Anda di halaman 1dari 11

Kritik Seni Rupa Lukisan Berkah Karya Budiana

HalamanJudul

Disusun oleh :

Sharery Dautie

Pasha Emna

XI IPA 1 / 31

SMA NEGERI 1 TRENGGALEK Jl.Soekarno-Hatta

No.13, Trenggalek 66311, Jawa Timur Telp. 0355 -

791401

2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah dengan judul “Kritik Seni Rupa Lukisan Berkah karya Budiana” dapat
diselesaikan dengan lancar. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas Seni Budaya
kelas XI SMAN 1 Trenggalek semester 2 tahun ajaran 2020/2021.
Makalah ini berisikan informasi seputar penilaian atau kritik seni rupa. Karya yang
akan dikritik, yaitu lukisan milik A. Wibowo berjudul Istriku dan Kebun Kecilnya.

Disadari dalam penyusunan makalah ini banyak mengalami kendala dan kesulitan.

Dengan segala upaya, makalah ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan
dari berbagai pihak, terutama guru mata pelajaran Seni Budaya. Oleh karena itu disampaikan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dra. Endang Sri Pratiwi, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri1 Trenggalek.
2. Bu Evi Nurani Kurniasari, selaku guru mata pelajaran Seni Budaya yang telah
membimbing hingga makalah ini selesai.
3. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan kasih sayang, dorongan,
motivasi, materi sekaligus do’a yang membuat penulis mampu menyelesaikan makalah
ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga segala arahan, bimbingan, dan bantuan dari pihak di atas mendapat imbalan
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
sendiri, pembaca, serta dunia pendidikan.

Trenggalek, 20 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I .........................................................................................................................................
1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................
1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................................... 2


BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................
3

2.1 Deskripsi ..................................................................................................................................... 3

2.2 Analisis Formal .......................................................................................................................... 4

2.3 Interpretasi .................................................................................................................................. 4

2.4 Evaluasi ....................................................................................................................................... 5


BAB III ......................................................................................................................................
6
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................
6

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 6

3.2 Saran ............................................................................................................................................ 6


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................
7

iii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam kehidupan seni aktivitas manusia terbagi
menjadi tiga bentuk, yaitu aktivitas kreasi, aktivitas
1.1 Latar Belakang penghayatan, dan aktivitas kritik seni. Pada
kesempatan kali ini, hal yang akan dibahas yaitu
aktivitas kritik seni. Aktivitas kritik seni, yakni sebagai
usaha pemahaman dan penikmatan karya seni. Dalam hal
ini kritik sebagai kajian rinci dan apresiatif dengan
analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan
karya seni.

Kajian teori dan lahirnya kritik karya seni rupa


tidak terlepas dari kegiatan pameran dan apresiasi seni.
Melalui kegiatan pameran perupa memperlihatkan hasil
olah seni mereka sebagai ajang eksistensi diri dan
menyampaikan tujuan-tujuan berkarya seni. Bisa
dikatakan bahwa bicaranya perupa adalah melalui
karya. Selanjutnya muncul apresiator yang akan
berbicara dengan karya yang diapresiasinya. Dari sekian
banyak apresiator ini akan lahir beberapa apresiator yang
memberikan tanggapan, pertanyaan, analisa, penilaian,
dsb. Maka pembicaraan dancatatan apresiator itulah yang
disebut dengan kritik seni. Selaras dengan pengertian
kritik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa
kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang
disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil
karya.

Kritik seni dalam dunia seni rupa sangat penting.


Melalui kritik seni, kita bisa melihat kelebihan dan
kekurangan yang tampak dalam sebuah karya seni.
Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidaksesuaian,
penyimpangan ataupun lepasnya batas-batas normatif
dalam pandangan obyektif kritikus. Tanpa kita
sadari, ternyata kegiatan mengkritik merupakan hal
yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, dalam kegiatan mengkritik sebaiknya dibarengi
dengan semangat untuk menciptakan kondisi yang lebih
baik dari sebelumnya bukan malah menjatuhkan yang
dapat membuat seniman kehilangan rasa
percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk


membuat makalah kritik seni rupa. Oleh karena itu,
penulis mengambil judul “Kritik Seni Rupa Lukisan
1
Berkah karya
Budiana”

1.2 Rumusan
Masalah
Secara umum,
rumusan
masalah pada
makalah
“Kritik Seni
Rupa Lukisan
Istriku dan
Kebun Kecilnya
Karya A. Wibowo”
ini dapat dirumuskan
seperti pada
pertanyaan berikut :

1. Bagaimana
tahap deskripsi
padakritik seni
rupa Berkah karya
Budiana?

2. Bagaimana
tahap analisis
formal pada
kritik seni rupa
lukisan Berkah
karya Budiana?

2
3. Bagaimana tahap interpretasi pada kritik seni rupa lukisan Berkah karya Budiana?

