biaya Tenaga Kerja Rp. 42.500.000
Biaya Listrik dan Air Rp. 1.500.000
Pajak Bumi dan Rp. 210.000
Bangunan
Total Fixed Cost Rp. 51.210.000
3. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Ayam Kampung Petelur 2000 ekor @ Rp. 3.000 Rp. 6.000.000
Ayam Broiler (DOC) 3000 ekor @ Rp. 3.500 Rp. 10.500.000
Biaya Pakan Ayam 2250 Kg @ Rp. 3.000/Kg Rp. 6.750.000
Biaya Vitamin/Vaksin Rp. 300.000
Probiotik pakan 3 botol @ Rp. 17.000 Rp. 51.000
Rak Telur (Egg Tray) Rp. 350.000
31

Biaya Transportasi Rp. 750.000


Kantong pupuk Rp. 100.000
Bahan Bakar Minyak Rp. 300.000
Litter (sekam padi) 4 karung @ Rp. 3.000 Rp. 12.000
Retribusi @ Rp. 15/ekor Rp. 75.000
Biaya iklan/promosi Rp. 2.000.000
Total Variable Cost Rp. 27.188.000
TOTAL COST (Biaya/Pengeluaran) Rp. 332.771.000

Rincian gaji pegawai per bulan:


1. Sekretaris : Rp. 1.500.000
2. Kepala bagian pemasaran : Rp. 2.500.000
3. Staff bagian pemasaran (2 orang) : Rp. 2.500.000
4. Staff delivery (2 orang) : Rp. 1.000.000
5. Kepala bagian keuangan : Rp. 2.500.000
6. Kepala bagian operasional : Rp. 2.500.000
7. Staff bagian kandang (2 orang) : Rp. 1.500.000
8. Staff bagian pupuk (2 orang) : Rp. 1.500.000
9. Kepala bagian personalia : Rp. 2.500.000
10. Bagian keamanan (3 orang) : Rp. 1.500.000
11. Staff Front Office : Rp. 750.000
12. Cleaning service (2 orang) : Rp. 1.000.000

7.3. Prediksi Penerimaan dan Pendapatan


Penerimaan usaha adalah nilai produk total usaha yang dijual dalam
jangka waktu tertentu dan dalam bentuk rupiah. Sedangkan, pendapatan usaha
atau laba adalah besarnya penerimaan yang diterima setelah dikurangi oleh
pengeluaran atau biaya operasional dan dinyatakan dalam bentuk rupiah. Berikut
prediksi penerimaan usaha PT. Pitik Jaya Organic Farming dalam Tabel 2.

Tabel 2. Prediksi Penerimaan Usaha PT.Pitik Jaya Organic Farming

Harga Satuan
No Jenis Kegiatan Jumlah Total Harga (Rp)
(Rp)
32

1. Penjualan Telur Ayam 336.000 butir Rp. 13.000/Kg Rp. 273.000.000


Broiler (21.000Kg)
2. Penjualan Telur Ayam 112.000 butir Rp. 19.500/Kg Rp. 136.500.000
Kampung (7000Kg)
3. Penjualan Pupuk 3200 zak Rp. 14.000/zak Rp. 44.800.000
Kotoran Ayam
4. Penjualan Ayam Afkir 4000 ekor Rp. 10.000/ekor Rp. 40.000.000
(produk sampingan)
TOTAL REVENUE (Pendapatan) Rp. 494.300.000

Kemudian untuk menghitung laba yaitu dari perhitungan perkiraan


penerimaan yang diketahui sebesar Rp. 494.300.000 dan perhitungan biaya
operasional/pengeluaran dengan total sebesar Rp. 322.671.000. Sehingga dari
perkiraan tersebut dapat diperoleh pendapatan/laba sebagai berikut.

Laba bersih = Total Revenue Total Cost


= Rp. 494.300.000 Rp. 332.771.000
= Rp. 161.529.000
Jadi, laba yang diperoleh dari produksi PT.Pitik Jaya Organic Farming ini
sebesar Rp. 161.529.000.

7.4. Analisis Kelayakan Usaha


Kelayakan usaha merupakan suatu penilaian atau analisis ekonomi
terhadap kegiatan bisnis atau kewirausahaan tertentu dimana dari hasil analisis ini
dapat diketahui apakah usaha atau bisnis ini memiliki prospek yang baik dan
cocok untuk dijalankan. Analisis ekonomi dihitung berdasarkan pada biaya
investasi, biaya tetap, biaya tidak tetap, penghasilan dan laba yang diperoleh
dimana penilaian ini dilakukan diantaranya dengan menghitung Return of
Investment (pengembalian modal), Pay Back Period, dan penghitungan Break
Even Point (titik impas).

Berikut ini perhitungan untuk mengetahui lamanya modal dapat


dikembalikan (payback period) dan break event point (BEP) sebagai berikut:
33

Return of Investment = {(keuntungan+penyusutan)/modal investasi} x 100%


= {(161.529.000+7.000.000)/ 254.373.000} x 100%
= {168.529.000/254.373.000} x 100%
= 66,25 %
Pay Back Period = (total investasi/laba bersih) x 1 tahun
= (254.373.000/168.529.000) x 1 tahun
= 1,5 tahun
= 1 tahun 5 bulan

Break Even Point (BEP)


TR = TC
RU x Q = TFC + (VCU x Q)
Q (BEQ) = TFC/(RU-VCU)
BEQ = TFC/(RU-VCU) (1)
BER = Q x RU (2)
1. Break Even Quantity (BEQ)
a. Produk Telur Ayam Boiler
BEQ = 305.830.000/(273.000.000-27.188.000)
BEQ = 1,24
BER = 1,24 x 273.000.000
BER = 338.520.000
b. Produk Telur Ayam Kampung
BEQ = 305.830.000/(136.500.000-27.188.000)
BEQ = 2,79
BER = 2,79 x 136.500.000
BER = 380.835.000
c. Produk Pupuk Kotoran Ayam
BEQ = 305.830.000/(44.800.000-27.188.000)
BEQ = 17,36
BER = 17,36 x 44.800.000
BER = 777.728.000
34

d. Penjualan Ayam Afkir


BEQ = 305.830.000/(40.000.000-27.188.000)
BEQ = 23,87
BER = 23,87 x 40.000.000
BER = 954.800.000

Perhitungan diatas menunjukan bahwa modal usaha terlunasi sebesar


66,25%. Hal ini berarti dalam waktu 1,5 tahun seluruh biaya investasi sudah
terlunasi. Sementara batas rugi laba atau titik impas (BEP) pada masing
masing penjualan hasil usaha yang ditawarkan bervariasi berdasarkan jenis
produknya baik itu berupa produk utama maupun produk sampingan.
35

DAFTAR PUSTAKA

Safitri, Ela. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Ayam Petelur (Pada C V. Widya
Farm Di Ngemplak Sleman, DIY) [serial online]. www.skripsi-tesis.com
[22 November 2010]

Anonim. 2010. Petani Lebih Menyukai Kotoran Ayam untuk Pupuk Organik
[serial online]. www.sinartani.com [22 November 2010]

Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia. 2010. Pedoman Pelaksanaan


Kegiatanpengembangan Pupuk Organik Dari Kotoran Unggas [serial
online]. ditjennak.go.id/regulasi [22 November 2010]

Poultry Indonesia. 2010. Memanfaatkan Kotoran Ayam [serial online].


www.poultryindonesia.com/modules.php [22 November 2010]

Bappenas. 2010. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan


Beternak Ayam Petelur [artikel online]. www.bappenas.go.id [5 November
2010]

Firmansyah, Anang. 2010. Pupuk Kotoran Ayam di Lahan Kuarsa [artikel online].
Poultryindonesia.com [5 November 2010]

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. 2006. Daftar Harga


Komoditi Peternakan [informasi online].
http://www.semarangkab.go.id/disnakan [6 November 2010]

Anda mungkin juga menyukai