Anda di halaman 1dari 16

TIMAH HITAM (PLUMBUM / Pb)

Untuk Memenuhi Tugas Agen Kimia Penyakit

Disusun oleh :
1. Qusna Nur Anisa (25010113130385)
2. Amalia Mustika Hayati (25010113140405)
3. Dean Yustisia Putra (25010113130410)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

1
LATAR BELAKANG

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Agen Kimia
Penyakit yang berjudul Timah Hitam (Plumbum/Pb) dengan lancar. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Agen Penyakit dengan harapan dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk memahami tentang timah hitam.
Dalam menyusun makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, Tak ada gading
yang tak retak dan tak ada laut yang tak berombak oleh karena itu kami mohon
maaf apabila ada kekurangan, kritik dan saran kami harapkan guna kesempurnaan
makalah selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Semarang, 20 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................5
D. Manfaat...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................6
1. Sumber Logam Berat...............................................................................6
2. Karakteristik............................................................................................8
3. Perjalanan Setelah Keluar dari Sumber...................................................9
4. Nasib di Media Lingkungan....................................................................10
5. Dampak Pada Media Lingkungan...........................................................11
6. Carau Masuk Kedalam Media ................................................................12
7. Dampak Pada Manusia............................................................................12
8. Pencegahan..............................................................................................14
BAB III PENUTUP...................................................................................................16
Simpulan..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Plumbum adalah sejenis unsur yang mempunyai nombor atom 82 dan
diberikan simbol Pb. Plumbum dalam Bahasa Melayu juga dikenali sebagai timah
hitam. Plumbum adalah logam lembut dan mudah tertempa. Logam ini tergolong
dalam kumpulan logam lemah. Plumbum juga merupakan sejenis logam berat.
Plumbum yang baru dikerat berwarna putih kebiru-biruan, tetapi dengan serta-
merta menjadi kusam (sebam) apabila terdedah kepada udara. Apabila dilebur
menjadi cecair, plumbum berwarna perak krom berkilau.

Nombor atom plumbum adalah yang paling tinggi antara kesemua unsur-
unsur stabil. Namun demikian, bismut yang mempunyai nombor atom yang lagi
tinggi daripada plumbum, juga dianggap sejenis unsur yang stabil walaupun
sebenarnya adalah sedikit radioaktif (mempunyai separuh hayat dengan jangka
masa yang sangat lama).

Plumbum mempunyai banyak kegunaaan/aplikasi dalam pembinaan


bangunan, pembuatan bateri asid plumbum, peluru, bebola plumbum dan
pemberat. Aloi-aloi boleh lakur seperti piuter dan pateri juga mengandungi unsur
plumbum.

Plumbum merupakan neurotoksin yang sangat poten (berbahaya), sama


seperti raksa. Plumbum cenderung untuk bertumpuk (terkumpul) dalam tisu-tisu
lembut badan dan tulang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber logam berat (sesuai topik yg anda pilih) baik alamiah maupun
atropogenik (hasil aktifitas manusia) dalam timah hitam?
2. Bagaimana karakteristik (Sifat kimia, fisika) timah hitam?
3. Bagaimana perjalanan setelah keluar dari sumber?
4. Bagaimana nasib di media lingkungan (air, tanah, udara, makanan/minuman)?
5. Bagaimana dampak pada media lingkungan?
4
6. Bagaimana rute masuk ke dalam makanan, hewan, manusia?
7. Bagaimana dampak timah hitam pada manusia?
8. Bagaimana pencegahan agar tidak terpengaruh dengan timah hitam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja sumber logam berat (sesuai topik yg anda pilih) baik
alamiah maupun atropogenik (hasil aktifitas manusia) dalam timah hitam
2. Untuk mengetahui karakteristik (Sifat kimia, fisika) timah hitam
3. Untuk mengetahui perjalanan setelah keluar dari sumber
4. Untuk mengetahui nasib di media lingkungan (air, tanah, udara,
makanan/minuman)
5. Untuk mengetahui dampak pada media lingkungan
6. Untuk mengetahui rute masuk ke dalam makanan, hewan, manusia
7. Untuk mengetahui dampak timah hitam pada manusia
8. Untuk mengetahui pencegahan agar tidak terpengaruh dengan timah hitam

D. Manfaat
1. Bagi pembaca agar dapat memahami sepenuhnya tentang timah hitam.
2. Bagi penulis agar dapat menyusun makalah tentang timah hitam.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Sumber logam berat (sesuai topik yg anda pilih) baik alamiah maupun
atropogenik (hasil aktifitas manusia).
Masalah polusi plumbum (Pb) sebagai salah satu logam berat
merupakan masalah yang serius di negara-negara maju maupun Negara
berkembang seperti Indonesia. Polusi plumbum di lingkungan hidup berasal
dari proses pertambangan, peleburan logam, industri yang menggunakan
bahan baku plumbum (misalnya pabrik cat, kabel, enamel, gelas, baterai dan
pestisida) dan asap kendaraan bermotor. Pada golongan usia muda senyawa
plumbum sangat potensial merusak sistem saraf sehingga pada anak-anak
dapat disertai penurunan intelligencequotient (IQ) yang mengakibatkan anak-
anak cenderung lamban dalam berpikir dan tidak cerdas.Penyebaran plumbum
dapat melalui udara, air, dan makanan, sehingga akan sulit ditemukan suatu

5
lingkungan yang bebas plumbum. Plumbum dapat masuk ke dalam tubuh
melalui saluran cerna (digestion) dan saluran napas (ingestion). Keracunan
yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam dapat terjadi karena masuknya
persenyawaan logam tersebut diangkut oleh eritrosit. Selain itu, penyerapan
plumbum dan kadmium akan meningkat seiring dengan defisiensi ion Ca, Fe,
dan K, sebab penyerapan plumbum dalam tubuh (saluran pencernaan) melalui
jalur yang sama dengan penyerapan ion Ca, Fe, dan K. Plumbum termasuk
dalam kelompok logam yang akan membentuk ligand kompleks dengan
banyak senyawa yang dapat mengganggu aktivitas enzim dan menyebabkan
kerusakan pada organ tertentu termasuk hati, ginjal, dan sistem hematopoetik.
Salah satu indikator terjadinya keracunan logam berat dalam jaringan/organ
yang paling mudah dan nyata untuk diamati adalah perubahan nilai
pemeriksaan darah.Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks
khelat yang dibentuk oleh logam Fe (besi) dengan gugus haemo dan globin
sintesa dari kompleks tersebut melibatkan 2 enzim, yaitu enzim ALAD
(Amino Levulinic Acid Dehidrase) atau asam amino levulinat dehidrase dan
enzim ferrokhelatase. Sistem hematopoetik sangat peka terhadap efek Pb. Efek
hematotoksisitas Pb adalah menghambat sebagian besar enzim yang berperan
dalam biosintesa heme. Plumbum (Pb) atau dikenal sebagai timah hitam
merupakan logam berat beracun yang bersifat kumulatif. Apabila terhirup atau
tertelan oleh manusia di dalam tubuh akan mengikuti aliran darah, diserap
kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi.
Manusia menyerap plumbume melalui udara, debu, air dan makanan.Lebih
dari 95% plumbum bersifat anorganik dan umumnya dalam bentuk garam
plumbume anorganik, kurang larut dalam air, selebihnya berbentuk organik.
Dalam bentuk anorganik plumbum biasa dipakai untuk industry baterai, cat,
percetakan, gelas, polyvinyl, plastic, pelapis kabel dan mainan anak-anak.
Dalam bentuk organic plumbum dipakai untuk industri perminyakan.
Plumbum organik ditemukan dalam bentuk senyawa tetraethyllead (TEL) dan
tetramethyllead (TML). TEL dipakai untuk anti knocking yang berfungsi
menaikkan angka oktan. Jenis senyawa ini hamper tidak larut dalam air,
namun dapat larut dalam pelrut organik seperti dalam lipid.Plumbum di udara
terutama berasal dari penggunaan bahan bakar berplumbum yang dalam
6
pembakarannya melepaskan plumbum oksida berbentuk debu/partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia dan hewan. Mobil berbahan bakar berplumbum
melepaskan 95 % plumbum yang mencemari udara. Debu plumbum dapat
menempel pada makanan/minuman jajanan yang dijual di pinggir jalan. Debu
plumbum juga dapat mengkontaminasi tanah pertanian. Plumbum dalam air
minum dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dank ran air. Kandungan
plumbum dalam air sebesar 15g/L dianggap sebagai konsentrasi yang aman
untuk dikonsumsi. Plumbum dalam makanan berasal dari kontaminasi kaleng
makanan yang bertimbal.Keracunan yang ditimbulkan oleh plumbum dapat
terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh.
Saluran gastrointestinal dan respirasi merupakan jalur utama absorbsi
plumbum, penetrasi melalui kulit hanya sedikit. Organ-organ tubuh yang
menjadi sasaran dari keracunan plumbum adalah system peredaran darah,
system syaraf, system urinaria, system reproduksi, system endokrin dan
jantung.

2. Karakteristik (Sifat kimia, fisika)


Sifat-Sifat Timah
Sifat Fisik
Berat Molekul : 134,69
Spesifik Gravitasi : 6,3
Titik Lebur (600 mm Hg) : 1080 C (1976oF) terurai
o

Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam asam


dan alkali, sedikit larut dalam ammonium
khlorida
Massa Atom Rata-rata : 118,71
Titik Didih : 2543 K (2270oC)(4118oF)
Koefisien Muai Panjang : -1K N/A :
Konduktivitas Listrik 6
: 0,0917x10 / cm
Konduktivitas Termal : 0,666 W/cm K
Kerapatan : 7,31 g/cc @ 300K
Kekilapan : Sangat mudah dibentuk logam perak
putih membentuk film pelindung pada
permukaannya yang mencegahoksigen
Entalpi atomisasi : 01,3 kJ/mol oC
Entalpi Fusion : 7,03 kJ/mol
7
Panas Penguapan : 290,4 kJ/mol
Flamebilitas Kelas : terbakar pada rokok (kecuali sebagai
debu)
Titik Beku : 1080oC (1976oF)
Volume Molar : 16,31 cm3/mol
Refleksivitas Optik : 54%
Kondisi Fisik : Solid
Tekanan uap : 5,78x10-21 Pa(232,06oC)
Struktur Kristal : Tetragonal
Sifat Kimia
Elektrokimia Setara : 1,1071 g/amp-jam
Elektron Fungsi Kerja : 4,42eV
Elektronegativitas : 1,96 (Pauling) ; 1,72 (Rochow Allrod)
Panas Fusion : 7.029 kJ/mol
Potensional Ionisasi
Pertama : 7.344
Kedua : 14.632
Ketiga : 30.502
Elektron valensi Potensi (-eV) : 83,5
3. Perjalanan setelah keluar dari sumber
Timbal (Pb) adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan
terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan, tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Bijih timbal yang terpenting adalah galena (PbS) yang biasanya ditemukan
bersama sulfida perak, tembaga, arsen, antimon, bismut dan timah. Bijih lain
yang banyak dijumpai adalah serusit (PbCO3) dan anglesit (PbCO4). Timbal
komersial dihasilkan melalui penambangan, peleburan, pengilangan dan
pengolahan ulang sekunder. Bahan ini digunakan pada pelindung kabel listrik,
pembuatan pipa-pipa, sambungan penyekat, tangki dan genting atap, baterei,
panci pemanas dan lain-lain. Alkil timbal (timbal tetraetil, timbal tetrametil)
digunakan pada industri petroleum sebagai bahan aditif antiknock pada bahan
bakar.
Mulajadi timah di daerah jalur timah yang membentang dari Pulau
Kundur sampai Pulau Belitung dan sekitarnya diawali dengan adanya intrusi
granit yang berumur 222 juta tahun pada Trias Atas. Magma bersifat asam
mengandung gas SnF4, melalui proses pneumatolitik hidrotermal menerobos
dan mengisi celah retakan, dimana terbentuk reaksi: SnF 4 + H2O -> SnO2 +
HF2 (Pamungkas, 2006). Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi

8
Cu, W, Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah
100 - 1000 km. Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi mineralisasi timah putih,
yaitu stanniferous pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfida-kasiterit.
Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit,
sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit,
kalkopirit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan
(http://www.tekmira.esdm.go.id). Timah putih dalam bentuk cebakan dijumpai
dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah primer dan sekunder. Pada tubuh
bijih primer, kandungan kasiterit terdapat pada urat maupun dalam bentuk
tersebar. Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan
timah primer pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun
bijih timah primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan
terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit maupun berupa
unsur Sn. Proses pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi yang terjadi
terhadap cebakan bijih timah putih pimer menghasilkan cebakan timah
sekunder, yang dapat berada pada tanah residu maupun letakan sebagai
endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai.
Tubuh bijih primer yang berpotensi menghasilkan sumber daya cebakan timah
letakan ekonomis adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi
luas sebagai sumber dispersi.
4. Nasib di media lingkungan (air, tanah, udara, makanan/minuman)
Sifat tanaman yang dapat menyeraap materi yang berada di udara maka
tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kadar Pb di udara. Dengan
memperbanyak pohon yang mempunyai daun yang rindang maka kadar Pb
udara akan terkurangi.
Timbal dapat lepas sebagai debu pada permukaan produk mainan selama
mainan tsb digunakan secara normal apalagi bila terjadi penyinaran atau
pamanasan terutama terkena sinar matahari.Komisi Keamanan Produk
Konsumen Amerika telah melakukan penelitian dimana penyinaran dan
pemanasan dapat menyebabkan degradasi PVC dan membebaskan debu
Timbal. Pada produk mainan anak-anak Timbal dapat lepas selama mainan tsb
digunakan dengan normal.
Perlu dilakukan pengendalian terhadap sumber-sumber debu atau uap timbal
serta langkah-langkah pengendalian secara teknis. Makanan dan minuman

9
tidak boleh dibawa ke ruang kerja yang berisiko tercemar, demikian pula
merokok sewaktu bekerja tidak boleh dilakukan.
Prinsip yang mutlak harus dilakukan oleh setiap orang, rumah tangga, industri
dan semua pihak adalah mengurangi pencemaran lingkungan. Upaya yang
dapat dilakukan antara lain sebagai berikut (Anies, 2005).
Sedapat mungkin melakukan minimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan, termasuk sampah bahan beracun dan berbahaya.
Apabila memungkinkan, barang bekas atau sampah dipakai kembali sesuai
peruntukannya, daripada dibuang ke lingkungan. Hindari pemakaian barang-
barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang
waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Sedapat mungkin, barang-barang yang telah tidak berguna lagi, bisa didaur
ulang. Memang tiidak semua barang dapat didaur ulang, tetapi saat ini sudah
banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang lain. Dalam memakai barang untuk keperluan sehari-
hari, sebaiknya berupa barang atau bahan yang lebih ramah lingkungan,
Barang-barang yang demikian bukan termasuk bahan beracun dan berbahaya.
Makanan dan minuman yang bersifat asam seperti air tomat, air buah
apel dan asinan dapat melarutkan timbal yang terdapat pada lapisan mangkuk
dan panci. Sehingga makanan atau minuman yang terkontaminasi ini dapat
menimbulkan keracunan. Bagi kebanyakan orang, sumber utama asupan Pb
adalah makanan yang biasanya menyumbang 100 300 ug per hari.
Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, pemaparan
maupun saluran pencernaan. Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap
atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di
usus mencapai 5 15 % pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi
yaitu 40 % dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan
kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya. Yang lebih menghawatirkan adalah
efeknya terhadap kecerdasan (IQ) anak anak, sehingga menurunkan prestasi
belajar mereka, walaupun kadar timbal di dalam darah mereka tidak dianggap
toksik.
5. Dampak pada media lingkungan

10
Kaleng sebagai atom tunggal atau molekul tidak sangat beracun terhadap
beberapa jenis organisme, bentuk racun adalah bentuk organik
Ada berbagai jenis timah organik yang dapat sangat bervariasi di
toksisitas. Tributyltins merupakan komponen timah paling beracun untuk ikan
dan jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun bagi fitoplankton.
6. (Cara) Rute masuk ke dalam makanan, hewan, manusia
Kadar Pb di alam sangat bervariasi tetapi kandungan dalam tubuh manusia
berkisar antara 100400 mg. Sumber masukan Pb adalah makanan terutama
bagi mereka yang tidak bekerja atau kontak dengan Pb Diperkirakan rata-rata
masukkan Pb melalui makanan adalah 300 ug per hari dengan kisaran antara
100500 mg perhari. Rata-rata masukkan melalui air minum adalah 20 mg
dengan kisaran antara 10100 mg. Hanya sebagian asupan (intake) yang
diabsorpsi melalui pencernaan. Pada manusia dewasa absorpsi untuk jangka
panjang berkisar antara 510% bila asupan tidak berlebihan kandungan Pb
dalam tinja dapat untuk memperkirakan asupan harian karena 90% Pb
dikeluarkan dengan cara ini. Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh
tubuh lebih sulit diperkirakan. Distribusi ukuran partikel dan kelarutan pb
dalam partikel juga harus dipertimbangkan biasanya kadar pb di udara sekitar
2 mg/m3 dan dengan asumsi 30% mengendap disaluran pernapasan dan
absorpsi sekitar 14 mg/per hari. Mungkin perhitungan ini bisa dianggap terlalu
besar dan partikel Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor ternyata
bergabung dengan filamen karbon dan lebih kecil dari yang diperkirakan
walaupun agregat ini sangat kecil (0,1 mm) jumlah yang tertahan di alveoli
mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan menunjukkan bahwa Pb berada
dalam bentuk yang sukar larut. Hampir semua organ tubuh mengandung Pb
dan kira-kira 90% dijumpai di tulang, kandungan dalam darah kurang dari 1%
kandungan dalam darah dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam 24 Jam
terakhir) dan Oleh pelepan dari sistem rangka. Manusia dengan pemajanan
rendah mengandung 1030 mg Pb/100 g darah Manusia yang mendapat
pemajanan kadar tinggi mengandung lebih dari 100 mg/100 g darah
kandungan dalam darah sekitar 40 mg Pb/100g dianggap terpajan berat atau
mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak terdeteksi tanda-tanda keluhan
keracunan. Terdapat perbedaan tingkat kadar Pb di perkantoran dan pedesaan
wanita cenderung mengandung Pb lebih rendah dibanding pria, dan pada
11
perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Gejala klinis keracunan
timah hitam pada individu dewasa tidak akan timbul pada kadar Pb yang
terkandung dalam darah dibawah 80 mg Pb/100 g darah namun hambatan
aktivitas enzim untuk sintesa haemoglobin sudah terjadi pada kandungan Pb
normal (3040 mg). Timah Hitam berakumulasi di rambut sehingga dapat
dipakai sebagai indikator untuk memperkirakan tingkat pemajanan atau
kandungan Pb dalam tubuh Anak-anak merupakan kelompok risika tinggi
Menelan langsung bekas cat yang mengandung Pb merupakan sumber
pemajanan, selain emisi industri dan debu jalan yang berasal dari lalu lintas
yang padat Mungkin keracunan Pb ada juga hubungannya dengan
keterbelakangan mental tetapi belum ada bukti yang jelas. Senyawa Pb
organik bersifat neurotoksik dan tidak menyebabkan anemia Hampir semua
Pbtetraetil diubah menjadi Pb Organik dalam proses pembakaran bahan
bakar bermotor dan dilepaskan ke udara. Pengaruh Pb dalam tubuh belum
diketahui benar tetapi perlu waspada terhadap pemajanan jangka panjang
Timah Hitam dalam tulang tidak beracun tetapi pada kondisi tertentu bisa
dilepaskan karena infeksi atau proses biokimia dan memberikan
gejala keluhan garam Pb tidak bersifat karsiogenik terhadap manusia.
7. Dampak pada manusia
Bahaya pada Kesehatan
Efek akut adalah:
Mata dan kulit iritasi
Headaches
Sakit perut
Penyakit dan pusing
Berat berkeringat
Sesak napas
Masalah buang air kecil
Efek jangka panjang adalah:
Depresi
Kerusakan hati
Gangguan fungsi sistem kekebalan
Kerusakan kromosom
Kekurangan sel darah merah
Kerusakan otak (menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit
kepala)
8. Pencegahan
Tindakan pengendalian yang dapat diambil guna mencegah intoksikasi
Pb bisa berupa : (a) Pengawasan ketat terhadap sumber debu atau uap Pb, (b)
12
peningkatan higiene industri dan higiene perorangan seperti pakaian khusus
dengan aliran udara tekanan positf bagi pekerja yang membersihkan tangki-
tangki penyimpanan TEL, tidak boleh makan, minum dan merokok di tempat
kerja, (c) pemeriksaan sebelum penempatan meliputi riwayat medis dan
pemeriksaan fisik dengan perhatian khusus pada sistim hematopoetik dan
kadar Hb darah, (d) pemeriksaan berkala setiap tahun untukmencari tanda dan
gejala pajanan Pb dan uji laboratorium untuk mengukur absorbsi Pb yang
berlebihan serta pemeriksaan untuk memastikan efek toksik Pb, (e) uji saring
dengan frekuensi uji saring tergantung terhadap tingkat pajanan potensial dan
hasil pemeriksaan kesehatan dan hasil uji saring sebelumnya, dan (f)
pendidikan cara mengenal bau uap TEL atau gasoline dan cara pencegahan
keracunan (De Roos, 1997). Tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan
adalah dengan dilakukannya program medical surveillance. Program ini harus
dilakukan pada pekerjaan dengan resiko tinggi dimana pekerja mungkin
terpajan Pb di udara lebih dari 30 g/m3 atau lebih dari 30 hari per tiap
tahun. Para pekerja harus dilakukan tes Pb darah dan FEP pada waktu-waktu
tertentu (DeRoos, 1997). darah ke organ-organ tubuh, dan sebanyak 95% Pb
dalam darah diikat oleh eritrosit. Ekskresi Pb melalui beberapa cara, yang
terpenting adalah melalui ginjal dan saluran cerna, Ekskresi Pb melalui urine
sebanyak 75-80%, melalui feces 15% dan lainnya melalui empedu, keringat,
rambut dan kuku. Efek Timah hitam dan senyawanya masuk kedalam tubuh
manusia terutama melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan,
sedangkan absorsbsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Pemeriksaan laboratorium yang paling dapat dipercaya adalah kadar Pb dalam
darah. Tes lain yang lebih akurat dan sangat berguna adalah Fluorometri assay
untuk ZPP intraerittrosit yang diketahui berhubungan dengan FEP. Selain itu
pengukuran enzim yang terlibat dalam sintesis heme juga dapat digunakan
sebagai tes diagnostik seperti pengukuran aktivitas -ALAD dalam urin,
walaupun terdapat keterbatasan dalam tingkat kemaknaanya. Pengobatan
keracunan Pb dapat dilakukan dengan EDTA intravena atau BAL untuk
mengikat Pb yang ada pada jaringan seperti eritrosit, otot, liver, ginjal, dan
tulang trabekular. Sedangkan tindakan pengendalian yang dapat diambil guna

13
mencegah intoksikasi Pb dapat berupa program pemeriksaan kesehatan,
pengendalian lingkungan dan medical surveillance.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Plumbum adalah sejenis unsur yang mempunyai nombor atom 82 dan
diberikan simbol Pb. Plumbum dalam Bahasa Melayu juga dikenali sebagai timah
hitam. Plumbum adalah logam lembut dan mudah tertempa. Logam ini tergolong
dalam kumpulan logam lemah. Plumbum juga merupakan sejenis logam berat.
Plumbum yang baru dikerat berwarna putih kebiru-biruan, tetapi dengan serta-
merta menjadi kusam (sebam) apabila terdedah kepada udara. Apabila dilebur
menjadi cecair, plumbum berwarna perak krom berkilau.

Plumbum mempunyai banyak kegunaaan/aplikasi dalam pembinaan


bangunan, pembuatan bateri asid plumbum, peluru, bebola plumbum dan
pemberat. Aloi-aloi boleh lakur seperti piuter dan pateri juga mengandungi unsur
plumbum.

14
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. Kerangka Acuan Uji Petik Kadar Timbal (Pb) Pada
Spesimen Darah Terhadap Kelompok Masyarakat Beresiko Tinggi Pencemaran
Timbal, Ditjen PPM & PL Depkes RI, Jakarta.2001

Sjamsudin U., Suyatna F.D., Keracunan Pb. Bagian Farmakologi FK UI. Cermin
Dunia Kedokteran. Jakarta. 1998

Shafig-ur-Rehman S., Abdulla M. Impacted Lead on Phospolipids Metabolism in


Human Erythrocyte Membrane. Bull J Toxicol Occup Environ Health. 2:35. 1999

Murray K.R., Granner, K.D., Mayes, A.P., Rodwell E.V. Biokimia Harper.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal. 343. 2003
15
file:///E:/timah%20hitam/Plumbum%20-%20Wikipedia%20Bahasa%20Melayu,
%20ensiklopedia%20bebas.htm Diakses tanggal 19 November 2013 pukul 20.15
WIB

file:///E:/timah%20hitam/pengertian%20dan%20Dampak%20Pb
%20%28%20Timah%20Hitam%20%29%20Terhadap%20Kesehatan%20-
%20ARTIKEL%20S-L.htm diakses tanggal 19 November 2013 pukul 20.22 WIB

file:///E:/timah%20hitam/Logam%20Berat%20Timbal%28Pb%29%20_%20Ilmu
%20Kesker%20-%20Keselamatan%20kesehatan%20Kerja.htm diakses tanggal 19
November 2013 pukul 20.30 WIB

http://pustaxa.dbp.gov.my/pustakadigital/pd/bahan/buku/penuh/29704.pdf di akses
pada tanggal 20 Noveember 2013 pukul 10.51 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai