Anda di halaman 1dari 8

Kelompok:

Definisi Metalis: dalam bahasa Indonesia metal = logam. Logam

adalah mineral yg tidak tembus pandang, dapat menjadi


penghantar panas dan arus listrik .

Macam- macam bahan logam (metal):


Besi, emas, perak, tembaga, timah, nikel, titanium, aluminium,

zink, dll.

Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan

pangan yaitu :
1. bentuk kaleng tinplate (plat timah)

komponen utama untuk tutup botol atau jars

2. kaleng alumunium
digunakan dalam industri minuman misal: kaleng minuman soda

3. bentuk aluminium foil


sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-

sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik

Kelebihan aluminium untuk kemasan makanan


tidak berbau
tidak ada rasa
tidak berbahaya dan hygienis
tidak mudah membuat pertumbuhan bakteri dan jamur
tidak terpengaruh sinar matahari
tidak dapat terbakar, tidak bersifat menyerap bahan atau zat

lain
tidak menunjukkan perubahan ukuran
yang utama adalahtensile strength, elastisitas dan daya
tahannya terhadap sobekan dan lipatan.

Proses pembuatan kaleng


1. Printing/coating
Tujuan: Pembuatan dekorasi dan melindungi kaleng dari karat atau

untuk mencegah reaksi antara tinplate dengan bahan yang dikemas.

2. Slitting/shearing
Proses memotong tinplate menjadi body blank atau strip yang

digunakan untuk pembuatan komponen-komponen kaleng sesuai


kebutuhan.

3. Pressing
Proses pembuatan komponen-komponen kaleng seperti tutup atas /

bawah atau body kaleng pada two pieces. Jumlah proses pembuatan
komponen tergantung dari bentuk kaleng yang akan dibuat.

4. Assembly
Proses menyatukan badan dan tutup kaleng dengan menggunakan

mesin-mesin soudronic, soldering atau mesin lain.

Proses pembuatan aluminium foil:

1. Peleburan bahan mentah (raw material) yang terdiri dari batangan

aluminium dan scrap (produk cacat) di dalam tungku dengan suhu 800oC.

2. Penambahan unsur paduan seperti Fe dan Si kemudian dibersihkan


(skimming) dari kotoran yang berupa kerak atau abu.
3. Masuk ke dalam holding furnace pada suhu 750oC lalu ke degasser untuk
p elepasan hydrogen dari kandungan aluminium.
4. Setelah itu aluminium disaring dengan filter dari bahan keramik baru
masuk ke mesin casting yang berjalan continue.
5. Aluminium yang sudah dicasting digulung dalam coil menjadi aluminium
strip. Dari situ di roll dalam mesin roughing mill (Blow Knox) sampai
ketebalan tertentu lalu dihomogenizing.
6. Kemudian di roll lagi untuk masuk tahap intermediate annealing.
Kemudian di roll lagi hingga ketebalan 65 m baru dipindah ke mesin foil
mill. Dalam mesin foil mill aluminium di roll sampai dengan ketebalan
minimal 7 m.

DAFTAR PUSTAKA
Herman, A.S., 1990. Kandungan Timah Putih (Sn) Dalam Makanan kaleng. Di dalam :
S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam
Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Winarno, F.G., 1995 Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Himka Polban. ( 22 Februari 2013). Laporan Pembuatan Tawas dari Limbah
Aluminium Foil. Diakses pada (05 Maret 2013).
http://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-anorganik/laporan-pembuatan-tawasdari-limbah-aluminium-foil/
Eka Saputra. ( 01 Maret 2012). Mengolah Laba dari Limbah Aluminium. Diakses pada (04
Maret 2013) dari http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2012/02/mengolah-laba-darilimbah-aluminium.html

Anda mungkin juga menyukai