4. Bagaimana tahap evaluasi pada kritik seni rupa lukisan Berkah karya Budiana?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahap deskripsi pada kritik seni rupa lukisan Berkah karya
Budiana

2. Untuk mengetahui tahap analisis formal pada kritik seni rupa lukisan Berkah karya
Budiana

3. Untuk mengetahui tahap interpretasi pada kritik seni rupa lukisan Berkah karya
Budiana

4. Untuk mengetahui tahap evaluasi pada kritik seni rupa lukisan Berkah karya
Budiana

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Penulis

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan guru mata pelajaran Seni
Budaya. Selain itu, makalah ini juga diharapkan bisadigunakan untuk menambah
pengetahuan.

2. Bagi Pembaca

Makalah ini dimaksudkan untuk membahas kritik seni rupa terhadap lukisan Berkah karya
Budiana

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami makna serta mengetahui kelebihan dan
kekurangan lukisan Berkah karya Budiana
BAB II

PEMBAHASAN

Judul Karya           : “Berkah”


Nama Seniman       :    Budiana
Bahan                     :    Oil on Kanvas
Ukuran                   :    110 cm x 140 cm
Tahun Pembuatan  : 20142.1 Deskripsi
.Deskripsi
Karya lukis oleh Budiana yang berjudul “Berkah” masih memvisualisasikan bentuk
dari lukisan tradisi dengan ciri khasnya tersendiri, yaitu figur manusia yang memiliki tubuh
yang subur. Material subjeknya merupakan gambar tentang sepasang suami istri dengan tubuh
yang subur tanpa alas kaki sedang berusaha memboyong keempat orang anaknya yang telihat
subur pula dengan menggunakan sepeda ontel. Secara umum suasananya tampak sesak
memenuhi badan sepeda yang terasa sempit dan menjadi kecil karena tidak sebanding dengan
postur tubuh anak-anak yang terlihat besar dan subur tersebut. Namun suasana dalam lukisan
tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Suasana pertama, telihat ekspresi figur suami
berusaha untuk menahan beban keempat anaknya agar tetap seimbang dan menoleh ke
belakang untuk memastikan bahwa semua anak-anaknya telah mendapatkan dan pada posisi
aman (meskipun berdesakan). Suasana kedua, dilihat dari posisi figur anak yang duduk pada
kemudi sepeda dan yang duduk pada tempat duduk pengemudi dengan ekspresi wajah yang
penuh kekhawatiran berusaha untuk memegang tangan ayahnya agar tidak terlepas dan
terjatuh. Suasana ketiga, figur istri/ibu yang sedang menempatkan anaknya pada bagian
belakang (tempat duduk penumpang) sepeda yang telah ditempati oleh anaknya yang lainnya.
Serta suasana keempat, figur anak yang terlihat terjepit diantara kedua saudaranya yang
menghimpitnya dari depan dan belakangnya, namun terlihat tidak mampu berbuat apa-apa.

Dalam lukisan Budiana ini, unsur tradisinya sangat kental, dilihat dari pemberian
aksesoris busana pada figur suami istri serta anak-anaknya tersebut yang menggunakan busana
khas Jawa, yaitu penggunaan baju batik, kemben batik, serta blankong penutup kepala yang
dikenakan oleh suami dan keempat orang anak tersebut. Busana ini menyiratkan bahwa figur-
figur yang ditampilkan oleh Budiana tersebut merupakan figur orang pedesaan (ndeso).
Lukisan ini didominasi dengan warna kulit (coklat), kream (yellow oker), hijau serta warna
hitam menjadi garis tepi pada setiap objek gambar

2.2 Analisis Formal

Refresentasi visual tampilan dengan bentuk figuratif, tertata, dan rapi, sesuai dengan konsep
tradisi, meskipun tidak mengusung konsep dekoratif, namun objek materinya memiliki bentuk
menyerupai lukisan gaya kamasan. Penggunaan gelap terang warna tidak terlalu mencolok
dalam lukisan ini, tetapi Budiana memainkan garis untuk membentuk visual dua dimensinya.
Keberadaan garis dalam lukisan ini, pada dasarnya berfungsi sebagai penegas bentuk, sehingga
bentuknya dapat dikenali dengan baik. Garis-garis yang ada terlihat cukup luwes, lemah
gemulai mengikuti bentuk yang berirama. Garis-garis tersebut mendeskripsikan batas-batas
atau kontras dari nada gelap terang, warna atau tekstur yang terjadi sepanjang batas-batas
bentuk tersebut. Bangun (space) pada lukisan ini terjadi karena dibatasi oleh warna dan juga
dibatasi oleh garis. Hal ini dapat diidentifikasi pada figur-figurnya, selain menggunakan
warna-warna, seperti: coklat, kream (yellow oker), hijau, putih serta warna hitam yang hadir
dalam lukisan ini yang menunjukkan suatu tanda pada bentuk yang membedakan ciri bentuk
atau benda satu dengan yang lainnya. Tetapi lukisan ini juga dipertegas dengan adanya garis
yang membentuk wujud dan batas dari bentuk dan anatomi tubuhnya. Warna background pada
lukisan ini terlihat kontras dengan figur sebagai objek materinya, Namun, hal ini justru bernilai
fositif, karena warnanya mendukung dan memberi ruang perhatian lebih pada objek materinya,
karena warna backgroun-nya cenderung lebih lembut. Keseluruhan komposisi karya Budiana
ini terlihat mampu menghibur penonton untuk berfikir tentang permasalahan di masyarakat
saat ini
2.3 Interpretasi
Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang ingin disampaikan
kepada masyarakat penontonnya, sehingga dibutuhkan interpretasi atau penafsiran
untuk memaknainya yang sebelumnya didahului dengan mendeskripsikan. Dalam
mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat setiap orang dalam membaca karya seni
bisa saja sama, namun dalam menafsirkan pasti akan berbeda karena akan melibatkan
perbedaan paradigma atau sudut pandang.
Dapat diidentifikasi, bahwa Budiana dalam berkarya selalu mengambil isu-isu
yang tidak jauh dari lingkungan sosialnya. Hubungannya terhadap kegelisahan sosial,
yang menjadi isu sosial bangsa ini selalu saja mampu menggugah perasaan dan
kreatifitasnya untuk mewujudkan kegelisahan-kegelisahannya tersebut menjadi sebuah
bentuk karya seni. Dengan menampilkan visualisasi figuratif dalam lukisan, ini
menandakan bahwa Budiana sedang berusaha untuk menjalin komunikasi dengan
masyarakat. Menyampaikan ide gagasan dengan materi dan bentuk yang sederhana
merupakan strategi yang tepat mengingat apa yang ingin disampaikan Budiana
bukanlah semata-mata hanya sekedar pemenuhan kepuasan estetisnya, namun lebih
kepada pesan sosial kepada masyarakat. Dalam hal ini jelas bahwa, Budiana berusaha
untuk mengungkapkan rasa kritisnya terhadap masyarakat Indonesia, terutama
masyarakat yang masih awam (ndeso). Begitu banyak mitos yang tersebar dan hidup
ditengah masyarakat, meskipun pengaruh modernitas dan teknologi telah berkembang
di tengah-tengah masyarakat, namun tak sedikit yang masih mempercayai dan
melakoninya hingga saat ini. Salah satu mitos kepercayaan itu diungkap Budiana dalam
karya ini, yaitu “Banyak anak, banyak rezeki”. Mitos/kepercayaan ini telah ada sejak
zaman dahulu, entah siapa yang pertama kali yang mengungkapkannya. Entah benar
atau tidak, namun mitos ini seakan telah mendarah daging dalam kehidupan
berkeluarga, menganggap semakin banyak anak, maka akan semakin banyak rezeki
yang akan didapatkan.
Hal inilah yang mungkin bisa saja menjadi dasar penciptaan karya “Berkah” Budiana.
Dengan berbekal pengalaman sosial dan estetis, ia mencoba menvisualisasikan mitos
tersebut dari sudut pandang yang berbeda dengan pengungkapan bentuk figur sebuah
keluarga. Dimana Budiana tidak tanggung-tanggung mewujudkan figur-figur dalam
keluarga tersebut dengan tubuh-tubuh yang subur (gemuk). Meskipun keluarga tersebut
terlihat sederhana namun jelas mereka hidup berkecukupan terutama dengan masalah
isi perut mereka seperti tidak kekurangan, bahkan cenderung lebih. Inilah figur atas
mitos “Banyak anak, banyak rezeki” yang ada dibenak Budiana. Namun terlepas dari
itu semua, tentu realitas yang ada tidak sebanding dengan apa yang ditampilkan oleh
Budiana dalam karyanya ini. Budiana seolah inin memberi penyadaran kepada
masyarakat, untuk berpikir dan bertidak sesuai dengan kenyataan, bukan hanya sekedar
mendengar omongan yang belum tentu benar dan bermanfaat bagi kita.
2.4 Evaluasi

Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah atau
benar, melainkan mengenai pemaknaan yang ditampilkan tersebut meyakinkan atau tidak.
Penilaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang dilukis tetapi
menyangkut isi dan makna. Karya seni tidak terlahir begitu saja, selalu berkaitan berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakan sebagai sumber inspirasi potensial, berupa
pengalaman estetik. Hasil karya representasi dari emosi-emosi yang berkembang dalam
masyarakat seperti karya Budiana, yang ingin merepresentasikan kemelut yang terjadi di
tengah-tegah masyarakat Indonesia, termasuk merupakan keresahannya mengenai hal
tersebut.

              Banyak memiliki anak, tidak ada jaminan akan memberikan hidup yang lebih baik,
bahkan bisa membuat pusing. Pepatah “Banyak anak, banyak rezeki” memang benar adanya.
Tapi banyak orang yang salah mengartikan. Banyak orang yang terjebak dengan pepatah ini.
Dengan harapan akan bertambah rejekinya, banyak pasangan suami istri yang tidak peduli
dengan jumlah anggota keluarga yang akan dimiliki dan berpikir bahwa setiap anak
merupakan karunia Tuhan yang dititipkan kepada mereka. Sehingga banyak diantara mereka
yang cenderung masa bodoh tanpa memikirkan masa depan anak-anaknya, yang tentunya
dengan banyaknya anak yang dimiliki akan semakin banyak tanggungan dan biaya yang harus
dikeluarkan oleh mereka untuk memberi makan dan biaya sekolah mereka. Tentunya, hal ini
akan menjadi sulit dengan keadaan perekonomian yang pas-pasan, sehingga menyebabkan
kehidupannya semakin terpuruk dengan beban yang dipikulnya. Adanya mitos seperti ini
menjadi penghambat terbesar bagi program KB yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang semakin membludak. Dengan
membludaknya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan semakin sempitnya lapangan
pekerjaan, sehingga kemiskinan pun akan semakin meningkat, anak-anak mereka pun akan
rentan terkena penyakit, terutama terhadap gizi buruk akibat dari kurangnya asupan nutrisi.
              Karya yang diciptakan Budiana ini, seolah menyindir sekelompok masyarakat
tertentu yang masih setia dengan kepercayaan “Banyak anak, banyak rezeki”. Budiana ingin
menunjukkan bahwa apa yang mereka bayangkan tidak seindah kenyataan yang ada. Banyak
hal yang harus dipertimbangkan dalam membangun rumah tangga. Memang betul bahwa,
setiap anak yang dititipkan kepada kita akan membawa berkahnya masing-masing. Namun
sebagai manusia yang cerdas haruslah kritis dan intropeksi diri apakah keluarga yang dibina
memiliki dasar yang kuat terutama dalam hal perekonomian, agar tidak menyesal dikemudian
hari.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kritik seni rupa terhadap lukisan Berkah karya Budiana, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :

1. Lukisan Istriku dan Kebun Kecilnya karya A. Wibowo ini penuh dengan kelebihan,
mengenai visualisasi visualisasi gambar dan interpretasi makna/suasana dikemas apik
dalam satu karya.
2. Dari banyaknya kelebihan yang ada, dapat dikatakan bahwa lukisan Istriku
dan Kebun Kecilnya karya A. Wibowo ini sempurna. Pengorganisasian unsur seni
seimbang, menyatu, dan harmonis. Lukisan berjudul Istriku dan Kebun Kecilnya
menunjukkan makna inovasi ekspresi artistik yang tinggi.
3.2 Saran
Adapun saran dari penulis terhadap lukisan Istriku dan Kebun Kecilnya karya
A. Wibowoadalah sebagai berikut :

1. Setelah memahami makna yang terkandung di dalam lukisan ini, diharapkan


masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam agar tetap asri dan
senantiasa membawa pengaruh positif bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
2020. Contoh Kritik Seni Rupa. https://www.freedomsiana.id/contoh-kritik-seni-rupa/
(diakses tanggal 18 Mei 2021)

Assofa, Imron. 2014. Meningkatkan Karya Seni Rupa melalui Kritik Seni di Indonesia.
http://kritiksenidanimronassofa12.blogspot.com/2014/12/kritik-seni-2.html (diakses tanggal
18Mei 2021)

Bahtiar, Tapip. 2020. Modul Pembelajaran SMA Seni Budaya.


http://repositori.kemdikbud.go.id/21625/1/XI_Seni-Rupa_KD-3.4_final.pdf (diakses
tanggal 18 Mei 2021)

Anda mungkin juga menyukai