Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayat-
NYA yang dilimpahkan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Kimia Analisis yang berjudul “Pengaruh Logam Berat Seng (Zn) Dan Timbal (Pb) Dalam
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analisis. Dalam
penyusunan dan penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak
yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan
2. Pihak-pihak yang membantu kami dalam pengerjaan makalah ini yang tak mungkin
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekuranganya.
Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun. Namun,
besar harapan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Seng (Zn) .................................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah dan Definisi Seng (Zn) ........................................................ 3
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 26
Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang
beratnya lebih dari 5g untuk setiap cm3-nya. Beberapa jenis logam berat bersifat esensial
tetapi dapat menjadi toksik bila berlebihan, misalnya besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn) yang
merupakan logam yang terikat sistem enzim untuk metabolisme tubuh. Beberapa jenis logam
berat lainnya bersifat nonesensial dan bersifat toksik dalam jumlah yang sangat sedikit,
misalnya arsen (As), timbel (Pb), kadmium (Cd) dan merkuri (Hg).
Sedikitnya terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah
teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat
ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun.
Timbal (Pb) sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan
dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan
dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang
mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb
segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik
diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb
utama di dalam tubuh.
Seng (Zn) mempunyai dampak negatif bagi kesehatan terutama jika kadarnya sudah
melebihi ambang batas. Walaupun pada konsentrasi rendah, efek ion logam berat dapat
berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumber-
sumber polusi lingkungan lainnya, logam berat tersebut dapat ditransfer dalam jangkuan
yang sangat jauh di lingkungan. Akan tetapi, logam tersebut sebenarnya sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup baik itu organisme laut maupun manusia. Dari pertnyataan tersebut
maka penulisa akan membahas pengaruh logam berat yang menguntungkan yaitu Seng (Zn)
dan logam berat yang merugikan Timbal (Pb) dalam lingkungan hidup manusia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dan definisi dari Seng (Zn) dan Timbal (Pb).
2. Untuk mengetahui karakteristik, sifat fisika dan sifat kimia Seng (Zn) dan Timbal (Pb).
3. Untuk mengetahui sumber dari Seng (Zn) dan Timbal (Pb).
4. Untuk memahami cara identifikasi Seng (Zn) dan Timbal (Pb.
5. Untuk mengetahui manfaat menguntungkan dan merugikan dari Seng (Zn) dan Timbal
(Pb).
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah seng dapat ditelusuri kembali sejauh 2500 tahun yang lalu. Para
arkeolog telah menemukan peninggalan kuno dan ornamen kuningan dengan
konsentrasi seng yang tinggi, bersama dengan unsur-unsur gabungan lainnya seperti
timah dan antimon. Seng ternyata juga digunakan untuk obat. Marco Polo, seorang
penjelajah terkenal, mereferensikan penggunaan seng untuk penyembuhan luka pada
mata.
Pada awal tahun 1300-an, koin uang yang terbuat dari seng
merupakan alat penukar utama pada Dinasti Ming di Cina. Hingga abad ke-
18, seng belum memiliki nama resmi. Seng mendapatkan namanya yang sekarang
setelah Antoine Laurent Lavoisier, seorang ahli kimia dari Perancis, membuat daftar
dari semua unsur yang dikenal.
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan
lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Seng (Zn)
merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi
seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran
hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng
merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop
stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama
digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai
diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih
belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan
membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih"
ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya
dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani
dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun
1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi
utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng
pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil
ataupun seng dietil di laboratorium organik. Seng merupakan zat mineral esensial
yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara
berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan
banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan
setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia.
Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan
defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat
seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.
2.1.2 Karakteristik dan Sifat-Sifat Seng
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k
Ciri-ciri atom
Struktur kristal Heksagonal
Bilangan oksidasi 2 (Oksida amfoter)
Elektronegativitas 1,65 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 906,4 kJ/mol
ke-2: 1733,3 kJ/mol
ke-3: 3833 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Jari-jari atom (terhitung) 142 pm
Jari-jari kovalen 131 pm
Jari-jari Van der Waals 139 pm
Lain-lain
Sifat magnetik diamagnetik
Resistivitas listrik (20 °C) 59,0 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 116 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 30,2 µm/(m·K)
Kecepatan suara (suhu kamar)
(pada wujud kawat) (kawat tergulung) 3850
m/s
Modulus Young 108 Gpa
Modulus geser 43 Gpa
Modulus ruah 70 Gpa
Nisbah Poisson 0,25
Skala kekerasan Mohs 2,5
Kekerasan Brinell 412 Mpa
Isotop
65
ε - Cu
65
Zn syn 244,26 hari
γ 1,1155 -
66
Zn 27,9% Zn stabil dengan 36 neutron
67
Zn 4,1% Zn stabil dengan 37 neutron
68
Zn 18,8% Zn stabil dengan 38 neutron
70
Zn 0,6% Zn stabil dengan 40 neutron
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui
dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi,
timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium.
Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2
memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K.
Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat
kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.
d. Reaksi dengan basa
Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk
membentuk zinkat.
Sumber logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi
dari limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan
untuk kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan Zn total rataan pada litosfir
sekitar 80 mg/kg .Mineral-mineral sebagai sumber utama yang kaya Zn dalam tanah
adalah sphalerite dan wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil dari mineral-
mineral smithsonites (ZnCO3), willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite
(ZnSO4), franklinite (ZnFe2O4), dan hopeite (Zn3(PO4)2.4H2O).
Pada batuan magmatik Zn terdistribusi merata, dan kandungannya
berbeda pada batuan asam dan basik yaitu dari 40 mg/kg dalam batuan granit dan
100 mg/kg dalam batuan basaltik. Pelarutan mineral-mineral tersebut di atas dapat
terjadi secara alami sehingga unsur-unsur yang terkandung di dalamnya terbebas
dalam bentuk ion. Ion Zn2+ yang terbebas mengalami proses lebih lanjut, terikat
dengan matriks tanah atau bereaksi dengan unsur-unsur lain. Sehingga Zn dalam
tanah dikelompokkan dalam bentuk-bentuk kelompok mudah tersedia sampai tidak
tersedia bagi tanaman, yaitu bentuk terlarut dalam air, dapat dipertukarkan (terikat
pada koloid-koloid bermuatan listrik), teradsorpsi dalam bentuk khelat atau bentuk
senyawa kompleks (ikatan logam pada ligand organik), liat mineral sekunder dan
oksida metalik tidak larut, serta dalam bentuk mineral primer.
Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida,
karbonat, fosfat, sulfida, molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat,
fulvat, dan ligand organik. Asam-asam organik berasal dari dekomposisi senyawa-
senyawa organik yang terdapat dalam bahan organik. Adsorpsi Zn2+ yang kuat dalam
tanah dapat terjadi dengan adanya bagan organik dan mineral liat, dan hal ini
berhubungan dengan kapasitas kation tanah dan keasaman tanah.
Kelarutan atau kestabilan setiap bahan dalam tanah dapat diramalkan
dengan menggunakan reaksi keseimbangan kimia dengan nilai K sebagai
parameternya, dan disebut juga hasil kali kelarutan. Reaksi kimia unsur Zn sangat
bervariasi, seperti juga dengan unsur-unsur lain, tergantung dari bentuk ikatannya.
Kelarutan Zn tanah atau mineral-mineral Zn dalam tanah meningkat
dengan meningkatnya aktivitas ion H+ dalam larutan tanah atau sebaliknya. Dengan
kata lain kestabilan atau kelarutan senyawa Zn sangat dipengaruhi oleh keasaman
tanah, makin tinggi keasaman tanah makin tinggi kelarutan Zn, sebaliknya makin
rendah keasaman tanah makin rendah kelarutan Zn. Sebaliknya reaksi hidrolisis dan
kompleks dengan ion-ion lain bereaksi lamban untuk membentuk senyawa
kompleks. Nilai konstanta Ko yang besar menunjukkan hasil reaksi lebih besar
dibanding bahan pereaksi, sehingga reaksi lebih kuat ke arah kanan, sebaliknya
apabila nilai Ko sangat kecil reaksi ke kanan agak lamban.
Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara
yaitu melalui polusi, penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan
fungisida, sehingga terjadi kontaminasi logam-logam pada tanah dan tumbuh-
tumbuhan. Penambahan logam Zn ke tanah melalui polusi umumnya terjadi di
daerah – daerah industri peleburan bahan tambang seng.
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak
bumi. Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm.
Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya
hanya 0,1–4 µg/m3.
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti
tembaga dan timbal dalam bijih logam. Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk
kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk
mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
2.1.6 Identifikasi Seng (Zn)
a. Ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan gelatin
putih Zn(OH)2 yang larut dalam pereaksi berlebih, amonia dan asam.
b. Dialirkan gas H2S ke dalam larutan uji (dalam suasana netral atau alkalis), maka
akan terbentuk endapan putih dari ZnS.
1. Sumber Alami
Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan
sekitar 13 mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan
terdapat di dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg.
Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air
bawah tanah (ground water) berkisar antara 1-60 μg/liter. Secara alami timbal (Pb)
juga ditemukan di air permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai
adalah sebesar 1-10 μg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari
dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran
mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di
USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara
0,0001 - 0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian
dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara
0,1 -1,0 μg/kg berat kering.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS
(golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan
sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari
tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan
Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng dan tembaga.
Pb2- +2 Cl -PbCl
Jika direaksikan dengan KOH akan membentuk endapan putih timbale hidroksida
dengan reaksi berikut:
Pb2++OH-Pb(OH)2
Endapan kuning timbal iodida akan dihasilkan apaila ion Pb2+ direaksikan dengan KI
yang akan membentuk reaksi :
Pb2++2I-PbI2
Ion Pb2+ direaksikan dengan K2CrO4 akan membentuk endapan kuning timbal kromat
dengan reaksi:
Pb2++CrO42PbCrO4
Pada jaringan atau organ tubuh logam Pb akan terakumulasi pada tulang.
Karena dalam bentuk ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+
(kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Di samping itu pada wanita hamil,
logam Pb dapat dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem
peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama
air susu. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam
Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan
efek racun terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh.
Bahan tersebut akan bereaksi dengan gugus radikal bebas, dan menghalangi
terjadinya reaksi pembentukan PbO. Pb dalam bensin akan bereaksi dengan oksigen
dan bahan-bahan pengikat, selanjutnya dikeluarkan melalui system pembuangan
dalam bentuk partikel. Partikel yang mengandung Pb akan diemisikan ke dalam
lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran udara oleh Pb.
Timbal yang terdapat dalam makanan yang diduga berasal dari pencemaran
udara dilakukan penelitian beberapa sampel makanan yang diambil dari pasar di suatu
kota. Kadar Pb dalam Beracun Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam –
logam berat, salah satunya adalah Pb. Akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya
tergantung pada kandungan logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur
kimia tanah, jenis logam, pH tanah, dan spesies tanaman.
Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang,
akar, dan akar umbi-umbian (bawang merah). Akumulasi tertinggi Pb dalam akar
dibuktikan oleh Kohar (2005) melalui studi kandungan Pb dalam tanaman kangkung.
Pada tanaman kangkung yang berumur 6 minggu, Pb terdapat dalam akar sebanyak
3.36 mg/kg sampel dan di bagian lain dari tanaman terdapat kandungan Pb sebesar
2.09 mg/kg sampel. Sedangkan pada tanaman kangkung yang berumur 3 minggu,
kandungan Pb nya dalam akar adalah 1.86 mg/kg sampel dalam bagian lain dari
tanaman sebesar 1.13 mg/kg. Hasil ini menunjukkan bahwa pajanan Pb pada tanaman
kangkung lebih banyak terdapat pada bagian akar. Selain itu, kandungan Pb dalam
tanaman kangkung yang berumur 3 minggu baik di akar maupun di bagian lain tidak
melebihi ambang batas yang ditetapkan 2 mg/kg, sehingga dianjurkan untuk memanen
kangkung pada umur tidak lebih dari 3 minggu.
Pencemaran tanah oleh timbal selain disebabkan oleh limbah B3 dapat pula
disebabkan dari air yang tercemar Pb, kemudian terserap oleh tanah dan hendaknya
tidak melampaui konsentrasi alami Pb dalam sedimen yaitu 10 – 70 ppm.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Sumber logam Seng (Zn) dapat
berasal dari proses alamiah maupun adisi dari limbah industri dan pertanian. Identifikasi
Seng (Zn) dengan (Larutan uji ZnCl2 0,25 M) ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan
uji, maka terbentuk endapan gelatin putih Zn(OH)2 yang larut dalam pereaksi berlebih,
amonia dan asam atau dengan di ialirkan gas H2S ke dalam larutan uji (dalam suasana netral
atau alkalis), maka akan terbentuk endapan putih dari ZnS. Ada beberapa manfaat Seng (Zn)
bagi manusia, diantaranya yaitu : Membantu sintesis protein dan pembentukan kolagen
sehingga dapat membantu mempercepat penyembuhan luka dan menjaga kesehatan telinga,
mata, otot, kuku dan rambut.
Timbal (Pb) termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada table
periodik unsure kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA)
207,2. Sumber Timbal (Pb) dapat berasal dari sumber alami, industri dan transportasi.
Identifikasi kandungan Pb dalam air dapat dilakukan dengan mereaksikan suatu sampel air
dengan pereaksi HCl yang akan membentuk endapan putih timbal klorida dengan pereaksi:
Pb2- +2 Cl -PbCl. Keracunan akibat kontaminasi logam Pb dapat menimbulkan berbagai
macam hal: meningkatkan kadar ALAD dalam darah dan urine, meningkatkan kadar
protopporhin dalam sel darah merah dan memperpendek umur sel darah merah.
3.2 Saran
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca
tentang pengaruhb logam berat Seng (Zn) dan Timbal (Pb) bagi lingkungan hidup manusia
dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Underwood, R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kualitatif. Penerbit PT. KalmanMedia
Pustaka. Jakarta.
Cahyanasuhenda, 2009. Logam Seng.(online)
http://wismaputih.wordpress.com/2009/12/23/logam-seng/.
Fasdilahali. 2012. Unsur Zn. (online) (http://fasdilahali.blogspot.com/2012/05/unsur-
zn.html.