Anda di halaman 1dari 19

Logam Timbal

(Pb)
The Members
KELOMPOK 3

Dedy Irawan (PO7134121001) Adelia Puspita Sari (PO7134121026)


Shandrilia Puspita Ridti (PO7134121006) Sindi Larashati (PO7134121029)
Aisiyah Rahayuning Anatasya (PO7134121015) Nabillah Tiawati (PO7134121032)
Hesty Mulyana (PO7134121018) M. Fauzan Aditya Tama (PO7134121034)
Nadia Noprita (PO7134121019) Melia Atika Febriani (PO7134121044)
Abelia (PO7134121021) Oktri Miranthi (PO7134121046)
Nurhayati (PO7134121022)
PENGERTIAN
Timbal adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam
kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui
proses alami. Timbal yang ada di lingkungan lebih banyak
dihasilkan oleh kegiatan manusia dibandingkan timbal yang
berasal dari proses alami. Timbal pada tabel periodik unsur kimia
termasuk dalam kelompok logam golongan IV-A. (Palar, 2008 )

Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat,


mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan logam-logam biasa,
kecuali emas dan merkuri, merupakan logam yang lunak sehingga dapat
dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat
dibentuk dengan mudah. Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal sangat
rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air
panas, dan air asam. Timbal dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat, dan
asam sulfat pekat (Palar, 2008).
Karakteristik dan Sifat Timbal
Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk,
memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk
melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal adalah logam
yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat dan memiliki
bilangan oksidasi +2 (Sunarya, 2007).

