PENDAHULUAN
1
2
1.4 Hipotesis
Diduga ada pengaruh bakteri asam laktat terhadap kelarutan logam kemasan
kaleng pada makanan yang ada di dalam kaleng. Asam laktat sebagai hasil
fermentasi bakteri asam laktat menciptakan suasana asam yang menyebabkan
oksidasi logam kemasan kaleng selama masa penyimpanan.
4
5
yang dikemasnya itu bersifat asam, atau peka terhadap timah maupun besi. Kata
kaleng oleh awam diartikan sebagai wadah yang terbuat dari logam, sehingga
tercakup di sini wadah aluminium. Kata inggris canned food sering kita
terjemahkan sebagai makanan kaleng, meskipun dalam pengertian canned ini bisa
digunakan wadah yang terbuat dari kaca, plastik, aluminium.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kaleng).
Kebanyakan makanan dan minuman kaleng memang menggunakan
lembaran baja bersalutkan timah sebagai wadahnya. Timah relatif tidak bersifat
racun, dan salutan ini tampak menarik karena berkilat dan tahan terhadap karat.
Cara pelapisan bermacam-macam: pelapisan secara listrik (timah diendapkan
dengan cara elektrolisis), pencelupan lembaran baja ke dalam timah cair,
pencelupan ke dalam larutan garam timah (garam stanat-asetat; timah yang
berbentuk karena reduksi stanat oleh besi akan menempel pada permukaan
lempeng baja itu). Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari
penemuan Nicolas Paper pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh
seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan
produksi massal, pada akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk
konsumen. Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik
kemasan karena berkilat dan tahan karat.
Dulu kaleng ditutup dengan mematri satu demi satu, sekarang penyegelan
dilakukan dengan mesin. Dalam tahun 1963 dipatenkan kaleng dengan tutup yang
dapat dibuka dengan menarik bagian yang menonjol. Kaleng yang diproduksikan
setelah sekitar tahun 1960 lebih tipis dan ringan, umumnya dibuat dari aluminium.
mengandung timah putih sebanyak 2,8 g/m, TP26 = 5,6 g/m, TP70 = 8,4
g/m.
peluang untuk berkarat lebih tinggi, sehingga harus diberi lapisan pada
kedua belah permukaannya.
8
9
Makanan kaleng yang banyak beredar di pasaran memang beragam jenisnya dan
merupakan makanan yang banyak di konsumsi. Makanan yang dikemas dalam
kaleng memang lebih tahan lama dibandingkan dengan makanan yang sama,
tetapi tidak dikalengkan. Beberapa jenis makanan kaleng tersebut di antaranya ada
:
1. Daging dan ikan kaleng, biasanya sering kita temui dengan daging olahan
atau ikan olahan seperti kornet sapi, ayam, ataupun ikan kaleng sarden
ataupun tuna. Sumber protein hewani banyak dikalengkan agar tahan lama.
Hasil perlautan seperti ikan-ikanan ini bisa sangat melimpah suatu waktu
namun, bisa juga hasilnya sedikit di waktu lain. Dengan mengawetkan ke
dalam kemasan kaleng, tetapi tidak perlu khawatir akan kekurangan
kebutuhan zat gizi yang terkandung di dalam ikan ini. Ikan yang
dikalengkan biasanya sebelum dimasukkan ke dalam kemasan sudah
dimasak jadi hanya tinggal dihangatkan kembali dan juga bisa ditambah
bahan makanan sesuai selera untuk tambahan lauk pauk.
2. Sayuran kaleng, pada jenis ini makanan polong-polongan yang berbentuk
seperti biji-bijian ini banyak dikemas dalam bentuk kalengan. Pada jenis
sayuran memiliki sumber vitamin dan juga kandungan mineral yang sangat
dibutuhkan untuk aktivitas keseharian tubuh. Menyediakan kacang-
kacangan kaleng di rumah dinilai lebih praktis oleh sebagian orang yang
tingkat kesibukannya tinggi. Mereka lebih membutuhkan banyak vitamin
untuk membangkitkan serta untuk menjaga daya tahan tubuh.
3. Makanan olahan, seperti saus tomat, sambal masak merupakan makanan
kaleng olahan yang berasal dari tomat. Makanan kaleng ini juga sangat enak
untuk dijadikan sebagai teman lauk utama.
hilang dalam setiap prosesnya. Jenis sayuran juga dilakukan proses pengeringan
untuk mematikan mikroba pembusuknya, hal ini dapat menghilangnya kandungan
gizi saat pemanasan pada suhu tinggi.
