Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH KIMIA UNSUR

Di susun oleh:

NAMA: Fitriyah Hadi

KELAS: (XII IPA 5)

SMA NEGERI 2 JAYAPURA

TAHUN AJARAN

2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah
taufiknya sehingga saya dapat menyelesaiakan Makalah ini dalam bentuk yang sangat
sederhana. Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengatahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini, sehingga kedepannya lebih baik.

Dalam tugas ini, tidak sedikit hamabatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan teman-teman
dan kakak saya, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi bisa teratasi. Oleh karena
itu saya mengucapkan terimah kasih kepada teman-teman, kakak saya, dan pak guru
bidang study kimia yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga termotivasi
& menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman saya miliki dalam
membuat makalah sangat kurang. Sebab itu, saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

JAYAPURA, 05 NOVEMBER 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................i

DAFTAR ISI...............................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................1
B. TUJUAN PENULISAN.....................................................2
C. RUMUSAN MASALAH....................................................2
D. MANFAAT PENULISAN..................................................2

BAB II ISI..................................................................................5

A. GAS MULIA ( gol. VIII A)................................................6


1. Sifat-sifat fisika & kimia...............................................7
2. Pembuatannya............................................................8
3. Manfaatnya..................................................................9
B. HALOGEN ( gol. VII A)1..................................................10
1. Sifat-sifat fisika & kimia...............................................11
2. Pembuatannya............................................................13
3. Manfaatnya..................................................................14
C. UNSUR PERIODE ke- 3..................................................15
1. Sifat-sifat fisika & kimia...............................................15
2. Pembuatannya............................................................18
3. Manfaatnya.................................................................19
D. UNSUR PERIODE ke- 4..................................................20
1. Sifat-sifat fisika & kimia...............................................20
2. Pembuatannya............................................................22
3. Manfaatnya.................................................................24
E. UNSUR gol. Alkali ( I A)...................................................30
1. Sifat-sifat fisika & kimia................................................31
2. Manfaatnya..................................................................33
3. Pembuataanya.............................................................34
F. UNSUR gol. Alkali Tanah ( II A)......................................36
1. Sifat-sifat fisika & kimia................................................36
2. Pembuatannya.............................................................37
3. Manfaatnya..................................................................38
BAB III PENUTUP...................................41

G. KESIMPULAN.............................................................41
H. SARAN.....................................................................41

DAFTAR PUSTAKA.................................................41

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan,
yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain
itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa,
banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa
unsur logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri,
baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan.
Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu
perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang
dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari
diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun
bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih
banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam
bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang
terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan
unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas
nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran
antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya.
Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat,
karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam
mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak
bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He)
terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua
benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk
logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak
dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini
kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih
spesifik lagi.
B. TUJUAN PENULISAN
1.Mengetahui dan memehami keberadaan unsur-unsur kimia di alam.

2. Mengetahui dan memahami pengelompokan dan sifat–sifat unsur kimia

3. Mengetahui dan memahami kegunaaan dan bahaya unsur-unsur kimia

4. Mengetahui dan memahami pemisahan & pembuatan unsur-unsur kimia

C. RUMUSAN MASALAH
1. Seberapa banyak keberadaan unsur-unsur kimia di alam
2. Bagaimana pengelompokan dan sifat-sifat unsure kimia
3. Apakah kegunaan dan bahaya dari unsur-unsur kimia
4. Bagaimanakah pemisahan dan pembuatan unsur-unsur kimia

D. MANFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada siswa untuk
menambah wawasan dan pemahaman tentang kimia unsur.

BAB II

ISI
A. GAS MULIA
Gas mulia adalah sebutan untuk unsur-unsur golongan VIIIA. Unsur-unsur
gas mulia adalah helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe),
dan radon (Rn). Gas mulia diperoleh dari udara bebas, kecuali radon diperoleh
dari rongga batuan uranium. Helium selain diperoleh dari udara bebas juga dapat
diperoleh dari pemisahan gas alam.
Gas mulia merupakan golongan unsur yang paling stabil. Hal ini ditunjukan oleh
keberadaannya di alam adalah dalam bentuk unsur bebasnya. Kestabilannya
disebabkan oleh energi ionisasinya yang sangat tinggi dan elektron valensinya yang
duplet untuk helium dan oktet untuk unsur gas mulia lainnya. Dalam tabel
periodik, gas mulia berada di kolom paling kanan. Ini artinya energi ionisasi gas
mulia paling tinggi dibandingkan energi ionisasi golongan unsur lainnya.
Sementara itu, di alam unsur-unsur selain gas mulia umumnya berada dalam
bentuk senyawa. Keadaan seperti ini menunjukan ketidakstabilannya yang
disebabkan oleh energi ionisasinya yang relatif rendah dan elektron valensinya
yang tidak duplet (untuk hidrogen) atau tidak oktet (untuk unsur-unsur selain
hidrogen). Tidak ada senyawa alaminya dari unsur gas mulia, tetapi senyawa
buatannya telah berhasil dibuat. XePtF6 menjadi senyawa pertama dari unsur gas
mulia yang telah berhasil dibuat oleh N. Bartlett. Berikutnya senyawa gas mulia
yang telah berhasil dibuat adalah senyawa dari unsur kripton (KrF4 dan KrF2) dan
unsur radon (RnF2). Energi ionisasi He, Ne, dan Ar lebih tinggi dibandingkan
energi ionisasi Kr, Xe, dan Rn, sehingga He, Ne, dan Ar relatif lebih stabil
dibandingkan Kr, Xe, dan Rn. Oleh karena itu, senyawa dari He, Ne, dan Ar
sampai saat ini belum dapat dibuat, sedangkan senyawa dari Kr, Xe, dan Rn telah
berhasil dibuat seperti tersebut di atas. Gas mulia larut dalam air membentuk
klatrat. Klatrat adalah keadaan terjebaknya atom-atom gas mulia dalam struktur
heksagonal molekul-molekul air. Makin ke bawah dalam golongannya, unsur gas
mulia makin larut dalam air. Hal ini disebabkan makin ke bawah, ukuran atom
gas mulia makin besar sehingga makin mudah membentuk klatrat (makin mudah
larut dalam air). Cara mendapatkan gas mulia dari udara bebas adalah dengan
mendestilasi udara tersebut. Destilasi adalah cara pemisahan campuran menjadi
zat-zat tunggal dengan dasar perbedaan titik didih di antara zat-zat yang ada dalam
campuran tersebut tidak berbeda jauh. Khusus untuk Rn hanya diperoleh melalui
isolasi gas Rn dari rongga batuan uranium. Masing-masing gas mulia mempunyai
kegunaannya. He berguna sebagai pengisi balon udara, pencampur oksigen pada
tabung penyelam, dan sebagai pendingin untuk suhu mendekati 0 K. Ne, Ar, dan
Kr, ketiganya berguna untuk pengisi bola lampu, lampu TL, lampu reklame (Ne
berwarna merah, Ar berwarna merah muda, Kr berwarna putih, dan Xe berwarna
biru) dan pendingin pada reaktor nuklir. Xe untuk obat bius pada pembedahan.
Senyawa Xe dengan oksigen, seperti XeO3, XeO4 merupakan oksidator yang
sangat kuat. Rn bersifat radioaktif dan berguna untuk terapi kanker.
 Sifat fisis
Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari suhu
kamar (25o C), sehingga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Titik leleh dan
titik didih unsur-unsur gas mulia dari atas ke bawah (helium ke radon) akan
semakin bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari
atom. Kerapatan (densitas) unsur-unsur gas mulia juga akan semakin bertambah
dari atas ke bawah.

 Sifat kimia
- Energi ionisasi tinggi dan afinitas electron rendah, sehingga sukar
bereaksi
- Keelektro negatifan rendah
- Stabil sebagai unsur non atom
- Makin ke bawah: energi ionisasi makin rendah, sehingga Ar, Kr, Xe,
dan Rn dapat direaksikan dengan atom yang sangat elektronegatif (F
dan O)
- Makin ke bawah, jari-jari atom (r), kerapatan (P), titik leleh, titik didih
dan kereaktifan meningkat.

Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun tetap harus diakui
bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan lainnya. Unsur gas mulia
hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif, seperti fluorin
dan oksigen.

 Cara Pembuatannya
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak
reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan
secara fisis. Perkecualian adalah Radon yang diperoleh dari peluruhan unsur
radioaktif.
1. Ekstraksi Helium (He) dari gas alam
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan
pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses
pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu
dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat
membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas
alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di
atas suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa
campuran gas yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya,
He dimurnikan dengan proses antara lain:
 Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas
diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun
sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran dilewatkan melalui arang
teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang
sangat murni.
 Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap
(adsorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini
menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.
2. Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal,
CO2 dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan
dengan pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar
udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni
60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa udara yang
mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut
sangat rendah. Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan
menggunakan proses, antara lain:
 Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu
menggunakan reaksi kimia. O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu
N2 direaksikan dengan Mg. sisa campuran (A, Xe, dan Kr) kemudian
akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan
perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau
keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu sekitar -80 , sementara Kr
dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
 Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional
bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat.
Karena titik didih N2 paling rendah, maka N2 terlebih dahulu
dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air
ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar
dengan kemurinian 98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat
diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni Xe dan Kr,
dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.

 Manfaat Gas Mulia :


Beberapa gas mulia seperti Ne, Ar,Kr dan Xe bisa diperoleh dari hasil
penyulingan bertingkat udara cair. Berikut macam - macam manfaat
tiap-tiap unsur :
a) Helium
 Sebagai pengisi balon udara.
 Sebagai campuran oksigen dalam tabung penyelam.
 Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat
pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
b) Neon

 Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.


 Neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indikator
tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung
televisi.
 Neon cair merupakan zat pendingin pada refrigenerator untuk
temperatur rendah.
 Neon juga dapat digunakan untuk memberi tanda pada pesawat
terbang.
c) Argon
 Argon digunakan dalam las titanium dan stainless steel.
 Argon digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar.
d) Kripton
 Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen
bertekanan rendah.
 Krypton digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan
tinggi.
e) Xenon

 Xenon digunakan dalam pembuatan lampu pijar untuk


bakterisida (pembunuh bakteri).
 Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
f) Radon
 Radon digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif.
 Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena
bila lepengn bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias
diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.

B. HALOGEN ( gol.VII A)
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal
dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai
elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah
ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu
halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat
bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan
unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan
secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Untuk mencapai keadaan stabil
(struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron
dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama
hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah
menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif
disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Halogen
digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif
karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.
Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl),
Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum
diketahui dengan jelas.

 Sifat fisis

I. Wujud halogen Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan


energi ikatan X - X berkurang dari Cl2 sampai I2, sesuai dengan
pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin
lemah ikatan antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya
energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding
dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan
kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan ikatan semakin
mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif kecil.

II. Titik Cair dan Titik Didih Titik cair dan titik didih halogen meningkat
dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya
massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka
wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2
cair, dan I2 padat.
III. Warna Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya
karena berbau merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau
kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna ungu.

 Sifat kimia
I. Kelarutan Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin
berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air. 2F2(g) + 2H2O(l)
4HF(aq) + O2(g) Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam
larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-,
misalnya I2 larut dalam larutan KI. I2(s) + KI(aq) KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam
pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.

II. Kereaktifan Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal


ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan
halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar
kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik
elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga
dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif
halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen,
dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin
berkurang.
1. Kereaktifan fluor dan klor Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang
tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas
dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat
membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif
akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan
cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat
dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan
plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
2. Kereaktifan brom Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak
berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom
cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling
berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya
0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga
dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin
kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.
3. Kereaktifan iodium Iodium dapat menguap pada temperature biasa,
membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal
iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan
selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
4. Kereaktifan astatin Astatine dapat membentuk senyawa antar
halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat
membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang
berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
III. Daya Oksidasi Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator
halogen dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen
dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. F2 + 2KCl 2KF +
Cl2 atau ditulis F2 + 2Cl- 2F- + Cl2 Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
Br2 + KF (tidak terjadi reaksi) atau ditulis Br2 + F- (tidak
terjadi reaksi) Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat
reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.
 Pembuatan halogen
Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah
dengan mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang
diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat
terjadi.
Fluorin (F2)
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses
elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF
cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC.
Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode
karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang
terbentukakan oksidasinya.
Klorin
Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :

Bromin
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara
komersial, pembuatan gas Br2 sebagai berikut: Air laut dipanaskan
kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara. Uap air panas
dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks,
gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya. Selanjutnya
bromin dimurnikan melalui distilasi.
Iodin
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator
gas Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor
dalam garam (Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3.
Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.

 Manfaat Halogen

a. Fluorin (F)
 Membuat senyawa CFC, dan CFC berfungsi sebagai cairan
pendingin ( kulkas dan ac ).
 Garam fluorida ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk
mencegah kerusakan gigi.
 Membuat Teflon.

b. Klorin (Cl)
 Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri plastik serta
karet sintesis.
 Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).
 Untuk pembuatan etil klorida (C2H3Cl) yang digunakan pada
pembuatan TEL (tetra etillead), yaitu bahan aditif pada bensin.
 Untuk industri berbagai jenis pestisida.
 Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
 Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas)
dan tekstil.
 Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin

c. Bromin (Br)
 Membuat Etil bromida (C2H4Br2), suatu zat aditif yang
dicampurkan ke dalam bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat timbal,
sehingga tidak melekat pada silinder atau piston.
 Membuat AgBr, merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya
dan digunakan dalam film fotografi.
 Pembuatan senyawa organik, misalnya zat warna, obat-obatan, dan
pestisida.

d. Iodin (I)
 Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol
yang dikenal dengan iodiumtingtur).
 Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI).
 Untuk mengetes adanya amilum dalam tepung tapioka.

C. UNSUR PERIODE ke-3

Unsur-unsur periode ketiga merupakan unsur-unsur yang terdiri atas Na,


Mg, Al, Si, P, S, Cl dan Ar serta memiliki jumlah kulit elektron yang sama
yaitu 3 kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur
berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang di miliki berbeda
pula.

 Sifat fisis

1. Nilai jari – jari atom berkurang dai Na ke Ar

Hal ini dikarenakan unsur – unsur dari Na ke Ar memiliki jumlah


proton dan elektron pada inti semakin banyak. Hal ini mengakibatkan
gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron-elektronnya
semakin kuat. Oleh karena itu jari-jari atom unsur-unsur perioda ketiga
dari kiri ke kanan semakin mengecil.
Jari – jari atom adalah : jarak antara kulit inti atom samapai kulit terluar
yang ditempati elektron

2. Nilai energi ionisasi bertambah dari Na ke Ar, penyimpangan


terjadi pada Mg ke Al dan dari P ke S.

Energi Ionisasi adalah : energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu


elektron pada kulit terluar yang terikat lemah ke inti dalam fasa gas.

Peningkatan energi ionisasi ini berkaitan dengan bertambahnya


muatan inti, sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar makin
kuat, sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron pada
kulit terluar semakin besar.

Data dari gambar juga menunjukkan adanya penyimpangan,


yaitu energi ionisasi Mg lebih besar dari energi ionisasi Al, dan energi
ionisasi P lebih besar dari S. Penyimpangan ini terkait dengan
kestabilan konfigurasi elektron, yaitu unsur golongan IIA (Mg) dan
golongan VA (P) mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil,
yaitu konfigurasi penuh dan setengah penuh sehingga membutuhkan
energi yang lebih besar untuk melepaskan elektronnya. Sedangkan Al
dan S mempunyai satu elektron yang terikat agak lemah sehingga lebih
mudah dilepaskan.

3. Nilai Afinitas Elektron bertambah dari Na ke Cl, dengan


penyimpangan nilai untuk Al dan P. (abaikan tanda negative pada nilai afinitas
elektron, yang berarti energi dilepaskan).

Afinitas elektron adalah : energi yang terlibat pelepasan energi (-) / penyerapan
energi (+) jika suatu atom / ion dalam fasa gas menerima satu elekron
membentuk ion negatif.

Peningkatan afinitas elektron ini berkaitan dengan muatan inti yang


semakin positif dan jari – jari atom semakin kecil. Keadaan ini
menyebabkan gaya tarik menarik antara inti dengan elektron yang
ditambahkan semakin kuat sehingga afinitas elektronnya bertambah.

4. Nilai keelektronegatifan bertambah dari Na ke Cl.


Keelektronegatifan adalah : suatu ukuran kemampuan suatu atom
untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia.

Dari kiri ke kanan (Na ke Cl) keelektronegatifan unsur - unsur semakin


besar, karena muatan inti bertamabah positif dan jari – jari atom
berkurang, keadaan ini ini menyebabkan gaya tarik menarik inti
terhadap elektron semakin kuat, akibatnya kemampuan atom untuk
menarik elektron semakin besar. Hal ini juga memperlihatkan semakin
kekanan unsur periode ketiga semakin mudah menarik elektron.

Unsur-unsur dengan keelektronegatifan kecil cenderung bersifat logam


(elektropositif). Sehingga sifat logam dari Na ke Ar semakin berkurang
karena nilai keelektronegatifannya semakin besar

5. Bilangan oksidasi maksimum bertambah dari Na ke Cl.


 Sifat Kimia
Sifat Kimia Unsur – Unsur Periode Ketiga

Sifat kimia unsur periode ketiga dipelajari dengan menggunakan data


sifat atomik dan konfigurasi elektronnya.
1. Kereaktifan

Kereaktifan untuk unsur periode ketiga diperhatikan dari mudah tidaknya


unsur – unsur melepas atau menyerap elektron ini dapat dipahami dari
kecendrungan nilai energi ionisasi dan afinitas elektronnya. Kecuali Ar
dapat memiliki konfigurasi elektron gas mulia dengan cara melepas atau
menyerap elektron dari atom lain.

· Nilai energi ionisasi : bertambah dari kiri kekanan, yang berarti lebih
mudah bagi unsur – unsur disebelah kiri untuk melepas elektron.

· Afinitas elektron : semakin negatif dari kiri kekanan, yang berarti


semakin mudah unsur – unsur non logam disebelah kanan untuk
menarik elektron.
Dari sini dapat disimpulkan kereaktifan unsur – unsur periode ketiga dari
Na ke Cl sebagai berikut:

Logam Non-logam Tidak

semakin semakin reaktif

reaktif reaktif

 Manfaatnyaa.
a. Natrium
· Dipakai dalam pembuatan ester
· NaCl digunakan oleh hamper seluruh makhluk hidup
· Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

b. Magnesium
· Digunakan dalam proses produksi logam, kaca dan semen
· Untuk membuat konstruksi pesawat,logamnya disebut magnulum
· Pemisah sulfur dari besi dan baja
c. Alumunium
· Banyak digunakan dalam industry pesawat
· Untuk membuat konstruksi bangunan
· Digunakan dalam berbagai macam aloi
d. Silicon
· Dipakai dalam pembuatan kaca
· Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
· Digunkan untuk membuat aloi bersama alumunium,magnesium dan
tembaga
e. Phosphorus
· Untuk membuat asam fosfor
· Untuk membuat dinding dan kepala korek api
· Senyawa fosfor digunakan untuk produksi gelas pada lampu natrium
f. Sulfur
· Dipakai sebagai bahan dasar asam sulfat
· Digunakan dalam baterai
· Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
g. Clorin
· Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
· Digunakan untuk membunuh bakteri pada air minum
· Dipakai dalam berbagai macam industri
h. Argon
· Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
· Untuk mendeteksi sumber air tanah
· Dipakai dalam roda mobil mewah

 Pembuatan unsur periode ke- 31.


1. Natrium
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl Reaksi :
NaCl(l) –>Na+ + Cl–
Katode : Na+ + e– –>Na
Anode : 2 Cl –> Cl2 + 2 e–
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium
disimpan dalam minyak tanah. Kegunaannya: Sebagai lampu
penerangan di jalan-jalan raya. Natrium mempunyai kemampuan
menembus kabut.
2. Magnesium
Dibuat dengan cara elektrolisis lelehan MgCl2.
Kegunaannya: Untuk aliase (magnalium), digunakan untuk kerangka
pesawat terbang dan lampu kilat dalam fotografi.
3. Aluminium
Dibuat dengan elektrolisis dari bauksit yang murni.
i. Al2O3 murni dicampur dengan Na3AIF (kriolit) untuk
menurunkan titik leleh Al2O3 dan bertindak sebagai pelarut untuk
pemurnian Al2O3.
ii. Dielektrolisis, reaksi yang terjadi: Al2O3 –>Al3+ + O2–
Katode (grafit) : 4 Al3+ + 12 e– –>4 Al
Anode (grafit) : 3 C + 6 O2– —>3 CO2 + 12 e–
C + 4 Al3+ + 6 O2– —>4 Al + 3 CO2. Anode sedikit demi sedikit
akan habis.
4. Silikon
Dibuat dengan mereduksi SiO2 dengan karbon
0
3000 C
SiO2 + C ——-> Si + 2CO

D. UNSUR PERIODE KE-4


Unsur periode 4 adalah unsur-unsur kimia pada baris (atau periode)
keempat tabel periodik. Tabel periodik disusun berdasarkan baris untuk
menggambarkan tren keberulangan (periodik) perilaku kimia unsur-unsur
seiring dengan kenaikan nomor atom: baris baru dimulai ketika perilaku kimia
mulai berulang, artinya bahwa unsur-unsur dengan perilaku yang sama jatuh
pada kolom yang sama. Periode keempat berisi 18 unsur, dimulai
dengan kalium dan diakhiri dengan kripton. Sesuai kaidah, unsur-unsur periode
4 mengisi terlebih dahulu kulit 4s, disusul kulit 3d dan 4p.

 Sifat fisis & kimia


1.Sifat Logam
Unsur transisi memiliki ikatan logam yang kuat antara sesama atomnya.
Hal ini disebabkan karena dalam strukturnya, setiap atom logam mampu
melepaskan sejumlah elektron sehingga atom logam menjadi bermuatan
positif, sedangkan elektron dapat bergerak bebas sepanjang struktur logam.
Proses pelepasan elektron ini disebut dengan delokalisasi elektron.
Ikatan antara ion logam yang bermuatan positif dengan elektron yang
bermuatan negatif inilah yang membuat ikatan logam pada unsur golongan
transisi menjadi sangat kuat. Akibatnya logam – logam transisi memiliki
struktur yang keras. Kisi – kisi logam yang satu juga dapat bergeser diatas
kisi logam yang lain, tanpa merusak ikatan logamnya. Hal ini membuat
logam – logam golongan transisi dapat ditempa dan diregangkan.
2.Titik Leleh
Karena ikatan logam pada unsur – unsur golongan transisi sangat kuat,
maka titik leleh dan titik didihnya akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karena pada pembentukan ikatan logam, dilibatkan elektron dari orbital 4s
dan 3d yang tidak terisi penuh.
Semakin banyak elektron yang bisa didelokalisasikan, maka tentunya
ikatan logam akan semakin kuat. Unsur transisi yang mempunyai titik leleh
terendah adalah ZnZn (seng). Hal ini disebabkan karena orbital 3d nya
sudah terisi penuh oleh elektron sehingga hanya elektron pada orbital 4s
saja yang dipergunakan untuk membentuk ikatan logam. Karena jumlah
elektron yang didelokalisasikan sedikit, maka titik leleh ZnZn tidak terlalu
tinggi.
3.Konduktor Listrik
Setiap logam adalah konduktor listrik yang baik. Unsur – unsur transisi
yang memiliki konfigurasi setengah penuh akan mempunyai sifat
konduktor listrik yang lebih baik dibandingkan yang orbitalnya penuh.
4.Jari – Jari Atom dan Kerapatannya
Sesuai dengan aturan jari – jari atom dalam satu perioda (dari kiri ke
kanan), jari jari unsur – unsur transisi akan semakin kecil
dari ScSc ke ZnZn. Namun kenyataanya, besar jari – jari atom unsur
transisi ini relatif sama. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan
elektron yang mengisi orbital 3d di bagian dalam. Peristiwa ini bertindak
sebagai perisai terhadap bertambahnya tarikan inti pada orbital elektron 4s.
Sehingga pengecilan ukuran atom menjadi tidak efektif. Oleh karena
itulah, ukuran jari – jari atom unsur transisi dalam satu perioda cenderung
relatif sama.
Jari – jari atom logam transisi lebih kecil dibandingkan jari – jari atom
logam golongan utama (logam alkali dan alkali tanah). Sedangkan jumlah
partikel penyusun dasar (elektron, proton dan neutron) penyusun atomnya
semakin banyak. Hal ini akan menyebabkan serapan atom logam unsur
transisi akan semakin besar. Kerapatan terkecil dimiliki oleh
atom ScSc (2,99 /cm^33) adalah yang paling kecil diantara unsur – unsur
transisi lain karena ScSc memiliki jari – jari atom paling besar.
5.Struktur Logam
Hampir semua logam transisi memiliki kristal dengan bentuk geometri
kisis terjejal rapat dalam struktur heksagonal closed packed seperti
atom Sc, TiSc,Ti dan ZnZn, struktur kristal kubus berpusat muka seperti
atom Co, NiCo,Ni dan CuCu serta struktur kristal kubus berpusat badan
seperti atom Cr, VCr,V dan FeFe.
6.Sifat Magnetik
Didasarkan atas perilaku suatu zat dalam bidang magnet, zat – zat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
Diamagnetik = tidak tertarik/terpengaruh oleh medan magnet
Paramagnetik = tertarik sebagian oleh medan magnet
Feromagnetik = sangat tertarik oleh medan magnet.
Pada unsur logam golongan transisi, Fe, CoFe,Co dan NiNi adalah bersifat
feromagnetik yang artinya tertarik sangat kuat oleh medan magnet. Oleh
karena itu, logam – logam ini banyak digunakan untuk membuat magnet
permanen. ZnZn bersifat diamagnetik, sedangkan logam transisi yang lain
bersifat paramagnetik.
Sifat – sifat kemagnetan logam transisi ini disebabkan oleh penuh atau
tidaknya pengisian elektron pada orbital 4s dan 3d nya. ZnZn bersifat
diamagnetik karena kedua orbital tersebut sudah diisi penuh oleh elektron.
7.Pembentukan Senyawa Berwarna
Salah satu yang menarik dari unsur logam transisi adalah bahwa mereka
dapat membentuk senyawa yang memiliki warna – warna yang menarik.
Warna – warna ini muncul sebagai akibat tidak penuhnya pengisian
elektron pada orbital 3d, sehingga ada elektron yang menyendiri (tidak
berpasangan). Elektron menyendiri ini dapat tereksitasi dengan menyerap
energi dari cahaya sinar tampak ke tingkat energi yang lebih tinggi. Di
tingkat energi yang lebih tinggi ini, elektron cenderung tidak stabil
sehingga akan kembali lagi ke posisi semula.
 Cara Pembuatan Logam Transisi Periode 4
1. Skandium (Sc): dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang
dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
2. Titanium (Ti): Salah satu metode yang digunakan dalam proses
pembuatan titanium adalah Metode Kroll yang banyak menggunakan
klor dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium tetraklorida yang
kemudian dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses
distilasi. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh
magnesium menjadi logam murni. Udara dikeluarkan agar logam yang
dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen dan nitrogen. Sisa reaksi
adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian
dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida
sehingga meninggalkan spons titanium. Spon ini akan mencair dibawah
tekanan helium atau argon yang pada akhirnya membeku dan membentuk
batangan titanium murni.
3. Vanadium (V): frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan
dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe), reaksinya:
2V2O5(s) + 5 Si(s) + Fe(s) 4V(s) + Fe(s) + 5 SiO2(s)
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu
bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam.
4. Krom (Cr): logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan
mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
5. Mangan (Mn): pembuatan feromangan dilakukan dengan
mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon. Reaksinya:
MnO2 + Fe2O3 + 5C Mn + 2Fe + 5CO
6. Besi (Fe): proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi
dilakukan dalam tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida
besi dengan gas karbon monoksida.

7. Kobalt (Co): Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan


timbul hipoklorit sodium ( NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) +
H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk
membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga
terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O

2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)


8. Tembaga (Cu): proses pengolahan tembaga diawali dengan
pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil
pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan
dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang
digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
9. Seng (Zn): pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan
seng sulfida (ZnS) kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.

 Manfaatnya

A. Skandium (Sc)
Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam, walaupun ada
cenderung dalam bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3
misalnya ScCl3, Sc2O3. Senyawa tidak berwarna dan bersifat
diamagnetik, hal ini disebabkan ion Sc3+ sudah tidak memiliki elektron
dalam orbital nya.
Kira-kira 20 kg (dalam bentuk Sc2O3) skandium digunakan setiap tahun
di Amerika Serikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi.
Skandium iodida yang dicampur ke dalam lampu wap raksasa akan
menghasilkan sumber cahaya buatan kecekapan tinggi yang menyerupai
cahaya matahari dan membolehkan salinan warna yang baik untuk
kamera televisi. Lebih kurang 80 kg skandium digunakan sejagat setiap
tahun dalam pembuatan lampu mentol. Isotop radioaktif Sc-46
digunakan dalam peretak pelapis minyak sebagai agen penyurih.
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-
skandium untuk industri aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan
(basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang memerlukan
bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.

B. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a.Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai
sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan),
2. Kekuatan strukturnya tinggi,
3. Tahan panas,
4. Tahan terhadap korosi,.
b.Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat
supersonik, karena pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan
kekuatan (strenght).
c Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer
polietlen.
d.Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas,
kaca, keramik, dan kosmetik.
e.Titanium digunakan sebagai katalis pada industri polimer.
f. Karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasannya tinggi.
Logam ini digunakan untuk bahan struktural terutama dalam mesin jet,
karena mesin jet memerlukan massa yang ringan tetapi stabil pada suhu
tinggi.
g.Karena logam titanium tahan terhadap cuaca, sehingga dapat
digunakan untuk bahan pembuatan pipa, pompa, dan tabung reaksi
dalam industri kimia.

C. Vanadium (V)
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a.Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan
tinggi,
b.Untuk membuat logam campuran,
c.Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
asam sulfat dengan proses kontak.
d.Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja
tahan karat dan baja untuk peralatan berat karena sifatnya merupakan
logam putih terang, relatif lunak dan liat, tahan terhadap korosif, asam,
basa, dan air garam.
e. V2O5 digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat
dan digunakan sebagai reduktor.

D. Khromium (Cr)
Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
1.Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan
karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
2.Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam
untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga
dapat mencegah korosi.
3.Khromium juga dapat memberikan warna hijau emerald pada kaca.
4.Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.
5.Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata,
karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif
rendah dan kestabilan struktur kristal.
6.Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas.
7.Campuran kromium (IV) oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan
larutan pembersih yang dapat digunakan untuk mengeluarkan zat
organik yang menempel pada alat-alat laboratorium dengan hasil yang
sangat bersih, tetapi larutan ini bersifat karsinogenik (menyebabkan
penyakit kanker).

E. Mangan (Mn)
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras
(lebih keras dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak
digunakan untuk panduan logam dan membentuk baja keras yang
digunakan untuk mata bor pada pemboran batuan.
Di samping itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan sebagai
depolariser dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau
pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri
memberi warna lembayung pada kaca. Dioksidanya berguna untuk
pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam pengeringan cat hitam.
Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam
analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga banyak tersebar
dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting untuk
penggunaan vitamin B.

F. Besi (Fe)
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah
istilah yang digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase,
yaitu baja spesial yang mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat
yang diinginkan. Salah satu contoh baja yang terkenal adalah stainless
steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut urai beberapa kegunaan dari besi :
1. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam
kehidupan, seperti untuk kontruksi atau rangka bangunan, landasan,
untuk badan mesindan kendaraan, tulkit mobil, untuk berbagai
peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain. Mutu dari semua bahan
yang terbuat dari besi tergantung pada jenis besi yang digunakan,
seperti:
a. Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)
b. Baja mangan (11-14%Mn)
c. Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)
d. Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)
2. Fe(OH)3 digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau
cat tembok.
3. Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga
untuk mengkilapkan kaca.
4. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.

G. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila
digosok langsung mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada
nikel, tahan terhadap udara, sehingga banyak digunakan untuk pelapis
logam. Selain itu juga digunakan sebagai katalis, untuk paduan logam
(baja kobalt) digunakan sebagai bahan magnet permanen. Campuran
Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan berat dan alat bedah atau
operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel) digunakan untuk
elemen pemanas listrik.
Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk
membuat alnico, alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk
berbagai keperluan. Alloy stellit, mengandung kobalt, khromium, dan
wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang
digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan pada
kecepatan yang tinggi.
Kobalt juga diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya.
Selain alloy, digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas.
Logam diguanakan dalam elektropalting karena sifat penampakannya,
kekerasannya, dan sifat tahan oksidasinya.
Garam kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk
menghasilkan warna biru brilian yang permanen pada porselen, kaca,
pot, keramik, dan lapis e-mail gigi. Garam kobalt adalah komponen
utama dalam membuat biru Sevre dan biru Thenard. Larutan kobalt
klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobalt digunakan
secraa hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, dan nitrat karena
telah dibuktikan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan
mineral tertentu pada binatang. Tanah yang layak mengandung hanya
0.13 – 0.30 ppm kobalt untuk makanan binatang.

H. Nikel (Ni)
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar
panas yang baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap
air yang mengandung asam sehingga banyak digunakan sebagi
komponen pemanas listrik (nikrom) yang merupakan campuran dari Ni,
Fe, dan Cr.
2. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
3. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang
perhiasan.
4. Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
5. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
6. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan
tahan karat.
7. Pelapis besi (pernekel).
8. Sebagai katalis.
I. Tembaga (Cu)
ZXSTembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila
digosok dapat ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik, tidak
mudah berkarat tetapi bila terkena udara warnanya menjadi hijau oleh
terbentuknya tembaga karbonat. Banyak digunakan sebagai rangakian
atau peralatan listrik, kabel listrik, dan untuk paduan logam.
CuSO4 (terusi) banyak digunakan untuk larutan elektrolit dalam sel
elektrokimia, campuran terusi dan Ca(OH)2 dengan sedikit air dapat
digunakan memberantas kutu dan jamur.
Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk
kabel listrik, bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga
uap dan untuk aloi.
J. Seng (Zn)
Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1.Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan
dalam udara lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan
permukaan seng terbentuk lapisan karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang
dapat menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka
seng banyak digunakan untuk melapisi logam besi (disebut kaleng)
2.Digunakan juga sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel
elektrokimia dan untuk pembuatan paduan logam.
3.ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan
digunakan untuk pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
4.Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam
dengan metal lain. Kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman,
solder lunak dan solder aluminium adalah beberapa contoh campuran
logam tersebut.
5.Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam
industri otomotif, listrik, dan peralatan lain semacamnya.
6.Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22%
aluminium dilaporkan sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk seperti
plastik. Prestal sangat mudah dibentuk dengan cetakan murah dari
keramik atau semen.
7.Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain
dengan listrik seperti besi untuk menghindari karatan.
8. Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik,
farmasi, alas lantai, plastik, tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik
dan produk-produk lainnya.
9. Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan
pigmen yang penting. Seng sulfida digunakan dalam membuat tombol
bercahaya, sinar X, kaca-kaca TV, dan bola-bola lampu fluorescent.
Klorida dan kromat unsur ini juga merupakan senyawa yang banyak
gunanya.
10.Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia
dan binatang. Banyak tes menunjukkan bahwa binatang memerlukan
50% makanan tambahan untuk mencapai berat yang sama dibanding
binatang yang disuplemen dengan zat seng yang cukup.

E. UNSUR gol. Alkali (I A)


Logam alkali adalah golongan (kolom) dalam tabel periodik yang
berisi unsur-unsur litium (Li), natrium (Na), kalium (K),[note
1]
rubidium (Rb), sesium (Cs),[note 2] dan fransium (Fr). Golongan ini
terletak pada blok-s tabel periodik karena seluruh logam alkali memiliki
elektron terluarnya pada posisi orbital-s: konfigurasi unsur/elektron ini
tercermin pada sifat karakteristik mereka. Logam-logam alkali menyajikan
contoh terbaik sifat-sifat tren golongan pada tabel periodik, dengan unsur-
unsur yang menunjukkan perilaku homolog yang terkarakterisasi dengan
baik.

Logam-logam alkali memiliki sifat-sifat yang sangat mirip: semuanya


berkilau, lunak, logam yang sangat reaktif pada suhu dan tekanan
standar dan mudah kehilangan elektron
terluarnya membentuk kation dengan muatan +1. Semua logam alkali
mudah dipotong menggunakan pisau karena lunaknya, menampakkan kilau
permukaannya yang cepat memudar di udara karena oksidasi oleh uap air
dan oksigen (dan nitrogen khusus untuk lithium). Mengingat reaktivitasnya
yang tinggi, mereka harus disimpan di dalam minyak untuk mencegah
reaksi dengan udara, dan hanya dijumpai secara alami sebagai garam dan
tidak pernah sebagai unsur bebas. Cesium, logam alkali kelima, adalah
yang paling reaktif di antara semua logam. Dalam tata
nama IUPAC modern, logam alkali mencakup logam-logam golongan
1,[note 3] kecuali hidrogen (H), yang dicantumkan sebagai unsur golongan 1
tetapi tidak dianggap sebagai suatu logam alkali karena perilakunya yang
menyimpang jauh dari perilaku logam alkali. Semua logam alkali bereaksi
dengan air. Logam alkali yang lebih berat bereaksi lebih hebat daripada
yang ringan.

Seluruh logam alkali yang ditemukan berada di alam: sesuai


urutan kelimpahannya, natrium adalah yang paling melimpah, diikuti oleh
kalium, litium, rubidium, sesium, dan terakhir fransium, yang sangat
jarang karena radioaktivitasnya yang sangat tinggi; fransium hanya terjadi
dalam jumlah renik, produk rantai peluruhan alami. Telah dilakukan
sejumlah eksperimen untuk mencoba mensintesis ununennium (Uue), yang
merupakan anggota berikutnya dari golongan ini, tetapi mereka semua
menemui kegagalan. Namun, ununennium mungkin bukan suatu logam
alkali mengingat efek relativistik, yang diprediksi memiliki pengaruh besar
terhadap sifat kimia unsur superberat; kalaupun ternyata Uue adalah logam
alkali, diprediksi akan mempunyai perbedaan sifat fisika dan kimia dengan
homolognya yang lebih ringan.

 Sifat fisis
Titik leleh, titik didih, dan kekerasan logam alkali tergolong relatif
rendah. Dari Li ke Fr, titik leleh, titik didih, dan daya hantar listrik
dan panas semakin menurun, kecuali daya hantar listrik dan panas
pada logam Na dan K justru bertambah. Hal ini terkait dengan ikatan
logam pada logam alkali. Semakin banyak elektron yang terlibat
pada pembentukan ikatan logam, semakin kuat ikatan; semakin besar
jari-jari atom, semakin lemah ikatan. Pada atom Na dan K elektron
cenderung lebih mudah bergerak bebas.

 Sifat kimia
Logam alkali bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat dari energi
ionisasinya yang relatif rendah. Kereaktifan logam alkali meningkat
dari Li ke Fr, begitu juga dengan sifat reduktor yang semakin kuat.
Hampir senyawa logam alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam
air.
1. Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas
hidrogen. Li bereaksi agak pelan; Na bereaksi hebat dengan percikan
api; K, Rb, dan Cs meledak jika dimasukkan dalam air. Oleh karena
reaksi tersebut sangat eksoterm, gas hidrogen yang terbentuk akan
langsung terbakar.
2L(s) + 2H2O(l) → 2LOH(aq) + H2(g) (L = logam alkali)
2. Reaksi dengan hidrogen
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas hidrogen
membentuk senyawa ionik alkali hidrida.
2L(s) + 2H2(g) → 2LH(s) (L = logam alkali)
3. Reaksi dengan oksigen
Logam alkali dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida,
peroksida, ataupun superoksida. Dalam jumlah oksigen terbatas
umumnya terbentuk oksida.
4L(s) + O2(g) → 2L2O(s) (L = logam alkali)
Namun, jika oksigen berlebihan, Na dapat membentuk peroksida,
sedangkan K, Rb, dan Cs dapat membentuk superoksida.
2Na(s) + O2(g) → 2Na2O2(s)
K(s) + O2(g) → KO2(s)
4. Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2) membentuk
senyawa garam halida.
2L(s) + X2 → 2LX(s) (L = logam alkali; X =
halogen)
Warna nyala
Ketika dipanaskan dengan suhu tinggi, setiap unsur akan
memancarkan radiasi elektromagnetik yang khas. Hal ini terjadi
akibat elektron pada atom unsur mengalami eksitasi atau
perpindahan ke tingkat energi yang lebih tinggi, dan ketika elektron
tersebut kembali ke tingkat energi semula diikuti pancaran foton.
Keunikan spektrum radiasi elektromagnetik tersebut dapat digunakan
untuk mengenali suatu unsur.
Pada pembakaran unsur atau senyawa logam alkali pada nyala api,
elektron pada atom setiap unsur logam alkali akan tereksitasi dan
menghasilkan warna nyala yang khas.
 Manfaatnya

 Pembuatan UNSUR gol. Alkali (IA)

a. Unsur Natrium
Natrium dapat diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan
dengan katode besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel
Downs. Natrium cair terbentuk pada katode, selanjutnya dialirkan dan
ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam proses ini bejana
elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang terbentuk
tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping
elektrolisis ini adalah klorin.
Gambar 1. Sel Downs Mengekstrak Natrium dengan Elektrolisis
(Sumber: Kamus Kimia Bergambar).
B. Senyawa Natrium klorida
Natrium klorida (NaCl) atau garam dapur diambil dari air laut dengan
menguapkan air laut dalam kolam atau tambak yang luas di tepi laut.
Metode ini dapat diterapkan di daerah panas. Adapun di daerah dingin,
garam dapur didapat dengan membekukan air. Air beku yang terbentuk
tidak mengandung NaCl, sehingga larutan yang disisakan merupakan
larutan pekat dengan kadar NaCl yang tinggi. Garamnya dapat
dipisahkan dengan penguapan. Garam darat diperoleh dengan
menggalinya. Hasil penggalian yang sudah putih bersih dapat langsung
diperdagangkan. Adapun hasil penggalian yang masih kotor, lebih
dahulu dilarutkan dalam air agar kotorannya mengendap dan dipisahkan
dengan penyaringan. Selanjutnya garam dapat diperoleh kembali
dengan penguapan. Apabila lapisan-lapisan yang mengandung garam
itu terlalu dalam letaknya di dalam tanah maka untuk mendapatkan
garam darat tersebut terlebih dulu perlu dipompakan air ke dalam tanah
untuk melarutkan garamnya, kemudian larutan itu dipompa kembali ke
atas (cara Frasch).

c. Senyawa Natrium karbonat


Natrium karbonat (Na2CO3) dapat diperoleh dengan cara:
1) Elektrolisis larutan NaCl dengan diafragma Ke dalam ruangan
katode, di mana terbentuk NaOH dipompakan (dialirkan dengan
tekanan) gas CO2, sehingga terbentuk NaHCO3,
kemudian NaHCO3 yang terbentuk dipanaskan. Reaksi yang terjadi
seperti berikut.
NaOH(l) + CO2(g) → NaHCO3(aq)
2NaHCO3(aq) → Na2CO3(l) + H2O(l) + CO2(g)

2) Proses Solvay
Kedalam larutan garam dapur yang jenuh dan panas, dipompakan gas-
gas amonia (NH3) dan karbon dioksida (CO2). Maka terjadilah reaksi-
reaksi seperti berikut:
NH3(g) + CO2(g) + H2O(l)→ (NH4)HCO3(aq)
(NH4)HCO3(aq) + NaCl(aq)→ NH4Cl(aq) + NaHCO3(aq)
Natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) yang terbentuk, dipanaskan
hingga berubah menjadi soda (natrium karbonat), dengan reaksi seperti
berikut.
2NaHCO3(aq) → Na2CO3(l) + H2O(l) + CO2(g)
CO2 yang dibebaskan, dapat dipakai kembali dalam proses
tersebut. NH3 yang mahal harganya, dapat diperoleh kembali dengan
mereaksikan NH4Cl dengan Ca(OH)2.
Perhatikan reaksi berikut.
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(l) → CaCl2(l) + 2NH4OH(aq)
2NH4OH(aq) → 2NH3(g) + 2H2O(l)

d. Senyawa Natrium Hidrogen Karbonat


Pada pembuatan soda dengan proses solvay sebagai hasil pertama
terbentuk senyawa natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) yang akan
terurai pada suhu 650 °C. Oleh karena itu garam yang terbentuk
harus dihablurkan di bawah suhu tersebut. Natrium hidrogen
karbonat dapat juga terbentuk jika dalam larutan soda yang jenuh
dialirkan karbon dioksida di bawah suhu 310 °C.
Na2CO3(l) + H2O(l) + CO2(g) → 2NaHCO3(aq)

e. Unsur Kalium
Kalium dibuat dari elektrolisis KOH cair seperti pada natrium serta
pemijaran potas (K2CO3) dalam karbon.
K2CO3(l) + 2C(s) → 2K(s) + 3CO(g) ↑
f. Senyawa Kalium hidroksida
Kalium hidroksida (KOH) diperoleh dari elektrolisis larutan KCl
dengan diafragma (sama dengan cara pembuatan NaOH dari
elektrolisis larutan NaCl).

E.UNSUR gol. Alkali Tanah (IIA)


Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa.
Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali dan
alkali tanah adalah membentuk basa.
Alkali dan alkali tanah merupakan unsure logam yang sangat reaktif. Logam
alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Sedangkan
logam alkali tanah terdiri dari Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium
(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Radium kadang tidak
dianggap sebagai alkali tanah karena sifat radioaktif yang dimilikinya.
Unsur pada golongan IA dan IIA ini memiliki sifat yang hamper sama, yakni
suatu reduktor, pembentuk basa, dan mempunyai warna nyala yang indah,
sehingga digunakan sebagai kembang api.
Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak
pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas,
unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium minyak.
 Sifat fisis
Sifat – sifat fisis logam alkali cenderung beraturan. Dari atas ke bawah,
jari – jari atom dan massa jenis bertambah, sedankan titik leleh dan titik
didih berkurang. Sementara itu, energi pengionan dan keelektronegatifan
berkurang. Potensial elektrode dari atas ke bawah cenderung bertambah,
kecuali litium, yang mempunya potensial elektroda paling besar.

 Sifat kimia
Logam alkali merupakan logam yang paling reaktif. Semakin reaktif
logam, semakin mudah logam itu melepaskan elektron, sehingga energi
ionisasi alkali cenderung rendah. Logam alkali memiliki energi ionisasi
yan semakin rendah dari atas ke bawah. Sehingga kereaktifan logam
alkali semakin meningkat dari atas ke bawah. Hampir semua senyawa
logam alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam air
 Manfaat
Berilium (Be)
Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan
tetapi bermasa lebih ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada
kemudi pesawat Zet. Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor
nuklir Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat
listrik, maka Berilium sangat penting sebagai komponen televisi.

Magnesium (Mg)
Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada
kembang api dan pada lampu Blitz.
Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena
senyawa MgO memiliki titik leleh yang tinggi.
Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi
asam yang terdapat di mulut dan mencagah terjadinnya kerusakan
gigi, sekaligus sebagai pencegah maag
Mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin
kuat dan ringan sehingga biasa digunakan pada alat alat rumah
tangga.

Kalsium (Ca)
Kalsium digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan
plastik. Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang
berfungsi untuk membalut tulang yang patah. Senyawa CaCO3
biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen
dan cat tembok.Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis
dan gelas. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol
karena bersifat dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan
mengikat Karbondioksida pada cerobong asap. Ca(OH)2 digunakan
sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber basa yang
harganya relatif murah. Kalsium Karbida (CaC2) disaebut juga
batu karbit merupakan bahan untuk pembuatan gas asetilena
(C2H2) yang digunakan untuk pengelasan. Kalsium banyak
terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk
tulang dan gigi.

Stronsium (Sr)
Stronsium dalam senyawa Sr(no3)2 memberikan warna merah
apabila digunakan untuk bahan kembang api. Stronsium sebagai
senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi
berwarna dan komputer. Untuk pengoperasian mercusuar yang
mengubah energi panas menjadi listrik dalam baterai nuklir RTG
(Radiisotop Thermoelectric Generator).

Barium (Ba)
BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena
mampu menyerap sinar X meskipun beracun. BaSO4 digunakan
sebagai pewarna pada plastic karena memiliki kerapatan yang
tinggi dan warna terang. Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan
warna hijau pada kembang api

 Cara pembuatannya
Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam
alkali tanah dapat ekstraksi dari senyawanya. Untuk
mengestraksinya kita dapat menggunakan 2 cara yaitu, metode
reduksi dan metode elektrolisis.

 EKSTRAKSI BERILIUM (Be)


 Metode reduksi
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi
BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril
[Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril adalah
sumber utama berilium.
BeF2 + Mg à MgF2 + Be.
 Metode elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari
lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat
mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl.
Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Be2+ + 2e- à Be
Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

 EKSTRASKSI MANGNESIUM (Mg)


 Metode reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari
dolomit [MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu
sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan
sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan
FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi à 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
 Metode elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan
dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O à Ca2+ + 2OH-
Mg2+ + 2OH- à Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk
MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl à MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya
untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e- à Mg
Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

 EKSTRAKSI KALSIUM (Ca)


 Metode reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO
oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2 oleh Na. Reduksi CaO oleh Al
6CaO + 2Al à 3 Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na
CaCl2 + 2 Na à Ca + 2NaCl
 Metode elektrolisis
Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan
kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan
CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang
terjadi :
CaCO3 + 2HCl à CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar
mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda ; Ca2+ + 2e- à Ca
Anoda ; 2Cl- à Cl2 + 2e-

 EKSTRAKSI STRONTIUM (Sr)


 Metode elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya
dengan elektrolisis lelehan SrCl2. Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari
senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan sumber
utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi ;
katode ; Sr2+ +2e- à Sr
anoda ; 2Cl- à Cl2 + 2e-

 EKSTRAKSI BARIUM (Ba)


 Metode reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan
mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al à 3Ba + Ba3Al2O6.
 Metode elektrolisis
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium
(Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari
elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :
katode ; Ba2+ +2e- à Ba
anoda ; 2Cl- à Cl2 + 2e-

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama
seperti pada unsur-unsur dari gas mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita
dapat mengetahui penampilan dari suatu unsur namun tanpa melibatkan
pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari sifat kimianya kita dapat
mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti kereaktifan,
daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.

SARAN.

Agar lebih memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang unsur-


unsur kimia, perbanyaklah membaca referensi baik melalui artikel-artikel,
jurnal maupun buku-buku yang berkaitan tentangnya.

DAFTAR PUSTAKA

· Anshory, I.1995. Mudah Memahami Kimia. Bandung : Amico

· Sunarya, Yayan. 2000. Kimia Dasar Prinsip-prinsip Kimia Terkini


Jilid I. Bandung : Angkasa.
· Mujtaba, Mirza. (2009, 05 desember). Unsur Golongan VA. Diperoleh
12 Maret 2013,
dari http://blog.ub.ac.id/mustanginkimia/2011/12/05/golongan-v-a/

· Pettruci. Ralph.H.1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan


Modern.Edisi ke-4,Jilid III. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai