Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH IKLIM

TERHADAP
KENYAMANAN FISIKA BANGUNAN
PERTEMUAN 2, JUMAT 27 SEPTEMBER 2019
3 Faktor ◦Manusia dengan kebutuhannya
Pemikiran ◦Pengaruh Iklim
dalam ◦Bahan Bangunan
Perencanaan
Bangunan
PENGARUH IKLIM
Beberapa Pertimbangan Terhadap Pengaruh
Iklim pada Bangunan:
◦Pertimbangan Panas
◦Ventilasi dan Angin
◦Sinar Matahari
◦Aspek Hujan dan Kelembapan
Daerah Tropis Kering
◦ Kelembapan Rendah
◦ Curah Hujan Rendah
◦ Perbedaan Temperature antara Malam dan Siang Besar
◦ Radiasi Matahari sangat kuat dan permukaan tanah reflektif
◦ Suhu udara siang hari tinggi (45º C) dan malam hari rendah (-10º C)
◦ Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat
berlangsung (cepat dingin bila dibandingkan tanah
basah/lembab)
◦ Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena
radiasi balik sudah habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi
dan akumulasi radiasi tertinggi pukul 15.00. Sering terjadi badai
angin pasir karena dataran yang luas
◦ Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-
batuan karena perubahan suhu yang tiba-tiba drastis
Strategi Bangunan Daerah Tropis
Kering
◦ Letak bangunan rapat, agar sedikit menerima radiasi matahari
dan dapat saling mereduksi
◦ Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar
panas yang diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan
di malam hari. Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak
langsung masuk ke dalam bangunan. Berat jenis bahan tinggi,
dimensi tebal agar kapasitas menyimpan panas tinggi
◦ Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung
dan angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan
kelembaban.
◦ Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap
datar dan rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling
membayangi, jalan-jalan sempit selalu terbayang. Atap datar juga
untuk menghindari angin kencang, karena curah hujan rendah
◦ Menambah kelembaban ruang dalam dengan menambahkan
kolam dan tanaman pada ruang yang terbuka agar angina tau
udara yang dibawa terasa lebih sejuk.
Daerah Iklim Sub-Tropis
◦ Memiliki empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim
gugur, dan musim dingin.
◦ Perbedaan musim yang sangat jelas, maksudnya pada musim
panas radiasi matahari besar, sedangkan pada musim dingin
radiasi matahari sangat kecil.
◦ Jam siang musim panas lebih lama dari pada jam malam,
sebaliknya pada musim dingin jam siang lebih pendek dari pada
jam malam
◦ Akumulasi panas pada musim panas lebih kurang ¾ waktu
musim panas, begitu sebaliknya pada musim dingin.
◦ Pada waktu musim dingin hujan salju, kelembaban rendah.
◦ Pada musim-musim tertentu disertai angin dataran yang cukup
kencang.
◦ Pada belahan utara sinar matahari selalu berada di selatan dan
pada musim dingin kadang-kadang matahari tidak muncul
Strategi Bangunan Daerah Sub Tropis
◦ Pengaturan bangunan di lokasi pedalaman seperti di daerah
tropika kering dengan orientasi utara-selatan untuk fosade lebar.
◦ Letak banguan tidak terlalu rapat untuk mendapatkan cahaya
matahari dalam musim dingin.
◦ Pemanfaatan aliran udara didaerah pantai
◦ Ruang terbuka diberi peneduh berupa vegetasi dan
perlindungan untuk musim dingin
◦ Ruangan-ruangan dibantu pemanasannya dengan jendela-
jendela kaca menghadap selatan untuk menangkap panas.
Kadang-kadang pada musim dingin dibantu dengan
pemanasan listrik dan perapian di dalam ruangan.
◦ Bangunan dibuat dengan dinding rangkap yang tebal, dengan
penambahan bahan isolasi panas di antara kedua lapisan
dinding sehingga panas di dalam bangunan tidak mudah
dirambatkan ke udara luar
Daerah Iklim Tropis Lembab
◦ Curah hujan tinggi.
◦ Kelembaban tinggi
◦ Temperatur yang hampir selalu tinggi
◦ Angin (aliran udara) sedikit.
◦ Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar
sepanjang tahun)
◦ Pertukaran panas kecil, karena tingginya kelembaban sehingga
air tidak mudah menguap.
Strategi Bangunan Daerah Tropis
Lembab
◦ Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara
masing-masing banguna, untuk menjamin sirkulasi udara yang
baik.
◦ Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers
dan sun shading (pembayang sinar matahari).
◦ Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang.
◦ Ruang sekitar bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu
sirkulasi udara.
◦ Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan
pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
◦ Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang
mengenai tubuh manusia.
◦ Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai
karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi
penerapan kelembaban dan penguapan.
◦ Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil
(ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil,
berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara
sekitar dan konduktivitas panas rendah.
◦ Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
◦ Kelembaban tinggi, diatasi dengan:Penggunaan dinding porous
pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam
ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan
aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan
permukaan bangunan.
◦ Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap.
◦ Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah
membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan
mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan
udara mengalir di kolong bangunan
◦ Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading.
Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas
panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan
mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas.
Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag
rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi
tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas
rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa
udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi
panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak
menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan
harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
KENYAMANAN
TERMAL
FISIKA BANGUNAN
PERTEMUAN 2, JUMAT 27 SEPTEMBER 2019
Pendahuluan

Kualitas lingkungan bangunan dalam ruangan mengacu


pada kelas kenyamanan yang berbeda (terkait erat) yaitu:

• Thermal ( Suhu Temperature)


• Olfactory (Bau, Penciuman)
• Visual (Penglihatan)
• Acoustic (Suara)

G.Salvalai
05 – Thermal comfort in buildings
Sasaran

Mengapa?
Mengapa kita harus khawatir tentang
kenyamanan termal?
Apa?
Apa itu Kenyamanan Termal
Bagaiman?
Bagaimana kenyamanan termal ditangani
selama merancang/mendesain bangunan
dan bagaimana cara dievaluasi?

G.Salvalai
05 – Thermal comfort in buildings
Mengapa kita harus khawatir tentang
kenyamanan termal?
• Arsitek memiliki tanggung jawab yang etis untuk tidak
membahayakan apapun dan siapapun

• Keluhan tentang kenyamanan termal paling sering


didengar oleh Manajer Bangunan/Pemiliknya

• Keputusan kenyamanan dapat memiliki implikasi


konsumsi energy dan sumber daya yang substansia

• Kenyamanan adalah dasar untuk investasi besar (dalam


sebuah system control iklim)

• Bangunan hemat energi menuntut kenyamanan termal


yang tinggi dengan konsumsi energi yang rendah

G.Salvalai
05 – Thermal comfort in buildings
Apa itu Kenyamanan Termal?

“Kondisi pikiran yang mengekspresikan


kepuasan dengan lingkungan termal dan
penilainnya itu subjektif "

ASHRAE* Standard 55-2010 and EN ISO 7730**


*Thermal Environmental Conditions for Human Occupancy
The American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning
Engineers, Inc.
*international standard organization.

G.Salvalai
05 – Thermal comfort in buildings
2 Cara untuk Melihat Kenyamanan Termal

Secara Pikologis seperti ekspektasi


individu

Secara Fisik

Kedua pandangan itu valid dan kedua


pandangan itu penting untuk
membangun upaya mendesain

G.Salvalai
05 – Thermal comfort in buildings
Kondisi Pikiran?
• Tidak ada kondisi kenyamanan yang tepat dan pasti

• Harus menganalisa iterasi antara tubuh manusia dan


lingkungan

• Dalam kondisi ruangan yang sama, sensasi


kenyamanan berbeda untuk setiap pengguna

• Kriteria kualitatif memiliki nilai statistik tetapi tidak valid


secara absolut

Kenyamanan termal optimal terbentuk saat panas yang


dilepaskan oleh tubuh manusia berada dalam
kesetimbangan dengan panasnya produksi
G.Salvalai
05 – Thermal comfort in buildings
Studi Kenyamanan

!!!!!!!!
Kenyamanan termal adalah masalah banyak parameter
tidak hanya terkait dengan suhu ruang udara saja
Zero Energy Building
Zero Comfort
Studi Kenyamanan – Metode PMV (Predicted
Mean Vote)
Fanger telah mengembangkan model praktis dari
keseimbangan panas tubuh manusia, menunjukkan 6 variabel
kunci yang mempengaruhi keseimbangan termal tubuh.

"Persamaan Fanger", berasal dari keseimbangan panas


tubuh manusia:

f(M, clo, Ta, V, Tmr, rh) = 0

Beberapa bersifat obyektif dan beberapa bersifat subjektif


Faktor-faktor yang mempengaruhi
kenyamanan termal
Subjective variables
• The level of clothing [Clo] Oleh
• The activity level [W/m2] Pengguna/
Pemilik

Objective variables
• The air temperature [°C] Oleh
• The mean radiant temperature [°C] Arsitek
• The relative humidity [%]
• The air velocity [m/s]
Mean radiant temperature - MRT

Temperatur permukaan pada ruangan tipikal seringkali tidak


semuanya sama (mis. kaca jendela dingin, radiator hangat,
dll.); sehingga tubuh manusia akan melakukannya meradiasi
ke / dari permukaan yang berbeda ini.
Internal
gains Shading
from direct
sunlight
Fresh
air Exhaust
air

Earth Mechanical ventilation Thermal storage


tubes reduces temperature peaks
with heat recovery
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai