Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 5

Nama Anggota :

 - Mohammad Alif Shidiq (09181035)


 - Boby Indra Wardana (04191012)
 - Deril Setiawan (05191012)
 - Premas Ajie Baskara (06191038)
APARTEMEN KEPITING: PEMBUDIDAYAAN KEPITING SOKA
BERBASIS TEKNOLOGI VERTIKAL KELURAHAN TERITIP
BALIKPAPAN
Latar Belakang

 Kami ingin menerapkan alat bebentuk apartemen untuk pembudidayaan


kepiting soka dengan teknologi berbasis vertikal, agar dapat menghemat
lahan pembudidayaan kepiting. Melalui alat apartemen kepiting berbasis
teknologi vertikal ini berkonsep budidaya crab box yang disusun secara
bertumpuk dan aerasi menggunakan mesin air dengan rangkaian seri. Konsep
budidaya ini juga bersifat fleksibel karena crab box dapat dibongkar dan
dapat disusun sedemikian rupa.
Rumusan Masalah
 Bagaimana mengaplikasikan teknologi pengairan modern dan efisiensi
tempat untuk pembudidayaan kepiting soka.
 Bagaimana memanfaatkan penggunaan lahan tambak yang terbatas dan
meningkatkan produktivitas pembudidayaan kepiting soka.

Tujuan
 Untuk mengaplikasikan teknologi pengairan modern dan efisiensi tempat
untuk pembudidayaan kepiting soka di Kota Balikpapan.
 Untuk meningkatkan efisiensi lahan tambak dan peningkatan produktivitas
pembudidayaan kepiting soka di Kota Balikpapan.
Luaran yang Diharapkan
 Dihasilkan rancangan apartemen kepiting soka dengan teknologi berbasis
vertikal yang sederhana, mudah, dan efisien.
 Terciptanya apartemen kepiting soka berbasis vertikal yang dapat
menyelesaikan permasalahan para petambak kepiting soka dalam
pembudidayaan.

Manfaat
 Untuk mahasiswa
Dapat mengetahui rancangan pembuatan teknologi kepiting apartemen
yang berbasis modern.
 Untuk mitra
Menghemat lahan pertanian karena di buat seperti apartemen,
memudahkan pembudidayaan kepiting agar hasilnya lebih produktif.
 Untuk pemerintah
Dengan adanya rancangan pembuatan teknologi kepiting dapat
membantu perekonomian rakyat/kota tersebut tetapi tidak dengan skala
besar.

Komoditas Kepiting
 Di wilayah Indo Pasifik Barat, jenis kepiting dan rajungan diperkirakan ada
234 jenis, sedangkan di Indonesia terdapat sekitar 124 jenis. Tidak semua
jenis kepiting dan rajungan merupakan jenis yang dapat dimakan (edible
crab) karena ukuran tubuhnya yang tidak cukup besar dan bisa
menimbulkan keracunan. Di Indonesia, kepiting bakau dan rajungan
merupakan jenis kepiting konsumsi yang mendominasi ekspor komoditas
kepiting Indonesia.
Kepiting banyak terdapat di area pesisir dimana terdapat mangrove dan air
payau. Habitat kepiting bakau terdapat di perairan yang memiliki hutan
mangrove. Hutan mangrove menjadi habitat berbagai jenis organisme yang
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan ekosistem. Kepiting
bakau ditemukan di daerah estuari dan kebanyakan ditangkap di daerah
pesisir seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua
(Sulistiono, 1994).

Spesifikasi Kepiting
 Kepiting bakau dapat dibagi dalam 4 golongan (tiga spesies dan satu
subspesies) yaitu Scylla serrata, Scylla olilvacea, Scylla tranquberica dan
Scylla Paramamosain. Scylla serrata adalah spesies kepiting bakau yang
dominan di Indonesia.
Budidaya Kepiting Soka
Kepiting bakau merupakan komoditi ekspor yang masih diminati terutama
produk dalam bentuk kepiting soka. Akan tetapi sampai saat ini masih banyak
kendala yang dihadapi antara lain waktu ganti kulit atau molting yang tidak
serentak dan periode pemeliharaan yang relatif lama serta tingginya angka
kematian (Susanto, 2008). Kepiting bakau dalam menjalani kehidupannya dari
perairan pantai ke laut, kemudian induk berusaha ke perairan pantai, muara
sungai, atau perairan berhutan bakau untuk berlindung, mencari makan,
atau membesarkan diri. (Kanna, 2002).
Vertikal Metode
Dalam konsep budidaya bak susun ini lahan yang digunakan relatif kecil dari
pembudidayaan di tambak, serta produksi 3 kali akan lebih besar dari pada
tambak. Budidaya ini tergolong ekonomis karena pembudidaya tidak harus
membuat dan mengolah lahan tambak lagi karena media hidup kepiting
berupa bak persegi yang disusun secara bertumpuk dan aerasi
menggunakan mesin air dengan rangkaian seri. Konsep budidaya daya ini
juga bersifat fleksibel karena bak dalam budidaya ini memungkinkan untuk
dapat di bongkar dan dapat di susun sedemikian rupa sehingga akan
memudahkan dalam pembersihan setelah panen dan pengkondisian
lingkungan. Konsep budidaya ini juga di lakukan di pesisr pantai guna
memanfaatkan lahan yang masih sangat kosong di daerah pesisir pantai
(Nurdin, 2010)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai