Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ARSITEKTUR HIJAU

AIR BERSIH

Di susun OLEH :

IRFAN ARIFIN 1820321019

NUR FAHMI 1820321020

IRHAM MUHAMMAD 1820321021

MELKIAS PAKILA 18203121024

DOMINIKUS YOGI 1820321025

ANDY HARISMAN ANUGRAH 1820321048

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan..................................................................................... 2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 3


A. Kualitas Air......................................................................... 3
B. Penyebab Krisis Air Bersih di Perkotaan................................... 3
C. Akibat Pencemaran Air..............................................................5
D. Faktor-faktor Yang Menghambat Pelayanan PDAM .............. 6
E. Pelayanan Air Bersih ............................................................... 7
F. Konservasi Air Melalui Arahan Spasial sistem dan teknik drai-
nase .......................................................................................... 9
G. Pengolahan Air Hujan Menjadi Air Bersih .................................10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 16


A. Kesimpulan............................................................................... 16
B. Saran ........................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 18

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat yang Esa atas rahmat dan hidayatNya laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik . Laporan ini disusun uintuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah “ARSITEKTUR HIJAU” pada semester ganjil ini.

Tak lupa kami berterima kasih atsas dukungan keluarga, dan teman teman-teman yang telah
membantu sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam peyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kami mohon saran dan kritikan yang membangun dari pembaca.

Makassar, 2020

Penyusun

ii
BAB I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga
per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup
lebih dari 4-5 hari tanpa minum air.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan radioaktif.
Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan adanya
perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih.
Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.(wawan
Kurniawan)
Kerusakan lingkungan telah menyebabkan sumber daya air di perkotaan
makin tercemar.Krisis air disebabkan pertumbuhan penduduk, lemahnya pelayanan
PDAM, dan pergantian musim yang kontras. Krisis air bersih berpotensi
menyebabkan konflik sosial, terutama ketika semakin banyak warga miskin yang
kehilangan akses terhadap air. (Maya Elvira)
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ketahun
dengan luas lahan yang tetap juga akan mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan
semakin berat. Berbagai aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah
yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai. (Hasnia)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang didirikan dengan maksud


untuk memberikan jasa pemerintah terhadap masyarakat. Pegawai Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) sebagai abdi masyarakat dalam memberikan pelayanan
diharapkan mempunyai sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin untuk
tugas-tugasnya yang sesuai dengan keahliannya masing-masing, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan serta memberikan kepuasan (Rini
Febriani)
Analisis kinerja pelayanan dianalisis berdasarkan Kepmendagri No.47/1999 terhadap
aspek keuangan, operasional dan administrasi. Analisis Analytic Hierarchy Process
(AHP) digunakan untuk menetapkan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja
pelayanan air bersih (Nuryana ahmad)

Perkembangan penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan hunian


sarana dan prasarana penduduknya.padahal luas wilayah relatif tetap.hal ini
penyebabkan tingginya ahli fungsi ruang terbuka menjadi terbangun.sehingga apabila
terjadi hujan,selalu terdapat genangan. (Awaliana Kandow)

Saat ini sangat sulit bagi beberapa masyarakat dibeberapa daerah di


Indonesia dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga salah satu upaya yang dapat

1
dilakukan untuk penyediaan air bersih adalah dengan menggunakan sumber air yang
ada, salah satunya dengan air laut.(Mustakin Djiha)

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana kualitas air bersih dan air minumyang memenuhi syarat ?
2. Bagaimana permasalahan air diperkotaan ?
3. Bagaimana akibat pencemaran air ?
4. Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pelayanan perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) kepada pelanggan?
5. Bagaimana pelayanan penyediaan air bersih yang baik ?
6. Bagaimana mengurangi genangan air tanpa menghambat pembangunan ?
7. Bagaimana pengolahan air hujan menjadi air bersih?

C. TUJUAN
1. Mengetahui kualitas air bersih dan air minum yang memenuhi syarat ?
2. Mengetahui permasalahan air diperkotaan dan solusinya ?
3. Mengetahui akibat pencemaran air ?
4. Mengetahui Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pelayanan perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) kepada pelanggan?
5. Mengetahui pelayanan penyediaan air bersih yang baik ?
6. Mengetahui cara mengurangi genangan air tanpa menghambat pembangunan ?
7. Mengetahui cara pengolahan air hujan menjadi air bersih?

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kualitas Air

Menurut Permenkes 492 tahun 2010, air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif dimana
persyaratan tersebut tercantum dalam parameter wajib dan parameter tambahan.
Sedangkan pada Permenkes no 416 tahun 1990, di atur tentang persyaratan air bersih.
Di dalam Permenkes tersebut, ada puluhan jenis parameter yang diatur. Tiap jenis
parameter diatur berbeda untuk air minum dan air bersih. Secara fisik, keduanya tidak
boleh berbau dan tidak boleh berasa. Untuk warna diukur dengan skala TCU (True
Color Unit), maksimal: air bersih 50 TCU, air minum 5 TCU. Kekeruhan diukur
dengan skala NTU (Nephelometric Turbidity Unit), maksimal: air bersih 25 NTU, air
minum 5 NTU. Dengan mata telanjang, kedua skala ini sama sekali tidak dapat
dibedakan. 50 TCU dan 5 TCU sama-sama terlihat tidak berwarna. 5 NTU dan 25 NTU
sama-sama terlihat jernih. Dan puluhan parameter kimia lainnya seperti nitrat, amoniak,
logam berat, pestisida juga cenderung hampir sama nilainya.

Dari persyaratan Mikrobiologi (bakteri),Air minum itu harus bebas bakteri


dan virus. Keberadaan makluk asing ini tidak bisa bisa ditoleransi, karena air minum itu
untuk konsumsi langsung dan langsung terkait dengan kesehatan. Teknologi
membunuh bakteri inilah yang membuat perbedaan cara pandang tentang air minum.
Kalau dulu dimasak sampai mendidih, sekarang tidak perlu lagi. Sudah ada teknologi
ultra filtrasi, reverse osmosis sebagaimana dipakai oleh air minum dalam kemasan
(AMDK). Supaya lebih meyakinkan, digunakan lagi disinfektasi sinar ultra violet,
ozonisasi, walaupun masih banyak yang pakai klorinasi. Keluar dari proses, tidak ada
lagi mikroba yang bisa hidup, jadilah air minum. Untuk Air bersih masih dibolehkan
ada bakteri.Dalam 100 mL (kira-kira setengah gelas) masih boleh ada 10 bakteri, kalau
airnya itu air kran,dan kalau bukan air kran boleh sampai 50 bakteri. .

B. Penyebab Krisis Air bersih di Perkotaan


Ada berbagai penyebab krisis air bersih di kota-kota besar di indonesia.
Pertama, permasalahan kependudukan. Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan
kualitas air diantaranya : (1)Laju pertambahan dan perpindahan penduduk ke
perkotaan yang cukup tinggi; (2) Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan
konservasi tanah dan air. Pembangunan gedung-gedung di kota besar banyak yang
tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga
mengganggu proses penyerapan air hujan kedalam tanah; (3) Pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi dan aktifitas domestik, industri, erosi, dan pertanian; dan (4)
Eksploitasi tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran,
rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, pengusaha loundry, dan bangunan
lainnya.
Kedua,masih kecilnya cakupan pelayanan PDAM keseluruh pelosok Indonesia.
Secara umum, pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru

3
mencapai 39% atau 33 juta penduduk, yang berarti bahwa sekitar 119 juta penduduk
belum memiliki akses terhadap air bersih.
Pada saat ini, kinerja pelayanan air bersih dikawasan perkotaan masih sangat kurang
terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Sebagai contoh,
Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan, pada tahun 2012 jumlah
penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar 61,06% (PDAM Propinsi DKI
jakarta,2012).
Ketiga, pergantian musim yang menyebabkan pasokan air tidak merata. Pergantian
antara musim hujan dan musim kemarau di indonesia terlihat menjadi sangat kontras
dimana pada musim hujan terjadi banjir tapi pada saat musim kemarau terjadi krisis
air bersih. Jakarta merupakan salah satu contoh kawasan perkotaan yang kontras pada
kedua musim. Ironisnya, di tengah ancaman kelangkaan air tersebut, potensi hujan di
Jakarta yang mencapai 2.000 juta m³/tahun tidak terserap optimal karena hanya 26,6%
yang terserap ke dalam tanah dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut.
Sudah saatnya, pengelolaan air bersih di perkotaan dilakukan secara integratif. Bank
Dunia misalnya, memperkenalkan pendekatan manajemen air perkotaan terintegrasi
(integrated urban water management/IUWM), di mana para pembuat kebijakan
didorong untuk mengadopsi pandangan yang holistik, seperti apakah penggunaan air
dan irigasi di hulu berdampak kepada ketersediaan dan kualitas air di hilir.

Solusi
Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat menjadi contoh keberhasilan pemerintah
daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia. Karena prestasinya
itu, kota ini mendapatkan anugerah Indonesia Millennium Development Goals
Awards 2011 kategori akses ke air minum layak dan sanitasi dasar. Sebagai daerah
yang sangat peduli dengan air bersih dan sanitasi, Payakumbuh mampu melampaui
target pencapaian MDGs yang telah disepakati 190 negara anggota PBB, 2009 lalu.
Akhir Desember 2011, cakupan pelayanan air bersih di Payakumbuh dari PDAM
mencapai 93,4%. Padahal, target air bersih perkotaan dalam MDGs 2015 hanya 80%.

Dalam beberapa tahun terakhir, Payakumbuh di bawah Walikota Josrizal Zain


berkomitmen dalam mewujudkan pembangunan air minum dan sanitasi. Sejak 2006
Payakumbuh menjadi salah satu kota yang mengikuti program ISSDP (Indonesia
Sanitation Sector Development Program). Di samping itu, Payakumbuh juga menjadi
salah satu inisiator terbentuknya Aliansi Kota Peduli Sanitasi (AKOPSI).

Belajar dari pengalaman Kota Payakumbuh, ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia, di antaranya:
(1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang ketat;
(2) Pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai kewajiban
penyediaan lahan terbuka;
(3) Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai
pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air;
(4) Setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai pengadaan air bersih; dan

4
(5) Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan
sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah.(Maya Elvira)

C. Akibat Pencemaran Air


Pencemaran air berdampak luas,misalnya dapat meracuni sumber air
minum, meracuni hewan, keseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen
dan fosfat (dari kegiata pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang
di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan
oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan
air,menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka
menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas
bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas empat kelompok,yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan

C.1.Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut, sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit
terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.

C.2. Dampak terhadap kualitas tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

C.3. Dampak terhadap kesehatan

Peranan air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

a. Air sebagai media untuk hidup mikroba phatogen


b. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri.
d. Air sebagai media untuk hidup vector penyakit.

5
C.4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah lemak juga dapat mengurangi estetika loingkungan.

Solusi Penanggulangan terjadinya pencemaran air

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktifitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar
antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit,
sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang kedalam air sungai,
danau ataupun kedalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara
berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air dilingkungan tanah
pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan
makanan bagi tanaman air seperti eceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam
berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat
meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan
yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.
Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena
terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi
penumpukan logm-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan
pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Sampah padat dari rumah tangga berupa
plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur
dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai
pupuk.

D. Faktor-faktor yang menghambat pelayanan PDAM


Perusahaan Daerah Air Minum menurut Adam Idris (2007:2) merupakan satu-
satunya perusahaan yang memonopoli produksi air minum secara massal. Oleh karena itu,
perusahaan air minum harus selalu meningkatkan kinerja agar kualitas air yang
diproduksi sesuai dengan harapan pelanggan, namun dalam pelaksanaannya terkadang
ditemukan hambatan-hambatan, antara lain :
a. Faktor penghambat internal
Pada poin penghambat internal dalam hal pelayanan PDAM kepada pelanggan
yakni, kurangnya sumber air baku, pipa distribusi yang sudah tua, kurangnya
pegawai, hal ini menjadi faktor penghambat internal.
b. Faktor penghambat eksternal
Dari hasil penelitian ini diketahui faktor penghambat eksternal yang yang ada
yaitu dari segi faktor alam yang kadang kala kemarau sehingga mempengaruhi

6
jumlah air baku yang digunakan PDAM untuk pasokan kepada pelanggan,
kemudian penggunaan mesin hisap yang dapat merugikan pelanggan dan
PDAM itu sendiri, pemadaman listrik oleh PLN juga turut andil dalam proses
pelayanan, apalagi pada saat pembayaran rekening tagihan.

Solusi

Di adakan perbaikan pada sumber air PDAM agar air dapat mengalir dengan lancar,dan
lebih ditingkatkan lagi proses pelayanan PDAM nya sehingga apa bila warga setempat
melaporkan kejadian mengenai kerusakan pada pipa atau saluran air dapat diperbaiki
dengan cepat tanpa menunggu berhari-hari baru kemudiaan diperbaiki.mengginggat air
merupakan salah satu faktor utama kebutuhan manusia yang sangat penting dan
dibutuhkan setiap hari. (Rini Febriani)

E. Pelayanan Air Bersih


Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2006:674) adalah sebagai buah
perbuatan yang diperlukan oleh orang lain. Selanjutnya menurut Moenir
(2005:7)adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung. Menurut Boediono (2003 : 60) Pelayanan adalah suatu proses bantuan
kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dengan
hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Dalam arti kata
lain, maka diperlukanlah bantuan orang lain untuk memberikan jasa atau layanan,
yang dapat membantu memenuhi kebutuhan. Proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain inilah yang dinamakan pelayanan. (rini)

Mekanisme exit  berarti bahwa jika pelayanan publik tidak berkualitas maka
konsumen/klien harus memiliki kesempatan untuk memilih lembaga penyelenggara
pelayanan publik yang lain yang disukainya.
Mekanisme voice berarti adanya kesempatan untuk mengungkapkan
ketidakpuasan kepada lembaga penyelenggara pelayanan publik.
Hirschman (dalam Jones, 1994) menjelaskan bahwa mekanisme exit  biasanya
terhambat oleh beberapa faktor seperti :
1. Kekuatan pemaksa dari negaara;
2. Tidak adanya lembaga penyelenggara pelayanan publik alternative; dan
3. Tidak adanya biaya untuk menciptakan lembaga penyelenggara pelayanan publik
alternative.
Sedangkan mekanisme voice  biasanya tidak efektif karena :
1. Pengetahuan dan kepercayaan terhadap mekanisme yang ada;
2. Aksesibilitas serta biaya untuk mempergunakan mekanisme tersebut.
Teori exit dan voice  ini sejalan dengan teori publik klasik yang menyatakan bahwa
kekuasaan cenderung untuk korup/disalahgunakan , sedangkan kekuasaan yang
absolute sudah pasti akan disalahgunakan.
Dengan demikian untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik diperlukan
adanya kesetaraan posisi tawar antara konsumen/klien dengan lembaga penyelenggara
pelayanan. Secara teoritis kesetaraan posisi tawar ini akan dapat dicapai dengan cara :
1.     Meningkatkan posisi tawar klien/konsumen, atau dengan kata lain
memberdayakan klien.

7
2.     Mengontrol kewenangan/kekuasaan lembaga penyelenggara pelayanan publik
(Nuryana Ahmad)

Berikut ini Sasaran,Strategi dan kebijakan yang diterapkan oleh PDAM di denpasar
yang diharapkan dapat meningkatkan Mutu pelayanan PDAM.

. A.Sasaran

1. Peningkatan pelayanan PDAM Kota Denpasar meliputi beberapa sasaran antara


lain :

 Menambah kemampuan kapasitas produksi.


 Perbaikan dan Pengembangan jaringan distribusi.
 Pengembangkan atau perluasan sistem pembayaran rekening air secara online.
 Penanganan pengaduan secara Santun, Bermartabat dan Sigap dalam
pelayanan.
 Pengembangan sistem pembacaan meter air dengan telepon seluler.
 Sosialisasi Pelayanan terhadap pelanggan.

        2. Full Cost Recovery


Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk didalamnya PDAM
dapat membayar tanggung jawab hutang serta dapat memperbaiki atau mengganti
peralatan  peralatan sistem produksi dan distribusi.
       3. Pelayanan Prima

 Info Pelayanan dan Tagihan Rekening Air via web site


 Info Pelayanan dan Tagihan Rekening Air via Touchscreen di Ruang Pelayanan
 Info Pengaduan, Lapon Stand dan Tagihan via SMS "PASTI"
 Info Biaya Sambungan Rumah untuk Calon Pelanggan via SMS BROADCAST
 Pembayaran Rekening Air melalui auto debet
 Pembayaran Rekening Air melalui Sistem Online Payment Point (SOPP)
 Menyiapkan Jalan Subita dan sekitarnya sebagai percontohan kawasan air siap minum
 Air Minum Otomatis (AMO) meliputi : Kantor Pelayanan PDAM Kota Denpasar,
Jalan Segara Ayu Sanur, Lapangan Pututan Badung - Denpasar, Lapangan Puputan
Renon - Denpasar dan Lapangan Taman Kota - Denpasar. serta Kantor Pelayanan
Publik Kota Denpasar.
 Pengaliran air secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta layanan pelanggan yang
Santun, Bermartabat dan Sigap dalam Pelayanan.

B. Strategi

1. Optimalisasi sistem produksi dan distribusi


2. Peningkatan kualitas pelayanan
3. Pengembangan sumber daya manusia
4. Peningkatan pendapatan perusahaan

8
C. Kebijakan

1. Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan


2. Sharing PDAM dengan Pemerintah Kota, Propinsi dan Pemerintah Pusat dalam
Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku serta perbaikan dan
pengembangan jaringan pipa distribusi.
3. Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
5. Efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan
6. Peningkatan kesejahteraan karyawan 

F. Konservasi air melalui arahan spasial sistem dan tekhnik drainase

Genangan air merupakan salah satu masalah lingkungan yang dihadapi


dibeberapa daerah, apabila kondisi ini tidak diarahkan,maka akan menggangu siklus
hidrologi dan penataan air akan menimbulkan daya rusak bagi sarana prasarana
terbangun serta menimbulkan penurunan kesehatan apabila sampai terjadi genangan
yang masuk kebangunan hunian.

Disamping itu fungsi penataan ruang menjadi tidak bersinergis dengan


fungsi konservasi air.Strategi yang diperlukan adalah:

1. Perlu perbedaan antara saluran drainase yang mengalirkan air limbah rumah
tangga dengan saluran drainase yang menampung dan memfasilitasi jalannya
air untuk mengalir ketempat yang lebih rendah bagi air hujan.
2. Membuat sumur resapan individu pada bangunan hunian menengah,hunian
besar bangunan sarana perdagangan dan jasa,bangunan fungsi industri dan
pergudangan,serta bangunan sarana pendidikan dan kesehatan.sumur resapan
individu menampung air hujan yang jatuh pada atap bangunan,dihubungkan
dengan talang menuju kesumur resapan agar air tertampung mempunyai
keleluasaan meresap dan memberikan imbuhan bagi air tanah. Sebagai fungsi
konservasi air.khusus untuk bangunan kesehatan,perlu dilengkapi dengan
Instalasi pengolah air yang berfungsi mengolah air kotor menjadi air yang siap
dilepas keseluruh drainase umum.
3. Membuat sumur resapan kolektif pada bangunan hunian sangat kecil dan
bangunan kecil/sederhana.sumur resapan kolektif menampung air hujan pada
beberapa atap bangunan yang kemudian dihubungankan dengan talang menuju
kesaluran resapan air hujan.
4. Sumur resapan juga dibuat untuk menampung air hujan yang jatuh
kejalan,sehingga kesempatan air untuk meresap terwadahi.
5. Penataan pengawasan,dan pemberian insentifdisinsetif.agar memiliki perhatian
lebih pada pembuatan utilitas saluran drainase dan fungsinya agar

9
meringgankan beban pemerintah dalam menyediakan prasarana kawasan
perkotaan.
6. Pemisahan antara saluran drainase dengan saluran irigasi.hal ini sangat
prinsip,menggigat saluran drainase memilki kapasitas yang semakin besar
kearah hulu,sedangkan saluran drainase memiliki kapasitas yang semakin
besar kearah hilir.sehingga memiliki fungsi yang bertolah belakang.
7. Semaksimal mungkin saluran air hujan tidak ditutup bangunan,melainkan
ditutup ram besi,sehingga memberikan kontribusi positif dalam menampung
air hujan.saluran yang boleh ditutup bangunan adalah saluran drainase air
limbah,tetapi tidak sepanjang saluran ditutup.
8. Memberikan jalur pengarah aliran air menuju saluran air hujan,semacam inlet
pengarah,agar air mengalir menemukan jalannya menuju saluran penampung
air hujan,dimana saluran dimaksud adalah saluran pracetak berlubang agar
peresapan air hujan tetap berfungsi.
9. Membuat kolam resapan bagi perumahan bagi perumahan formal pada
topografi cekungan sehingga,air hujan jatuh dijalan lingkungan perumahan
formal mengalir menuju kolam resapan. (Awaliana Kandow)

G. Pengolahan air hujan menjadi Air bersih

Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air
hujan sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air guna keperluan pertanian, domestik
dan industri. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem Penampungan
Air Hujan (PAH)  dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi dengan talang air,
saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan (Sures). Sumur resapan dapat
digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan air hujan atau
banjir yang dilakukan  dengan  membuat sumur yang menampung dan meresapkan
curahan air hujan.

Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan atap
melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan
air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam  sumur
resapan. Sistem pengolahan air hujan  mengolah air dari bak penampung menjadi air siap
minum kualitas air kemasan dengan teknologi ARSINUM.

Sistem PAH

Gambar di bawah ini adalah disain bak tampungan air hujan dengan volume 10 ~ 12
m3 . Air hujan yang jatuh di atap rumah kemudian dengan menggunakan saluran pipa
dari atap dialirkan ke dalam bak penampung awal yang berisi saringan pasir-kerikil.
Dari bak penampung ini, air dialirkan ke bak tampungan, dan kelebihannya akan
diresapkan ke dalam tanah.

10
 

Gambar Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan Sumur Resapan (SURES)

Gambar Disain Pemanfaatan Air Hujan dan Sumur Resapan Tampah Atas

Cara Kerja SPAH

Cara kerja sistem pemanfaatan air hujan adalah sebagai berikut :


 Air hujan jatuh di atap bangunan dan mengalir melalui atap rumah  kemudian
terkumpul di talang air yang dialirkan dengan pipa menuju bak penampungan air
hujan.
 Sampah dedaunan yang terbawa akan disaring di bagian depan bak penampung,
dengan media pasir dan kerikil, sampah akan tertahan dan air hujan yang bersih akan
masuk ke bak  penampung (volume bak 10 m3 ).
 Jika hujan berlangsung terus menerus, dan bak penampung penuh maka air akan
melimpah melalui pipa outlet masuk kedalam sumur resapan dengan kedalaman
11
lubang sumur resapan sekitar 3 meter,  kontruksi terbuat dari bis beton, sepanjang 2,5
meter dan resapan sekitar 0,5 meter.. Air hujan didalam sumur resapan ini akan
meresap melalui zona resapan dari sumur resapan kedalam tanah sebagai sumber air
tanah. Bidang resapan terletak dibagian dasar, tanpa bis beton, agar bis beton di
atasnya tidak merosot diberi penyangga batubata. Bidang resapan diisi dengan kerikil
dan ijuk, sebagai penyaring agar tidak terjadi kebuntuan.
 Air dari bak penampung air hujan dipompa ke unit ARSINUM yang terdiri dari
pompa air baku, statix mixer, filter multi media, filter penukar ion, cartridge filter,
Ultrafiltarsi, sterilisator ultra violet dan post catridge filter.untuk diolah menjadi air
minum.

Manfaat SPAH

Fungsi dan manfaat sistem pemanfaatan air hujan dan pengolahan air siap minum ini
adalah
1. Menghemat pengunaan air tanah,
2. Menampung 10 meter kubik air pada saat hujan,
3. Mengurangi run off & beban sungai saat hujan lebat,
4. Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah,
5. Mempertahankan tinggi muka air tanah,
6. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah,
7. Memperbaiki kualitas air tanah dangkal,
8. Mengurangi laju erosi dan sedimentasi,
9. Mereduksi dimensi jaringan drainase,
10. Menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air
laut,
11. Mencegah terjadinya penurunan tanah,
12. Stok air pada musim kemarau (plus rain harvesting).

Spesifikasi Teknis SPAH

Spesifikasi teknis sistem pemanfaatan air hujan (PAH) adalah sebagai berikut :
1. Volume bak : 10 m3
2. Lebar : 2,1 m
3. Panjang : 3,0 m
4. Kedalaman : 2,5 m
5. Luas Bak Penyaring : 1,0 m3
6. Volume Resapan : 10 m3
7. Panjang Talang : 75 m
8. Luas Atap Rumah : 375 m
9. Kemiringan Atap : 35 o
10. Tinggi Jatuhan Air : 3 m
Gambar Penggalian Bak Penampung
11. Pompa Air : 25 l/m
Pemanenan Air Hujan
12. Saringan Pasir/Karbon : 1,0 m

Spesifikasi Teknis SURES

Spesifikasi teknis sistem sumur resapan (SURES) adalah sebagai berikut :

12
1. Volume Resapan : 10 m3 
2. Diameter Pipa Inlet : 4,0 In
3. Kedalaman Total : 3,0 m 
4. Diameter : 1,0 m
5. Tebal Dinding : 0,1 m
6. Tebal  Bidang Resapan : 1,0 m
7. Diameter Resapan : 1,0 m
Gambar Pemasangan Buis Beton
Untuk Sumur Resapan

Gambar Kegiatan Pemasangan Talang Air di Atap Bangunan

Gambar Kegiatan Finishing PAH

Sistem ARSINUM

13
Gambar di bawah ini adalah sistem pengolahan air siap minum yang
mengolahan air hujan yang berada di dalam bak tampungan air hujan menjadi air
minum.

Gambar Sistem Pengolahan Air Siap Minum


(klik gambar untuk mempebesar)
 
Cara Kerja ARSINUM

Cara kerja sistem pengolahan air siap minum (ASRSINUM) adalah sebagai berikut :
 Periksa posisi keran filter untuk proses penyaringan.
 Setelah air di penampungan air hujan cukup, lalu hidupkan pompa  air baku dan
pompa dosing. Pastikan pompa dosing berjalan dengan baik memompakan bahan
oksidator untuk mengoksidasi besi dan mangan dan juga bakteri.
 Air akan mengalir statix mixer sebagai tangki pencampur.
 Setelah air tercampur di static mixer, air akan masuk ke dalam multimedia filter berisi
kerikil, pasir silika dan mangan zeolit yang berfungsi untuk menyaring partikel kasar
dan endapan hasil oksidasi yang ukurannya cukup besar dengan proses filtrasi.
 Setelah melalui multimedia filter air akan masuk ke dalam filter penukar ion, yang
berfungsi sebagai penghilang kesadahan akibat tingginya kadar kalsium, logam berat
dan warna
 Air kemudian masuk ke dalam saringan cartridge filter yang mempunyai ukuran 0,5
mikron. Pada unit ini kotoran-kotoran yang lembut dan  melayang-layang pada air
akan tersaring, sehingga air akan tampak lebih jernih. 
 Setelah melalui catridge filter, air masuk ke dalam tangki penampung air bersih.
 Kemudian dari tangki air bersih air dipompa ke unit ultrafiltrasi yang dapat menyaring
sampai ukuran 0,01 mikron.Unit ultra filtrasi menggunakan modul membran tipe
hollow fiber.
 Air yang keluar dari unit ultra filtrasi dialirkan ke bak penampung air bersih
Selanjutnya air dipompa ke 3 unit mikro filter yang dapat menyaring padatan sampai
ukuran 1 mikron. Dari unit mikro filter air ke unit  sterilisator ultraviolet untuk
membunuh mikroba.
 Air yang keluar dari unit sterilisator ultra violet adalah air olahan yang siap minum
langsung tanpa dimasak dan dapat langsung dibotolkan.

Manfaat ARSINUM
 
Fungsi dan manfaat sistem pengolahan air siap minum ini adalah :
1. Memanfaatkan air hujan menjadi air bersih
2. Mengolah air hujan menjadi air minum

14
Spesifikasi ARSINUM
 Pompa Pembubuh Kimia :  4,7 l/m, tekanan 7 bar, 220V
 Pompa air baku : 40   l/m , tek. 5kg/cm2, 220 volt, ¾ PK
 Static Mixer : PVC tube  , diameter 8”,  panjang 1000 cm
 Multimedia Filter : PVC tube , diameter 12 ,panjang 1500 cm
 Tangki Garam : PVC tube , diameter 6”  ,1000 cm
 Cation Exhange Filter : PVC tube , diameter 12” ,  500 cm
 Catridge Filter :  diameter  12”, panjang 20”           
 Ultrafiltrasi :  15 m3/h, 500 watt, 220 volt
 Ultraviolet Sterilisasi : 15 l/m , 220 volt
 Post Catridge Filter : Stainless steel, diameter 2”, panjang 10”

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum persyaratan fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu
harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dari aspek
kimiawi, air tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi
serta logam berat (misalnya Hg,Ni,Pb,Zn, dan Ag) ataupun zat beracun seperti
senyawa hidrokarbon dan detergen. Sedangkan dari aspek biologis air minum
tidak boleh mengandung bakteri sedangkan air bersih non perpipaan masih
diperbolehkan 50 kuman per 100 ml air dan air perpipaan 10 kuman per 100
ml air.
2. Belajar dari pengalaman Kota Payakumbuh, ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia, di antaranya:
(1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang
ketat; (2) Pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai
kewajiban penyediaan lahan terbuka; (3) Kewajiban memperbaiki kualitas dan
mengembalikan tata guna air sesuai pemanfaatan sebagaimana yang telah
dimanfaatkan oleh setiap pengguna air; (4) Setiap pengguna air harus
diwajibkan membiayai pengadaan air bersih; dan (5) Setiap bangunan harus
diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat meningkatkan cadangan
air tanah
3. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktifitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah
sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang kedalam
air sungai, danau ataupun kedalam selokan
4. Dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pelayanan penyediaan air oleh
PDAM, perlu diadakan perbaikan pada sumber air PDAM agar air dapat
mengalir dengan lancar,dan lebih ditingkatkan lagi proses pelayanan PDAM
nya sehingga apa bila warga setempat melaporkan kejadian mengenai
kerusakan pada pipa atau saluran air dapat diperbaiki dengan cepat
5. Peningkatan pelayanan PDAM dapat ditingkatkan melalui analisa masalah di
tempat PDAM itu berada,serta menentukan sasaran,strategi dan kebijakan
yang berorientasi untuk meningkatkan pelayanan PDAM pada masyarakat
sekaligus mensejahterakan pegawai PDAM itu sendiri.
6. Perlu disinergikan antara penataan kawasan yang bersifat fisik pembangunan
dengan konservasi air, sehingga tercipta penataan ruang daratan dengan
memberikan ruang yang semestinya bagi air untuk dapat masuk secara
maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltrasi atau peresapan, agar
pembangunan(penambahan ruang terbangun) tidak menimbulkan genangan.

16
Secara spasial, teknologi drainase yang diperlukan yaitu drainase ramah
lingkungan. Eko-drainase ini merupakan kombinasi atara pola detensi
(penampungan sementara) dan pola retensi (meresapkan).
7. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir memiliki
tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan
teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya sehingga tidak
memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya

B. Saran

Saran bagi Pemerintah

Dengan kewenangannya,disarankan mulai menetapkan aturan terkait sinergitas antara


penerapan rencana tata ruang sehingga dapat mencegah terjadinya krisis air bersih
dikemudian hari serta perlunya PDAM untuk meningkatkan pelayanannya dengan
menetapkan sasaran,strategi dan kebijakannya.

Saran bagi masyarakat

Masyarakat mengetahui ciri-ciri air yang memenuhi syarat sehingga terhindar dari penyakit
yang ditularkan melalui air serta tidak menambah terjadinya bahan pencemar dengan cara
tidak membuang sampah rumah tangga kedalam air sungai, dan ataupun kedalam selokan

17
DAFTAR PUSTAKA

Wawan Kurniawan, 2013. Kualitas Air Minum, Makalah Kesehatan

lingkungan,Luwuk

Maya Elvira, 2013. Problem Air Bersih di Perkotaan : Makalah Kesehatan

Lingkungan,Luwuk

Hasnia minggu, 2013. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan

Penggunaan Lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal ; jurnal,Luwuk

Rini, 2013. Pelaksanaan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kepada

Pelanggan di Kelurahan Tanjung Harapan Kec.Samboja Kab.Kutai Kartanegara; Makalah

Nuryana Ahmad, 2013. Pelayanan Air Bersih ; Makalah.

Awaliana Kandow, 2013.Konservasi Air Melalui Arahan Spasial sistem dan Teknik

Drainase ; Makalah

Mustakin Djiha, 2013. Studi Kelayakan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Laut

Menjadi Air Bersih di Wisata Bahari Lamongan ; Jurnal

18

Anda mungkin juga menyukai