Banyak yang meyakini bahwa kandungan nutrisi makanan kaleng lebih
rendah dibandingkan makanan segar atau makanan beku. Jenis nutrisi makro tidak
terpengaruh oleh proses pengawetan makanan kaleng. Misalnya seperti
karbohidrat, protein, dan lemak, pada mineral dan jenis Vitamin yang larut lemak,
seperti vitamin A, D, E, serta K. Sejumlah jenis makanan kaleng justru
mengandung nutrisi lebih tinggi. Misalnya, jagung dan tomat. Bahan-bahan
makanan tersebut mengelarkan lebih banyak antioksidan saat pemanasan. Vitamin
yang larut dalam air bisa jadi berkurang atau rusak dalam proses pemanasan
kaleng. Misal pada Vitamin B, dan C.
Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya pengaratan pada bagian
dalam kaleng yang terbuat dari “ tinplate ” adalah :
1. Pada sifat dari bahan makanan, terutama Ph.
2. Adanya bahan pemacu terjadinya karat seperti nitrat, belerang, zat warna,
anthocyanin, dan lainnya.
3. Banyaknya sisa oksigen dalam bahan makanan dan pada bagian atas kaleng.
4. Macam “ tinplate “ (misalnya: berat lapisan timah, komposisi lapisan baja
dasar, keefektifan perlakuan pada permukaan lapisan, dan sebagainya).
5. Suhu dan waktu penyimpanan. (K.A. Buckle, et.al, 1985).
umumnya dalam bentuk bubuk halus maupun bubuk kasar. Rempah-rempah dapat
bertindak sebagai bahan pengawet untuk menutupi bau busuk pada bahan
makanan.
Saus tomat merupakan salah satu pengawet dalam makanan kaleng,
khususnya ikan dalam kaleng. Komposisi saus tomat pada umumnya terdiri dari
pasta tomat, gula, garam, tepung jagung, natrium benzoat, air. Menurut
(Moeljanto, 1982) saus tomat berfungsi sebagai pengawet karena kemampuannya
sebagai penghantar panas sehingga memperpendek waktu sterilisasi dan
menurunkan Ph.
Tetapi tidak semua makanan atau minuman baik untuk dikonsumsi dengan
berbahan dasar kaleng sebagai kemasan, misalnya pada buah dan sirup buah
kemasan kaleng mengandung pengawet natrium benzoat dan dapat dipastikan
karena terciumnya bau balsem. Natrium benzoat merupakan salah satu bahan
pengawet yang umumnya digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan
minuman seperti sari buah, makanan ringan, saus tomat, jely, manisan, kecap, dan
lain-lain. Batas maksimum penggunaan natrium benzoat untuk makanan lain
sebagai bahan tambahan makanan sebesar 1d/ kg bahan sesuai dengan Permenkes
RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan. (Zega, 2019).
dari itu tidak salah satu juga untuk membatasi anggaran untuk makanan kaleng hal
ini akan memberhentikan dari kecanduan makanan kaleng berkurang. Saat muncul
keinginan untuk mengkonsumsi makanan kaleng, yang perlu diingat adalah
mengganti cemilan dengan kandungan zat gizi yang sehat seperti mengkonsumsi
buah-buahan. Salah satu cara menghentikan kecanduan terhadap makanan kaleng
adalah dengan menentukan tujuan bahwa yang ingin mempunyai kehidupan yang
lebih sehat. Dengan menanamkan kesadaran akan pentingnya pola makanan untuk
hidup yang lebih sehat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu makanan kaleng memiliki dampak
positif dan negatif. Dampak negatif akan terjadi bila makanan kaleng yang di
konsumsi melampaui batas atau kelebihan. Selain itu, cara masak juga
mempengaruhi baik buruknya makanan kaleng bagi kesehatan tubuh. Di samping
dampak yang tidak menyenangkan yang ia miliki, makanan kaleng juga memberi
dampak positif seperti yang telah dibahas sebelumnya.
4.2 Saran
Sebaiknya peneliti dapat meneliti dan menganalisa memilih makanan
dengan tepat, menghimbau WHO atas dasar makanan di atas bukan berarti kita
dilarang mengonsumsinya, paling tidak pola hidup sehat juga didukung oleh pola
makanan dengan gizi seimbang dan menyeimbangkan keduanya.
Dan juga hindarkan makanan yang berbau kaleng, jangan pedulikan gengsi
karena ini untuk keselamatan dan kesehatan, pada saat membeli makanan ataupun
minuman menggunakan kemasan kaleng agar tetap membaca tabel gizi dan
bahan-bahan apa saja yang digunakan dan menggunakan pengawet apa saja.
15
DAFTAR KEPUSTAKAAN
https://www.scribd.com/document/457635825/MAKANAN-KALENG#
https://id.wikipedia.org/wiki/Kaleng
Buckle K.A, R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. (1987). Ilmu Pangan.
Bureau. and Multon. 1995). Food Packaging Technology Vol I. VCH Publisher.
Jerman
16