Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN
BUDIDAYA IKAN LELE

KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)


BERKAH
DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL
KABUPATEN PANDEGLANG
2016
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)
BERKAH
DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL
Kp. Munjul Desa Munjul Kec. Munjul Kab. Pandeglang 42276

Nomor : 01/KUBE.B/II/2016 Munjul, 05 Februari 2016


Perihal : Permohonan Bantuan Yth. Direktorat Jendral
Budidaya Ikan Lele Kementrian Sosial RI
di
Jakarta

Dengan hormat,
Salam sejahtera kami sampaikan semoga Bapak senantiasa ada dalam
lindungan Allah SWT dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Amin.
Selanjutnya, kami atas nama Kelompok Usaha Bersama (KUBE) “Berkah” Desa
Munjul Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang merencanakan akan mengolah budi
daya ikan lele agar dapat meningkatkan mutu perekonomian masyarakat serta
memenuhi kebutuhan pangan di Kecamatan Munjul. Setelah kami musyawarahkan
kami segenap petani yang mempunyai kolam di Desa Munjul sepakat untuk
membudidayakan ikan lele, guna memenuhi permodalan budidaya ikan lele sangat
dibutuhkan permodalan yang cukup.
Sehubungan dengan adanya program Kementrian Sosial RI tentang
pembudidayaan ikan dan peningkatan mutu perekonomian masyarakat serta
memenuhi kebutuhan pangan di Desa Munjul Kecamatan Munjul, maka dengan ini
kami Kelompok Usaha Bersama (KUBE) “Berkah” Desa Munjul Kecamatan Munjul
mengajukan permohonan bantuan budidaya ikan lele.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
pertimbangannya kami haturkan terima kasih.

Ketua Kelompok, Sekretaris,

AMINTA ROHAENAH

Mengetahui,
Kepala Desa Munjul,

YULI BUAEDI
PROPOSAL BUDI DAYA LELE

1. Latar Belakang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau
Jawa. Budidaya ikan lele berkembang pesat dikarenakan :
a. dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar
tinggi;
b. teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat;
c. pemasarannya relatif mudah; dan
d. modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya ikan lele dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1m-800m
dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya
dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air
Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian di atas
>800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap
memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan
Budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda
setempat. Budidaya ikan lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran
dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak
tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan
marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air
permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih
dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele adalah sebagai
berikut :
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C.
Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu
makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-
9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele dapat dilakukan
dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di
kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu
pemasukan dan pengeluaran air.
2. Manajemen
Budidaya ikan lele KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) Berkah memiliki
sebuah kelompok manajemen yang cukup kuat, dengan Aminta sebagai Ketua
Kelompok yang telah punya banyak pengalaman dalam pembudidayaan ikan lele
yang bertanggung jawab pada controlling manager serta pengembagan usaha.
Rohaenah sebagai Sekretaris yang memiliki kemampuan dalam mengurus
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) yang cukup memadai, dan Maman sebagai
Bendahara yang bertanggung jawab pada kepegawaian, keamanan kolam dan
rencana pengembangan usaha serta yang tidak kalah penting adalah Luki, Mista,
Sumardi, Madsalim, Devi Piter Haris, Dahlan, Rokayah sebagai anggota
kelompok yang bertanggungjawab pada pembesaran ikan lele yang meliputi
pembelian benih ikan lele, proses pembesaran ikan lele, antisipasi &
penanggulangan penyakit serta link penjualan ketika ikan lele sudah besar.
Kami sudah komitmen untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis ini
dengan sungguh-sungguh, setiap dari kami memiliki keunggulan leleing-leleing
dibidangnya sehingga menjadikan kami kelompok yang saling melengkapi, solid,
amanah dan bertanggung jawab.

3. Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang peternakan
ikan lele yang amanah, sinergi dan profitable
b. Misi
1) Menjadi salah satu kelompok yang menyuplai kebutuhan ikan lele di daerah
kecamatan Munjul;
2) Membudidayakan ikan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murah
3) Menjadi lahan dakwah untuk memajukan ekonomi.

4. Faktor Kunci Sukses


Kunci keberhasilan bagi Budidaya ikan lele adalah :
 Budidaya menggunakan bibit ikan lele yang merupakan bibit unggul di daerah
Munjul;
 Keadaan kolam yang strategis yaitu di tengah perkampungan dan cukup luas
sehingga mampu menampung banyak ikan lele;
 Manajemen keuangan dan sumber daya manusia yang profesional;
 Disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang
ditanggung

5. Gambaran Umum Bentuk Usaha


Kami adalah kelompok yang bergerak dalam budidaya ikan lele. Kami
memiliki sumberdaya-sumberdaya manusia yang handal dan memiliki kapabilitas di
dalamnya. Dari mulai menejerial, pengembangan, dan teknis lapangan.
Dalam budidaya ikan lele membutuhkan waktu persiapan yang lama hingga
bibit yang dihasilkan memenuhi qualitas dan quantitas standar untuk pembesaran
sehingga ada masa kosong yang tidak produktif. Masa itu memiliki periode selama
6 bulan. Untuk mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang produktif
maka kami memanfaatkan kolam-kolam yang kosong tersebut dengan pembesaran
yang bibit pembesarannya kami belikan bukan kami produksi sendiri hingga bibit
yang kami siapkan yang nantinya kami manfaatkan guna pembesaran siap untuk di
manfaatkan.
Untuk tenaga ahli kami memiliki orang yang sudah sangat berpengalaman
baik secara teori maupun praktek di lapangan yang kami peroleh dari penyuluhan
dan bimbingan dari petugas pertanian ikan lele yang merupakan penyuluh yang
sudah berpengalaman dalam pembudidayaan ikan lele di Munjul sehingga sudah
tidak diragukan lagi kemampuannya dalam budidaya dan pemanfaatan ikan lele ke
depan.

6. Analisis Pesaing
a. Pesaing
Banyaknya petani yang membudidayakan ikan lele di daerah Munjul
tidak membuat kami pesimis karena faktanya ikan lele yang dikonsumsi sehari-
hari masih disuplay dari luar Munjul sehingga suplay dari Munjul sendiri masih
kurang.
b. Resiko atau Hambatan
Resiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan
usaha ini adalah:
 Hama penyakit yang ada ketika budidaya berlangsung.
 tingkat mortalitas yang tinggi.
Kedua resiko ini dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik
dan benar oleh ahlinya.
7. Analisi Swot
a. Kelebihan
a. Masih tingginya permintaan pasar terhadap ikan lele terlihat dari mahalnya
harga ikan lele di pasar.
b. Masih impornya perikanan Munjul terutama ikan lele dari luar kota
c. Murahnya harga pekerja dan tanah di wilayah Munjul.
b. Kekurangan
a. Jauhnya jarak antara Munjul dengan tambak menambah biaya transportasi.
b. Angka penyusutan penjualan yang dikarenakan jauhnya jarak ke Munjul
sehingga banyaknya ikan lele yang mati membuat pengurangan nilai
produksi.
c. Ruang kesempatan yang tersedia
a. Banyaknya penjual ikan lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti
ikan lele masih mudah dalam pemasaran.
b. Belum banyaknya pengembangan hasil produk pakan berbahan dasar ikan
lele menjadi wilayah olah sendiri.
d. Ancaman dan penanggulangannya
a. Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali
ikan lele. Untuk itu sudah jelas pastilah kami mencari lahan yang aman dari
banjir.
b. Hama seperti luak dan ular menjadi penting untuk di khawatirkan karena
dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dari
membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah
kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.
c. Penyakit juga biasa menyerang perikanan. Untuk itu kami menganggap
penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya
penyakit dikarenakan adanya bibit-bibit penyakit, juga persiapan lahan yang
matang menjadi salah satu faktor pendekatan terhadap penyerangan
penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap ikan lele
dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting
untuk segera ditanggulangi.

8. Analisis Pengembangan
a. Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap ikan lele
sehingga untuk pengembangan lahan dalam jumlah besar pun masih dirasa
memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada. Seperti misalnya
diciptakannya frencise peternakan ikan lele yang nantinya kita hanya
bermodalkan bibit yang kita produksi sendiri sehingga kita dapat menjual hasil
bibit, peralatan dan pangan terhadap orang yang mengikuti frencise kita.
b. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas equlibrium
penjualan dengan cara mengolah hasil pembudidayaan jadi produk olahan yang
dapat dikonsumsi secara instan yang tenaga ahlinya diambil dari orang yang
telah berpengalaman seperti tim ahli pembudidayaan.
c. Menciptakan momentum dan prestis dari produk ikan lele juga menjadi
marketing dari hasil olah ikan lele sehingga tertancap pada benak mereka
bahwa suatu kebanggaan atau kebiasaan mengonsumsi ikan lele pada waktu
tertentu tentunya dalam pengolahan produk ikan lele berbentuk lain.

9. Analisis Keuangan
a. Modal
Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis ikan lele, biaya awal dan biaya
operasional. Perincian biaya awal dan biaya operasional antara lain sebagai
berikut:
1) Biaya Awal
Biaya awal adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali,
perinciannya sebagai berikut:

2) Biaya Operasional
Biaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu biaya operasional awal dan
biaya operasional berjalan. Pada masa pembesaran membutuhkan biaya
operasional awal dan biaya operasional berjalan, sedangkan pada masa
peternakan hanya biaya operasional berjalan (lihat tabel)
Sehingga modal yang dibutuhkan meliputi:
= Biaya Awal + Biaya Operasional = Modal
= 4.500.000,- + 15.500.000 = 20.000.000
b. Keuntungan
Dari investasi awal tersebut maka dapat dihitung cash flow (dengan
asumsi bahwa minimal ikan lele panen 5 kali dalam setahun dan jumlah tingkat
kehidupan hanya 70% yang nantinya dapat kami tekan hingga di bawah 8%
karena kami memiliki sumberdaya yang mendukung)
= Keuntungan - modal
= 20.000.000 – 29.750.000
= 9.750.000

Munjul, 05 Februari 2016


Ketua Kelompok, Sekretaris,

AMINTA ROHAENAH
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)
BERKAH
DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL
Kp. Munjul Desa Munjul Kec. Munjul Kab. Pandeglang 42276

DOKUMENTASI
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)
BERKAH
DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL
Kp. Munjul Desa Munjul Kec. Munjul Kab. Pandeglang 42276

DOKUMENTASI
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG
KECAMATAN MUNJUL
PEMERINTAH DESA MUNJUL
Alamat : Jl. Raya Munjul - Cikeusik Km. 1 Munjul – Pandeglang 42276

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA MUNJUL


Nomor : /Kep.Ds.2008/X/2015

Tentang

PENGUKUHAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)


TINGKAT DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL KABUPATEN PANDEGLANG

Menimbang : a. bahwa dalam melaksanakan program-program pemerintah yang dilaksanakan di


lapangan perlu dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
b. bahwa dalam rangka mewujudkan cita-cita organisasi Kelompok Usaha Bersama
di desa Munjul Kecamatan Munjul Pandeglang Banten guna terciptanya tujuan
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Munjul Kecamatan Munjul
c. untuk tercapainya sebagaimana poin “a” maka perlu ditetapkannya dengan surat
putusan Kepala Desa.
Mengingat : 1. Negara Republik Indonesia Nomor 447 Sebagaimana Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran-lembaran telah di ubah untuk kedua
kalinya degan undang-undang (lembaran negara republik Indonesia tahun 2008
nomor 59. Tambahan lembaran negara republik Indonesia nomor 4844);
2. Undang-undang Nomor 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahtraan sosial (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 nomor 53.
Tambahan lembaran Negara 3039);
3. Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
(lembaran Negara republik Indonesia tahun 1985 nomor 44. Tambahan lembaran
negara nomor 3298);

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Membuat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) BERKAH.
Kedua : Bahwa namanya yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini adalah anggota
kelompok usaha bersama BERKAH Desa Munjul Kecamatan Munjul Kabupaten
Pandeglang.
Ketiga : Bahwa setelah ditetapkannya surat keputusan ini kepada yang bersangkutan agar
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan apabila terjadi kekeliruan
dalam keputusan ini maka akan diadakan perbaikan dikemudian hari.

Ditetapkan di : Munjul
Pada Tanggal : 06 Oktober 2015

Kepala Desa Munjul

YULI BUAEDI
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA MUNJUL
Nomor : /Kep.Ds.2008/X/2015
Tanggal : 06 Oktober 2015
Tentang : PENGUKUHAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)
TINGKAT DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL
KABUPATEN PANDEGLANG

SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)


DESA MUNJUL MUNJUL KECAMATAN MUNJUL
KABUPATEN PANDEGLANG

1. Pelindung : Kepala Desa Munjul


2. Pengurus Harian :
a. Ketua : Aminta
b. Sekretaris : Rohaenah
c. Bendahara : Maman
d. Anggota : 1. Luki
2. Mista
3. Sumardi
4. Madsalim
5. Devi Piter Haris
6. Dahlan
7. Rokayah

Kepala Desa Munjul

YULI BUAEDI

Anda mungkin juga menyukai