Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt, atas berkat dan rahmatnya penyusun
makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusun makalah ini sepenuhnya mengacu pada analisa dan berbagai sumber, Selain
untuk dokumentasi, makalah ini digunakan sebagai evaluasi dan gambaran untuk perencanaan
pengambilan keputusan dan pengelolaan yang lebih baik pada tahun kedepan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sesuai
dengan harapan. Oleh sebab itu, kami mohon bimbingan serta kritik dan saran yang sifatnya
membangun dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan kami dimasa akan datang.
Untuk itu tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhomat :
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
A. KESIMPULAN................................................................................................................ 26
B. SARAN ........................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil
dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur
bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au),
karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa
oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au)
disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan
atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada
di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
membacanya umumnya dan khususnya kepada siswa untuk menambah wawasan dan
pemahaman tentang kimia unsur.
BAB II
ISI
Beberapa unsur diperoleh dari air laut. Misalnya, natrium, klorin, magnesium, dan bromin.
Konsentrasi unsur terbesar dalam air laut adalah klorida sebesar 18,980 g/kg air laut, kemudian
diikuti unsur natrium sebesar 10,556 g/ kg air laut (Sumber: Petrucci dan Suminar Ahmad, 1987:
98).
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak unsur pada sistem
periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan perubahan
nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu
atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara
mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak,
sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti
terhadap elektron terluar semakin kuat.
2. Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini
cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk
melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin
banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-
jari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin
besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya
semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti
energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena
elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar
makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar,
karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A,
dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
3. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain.
Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti terhadap elektron dan
jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem
periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin
besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A
(unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0,
dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur dalam
sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung
menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil,
unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom
yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
4. Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan
listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel
panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam.
Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di
sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat
ganda.
5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke
bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap
electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen).
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian
bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
6. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom
menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai
pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion
negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi
dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti
makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dangaya tarik inti terhadap
elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga
afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik
inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar,
sehingga afinitas elektron semakin kecil.
1. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang paling melimpah yang dapat dengan mudah diakses oleh
manusia. Di alam, nitrogen berbe ntuk sebagai senyawa N2 dengan kadar 78,03% volum dan
75,45% berat. Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, serta
mencair pada suhu –195,8 °C dan membeku pada suhu –210 °C. Nitrogen diperoleh dengan cara
distilasi bertingkat udara cair. Mula-mula udara disaring untuk dibersihkan dari debu. Udara
bersih yang diperoleh kemudian dikompresikan yang menyebabkan suhu udara meningkat.
Setelah itu dilakukan pendinginan. Pada tahap ini, air dan karbon dioksida membeku sehingga
sudah dapat dipisahkan. Setelah melalui menara pendingin, udara kemudian diekspansikan
sehingga suhu akan turun lagi dan sebagian udara akan mencair, sedangkan udara yang belum
mencair disirkulasikan/dialirkan lagi ke dalam kompresor.
Kegunaan nitrogen antara lain sebagai berikut :
a). Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau yang khas dan sangat menyengat, tidak berwarna,
dengan titik didih –33,35 °C dan titik beku –77,7 °C. Amonia dibuat dengan proses Haber-
Bosch, pada suhu 370 – 540 °C dan tekanan 10 – 1.000 atm, dengan menggunakan katalis
Fe3O4. Katalis berfungsi untuk memperluas kisi dan memperbesar permukaan aktif, sedangkan
suhu tinggi dilakukan untuk mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
Reaksi: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan mereaksikan garam amonium dengan basa
kuat sambil dipanaskan.
Asam nitrat banyak digunakan untuk pupuk (amonium nitrat), obat-obatan, dan bahan-bahan
peledak, seperti TNT, nitrogliserin, dan nitro-selulosa. Asam nitrat juga digunakan pada sistem
pendorong roket dengan bahan bakar cair.
2. Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang paling banyak di bumi dan merupakan elemen paling
penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk proses respirasi
(pernapasan). Oksigen terdapat di alam dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa. Dalam
keadaan bebas di alam, oksigen mempunyai dua alotropi, yaitu gas oksigen (O2) dan gas ozon
(O3). Kelimpahan oksigen di alam ± 20% dan dalam air ± 5%. Unsur oksigen mudah bereaksi
dengan semua unsur, kecuali dengan gas mulia ringan. Gas oksigen tidak berwarna (oksigen
padat/cair/lapisan tebal oksigen berwarna biru muda), tidak berbau, dan tidak berasa sehingga
tidak terdeteksi oleh panca indra kita. Oksigen mengembun pada –183 °C dan membeku pada –
218,4 °C. Oksigen merupakan oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam.
Secara industri, dengan proses pemisahan kriogenik distilasi udara akan diperoleh oksigen
dengan kemurnian 99,5%, sedangkan dengan proses adsorpsi vakum akan diperoleh oksigen
dengan kemurnian 90 – 93% (Kirk – Othmer, vol. 17).
Dalam skala laboratorium, oksigen dapat diperoleh dengan cara berikut.
Pemanasan campuran MnO2dan H2SO4, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh C. W.
Scheele(1771)
Reaksi: MnO2(s) + H2SO4(aq) MnSO4(aq) + H2O(l) + O2(g)
Pemanasan HgO, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Reaksi: 2HgO(s) 2Hg(l) + O2(g)
Pemanasan peroksida
Reaksi: 2BaO2(s) 2BaO(s) + O2(g)
1. Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
Seperti tampak pada Tabel, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat
rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas mulia hanya beberapa
derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan sebagai berikut.
Seperti telah diketahui, gas mulia terdapat molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik
antarmolekulnya hanyalah gaya London (gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia
hanya akan mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat
dilemahkan, yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring dengan
bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh serta titik didihnya
juga meningkat.
Dunia kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat
senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Penemuan itu telah mendobrak kegaiban gas mulia.
Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat membuat berbagai senyawa dari xenon, radon,
kripton. Radon ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan
pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi dengan
fluorin jika disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara helium, neon, dan argon,
ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu senyawa dari ketiga unsur itu.
Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya,
yaitu dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap
elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun tetap harus diakui bahwa unsur gas
mulia lebih stabil dari semua golongan lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan
unsur yang sangat elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.
2. Halogen
Unsur-unsur golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam.
Unsur-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi
elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen
cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu. Ada 2 sifat dari gas
mulia, yaitu sebagai berikut :
a.Sifat Fisis Halogen :
1) Wujud halogen
Pada suhu kamar, fluor dan klor berupa gas, brom berupa zat cair yang mudah menguap,
sedangkan iod berupa zat padat yang mudah menyublim. Pada pemanasan, iod padat tidak
mencair melainkan langsung menguap (menyublim).
3) Elektronegativitas
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur yang paling
elektronegatif, karena mempunyai bilangan oksidasi (–1). Kecuali fluor yang selalu univalen,
unsur halogen juga dapat mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+3), (+5), dan (+7).
4) Afinitas elektron
Unsur-unsur halogen cenderung menangkap elektron untuk membentuk ion negatif. Afinitas
elektron dari klor lebih besar dari afinitas fluor, tetapi F2 adalah oksidator kuat dibandingkan
dengan Cl , karena molekul fluor lebih mudah terurai menjadi atom.
5) Titik didih, titik leleh, dan energi ikatan
Titik didih dan titik leleh akan bertambah, jika nomor atom bertambah. Energi ikatan “X2“
(kalor disosiasi) berkurang, jika nomor atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat
diamati untuk Cl2, Br2, dan I2.
b. Sifat-sifat kimia
1) Kereaktifan
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai penyerapan satu elektron oleh suatu atom netral
dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan negatif satu. Jika membebaskan energi,
maka afinitas elektron bertanda negatif. Jika menyerap energi, maka afinitas elektron bertanda
positif. Afinitas .Contoh : F(g) + e– → F–(g) H = –328 kJ
Cl(g) + e– → Cl–(g) H = –349 kJ
2) Kelarutan
Kelarutan halogen dalam air berkurang dari fluor ke iod. Iod relatif sukar larut dalam air, karena
molekulnya bersifat nonpolar. Sedangkan iod mudah larut dalam larutan yang mengandung ion
I-, karena membentuk ion polidida (I –). Halogen lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar
seperti karbontetraklorida (CCl4) atau kloroform (CHCl3).
Daya pengoksidasi ion halogen menurun atau berkurang dari atas ke bawah dalam satu
golongan pada sistem periodik unsur yaitu dari Cl2 ke I2. Jadi, urutan daya pengoksidasi ion
halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2> I2.
Logam Alkali (Golongan IA) adalah unsur yang sangat elektropositif (kurang
elektronegatif). Umumnya, logam Alkali berupa padatan dalam suhu ruang. Unsur Alkali terdiri
dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Fransium merupakan zatradioaktif. Semuanya merupakan unsur logam yang lunak ( mudah diiris
dengan pisau). Padasaat logam dibersihkan, terlihat warna logam putih mengkilap (seperti
perak). Disebut logam alkali karena oksidanya mudah larut dalam air dan menghasilkan
larutanyang bersifat basa (alkalis). Semua logam alkali sangat reaktif sehingga di alam tidak
pernah diperoleh dalamkeadaan bebas. Di alam terdapat dalam bentuk senyawa.
2) Kekerasan
Logam alkali Natrium merupakan logam lunak dan dapat dipotong dengan pisau. Logam
alkali Kalium lebih lunak dari natrium. Logam litium, natrium, dan kalium mempunyai massa
jenis kurang dari 1,0 g cm–3. Akibatnya, logam tersebut terapung dalam air. Akan tetapi, ketiga
logam ini sangat reaktif terhadap air dan reaksinya bersifat eksplosif disertai nyala.
3) Warna Nyala
Warna Nyala Logam Alkali :
Rb dan Li : Merah
Na : kuning
K: ungu
Rb : merah
Cs : biru
4) Kereaktifan
Kereaktifan logam alkali terhadap air menjadi sangat kuat dari atas ke bawah dalam tabel
periodik. Semakin besar titik didih maka semakin besar nomor atom. Semakin besar Nomor
atom maka semakin besar pula kerapatan pada atom tersebut, maka semakin banyak membentuk
ikatannya dan semakin membutuhkan waktu yang lama untuk memisahkan ikatan—ikatan
tersebut sehingga titik didih dan titik beku semakin tinggi.
5) Kelarutan
Kelarutan senyawa karbonat, fluorida, hidroksida, dan fosfatnya rendah.
2) Dalam jumlah kecil, alkali dapat dibuat di laboratorium dengan mereduksi ion alkali,
contohnya membuat cesium dengan reaksi
Ca (s) + 2CsCl (s) CaCl2 (g) + 2Cs (g)
3) Logam cesium mudah menguap dan dipisahkan dengan mendistilasi campuran hasil reaksi.
Logam kalium dan natrium juga dapat dibuat dengan reaksi :
2KF + CaC2 CaF2 + 2K + 2C
2NaN3 2Na + 3N2
1.2.2 Kegunaan
1) Natrium digunakan untuk pendingin reaktor nuklir.
2) Logam natrium dipakai sebagai pengering, karena bereaksi kuat dengan air dan juga dapat
menghampakan tabung, karena dapat mengikat uap air dan oksigen.
3) Natrium digunakan dalam pembentukan soda api (Natrium Hidroksida), dimana soda api
dipakai dalam pembuatan sabun, detergen, kertas, tekstil, menurunkan kadar belerang minyak
bumi, dan menetralkan asam.
2) Kekerasan
Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat kekuatan ikatan
antaratom menurun. Hal ini disebabkan jarak antaratom pada logam alkali tanah bertambah
panjang.
3) Warna Nyala
Warna nyala logam alkali tanah:
Be : Tidak ada
Mg : Tidak ada
Ca : Jingga-merah
Sr : Merah
Ba : Hijau
4) Kelarutan
Kelarutan garam sulfat dari golongan II A adalah kelarutannya akan tambah / meningkat
dari bawah ke atas. Kelarutan garam hidroksida pada golongan II A adalah kelarutannya
bertambah dari atas ke bawah.
5) Kereaktifan
Kereaktifan logam alkali tanah besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah
besar, sehingga mudah melepas elektron. Dari atas ke bawah sifat kereaktifannya semakin
bertambah.
2) Magnesium dapat dibuat dari mineral atau air laut. Mula-mula mineral dolomit diekstraksi
dengan air panas, dan kemudian dipanaskan,
MgCO3 (s) → CaO.MgO (s) + 2CO2 (g)
Oksida CaO.MgO dilarutkan dalam air laut (yang mengandung Mg2+), sehingga terjadi reaksi :
CaO (s) + H2O → Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)
MgO (s) + H2O → Mg(OH)2 (s)
Jika larutan bersifat basa, akan terjadi endapan Mg(OH)2 secara sempurna dan disaring,
kemudian dilarutkan dalam HCl sehingga menjadi MgCl2. Setelah itu, MgCl2 dicairkan dan
dielektrolisis, sehingga didapat logam Mg.
MgCl2 (l) → Mg (l) + Cl2 (g)
Jika tidak ada dolomit, maka dipakai batu kapur yang bila dibakar akan terurai sebagai berikut.
CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
Kemudian CaO ditambah air laut (ada Mg2+)
CaO + H2O + Mg2+ → Ca2+ + Mg(OH)2 (s)
Padatan Mg(OH)2 disaring dan dilakukan seperti di atas untuk mendapatkan logam Mg. secara
komersial dibuat dengan reaksi :
MgO + C → Mg + CO
3) Logam alkali dalam jumlah kecil dapat dibuat dengan mereduksi oksidanya dengan logam
pengoksidasi, seperti :
3BaO + 2Al → 3Ba + Al2O3
Kalsium, stronsium, dan barium sangat sedikit diproduksi, karena belum banyak kegunaannya,
tidak stabil dan bereaksi mudah dengan udara dan air. Ketiga unsur ini dapat dibuat dengan
mengelektrolisis cairan garam kloridanya.
2.1.2 Kegunaan
1) Berilium, digunakan sebagai bahan logam campur untuk pegas, klip, sambungan listrik, dan
pembuatan tabung sinar –X untuk reaktor atom.
2) Magnesium, digunakan sebagai bahan logam campuran dalam duralumin (Mg 0,5%, Cu 4%,
Mn 0.5%, Al 95%) dan magnalium ( campuran Mg dan Al yang ringan dan tahan korosi).
3) Kalsium, digunakan sebagai elektroda, sebagai reduktor pada pengolahan logam, dan
membentuk proses pembekuan darah.
4) Barium, digunakan sebagai logam campuran (Ba + Ni) untuk membuat tabung volume.
5) Stronsium, digunakan sebagai bahan pembuatan kembang api.
A.Proses soda-kapur
Menurut cara ini, air sadah direaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2, sehingga ion-
ion Ca2+ dan Mg2+ diendapkan.
B.Proses zeolit
Dengan cara ini, air sadah dialirkan melalui natrium zeolit, sehingga ion-ion Ca2+ dan Mg2+
akan diikat zeolit menggantikan ion Na+ membentuk kalsium atau magnesium zeolit.
C.Distilasi (penyulingan)
Cara ini relatif mahal khususnya untuk produksi dalam jumlah besar.
D. Menggunakan resin penukar ion
Resin penukar ion kini banyak digunakan untuk melunakkan air, baik untuk kebutuhan rumah
tangga maupun industri. Resin penukar ion mengandung ion-ion natrium bebas. Jika air sadah
dilewatkan melalui resin penukar ion, maka resin akan menahan ion-ion kalsium dan
magnesium. Sehingga diperoleh air lunak yang tidak lagi mengandung ion kalsium dan
magnesium, tetapi mengandung ion natrium yang tidak menimbulkan kesadahan.
F. SIFAT UNSUR – UNSUR PERIODE KETIGA
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama, yaitu tiga kulit.
Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan
sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah
natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor (Cl)
dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam,
Ar gas mulia
1. Sifat-Sifat Fisis
Dari titik leleh dan titik didih kita dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur dari natrium sampai
belerang berwujud padat, sedangkan klor dan
argon berwujud gas pada suhu biasa.
Titik leleh dan titik didih unsur periode ketiga dari natrium ke kanan meningkat dan mencapai
puncaknya pada silikon, kemudian turun.
Silikon memiliki titik leleh dan titik didih tertinggi karena silikon memiliki struktur kovalen
raksasa dimana setiap atom silikon terikat secara kovalen pada empat atom silikon lainnya.
3) Energi Ionisasi
Secara umum energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat. Akan tetapi
energi ionisasi Al lebih rendah dari energi ionisasi Mg dan energi ionisasi S lebih rendah dari P.
Hal ini disebabkan oleh susunan elektron dalam orbital yang penuh atau setengah penuh
memiliki kestabilan yang lebih besar.
4) Sifat Logam
Sifat logam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang. Dari Na sampai Al
merupakan unsur logam dengan titik leleh, titik didih, kerapatan dan kekerasan meningkat, hal
ini disebabkan pertambahan elektron valensi yang mengakibatkan ikatan logam semakin kuat.
Dengan demikian daya hantar listrik (sifat konduktor) juga semakin kuat. Silikon merupakan
semilogam (metaloid) bersifat semikonduktor, sedangkan fosfor, belerang dan klor merupakan
nonlogam yang tidak menghantarkan listrik.
2. Sifat-Sifat Kimia
• Sesuai dengan fakta bahwa dari kiri ke kanan unsur-unsur periode ketiga semakin sukar
melepas elektron serta makin mudah menangkap elektron, sehingga dari natrium sampai klor
sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah. Natrium merupakan reduktor kuat dan
klor merupakan oksidator kuat.
• Kekuatan sifat reduktor dan oksidator dapat dilihat dari harga potensial elektroda. Semakin
besar (positif) harga potensial elektroda semakin mudah mengalami reduksi yang berarti sifat
oksidator makin kuat, dan sebaliknya makin kecil (negatif) harga potensial elektroda makin
mudah dioksidasi yang berarti sifat reduktor makin kuat.
Kekuatan sifat reduktor dan oksidator
• Hidroksida unsur periode ketiga terdiri dari NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Si(OH)4, P(OH)5,
S(OH)6 dan Cl(OH)7. Berdasar energi ionisasinya, bila energi ionisasi unsur periode ketiga
rendah ikatan antara unsur periode ketiga dengan –OH adalah ion sehingga dalam air
melepaskan ion OH– (bersifat basa).
• NaOH tergolong basa kuat dan mudah larut dalam air, sedangkan Mg(OH)2 meskipun
tergolong basa kuat tetapi tidak sekuat NaOH. Al(OH)3 bersifat amfoter, artinya dapat bersifat
sebagai asam sekaligus basa tergantung lingkungannya. Dalam lingungan asam, Al(OH)3
bersifat sebagai basa dan sebaliknya dalam lingkungan basa, Al(OH)3 bersifat sebagai asam.
• Bila energi ionisasi unsur periode ketiga tinggi ikatan antara unsur periode ketiga dengan –OH
merupakan ikatan kovalen, sehingga tidak dapat melepaskan OH– tetapi melepaskan ion H+
karena ikatan O–H bersifat polar. Dengan demikian Si(OH)4, P(OH)5, S(OH)6, dan Cl(OH)7
bersifat asam.
• Sifat asam dari Si(OH)4 atau H2SiO3 sampai Cl(OH)7 atau HClO4 makin kuat karena
bertambahnya muatan positif atom pusat, sehingga gaya tolak terhadap H+ makin kuat akibatnya
makin mudah melepaskan H+ berarti sifat asam makin kuat. Jadi, sifat asam H2SiO3 <>3PO4
<>2SO4 <>4.
1. Unsur Logam
a. Natrium
Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber
utamanya adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan
dengan proses Downs, yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan
sampai kering kemudian padatan yang terbentuk dihancurkan untuk kemudian dilelehkan.
Sedangkan untuk me-ngurangi biaya pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur dengan 1½
bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu lebur hingga 580 °C (Martin S. Silberberg, 2000: 971).
Na dulunya banyak digunakan untuk pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu untuk
menaikkan bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena mengandung racun
yang berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk pengisi lampu penerangan di jalan
maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi warna kuningnya yang mampu menembus
kabut dan dapat digunakan juga sebagai cairan pendingin pada reaktor atom (Sri Lestari, 2004:
23).
b. Magnesium
Magnesium adalah unsur yang sangat melimpah di permukaan bumi, tetapi tidak mudah
membuatnya dalam bentuk unsur. Sumber ko-mersial utama magnesium adalah air laut (0,13%
kadar Mg), dan dapat ditemukan pada dolomit (CaMg(CO3)2) dan karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O)(Oxtoby, Gillis, Nachtrieb; Erlangga, 2003: 214).
Kegunaan magnesium, antara lain :
- Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
- Mg(OH)2, dapat digunakan sebagai obat maag karena dapat menetralkan kelebihan asam
lambung (HCl) dan juga sebagai bahan pasta gigi.
- MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar (laktasif
usus).
- Campuran logam magnesium (10%) dan aluminium (90%) atau yang sering disebut magnalium
dapat digunakan sebagai bahan konstruksi pesawat terbang karena perpaduan ini kuat dan ringan,
rudal, dan bak truk.
- Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada fotografi (blitz).
- MgO, dapat digunakan sebagai bata tahan panas/api untuk melapisi tanur dan tempat
pembakaran semen.
- Campuran 0,5% Mg, 95% Al, 4% Cu, dan 0,5% Mn atau yang dikenal dengan nama
duralumindigunakan untuk konstruksi mobil.
c. Aluminium
Aluminium ialah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan
silikon), mencapai 8,2% dari massa total. Bijih yang paling penting untuk produksi alu-minium
adalah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang mengandung 50 – 60% Al2O3, 1 – 20%
Fe2O3, 1 – 10% silika, sedikit logam transisi, dan sisanya air. Sumber bauksit di Indo-nesia di
Bukit Asam (Oxtoby, Gillis, Nachtrieb,2003: 212).
Aluminium diperoleh dengan menggunakan proses Hall-Heroult, sesuai dengan nama
penemunya Charles M. Hall(AS) dan Paul Heroult (Perancis) pada tahun 1886.
2. Unsur Semi-logam
Silikon
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak yang terdapat di muka bumi, yaitu sekitar 28%.
Meskipun berlimpah akan tetapi silikon tidak ditemukan dalam bentuk alaminya, melainkan
terdapat dalam mineral silikat dan sebagai silika (SiO2) (Sri Lestari, 2004: 48). Kuarsa
merupakan salah satu bentuk kristal SiO2 murni, sedangkan pasir, agata (akik), oniks, opal,
ametis, dan flint merupakan SiO2 dengan suatu bahan pengotor dalam jumlah runut.
Silikon dapat diperoleh dengan cara mencampurkan silika dan kokas (sebagai reduktor)
dan memanaskannya di dalam tanur listrik pada suhu sekitar 3000°C.
Reaksi: SiO2(l)+ C(s) ⎯--> Si(l)+ 2CO(g)
Silikon umumnya digunakan untuk membuat transistor, chips computer, dan sel surya.
Sedangkan berbagai senyawa silikon digunakan di banyak industri. Silika dan silikat digunakan
untuk membuat gelas, keramik, porselin,mdan semen. Silikon yang bereaksi dengan karbon
membentuk karbida (SiC) yang bersifat inert, sangat keras dan tidak dapat melebur, banyak
digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelas. Silika gel bersifat higroskopis sehingga
banyak digunakan untuk pengering dalam berbagai macam produk.
3. Unsur Non-logam
a. Fosforus
Sumber utama dari fosfor adalah batuan fosfat yang dikenal dengan nama apatit,
Ca9(PO4)6.CaF6.
Ada beberapa jenis fosfor, yaitu :
- Fosfor putih, dengan tetrahedral sebagai bentuk molekulnya, lunak, sangat reaktif, dan
beracun. Fosfor jenis ini sering disebut sebagai fosfor kuning karena kadang-kadang berwarna
kekuningan.
- Fosfor merah, bentuk molekulnya belum dapat dipastikan, kurang reaktif, dan tidak beracun.
- Fosfor hitam (mirip grafit), diperoleh dengan memanaskan fosfor putih di bawah tekanan
pada suhu 550 °C.
b. Belerang
Belerang terdapat di muka bumi dalam bentuk bebas maupun senyawa. Belerang padat
mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang rombik dan belerang monoklinik. Belerang yang
biasa kita lihat adalah belerang rombik, dengan warna kuning, belerang ini stabil di bawah suhu
95,5 °C. Bila lebih dari suhu 95,5 °C, belerang rombik akan berubah menjadi belerang
monoklinik yang akan mencair pada suhu 113 °C. Biasanya belerang dijumpai dalam bentuk
mineral sulfida dan sulfat, hidrogen sulfida, maupun senyawa belerang organik.
Belerang dapat diperoleh dengan cara ekstraksi melalui proses Frasch. Belerang yang ada di
bawah tanah dicairkan dengan mengalirkan air super panas (campuran antara air dan uap air
dengan tekanan sekitar 16 atm dan suhu sekitar 160 °C) melalui pipa bagian luar dari suatu
susunan tiga pipa konsentrik. Belerang cair kemudian dipaksa keluar dengan memompakan
udara panas (dengan tekanan sekitar 20 – 25 atm). Setelah itu belerang dibiarkan membeku.
Belerang yang diperoleh dengan cara ini mempunyai kemurnian sampai 99,6%, hal ini
disebabkan karena belerang tidak larut dalam air.
Kegunaan belerang yang utama adalah untuk membuat asam sulfat, vulkanisasi karet, dan
membasmi penyakit tanaman. Belerang juga digunakan untuk membuat CS2 dan senyawa
belerang lainnya.
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2,
unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang
punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk, 1992: 167).
3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-magnetik, di mana atom,
molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh
medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan
pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat
paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat
(Brady, 1990: 698).
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke
tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d
yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya,
sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai
dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.
Misalnya Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna
biru, dan lain sebagainya.
Beberapa kegunaan unsur-unsur transisi :
- Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
- Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas, kaca,
keramik, dan kosmetik).
- Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
- Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
- Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.
- Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
- Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
- Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
- Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
- Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan bahan
untuk melapisi tabung gambar televisi.
I. ION KOMPLEKS
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation
logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion
pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis
(penyedia pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4–
[Cr(NH3)4Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron
yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn
tidak berwarna.
J. UNSUR RADIOAKTIF
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903,Ernest
Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa,
sedangkan yang bermuatan negatif disebutsinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yang
tidak bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya Paul U. Vilard.
1. Sinar Radioaktif
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat :
- Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
- Dapat mengionkan gas yang disinari.
- Dapat menghitamkan pelat film.
- Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
- Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β, dan γ.
a. Sinar Alfa (α )
Sinar alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang atau .
Sinar α memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif;
- daya tembusnya kecil (α < β < γ);
- daya ionisasi besar (α > β > γ).
c. Sinar Gamma
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
pendek dan diberi lambang . Sinar γ memiliki sifat-sifat:
- tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan listrik;
- daya tembusnya lebih besar dari α dan β;
- daya ionisasi lebih kecil dari α dan β.
Selain sinar α, β dan γ unsur radioaktif juga memancarkan partikel yang lain, misalnya
positron (elektron positif) , neutron , proton , detron dan triton .
2. Stabilitas Inti
Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nukleon (partikel penyusun
inti). Suatu inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Secara umum nuklida
dilambangkan dengan:
Kestabilan inti ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neu-tron, karena neutron
dalam inti berfungsi menjaga tolak-menolak antarproton. Untuk unsur yang kecil, jumlah
neutron sama atau sedikit lebih banyak dari pada proton. Untuk unsur yang berat jumlah neutron
lebih banyak daripada proton. Nuklida yang stabil dengan nomor atomterbesar 83 yaitu ,
sedangkan nuklida dengan Z > 83 tidak stabil.
Stabilitas inti dapat digambarkan sebagai pita kestabilan (stability belt) sebagai berikut:
Sampai dengan nomor atom 80 inti-inti stabil semakin besar angka banding neutron
dengan proton. Inti adalah inti stabil terberat yang angkabanding neutron-protonnya adalah
1.Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan,
yaitu:
- di atas pita kestabilan
- di bawah pita kestabilan
- di seberang pita kestabilan
3. Penggunaan Radioaktif
a. Sebagai Peranut
1). Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain(Martin
S. Silberberg, 2000: 1066):
- 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
- 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
- 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
- 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
- 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
A. KESIMPULAN
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti pada
unsur-unsur dari gas mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari
suatu unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari sifat
kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti kereaktifan,
daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
B. SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang
“Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang saya buat ini ialah dengan mencari
lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga
makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat saya
sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih Wassallam.
DAFTAR PUSTAKA
http://zhivinachem.wordpress.com/sifat-periodik-unsur/
http://la-randy.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-unsur.html
http://www.muapsein.blogspot.com/2012/11/kelimpahan-unsur-di-alam-kimia-class_5423.html
http://rudyanshory.blogspot.com/2011/11/makalah-kimia-unsur.html
http://lialistantia.blogspot.com/2013/12/sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur.html
http://kimia-gonzaga.blogspot.com/2013/07/kimia-unsur.html
MAKALAH KIMIA
KIMIA UNSUR
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II (DUA)
4. LISMA ( 12426 )
5. ADRIANSYAH ( 12542 )
2014