Timbal mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom


207,20. Titik leleh timbal adalah 1740 0C dan memiliki
massa jenis 11,34 g/cm3 (Widowati, 2008). Palar (1994)
mengungkapkan bahwa logam Pb pada suhu 500-600 0C
dapat menguap dan membentuk oksigen di udara dalam
bentuk timbal oksida (PbO).
Toksisitas Logam
Timbal
Berdasarkan toksisitasnya, logam berat digolongkan ke dalam tiga golongan,
yaitu:
1. Hg, Cd, Pb, As, Cu dan Zn yang mempunyai sifat toksik yang tinggi,
2. Cr, Ni dan Co yang mempunyai sifat toksik menengah
3. Mn dan Fe yang mempunyai sifat toksik rendah (Connel and Miller, 1995)
Toksisitas logam berat sangat dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia dan
biologi lingkungan. Beberapa kasus kondisi lingkungan tersebut dapat
mengubah laju absorbsi logam dan mengubah kondisi fisiologis yang
mengakibatkan berbahayanya pengaruh logam. Akumulasi logam berat Pb pada
tubuh manusia yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan anemia,
kemandulan, penyakit ginjal, kerusakan syaraf dan kematian.
Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksitasnya
dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
• Sistem hemopoeitik: timbal akan mengahambat sistem pembentukan hemoglobin
sehingga menyebabkan anemia
• Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan enselfalopati dan
gejala gangguan saraf perifer
• Sistem ginjal : dapat menyebabkan aminoasiduria, fostfaturia, gluksoria,
nefropati, fibrosis dan atrofi glomerular
• Sistem gastro-intestinal: dapat menyebabkan kolik dan konstipasi
• Sistem kardiovaskular: menyebabkan peningkatan permeabelitas kapiler
pembuluh darah
• Sistem reproduksi: dapat menyebabkan kematian janin pada wanita dan
hipospermi dan teratospermia (Darmono, 2001).
Beberapa Komoditas atau Sumber Pb yang Banyak
Terjadi Kontak
Udara
Berdasarkan penelitian telah diketahui bahwa pencemaran Sayuran
oleh timbal terbesar berada di udara, yaitu sekitar 85%. Sumber pencemaran timbal
Pencemaran tersebut terutama dari sisa gas buang dari yang lain berasal dari berbagai
pembakaran bahan bakar kendaraan yang belum bebas dari komoditi sayuran yang ditanam di
timbal. tepi jalan raya. Sayuran tersebut
dapat terkontaminasi oleh timbal.
Air Penelitian menunjukkan bahwa teh
Timbal yang ada di dalam air dapat masuk ke
yang ditanamdi di dekat jalan raya
dalam organisme di perairan, dan jika air tersebut
yang padat akan lalu lintas
merupakan sumber air konsumsi masyarakat maka
mengandung timbal dengan
timbal tersebut tentunya akan masuk ke dalam tubuh
melebihi ambang batas (Hikmah,
manusia. Baku mutu timbal di perairan berdasarkan
2004).
PP No. 20 tahun 1990 adalah 0,1 mg/l. Pada analisa
kandungan timbal dalam tumbuhan air didapatkan
13,0 mg/kg timbal pada pajanan 10 μg/l. Akar
tumbuhan mengandung 2,5 kali lebih tinggi dari
batang.
Dari Bahan Pangan
Bagi kebanyakan orang, sumber utama asupan timbal adalah
makanan yang biasanya mengandung 100-300 mikrogram/hari.
Makanan/minuman yang dikemas dalam kaleng, terutama yang
Tanah bersifat asam, terbukti dari hasil penelitian kadar Pb dalam
Keberadaan timbal di dalam tanah dapat berasal kemasan kaleng sebesar 637,64 ± 94,25 ppm dan kadar Pb yang
dari emisi kendaraan bermotor, di mana partikel bermigrasi ke dalam makanan/minuman bisa mencapai 0,171 ±
timbal yang terlepas ke udara, secara alami dengan 0,02 ppm. Makanan yang mengandung kadar timbal yang tinggi
adanya gaya gravitasi, maka timbal tersebut akan adalah dari kelompok makanan kaleng, seperti terlihat pada daftar
turun ke tanah. Kandungan timbal dalam tanah di bawah .
bervariasi misalnya karena kepadatan lalu lintas, jarak
dari jalan raya dan kondisi transportasi. Kandungan Daftar kelompok makanan yang tercemar timbal :
timbal lebih banyak ditemukan pada permukaan tanah a. Makanan kaleng : 50 - 100 mikrogram/kg.
sampai beberapa cm di bawahnya. b. Hasil ternak (hati, ginjal) : 150 mikrogram/kg.
c. Daging : 50 mikrogram/kg.
d. Ikan : 170 mikrogram/kg.
e. Udang dan kerang : >250 mikrogram/kg.
Perhiasan dan Kosmetik Plastik
Kematian seorang anak setelah menelan sebuat liontin yang
mengandung timbal tanpa disengaja pada tahun 2004
Dari kotak makan hingga boneka film aksi
mendorong CLEARCorps, sebuah kelompok advokasi nirlaba (action figure), roda kereta mainan hingga bak
yang berbasis di AS, untuk melakukan skrining nasional di mandi, produk-produk plastik yang mengandung
tingkat ritel terhadap kadar timbal pada perhiasan anak-anak
timbal sebagai zat pewarna atau pengatur
Kemungkinan lainnya terjadi kontaminasi timbal di Indonesia
berasal dari kosmetik, perhiasan dan cat. Celak merupakan keseimbangan berbahaya bagi anak-anak.
salah satu kosmetik untuk mata, hampir sama dengan maskara, Kontaminasi timbal dalam mainan di Indonesia
banyak digunakan oleh wanita di Timur Tengah. Sebuah juga telah digolongkan berbahaya. Kebanyakan
penelitian oleh Ashban et al (2004) menemukan bahwa banyak
celak dari Saudi Arabia terkontaminasi dengan timbal. mainan yang terkontaminasi dengan timbal
merupakan mainan import dari Cina (Qamariah
2007).
Analisis Logam Timbal dengan
AAS
Analisis kadar logam berat seperti Pb dapat dilakukan dengan metode Atomic
Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Pemilihan metode spektrometri serapan atom
karena mempunyai sensitifitas tinggi, mudah, murah, sederhana, cepat, dan cuplikan
yang dibutuhkan sedikit (Supriyanto, dkk., 2007). Analisis menggunakan AAS juga
lebih sensitif, spesifik untuk unsur yang ditentukan, dan dapat digunakan untuk
penentuan kadar unsur yang konsentrasinya sangat kecil tanpa harus dipisahkan
terlebih dahulu.

Prinsip AAS
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Sampel Pb diatomisasi dengan
nyala maupun dengan tungku. Pada atomisasi temperatur harus benarbenar terkendali dengan sangat
hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Biasanya temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk
menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan senyawa yang dianalisis.
Sumber radiasi harus bersifat sumber yang kontinyu. Analisis dengan
AAS menganut hukum Lambert Beer untuk menyatakan hubungan antara
absorbansi yang terukur dengan konsentrasi sampel. Komponen-komponen
spektrofotometer serapan atom (AAS) dapat dilihat pada gambar 2

Keterangan gambar :
1. Suplai daya / sumber sinar
2. Sistem pengatoman
3. Monokromator
4. Deterktor
5. Sistem pembacaan
Dekstruksi Basah
Preparasi Sampel Dekstruksi basah yaitu pemanasan sampel (organik
Pada Spektrofotometer Serapan Atom, sampel atau biologis) dengan adanya pengoksidasi kuat
dibutuhkan dalam berntuk cair atau larutan. Sampel seperti asam-asam mineral baik tunggal maupun
yang berbentuk solid harus dilarutkan dengan pelarut campuran
yang sesuai. Apabila sampel tidak larut, sampel dapat
dihancurkan, dengan hotplate atau dengan microwave, Ada tiga macam cara kerja dekstruksi basah,
menggunakan HNO3, H2SO4 atau HCLO4. Cara yaitu :
alternatif yaitu sampel dapat diekstraksi dengan soxhlet 1. Dekstruksi basah menggunakan HNO3 dan
(Harvey, 2000). Sampel cair dapat langsung HClO4
diidentifikasi tanpa perlu melakukan preparasi sampel. 2. Dekstruksi basah menggunakan HNO3,
H2SO4 dan HClO4
3. Dekstruksi basah menggunakan HNO3, H2SO4
dan H2O2
Dekstruksi Kering
Dekstruksi kering merupakan yang paling umum digunakan
dengan cara membakar habis bagian organik dan meninggalkan
residu anorganik sebagai abu untuk analisis lebih lanjut. Pada
destruksi kering suhu pengabuan harus diperhatikan karena banyak
elemen abu yang dapat menguap pada suhu tinggi, selain itu suhu
pengabuan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu.
Oleh karena itu suhu pengabuan untuk setiap bahan berbedabeda
bergantung komponen yang ada dalam bahan tersebut.

Pengabuan kering dapat diterapkan pada hampir semua analisa mineral,


kecuali merkuri dan arsen. Cara ini lebih membutuhkan sedikit ketelitian sehingga
mampu menganalisa bahan lebih banyak dari pada pengabuan basah. (Apriyanto,
1989). Namun pada destruksi kering sering terjadi kehilangan unsur-unsur mikro
tertentu karena suhu pemanasan yang tinggi, dapat juga terjadi reaksi antara unsur
dengan wadah.
Gejala dari Dampak
Terpapar Timbal
Keracunan Subakut
Keracunan Akut
Keracunan subakut terjadi bila seseorang berulang kali
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan
terpapar racun dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang
timbal akut secara tidak sengaja yang pernah terjadi
menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih
adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut
menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis
mulai timbul 30 menit setelah meminum racun
flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti
dengan kejang-kejang dan koma

Keracunan Kronik
Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan
keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para
pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri,
karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti
penyusun huruf pada percetakan, pengatur komposisi media cetak,
pembuat huruf mesin cetak, pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas
pemasang pipa gas
Prosedur Pemeriksaan
Timbal
Pra Analitik
A. Pembuatan Larutan Standar Timbal (Pb)
a. Larutan Baku Timbal (Pb) 100 ppm
1. Pipet 1 mL larutan baku timbal (Pb) 1000 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
2. Tambahkan larutan pengencer (aquadest) sampai tanda batas.
b. Pembuatan Larutan Seri Standar Timbal (Pb)
3. Larutan baku Timbal (Pb) 10 ppm dipipet 0,0 mL; 0,5 ml; 1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL; 10,0 mL; dan 20,0 mL.
4. Masing-masing larutan dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL.
5. Larutan ditambahkan larutan pengencer (aquadest) sampai tanda batas, hingga diperoleh kadar Timbal (Pb) 0,0
ppm; 0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,2 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm.
6. Pengukuran larutan standar dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) pada panjang gelombang 283,3 nm
Analitik
Cara Pemeriksaan Sampel
1) Sampel dihomogenkan dengan cara di kocok.
2) Dimasukkan 100 mL sampel yang sudah dihomogenkan ke dalam gelas piala.
3) Tambahkan 5 mL asam nitrat (HNO3) ke dalam gelas piala yang berisi sampel.
4) Sampel dipanaskan di pemanas listrik sampai larutan sampel hampir kering.
5) Sampel yang hampir kering tersebut, kemudian ditambahkan 50 mL aquadest.
6) Sampel disaring dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
7) Tambahkan aquadest sampai tanda batas.
8) Pengukuran kadar sampel dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) pada
panjang gelombang 283,3 nm.
Pembuatan kurva kalibrasi
1) Pembuatan kurva kalibrasi dlakukan sebagai berkut :
2) Alat AAS diatur dan dioptimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk
pengujian logam.
3) Diukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang
283,3 nm. Kemudian dicatat masing-masing serapannya (absorbans).
4) Dibuat kurva kalibrasi dari data-data yang telah diperoleh dan ditentukan
persamaan garis lurusnya yaitu Y = bX + a

Cara Pengujian Sampel


Diukur masing-masing larutan uji yang telah dipreparasi pada panjang
gelombang 283,3 nm dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) menggunakan
lampu holow katoda Pb.
Post Analitik
a. Baca dan catat hasil.
Lalu laporkan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai