Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Unsur Golongan IVA ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa berdoa dan salam semoga terlimpahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah Kimia yang berjudul Makalah Unsur Golongan IVA. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah Unsur Golongan IVA ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga Makalah unsur golongan IVA ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

BAB I...............................................................................................................................................2

PENDAHULUAN..........................................................................................................................2

A. Latar Belakang...................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.............................................................................................................................4

A. Keberadaan Unsur Golongan IVA di Alam....................................................................4

B. Sifat-Sifat Golongan IVA..................................................................................................7

C. Reaksi Dengan Senyawa lain Unsur Golongan IVA.....................................................10

D. Pembuatan Unsur Golongan IV A..................................................................................12

E. Kegunaan Unsur Golongan IVA....................................................................................17

BAB III.........................................................................................................................................20

PENUTUP....................................................................................................................................20

A. KESIMPULAN....................................................................................................................20

B. SARAN.................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan IVA (golongan utama) dan golongan IV B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia.

Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.

Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk
mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.

Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah, besi,
tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam
keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.

Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-unsur kimia terdapat di
kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun
campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak
bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas
nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam
bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-
unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat,

3
silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia.
Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas
oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.

1. Unsur golongan IVA merupakan unsur yang sangat penting, seperti karbon yang
merupakan basis dari kehidupan di bumi dan silikon yang sangat vital bagi struktur fisik bagi
lingkungan dalam bentuk kerak bumi.Golongan IVA pada tabel sistem periodik disebut pula
golongan karbon karena unsur pertama dan umum ditemukan.Diantara unsur-unsur Golongan
IVA adalah karbon (C), silikon (Si), germanium (Ge), timah (Sn), dan timbal (Pb) yang
menunjukkan keanekaragaman yang patut dipertimbangkan dalam hal sifat kimia dan fisiknya.

2. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan
menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini
kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keberadaan logam Golongan IVA?

2. Apa sajakah sifat-sifat kimia Golongan IVA?

3. Bagaimana pembuatan unsur Golongan IVA?

4. Bagaimana Reaksi Dengan Senyawa Lain Unsur Golongan IVA?

5. Apa Sajakah Kegunaan Unsur Golongan IVA?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Keberadaan Logam Golongan IVA.

2. Menjelaskan Sifat-Sifat Kimia Golongan IVA.

3. Menjelaskan Pembuatan Unsur Golongan IVA.

4. Menjelaskan Reaksi Dengan Senyawa Lain Unsur Golongan IVA.

5. Menjelaskan Kegunaan Unsur Golongan IVA.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keberadaan Unsur Golongan IVA di Alam


1. Karbon

(Latin: ncarbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah
sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung dimatahari, bintang-bintang,
komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam bentuk berlian mikroskopik telah
ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian alami juga ditemukan di
kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya.
Berlian sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas pantai Cape of Good Hope Sekitar
30% berlian industri yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil sintesis. Energi dari
matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada siklus karbon-nitrogen.

2. Silikon

Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu
kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia juga merupakan komponen tektites, gelas
alami yang tidak diketahui asalnya.

Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak
kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar
sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan
opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah
liat, mica, dsb merupakan contoh beberapa mineral silikat.

Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon di dalam tungku
pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat
digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai
bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk
memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon

5
super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam
atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum float zone.

3. Timah

Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite
merupakan mineral oksida dari timah SnO 2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain
sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks
mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-
timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-
besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral
logam yang lain seperti perak.

Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah
memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14
ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau
sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap
di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir,
tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium
atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar
7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat
rendah.

Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi dimana
sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan
Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan
Zimbabwe.

Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana jangkauanisotop ini
mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut yang paling banyak jumlahnya adalah
isotop 120Sn dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn yang ada,116Sn, dan
118Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya adalah 115Sn.

6
Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah abu-abu
dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan
timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai
konduktor.

4. Germanium

Germanium merupakan unsur dengan peringkat kelima puluh di dekat kelimpahan unsur-
unsur dalam kerak bumi. Logam ini ditemukan dalam argyrodite, sulfida germanium dan perak,
germanite, yang mengandung 8% unsur ini bijih seng, batubara, mineral-mineral lainnya. Unsur
ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai
produk sampingan beberapa pembakaran batubara. Di alam, Germanium (Ge) memiliki
kelimpahan yang lebih tinggi bila dibandingkan dgn timah & timbal, karena Germanium (Ge)
mudah ditemukan dalam senyawaan yang terdapat di kulit bumi.

5. Timbal

Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Anglesite, cerussite,
dan minim adalah mineral-mineral timbal yang lazim ditemukan. Anglesite merupakan mineral
timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO 4. Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral
gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak
murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki spesifik grafiti 6,3 dengan kandungan
timbal sekitar 73%.

Timbal alami adalah campuran 4 isotop 204Pb (1.48%), 206Pb (23.6%), 207Pb (22.6%) dan
208Pb (52.3%). Isotop-isotop timbal merupakan produk akhir dari tiga seri unsur radioaktif
alami 206Pb untuk seri uranium, 207Pb untuk seri aktinium, dan 208Pb untuk seri torium. Dua
puluh tujuh isotop timbal lainnya merupakan radioaktif. Timbal tidak memiliki alotrof. Tidak
adanya alotrof ini, karena berada di bagian bawah golongan IV A, serupa yang dijumpai pada
bismut (di bawah dalam golongan V A).

7
B. Sifat-Sifat Golongan IVA
1. Sifat-sifat Fisika Golongan IVA

a. Titik leleh dan titik didih

Jika anda melihat kecenderungan titik leleh dan titik didih pada golongan 4 dari atas ke bawah,
sangat sulit membuat alasan yang masuk akal tentang pengaruh perubahan dari ikatan kovalen ke
ikatan logam. Kecenderungan menggambarkan ikatan kovalen atau ikatan logam makin lemah
dengan makin besarnya atom dan makin panjang ikatan.

Titik leleh timah yang lebih rendah dibandingkan dengan timbal dikarenakan timah membentuk
struktur koordinasi 12 yang terdistorsi, bukan murni. Nilai titik leleh dan titik didih timah pada
tabel merupakan nilai untuk logam timah putih.

b. Konduktivitas listrik

Karbon sebagai intan tidak menghantarkan listrik. Pada intan elektron terikat erat dan tidak bebas
bergerak

Tidak seperti intan (yang tidak menghantarkan listrik), silikon, germanium, dan timah abu-abu
merupakan semikonduktor

Timah putih dan timbal merupakan logam yang dapat menghantarkan listrik. Hal itu merupakan
kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih
dan timbal yang merupakanlogam.Hal itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon
sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.

c. Elektronegativitas

Elektronegativitas merupakan ukuran kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron.


Biasanya diukur dengan skala Pauling, dimana unsur yang paling elektronegatif (fluor)
elektronegativitasnya 4.

Suatu atom yang elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron. Artinya bahwa
atom ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan dengan atom lain. Atom
yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial atau membentuk ion positif.

8
Sifat logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas yang rendah. Namun, sepertinya tidak
ada kecenderungan hubungan antara non-logam hingga logam dengan elektronegativitas.

d. Energi ionisasi

Jari-jari atom pada golongan logam alkali dari atas kebawah sistem periodik, jari-jarinya
semakin besar ,sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya.Semakin banyak jumlah
kulitnya,maka semakin besar jari-jari atomnya.Semakin besar jari-jari atom ,maka daya tarik
antara proton dan elektron terluarmya semakin kecil.Sehingga energi ionisasinya semakin kecil.

Tabel 1.1 Sifat Fisika Golongan IVA

Sifat Fisika Karbon Silikon Germanium Timah Timbal


Warna Hitam Abu-abu Putih Putih Abu-abu
keabuan kebiruan
Titik didih (oC) 4830 3265 2830 2270 1725

Titik leleh (oC) 4827 1,410 938,2 231,9 327,5

Massa jenis 2.26 2,32 5.32 7.30 11.4


( g/cm3)
Konduktifitas 0.07 x 106 4 x 106 3 x 106 18.7 x 106 4.8 x 106
listrik
Kalor 2.26 383 5.32 7.30 11.85
penguapan
kJ/mol
Kalor 117 43,3 36,94 7,03 4,77
peleburan
(kJ/mol)
Bentuk Padat Padat Padat Padat Padat

9
2. Sifat-Sifat Kimia Golongan IVA

Tabel 1.2 Sifat Kimia Golongan IVA

Sifat kimia Karbon Silikon Germanium Timah Timbal


Nomor atom 6 14 32 50 82
Konfigurasi 1s2 2s2 3s2 3p2 3d10 4s2 4p2 4d10 5s2 4f14 5d10
electron 2p2 5s2 6s2 6p1
Energi ionisasi 1086,45 1577,1 1537,5 1411,8 1450,5
(kJ/mol)
Bilangan oksidasi +4 +4 +4 +4 +4
Jari-jari atom (pm) 70 111 122 140 180
Jari-jari ion (pm) 170 210 211 225 202
Keelektronegatifan 2,5 1,9 2,01 1,96 2,33
(kJ/mol)

C. Reaksi Dengan Senyawa Lain Golongan IVA

1. Karbon (C)

Karbon dapat di buat dengan proses yang disebut dengan karbonisasi yakni pemanasan bahan
yang mengandung karbon.Karbon juga dapat diperoleh dari pembakaran hidrokarbon atau coal,
atau yang lainnya dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang tidak
sempurna.

CH4(g) + O2(g) C(s) + 2H2O(l)

Reaksi Pada Karbon

1. Reaksi dengan Halogen

Karbon bereaksi langsung dengan fluorin, sedangkan dengan unsure halogen lainnya bereaksi
secara tidak langsung.

Contoh reaksi :

10
C + 2F2 → CF4 (reaksi langsung)

CF4 + Cl2 → CH3Cl + HCl (reaksi tidak langsung)

2. Reaksi dengan Oksigen

Jika dipanaskan dalam udara, maka unsure-unsur karbon bereaksi dengan oksigen (reaksi
pembakaran) yang bersifat eksotermik membentuk oksida CO 2. Oksida CO2 bersifat asam dan
bereaksi dengan air menghasilkan larutan asam lemah sekali.

Reaksi : CO2 + H2O HC2O3 (asam karbonat).

3. Reaksi dengan Hidrogen

1) Alkana (CnH2n+2)

2) Alkena (CnH2n)

3) Alkuna (CnH2n-2)

2. Silikon (Si)

Dibuat melalui reduksi SiO₂dengan C dalam tanur listrik, Si yang dihasilkan dimurnikan dengan
menambahkan gas Cl₂, gas SiCl₄ yang dihasilkan direduksi dengan gas H ₂(suhu tinggi), dan
dihasilkan gas murni.

Reaksi Pada Silikon

a. Reaksi dengan Halogen

Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas flour
(menggunakan suatu atom halogen).

Si + 2X2 → SiX4

b. Reaksi dengan air

Semua silikat yang larut, membentuk larutan yang berasifat basa bila dilarutkan dalam air. Ion
SiO32-, bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.

11
SiO32-(aq) + H2O(aq) → HSiO3- (aq) + OH-(aq)

c. Reaksi dengan Hidrogen

Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida,

Si(s) + 2H2 → SiH4

d. Reaksi dengan Basa

Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)

silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi
dengan basa kuat seperti NaOH. Namun, dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilikat,
H4SiO4, dan asam metasilikat, H2SiO3. Kedua senyawa ini praktis dan larut dalam air, tetapi
mereka memang bereaksi dengan basa.

Contohnya:

H4SiO4(s) + 4 NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + H2O(aq) (nartium ortosilikat)

3. Germanium (Ge)

Keberadaan germanium dialam sangat sedikit, yan diperoleh dari batu bara dan bantuan seng
pekat. Unsure ini lebih reaktif dari pada silicon, dan dapat larut dalam HNO ₃dan H ₂SO ₄pekat
seperti silicon.

Reaksi pada Germanium

a. Reaksi dengan Oksigen

Bila dipanaskan dalam udara, germanium bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran
yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida GeO2. Reaksi antara silikon dengan oksigen
adalah sebagai berikut.

Ge(s) + O2(g) → GeO2(S)

b. Reaksi dengan halogen

12
Dihalida germanium stabil. GeF2 adalah padatan kristal putih yang diperoleh dari reaksi HF
anhidrat dengan Ge pada suhu 200 C, merupakan polimer berjembatan flour dan Ge. GeCl 2
memberikan garam dengan ion GeCl3-Yang mirip dengan garam Sn

c. Reaksi dengan Hidrogen

Hidrida germanium yang stabil hanya GeH4.

Ge(s) + 2H2 → GeH4(s)

Germanium agak lebih reaktif daripada silikon, dan melarut dalam H2SO4 dan HNO3 pekat.

4. Timah (Sn)

Membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah.
Biji timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%, kemudian
dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang diperlukan.

Kemudian biji timah dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetic sehingga kita
dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari
proses ini memiliki konsentrasi antara 70-77% semua hampir mineral cassiterite. Cassiterite
diletakkan difurnace. Karbon bereaksi dengan CO₂ yang ada didalam furnance membentuk CO,
CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.

Reaksi pada Timah

a. Reaksi dengan Hidrogen

Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

Sn(s) + 2H2 → SnH4

b. Reaksi dengan klorin

Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.Sn+ 2X2 → SnX4

Contoh: Sn + 2Cl2 → SnCl4

c. Reaksi dengan oksigen

13
Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO 2, oksida dari timah yang
paling stabil. Sebenarnya SnO ada tetapi sifatnya tidak mantap dan jika dipanaskan di udara akan
berubah menjadi SnO2.

Sn(s) + O2(g) → SnO2(S)

d. Reaksi dengan Asam

Timah larut dalam larutan HCl, lambat dalam asam encer dan lebih cepat jika asamnya pekat.

Sn(s) + 2HCl (aq) → Sn2+(aq)+2Cl-(aq)+H2(g)

Dalam larutan HNO3 pekat, timah teroksidasi menjadi SnO2.

Sn(s) + 4HNO3(aq, pekat) → SnO2(S)+2H2O(l)+4NO2(g)

e. Reaksi dengan Basa

Reaktifitas terhadap basa adalah timah dapat larut larutan NaOh pekat dengan reaksi yang serupa
dengan alumunium. Dalam reaksi ini timah teroksidasi menjadi bilangan oksidasi +4 dalam ion
kompleks (Sn(OH)6)2-, hasil sampingnya adalah gas H2.

Sn(s) + NaOH (aq) → (Sn(OH)6)2-

5. Timbal (Pb)

Timbal terutama terdapat dalam bentuk galena, PbS. Bijih dipekatkan dengan pemanggangan.
kemudian bijih dipanggang dengan temperatur tinggi.

Reduksi dilakukan dengan kokas atau batu gamping

Reaksi pada Timbal

a. Reaksi timbal dengan HCl(aq)

Pb(s) + 3 HCl(aq,pekat) → (PbCl3)-(aq) + H+(aq) + H2(g)

b. Reaksi PbO dengan CH3COOH

PbO + CH3COOH → Pb(CH3COO)2 + H2O

14
c. Reaksi antara Pb3O4 dengan CH3COOH

Pb3O4 + CH3COOH → Pb(CH3COO)4

d. Reaksi dengan HNO3

Logam Pb tidak larut dalam asam sulfat maupun asam klorida, melainkan larut dalam asam nitrat
dengan membentuk gas NO dan timbal nitrat yang larut.

3Pb + 8H+ + 8 NO3- → 2 Pb2+ + 6 NO3- + 2NO + 4OH- Bila dipanaskan dengan hidroksida
dari logam alkali maka logam timbal akan membentuk [Pb(OH)2]4-.

PbO + 2OH- + H2O → [ Pb(OH)2]4-

Bila terjadi Klorinasi terhadap larutan diatas menghasilkan timbal dengan biloks +4.

[Pb(OH)2]4- + Cl2 → PbO2 + 2Cl- + 2H2O

D. Pembuatan Unsur Golongan IVA


1. Karbon

Karbon terdapat dialam sebagai grafit buatan dengan mereaksikan coke dengan silikia (SiO ₂)
dengan reaksi sebagai berikut:

SiO2 + 3C (2500°C) → SiC + Si (g) + C(graphite)

Karbon juga dapat diperoleh dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya. Dengan
kondisi udara yang terbatas, sehingga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.

2. Silikon

Meski jumlah senyawa silikat banyak di alam, namun pengambilan Si dari senyawa silikat cukup
sulit. Karenanya, proses pembuatan silikon didapat dari senyawa oksida (silika) atau sulfidanya
dengan metode reduksi.

Berikut tahapan proses pembuatan silikon dari SiO2:

15
SiO2 dipanaskan dengan kokas (C) pada suhu sekitar 3.000oC dalam tungku pembakaran atau
tanur listrik. Pereaksi ditambahkan dari atas tungku.

SiO2(s) + 2C(s) → Si(l) + 2CO(g) (pada suhu 3.000C)

Lelehan Si yang dihasilkan dikeluarkan dari bawah tungku dan akan membentuk padatan. Si
yang dihasilkan cukup murni dan dapat digunakan antara lain untuk pembuatan paduan dengan
logam lain.

Untuk mendapatkan Si dengan kemurnian tinggi, maka diperlukan tahapan pemurnian berikut:

Si dipanaskan dengan Cl2

Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(l)

Lelehan SiCl4 yang dihasilkan dimurnikan dengan proses distilasi.

SiCl4 lalu direduksi menjadi Si melalui pemanasan dengan H2 atau Mg.

SiCl4 + 2H2 → Si + 4HCl

SiCl4 + 2Mg → Si + 2MgCl2

Produk reaksi dicuci dengan air panas untuk memperoleh Si.

Si dimurnikan dengan alat zone refining. Di dalam alat ini, batangan Si dilewatkan secara
perlahan melalui alat pemanas. Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh. Karena
zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan dibanding dalam padatan Si, maka pengotor
tersebut akan berkumpul di dalam lelehan Si. Daerah lelehan yang tidak murni etrsebut akan
terus pindah sepanjang batangan Si, selama proses. Ketika daerah lelehan yang tidak murni telah
sampai ke ujung, maka ujung ini akan dibiarkan membentuk padatan sebelum dipotong.

3. Germanium

Konsentrat biji kebanyakan sulfidik, mereka akan dikonversi ke oksida dengan pemanasan di
udara, dalam proses yang dikenal sebagai pemanggangan :

GES 2 + 3 O 2 → GEO 2 + 2 SO 2

16
Bagian dari germanium berakhir di dalam debu yang dihasilkan selama proses ini, sedangkan
sisanya dikonversi ke germanates yang tercuci bersama-sama dengan seng dari bata dengan asam
sulfat. Setelah netralisasi hanya seng tetap dalam larutan dan endapan mengandung germanium
dan logam lainnya. Setelah mengurangi jumlah seng dalam endapan oleh proses Waelz , oksida
Waelz kehabisan waktu kedua. Para dioksida diperoleh sebagai endapan dan dikonversi dengan
klorin gas atau asam hidroklorik untuk germanium tetraklorida , yang memiliki titik didih yang
rendah dan dapat dipisahkan dengan distilasi:

Geo 2 + 4 HCl → GeCl4 + 2H2O

Geo 2 + 2 Cl2 → GeCl4 + O2

Germanium tetraklorida dihidrolisis menjadi oksida (Geo 2) atau dimurnikan dengan distilasi
fraksional dan kemudian dihidrolisis. Yang sangat murni Geo 2 sekarang cocok untuk produksi
germanium kaca. Germanium oksida murni dikurangi oleh reaksi dengan hidrogen untuk
mendapatkan germanium cocok untuk optik inframerah atau industri semikonduktor:

Geo 2 + 2 H2 → Ge + 2 H2O

Germanium untuk produksi baja dan proses industri lainnya biasanya menggunakan karbon
berkurang:

Geo 2 + C → Ge + CO2

4. Timah

a. Membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas
dari biji timah. Biji timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-
1%, kemudian dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang diperlukan.

b. Kemudian biji timah dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetic
sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah
yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi antara 70-77% semua hampir mineral
cassiterite.

17
c. Cassiterite diletakkan difurnace. Karbon bereaksi dengan CO ₂ yang ada didalam
furnance membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.

5. Timbal

Kandungan sulfida dalam biji timbal dihilangkan dengan cara memanggang biji timbal sehingga
akan terbentuk timbal oksida. Reaksi yang terjadi MSn + 1,5 O₂ MOn +nSO₂.

Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang dinamakan “blast
furnace” dimana pada proses ini hampir semua timbal oksida akan direduksi menjadi logam
timbal.

E. Kegunaan Unsur Golongan IVA


1. Karbon

a. Digunakan dalam bidang industri baja, plastik, cat, karet, dan lain-lain

b. Dalam bentuk intan dapat digunakan sebagai perhiasan dan untuk membuat alat pemotong,
karena sifatnya yang sangat keras.

c. Dalam bentuk senyawa-senyawa hidrokarbon seperti minyak bumi dan turunannya


digunakan sebagai bahan bakar, obat-obatan, dan industri-industri petrokimia.

d. Gas korbondioksida oleh tumbuhan digunakan untuk proses fotosintesis yang


menghasilkan gas oksigen untuk pernapasan manusia.

e. Isotop karbon-14 digunakan dalam bidang arkheologi.

f. Dalam bentuk batubara digunakan sebagai bahan bakar.

2. Silikon

a. Silikon merupakan komponen utama dari kaca, semen, keramik, sebagian besar perangkat
semikonduktor, dan silikon (zat plastik yang sering tercampur baur dengan logam silikon).

18
b. Unsur silikon dan senyawa intermetaliknya banyak digunakan sebagai paduan untuk
membentuk aluminium, magnesium, tembaga, dan logam lainnya yang memiliki ketahanan
tinggi.

c. Silikon metalurgi dengan kemurnian 98-99% digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan organosilicic dan resin silikon, segel, serta pelumas.

d. Dalam bidang elektronik, chip silikon digunakan dalam berbagai peralatan elektronik. Sel
surya juga menggunakan irisan tipis kristal silikon sebagai salah satu komponen utamanya.

e. Silikon dioksida digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi unsur silikon dan
silikon karbida. Kristal silikon berukuran besar digunakan untuk gelas piezoelektrikf.

Dispersi koloid silikon dalam air digunakan sebagai agen pelapis dan sebagai bahan untuk
pembuatan enamel tertentu (Amazine, 2016).

3. Germanium

Ketika germanium didoping dengan arsenik, galium atau unsur-unsur lainnya, ia digunakan
sebagai transistor dalam banyak barangelektronik. Kegunaan umum germanium adalah sebagai
bahan semikonduktor. Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai bahan pencampur logam, sebagai
fosfor di bola lampu pijar dan sebagai katalis. Germanium dan germanium oksida tembus cahaya
sinar infra merah dan digunakandalam spekstroskopi infra mera dan barang-baran optik lainnya,
termasukpendeteksi infra merah yang sensitif. Index refraksi yang tinggi dan sifatdispersi
oksidanya telah membuat germanium sangat berguna sebagailensa kamera wide-angle dan
microscope objectives. Bidang studi kimiaorganogermanium berkembang menjadi bidang yang
penting. Beberapasenyawa germanium memiliki tingkat keracunan yang rendah untukmamalia,
tetapi memiliki keaktifan terhadap beberap jenis bakteria, sehingga membuat unsur ini sangat
berguna sebagai agen kemoterapi (Pranowo, 2010).

4. Timah

Logam timah banyak dipergunakan untuk solder (52%), industry plating (16%), untuk bahan
dasar kimia (13%) kuningan dan perunggu (5,5%), industry gelas (2%) dan berbagai macam
aplikasi lain (11%).

19
Dalam bentuk lembaran timah digunakan untuk lapisan pelindung kaleng atau bejana dari
tembaga.

a. Digunakan sebagai logam campuran perunggu.

b. Digunakan untuk perekat komponen elektronika pada PCB (timah solder)

c. Dicampur dengan titanium dan digunakan dalam industri aerospacedan bahan insektisida.

5. Timbal

Logam ini sangat efektif sebagai penyerap suara. Ia digunakan sebagai tameng radiasi di
sekeliling peralatan sinar-x dan reaktor nuklir. Juga digunakan sebagai penyerap getaran.
Senyawa-senyawa timbal seperti timbal putih, karbonat, timbal putih yang tersublimasi, chrome
yellow (krom kuning) digunakan secara ekstensif dalam cat. Tetapi beberapa tahun terakhir,
penggunaan timbal dalam cat telah diperketat untuk mencegah bahaya bagi manusia.

a. Digunakan sebagai bahan pengisi baterai dan pelapis kabel listrik.

b. Digunakan dalam industri pipa, tank dan alat sinar X.

c. Karena mempunyai kerapatan yang cukup tinggi, timbal digunakan sebagai alat pelindung
bahan-bahan radioaktif.

d. Dicampur dengan timah digunakan sebagai alat perekat komponen-komponen elektronika


pada PCB.

20
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Cirri-ciri umum golongan IV A

a. Kecuali Karbon, umumnya tidak terdapat di alam dalam bentuk bebas

b. Makin ke bawah makin elektropositif

c. Dapat membentuk senyawa amfoter yakni dengan membentuk oksida Sn(IV) dan oksida
Pb(IV)

d. Dapat membentuk senyawa kompleks dengan bilangan oksidasi sampai 6

e. Kecuali Karbon, dapat bereaksi dengan basa

f. Kecuali Pb, dapat membentuk senyawa dioksida bila direaksikan dengan udara

g. Kecuali C dan Si, dapat bereaksi Halogen

2. Sifat-sifat kima golongan IVA

21
a. Karbon dan silikon tidak reaktif pada suhu biasa. Karbon dan silikon membentuk kation
sederhana seperti C4+ dan Si4+.

b. Silikon membentuk garam dari asam oksi.

c. Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk oksida SiO3, sehingga apabila
oksida ini bereaksi dengan air membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam
metasilikat H2SiO3. Senyawa ini tidak larutdalam air tetapi bereaksi dengan basa.

3. Keberadaan golongan IV A dialam

a. Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah sangat banyak ditemukan
di alam. Karbon juga banyak terkandung dimatahari, bintang-bintang, komet dan amosfir
kebanyakan planet.

b. Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu kelas
bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites.

c. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya.

d. Germanium merupakan unsur dengan peringkat kelima puluh di dekat kelimpahan unsur-unsur
dalam kerak bumi.

e. Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Anglesite, cerussite, dan
minim adalah mineral-mineral timbal yang lazim ditemukan.

f. Ununquadium tidak terdapat di alam namun dibuat melalui reaksi fusi nuklir.

4. Pembuatan unsur golongan IVA

a. Karbon terdapat dialam sebagai grafit buatan dengan mereaksikan coke dengan silikia (SiO ₂)
dengan reaksi sebagai berikut: Si₂ + 3C (2500ᵒC)? “SiC”? Si (g) + C

b. Karbon juga dapat diperoleh dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya.
Dengan kondisi udara yang terbatas, sehingga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.

22
c. Dibuat melalui reduksi SiO₂dengan C dalam tanur listrik, Si yang dihasilkan dimurnikan
dengan menambahkan gas Cl₂, gas SiCl₄ yang dihasilkan direduksi dengan gas H₂ (suhu tinggi),
dan dihasilkan gas murni.

d. Keberadaan germanium dialam sangat sedikit, yan diperoleh dari batu bara dan bantuan seng
pekat. Unsure ini lebih reaktif dari pada silicon, dan dapat larut dalam HNO ₃ dan H ₂SO ₄ pekat
seperti silicon.

e. Membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji
timah. Biji timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%,
kemudian dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang diperlukan.

f. Kemudian biji timah dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetic sehingga kita
dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari
proses ini memiliki konsentrasi antara 70-77% semua hampir mineral cassiterite.

g. Cassiterite diletakkan difurnace. Karbon bereaksi dengan CO₂ yang ada didalam furnance
membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.

5. Kegunaan golongan IVA

Kegunaan unsure golongan IVA sangat beragam, mulai dari alat tulis, intan dalam bidang
industry, bahan –bahan elektronik dsb

6. Perseyawaan golongan IVA

Unsur golongan IVA memilki banya persenyaan yaitu karbon dioksida (CO 2), karbon monoksida
(CO), karbon disulfida (CS2), kloroform (CHCl3), karbon tetraklorida (CCl4), metana (CH4),
etilen (C2H4), asetilen (C2H2), benzena (C6H6), asam cuka(CH3COOH) dan turunan-turunan
mereka.Silikon sangat cenderung bersenyawa dengan Oksigen membentuk ikatan yang kuat dan
stabil.Timah membentuk senyawa organotin. Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil
Lead (TEL), PbO2, Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.

7. Kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas elektron) Golongan IVA.

23
Golongan IVA cenderung tidak stabil dialam karena sifatnya yang reaktif (mudah bereaksi). Hal
tersebut terjadi karena ukuran jari-jari atom yang besar sehingga nilai energi ionisasi dan afinitas
elektronnya kecil.

8. Sintesis unsur Golongan IVA

Karena sifatnya yang reaktif dan tidak stabil, maka banyak ditemukannya dalam bentuk sudah
berikatan dengan unsur-unsur lain dengan membentuk senyawa agar bisa stabil di alam.

B. SARAN
Unsur-unsur yang ada di alam semesta belum semuanya teridentifiaksi baik sifat maupun
kegunaannya untuk itu bagi pembaca teruslah gali pengetahuan setingg-tingginya. Selain itu
unsur yang sudah diketahui manfaatnya gunakanlah sebijak mungkin sesuai dengan
peruntukkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar,muhammad.2013.Unsur-Unsur Golongan IVA. Online].[18 september 2016].

http://.blogspot.co.id.

Amazine. 2016. Silikon (Si): Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek Kesehatannya. [Online].[20
September 2016.]

http://www.amazine.com.

Ibnu,Pranowo. 2010. Unsur Germanium. [Online].[20 september 2016].

https://id.scribd.com/doc/.

Fasiha,novita.2015.Pengenalan Unsur-Unsur Golongan IVA.[Online].[18 september 2016].

http:// blogspot.co.id/html

Nevera.2010.Unsur Golongan IVA. .[Online].[18 september 2016].

24
http:// blogspot.co.idhtml

25

Anda mungkin juga menyukai