Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KIMIA ANORGANIK 1

”KARBON DAN SILIKON”


Dosen Pengampu:

Pangoloan Soleman R, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 3 / Kelas 3C

ALYA MAISYARAH / 12210725142

MUHAMMAD HAFIZ / 12210715606

YULISA TRI AMELIA / 122107125195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1445 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahamat, taufik dan hidayat serta karunia dan anugerahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini pada mata kuliah Kimia Anorganik 1 Dosen Pengampu
Pangoloan Soleman R, S.Pd., M.Si. tentang “Karbon dan Silikon”
Adapun maksud dan tujuan kami dalam penulisan makalah ini untuk menyelesaikan
tugas yang telah diberikan oleh Dosen Pengampu dan untuk menambah pengetahuan serta
wawasan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Kami telah berusaha untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik serta
sungguh-sungguh sesuai kemampuan yang kami miliki. Namun kami menyadari keterbatasan
kami dalam pembuatan makalah ini. Jika terdapat adanya kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi maka kami meminta maaf dan kritik serta saran dari Dosen Pengampu
bahkan kepada semua pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini terlebih
lagi dalam pengetahuan kita bersama.

Pekanbaru, 20 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................…..1

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………....1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2

C. TUJUAN..........................................................................................................................3

BAB II.......................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.......................................................................................................................4

A. PENGERTIAN UNSUR KARBON............................................................................. 4

B. SENYAWA-SENYAWA SUMBER UNSUR KARBON............................................5

C. SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR KARBON.........................................8

D. SENYAWA-SENYAWA KARBON DI ALAM……………..……………………....9

E. MANFAAT UNSUR KARBON…………………………………………...………….13


F. PENGERTIAN DAN KESTABILAN UNSUR SILIKON.........................................…14

G. SIFAT-SIFAT SILIKON…………………………………………...………………...16
H. KEGUNAAN DAN DAMPAK PENGGUNAAN SILIKON.........................................18

I. REAKSI DAN SENYAWA YANG TERBENTUK DARI SILIKON ………...…....19

BAB III....................................................................................................................................22

PENUTUP...............................................................................................................................22

A. KESIMPULAN.............................................................................................................22

B. SARAN..........................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa kimia memegang peranan penting,
seperti dalam makhluk hidup, sebagai zat pembentuk atau pembangun di dalam sel,
jaringan dan organ. Tubuh kita juga memiliki sistem pertahanan dengan bantuan
antibodi. Demikian pula dengan alam sekitar kita seperti tumbuhan dan minyak bumi,
juga disusun oleh molekul-molekul yang sangat khas dan dibangun oleh atom-atom
dengan kerangka atom karbon (C).
Kebanyakan senyawa karbon diklasifikasikan sebagai senyawa organik, yaitu
zat kimia yang bersumber dari benda hidup, tetapi sebagian kecil diklasifikasikan
sebagai anorganik, seperti gas CO2 dan garam karbonat. Kulit telur dan kerang
mengandung senyawa utama kalsium karbonat, sedangkan gula mengandung
karbohidrat. Sesuai dengan namanya, gula mengandung karbon, hydrogen dan
oksigen. Minyak zaitun termasuk lemak yang mengandung ikatan carbon.
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari
karena terdapat lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah
untuk mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya
dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda C=C, serta rangkap
tiga, C≡C. Keelektronegatifan karbon (2,55) dinilai terlalu kecil sehingga membuat
karbon tidak mampu membentuk ion C 4- dan berikatan dengan unsur logam.
Keelektronegatifan karbon juga dapat dinilai terlalu besar sehingga tidak mampu
membentuk ion C4+ dan berikatan dengan unsur nonlogam. Atas dasar ini karbon
dapat berikatan kovalen dengan sekian banyak unsur yang lainnya. Karbon dapat
berikatan tunggal, rangkap dua, ataupun rangkap tiga dengan sejumlah unsur
nonlogam, termasuk N, O, P, dan S. Karena faktor-faktor di atas, maka tidaklah
mengherankan bila kebanyakan senyawa mengandung unsur karbon di dalamnya.

1
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam
semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di
alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet
dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak
bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling
melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.
Silikon adalah polimer non-organik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet,
hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu: tak berbau,
tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan
dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik. Silikon bukan termasuk
benda yang awam bagi masyarakat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat
optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam
bentuk silikon. Unsur silikon juga berperan besar terhadap ekonomi modern dan
silikon juga merupakan elemen esensial pada biologi, meskipun hanya dibutuhkan
hewan dalam jumlah amat kecil.
Sebagian besar silikon berfungsi sebagai komponen batu silikat dan unsur
bebasnya tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan
mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon berkualitas tinggi dengan menggunakan
alat tungku listrik dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya
dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat
dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses
Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi kristal-kristal silikon yang
digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan
dengan cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan
dengan proses vacuum floatzo.
Banyak masyarakat dengan ekonomi tinggi menggunakan silikon yang
memiliki harga yang tidak murah itu, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana sifat
dari silikon itu, apakah berdampak positif atau negative.

B. RUMUSAN MASALAH

2
1. Apa pengertian unsur karbon?
2. Apa saja senyawa-senyawa sumber unsur karbon?
3. Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia unsur karbon?
4. Apa saja senyawa-senyawa karbon di alam
5. Apa saja manfaat unsur karbon?
6. Apa pengertian dan kestabilan unsur silikon?
7. Apa saja sifat-sifat silikon?
8. Apa kegunaan dan dampak penggunaan silikon?
9. Bagaimana reaksi dan senyawa yang terbentuk dari silikon?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Unsur Karbon.
2. Untuk mengetahui dan memahami senyawa-senyawa unsur karbon.
3. Untuk mengetahui dan memahami sifat-siat dan kimia unsur karbon.
4. Untuk mengetahui dan memahami senyawa-senyawa karbon di alam.
5. Untuk mengetahui dan memahami manfaat unsur karbon.
6. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan kestabilan unsur silikon.
7. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat silikon.
8. Untuk mengetahui dan memahami kegunaan dan dampak penggunaan silikon.
9. Untuk mengetahui dan memahami reaksi dan senyawa yang terbentuk dari
silikon.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Karbon


Karbon merupakan salah satu unsur yang paling melimpah di alam semesta.
Karbon dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita
sendiri. Di dalam tubuh manusia, karbon memiliki proporsi sebesar 18,5% dan menjadi
unsur paling banyak kedua setelah oksigen. Di alam semesta (universe), karbon menjadi
unsur yang paling melimpah keempat setelah hidrogen, helium dan oksigen.
(Campbell & Reece J.B., 2005, p. 58)

Karbon tergolong unsur non-logam bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa


terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Karbon
adalah unsur kimia yang memiliki simbol “C”. Dalam sistem tabel periodik, karbon
masuk dalam golongan IV dan memiliki nomor atom 6, nomor massa 12 dan massa atom
12,011115 amu. Karbon adalah unsur urutan keenam paling banyak di alam semesta.
Terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan
13
C yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh peluruhannya sekitar
5.730 tahun. Karbon merupakan salah satu dari di antara beberapa unsur yang diketahui
keberadaannya sejak zaman kuno. Istilah "karbon" berasal dari bahasa Latin carbo, yang
berarti batu bara yang berarti “coal” atau “charcoal”. Istilah “coal” menyatakan
sediment berwarna hitam atau coklat kehitaman yang bersifat mudah terbakar dan
terutama memiliki komposisi utama belerang, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Karbon
memang dikenal identik dengan zat berwarna hitam pekat seperti batu bara dan arang.
Namun tidak semua senyawa karbon memiliki karakteristik berwarna hitam pekat,
misalnya intan yang justru berwarna jernih. Karakteristik ini ditentukan oleh bagaimana
struktur kimia senyawa karbon baik dalam bentuk murni atau berikatan dengan unsur
lainnya. (Mochamad Ramdhan Firdaus & Lady Ayu Sri Wijayanti, 2019, p. 36)
Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi. Karbon merupakan
unsur paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan karbon ini,
bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk
polimer membuat karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur

4
yang paling stabil diantara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan dalam
mengukur satuan massa atom. Di temukan baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan di
dalam tubuh makhluk hidup.

B. Senyawa-senyawa Sumber Unsur Karbon


Di alam, karbon ditemukan dalam berbagai bentuk alotropi, dua di antaranya
adalah yang berbentuk kristal, yaitu intan/berlian dan grafit, dan dua yang lain adalah
bentuk nonkristal, seperti arang, kokas, fulleren, dan karbida.
1. Intan

Gambar struktur intan (Sumber: https://imgix2.ruangguru.com/assets/miscellaneous/png_0ajmci_3046.png)

Sel satuan intan terdiri atas 8 atom karbon dan setiap atom karbon berkoordinasi 4
berbentuk tetrahedral. Intan adalah zat terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10
Mhos. Intan dengan hantaran panas sangat tinggi walaupun secara listrik bersifat
insulator. Intan secara alami diperoleh dari karbon yang dikenal tekanan dan suhu
tinggi dalam perut bumi. Intan juga dapat di buat dari grafit yang diaolah pada suhu
3.000 K dan tekanan lebih dari 1,25 x 107 Pa. Proses ini menggunakan katalis logam
transisi, seperti kromium (Cr), besi (Fe), dan platina.
Berikut beberapa sifat intan:
a. Intan merupakan mineral alami yang paling keras.
b. Memiliki titik leleh yang sangat tinggi, yakni 4827°C. Hal ini disebabkan Ikatan
kovalen karbon-karbon yang terbentuk pada struktur intan sangat kuat bahkan
lebih kuat dari ikatan ionic. (Wendri et al., 2015, p. 1)

5
c. Berupa isolator namun dapat menyerap panas dengan sangat baik. Daya hantar
listrik intan berkaitan dengan elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan,
dimana pada intan elektron-elektron berikatan sangat kuat sehingga tidak ada
elektron yang bebas bergerak ketika diberi beda potensial.
d. Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Dalam hal ini tidak memungkinkan
terjadinya daya tarik antara molekul pelarut dan atom karbon yang dapat
membongkar daya tarik antara atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen.
Akibat pelarut tidak mampu mensolvasi molekul intan.
2. Grafit

Gambar struktur grafit


(Sumber:https://imgix2.ruangguru.com/assets/miscellaneous/png_0ajmci_3046.png)

Grafit merupakan alotrop karbon yang dapat menghantarkan arus listrik dan panas
dengan baik. Karena sifat inilah grafit biasanya digunakan sebagai elektroda pada sel
elektrolisis. Dalam struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen
dengan tiga atom karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dengan struktur
berlapis seperti tumpukan kartu. Karena atom karbon memiliki 4 elektron valensi
maka pada setiap atom karbon masih terdapat satu elektron yang belum berikatan
(elektron bebas).
Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh
elektronelektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Elektron-
elektron ini tersebar secara merata pada setiap atom C karena terjadi tumpang tindih
orbital seperti pada ikatan logam yang membentuk awan atau lautan elektron.
Sifat Grafit:

6
a. Memiliki titik leleh tinggi. Hal ini disebabkan ikatan kovalen yang terbentuk
sangat kuat sehingga diperlukan energi yang tinggi untuk memutuskannya.
b. Memiliki sifat lunak dan terasa licin.
c. Tidak larut dalam air dan pelarut organik, karena tidak mampu mensolvasi
molekul grafit yang sangat besar.
d. Dibanding intan, grafit memiliki massa jenis yang lebih kecil, karena pada
strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya.
e. Berupa konduktor listrik dan panas yang baik.
3. Fulleren

Gambar struktur fulleren (Sumber:


https://www.u-helmich.de/che/lexikon/F/bilder/fulleren-C60-1.jpg)

Fulleren adalah alotrop karbon dimana 1 molekul karbon terdiri dari 60 atom
karbon sehingga sering disebut sebagai C 60 atau C70 (paling umum). Pada struktur
fulleren setiap atom karbon berikatan dengan tiga atom karbon lain dengan pola
membentuk susunan pentagonal membentuk struktur berongga seperti bola sepak.
(Bloodworth & Whitby, 2022, p. 1)

Sifat dan pemakaian:


a. Tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik.
b. Sebagai superkonduktor dan penyerap panas yang baik. Sifat superkonduktor dan
menyerap panas ini berkaitan 1 elektron yang tidak digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen, seperti pada grafit.
4. Karbida
Interaksi langsung karbon dengan logam atau oksida logam pada suhu tinggi
memberikan senyawaan yang disebut karbida. Logam transisi memberikan interstisi
7
dimana atom karbon mengisi lubang oktahedral dalam deretan kemasan rapat atom
logam-logam yang lebih kecil Cr, Mn, Fe, Co, dan Ni memberikan karbida yang
bersifat antara jenis ionik dan karbida interstisi dan ini terhidrolisis oleh air.

C. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon


Secara umum sifat-sifat unsur karbon dibagi ke dalam sifat-sifat fisika dan kimia
sebagai berikut.
1. Sifat-Sifat Fisika
Unsur karbon terdapat dalam berbagai bentuk, istilah ini dikenal sebagai alotrop.
Salah satu alotrop karbon adalah grafit. Unsur grafit memiliki massa jenis 2,267 g
cm³, sifatnya mudah rapuh dan penghantar listrik yang baik. Bentuk alotrop lainnya
dari unsur karbon yaitu Intan. Intan adalah mineral terkeras yang terbentuk secara
alami dengan kerapatan 3,513 g cm³. Intan memiliki sifat yang sangat berbeda dengan
grafit disebabkan struktur ikatan antaratom karbonnya berbeda. Intan memiliki
struktur tiga dimensi dari atom-aton karbon yang masing-masing tergabung secara
kovalen dengan 4 atom lainnya. (Cobb B. Allan, 2019, p. 15)
Karbon mempunyai sifat fisik yang khas yaitu mempunyai dua bentuk kristalin
yaitu intan dan grafit. Intan lebih rapat daripada grafit (3,51 g cm -3, 2,22 g cm-3),
namun grafit lebih stabil, dengan 2,9 kJ mol -1, pada 300 K dan tekanan 1 atm. Titik
leleh dan titik didih dari karbon sangat tinggi. Atom karbon sangat kecil apabila
dibandingkan dengan atom-atom lainnya. Karbon merupakan zat padat yang tegar,
yang biasa dianggap sebagai molekul-molekul raksasa yang terdiri dari banyak sekali
atom. Atomnya tersusun dalam struktur logam berkoordinasi 12.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah sifat fisik dari karbon:
a. Fasa pada suhu kamar : Padat
b. Bentuk kristal : Intan dan Grafit
c. Massa jenis : 2,267 g/cm³ (grafit) dan 3,513 g/cm³ (diamond)
d. Titik leleh : 4.300-4.700 K
e. Titik didih : 4.000 K
f. Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
g. Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)

8
h. Kalor uap : 355,8 kJ/mol
i. Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)
2. Sifat Kimia
Berapa unsur karbon memiliki struktur yang berbeda karena karbon mempunyai
banyak pola ikatan yang berbeda. Kulit terluar karbon terisi separuhnya dan relatif
kecil. Susunan ini menyebabkan karbon memiliki sifat yang khas. Untuk mengisi
kulit terluarnya, karbon perlu membentuk empat ikatan kovalen (karbon berbagi
elektron dengan atom-atom yang lain).
Ikatan-ikatan kovalen ini bisa berupa ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau
bahkan ikatan rangkap tiga. Karbon adalah salah satu dari sedikit unsur yang
membentuk empat ikatan dan satu-satunya unsur yang memiliki banyak konfigurasi
ikatan. Karbon juga mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan atom karbon
lainnya. Hal ini memungkinkan terbentuknya rantai panjang atom-atom karbon.
Rantai atom karbon ini menjadi dasar bagi kimia organic.
(Cobb B. Allan, 2019, p. 16)

a. Bilangan oksidasi : 4, 3, 2, 1, 0, -1, -2, -3, -4


b. Elektronegatifitas : 2,55 (skala Pauli)
c. Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
d. Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
e. Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
f. Jari-jari atom : 70 pm
g. Jari-jari kovalen : 77 pm
h. Jari-jari Vander Waals : 170 pm
i. Konduktivitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/Mk
j. Struktur kristal : Heksagonal

D. Senyawa-Senyawa Karbon di Alam


1. Karbon Monoksida (CO)

9
Gambar karbon monoksida (Sumber: https://materikimia.com/10-contoh-ikatan-kovalen-
rangkap-3/#google_vignette)

Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen melalui


pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon dengan reaksi:
CO2 + H2 → CO + H2O
Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih -190 o. Gas CO juga dapat
terjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa organik dalam ruangan kurang
oksigen.
C8H18 + 6O2(g) → 8CO +4H2O
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi:
C(S) + H2O → CO +H2 Karbon monoksida berfungsi sebagai agen pereduksi.
Campuran gas yang mengandung karbon monoksida, telah lama di gunakan
sebagai bahan bakar.
2. Karbon Dioksida (CO2)

Gambar karbon dioksida (Sumber: https://materikimia.com/wp-content/uploads/2020/02/Ikatan-


Kimia-Karbon-Dioksida-CO2-520x292.gif)
Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas
karbon dioksida (CO₂) merupakan senyawa oksida yang berperan penting dalam

10
berberapa reaksi biokimia. Karbon dioksida dihasilkan dari proses respirasi manusia
dan hewan. Tumbuhan memerlukan gas karbon dioksida dan air untuk proses
fotosintesis. Gas ini larut dalam air, terdapat di udara dan sangat penting bagi
tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas yang
dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena dihasilkan dari oksidasi makanan
dalam tubuh. (Cobb B. Allan, 2019, p. 19)
CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau gas CO
dengan oksigen yang cukup.
C + O2 → CO2
CH4 + 2O2 → CO2 + H2O
2CO + O2 → 2CO2
Di laboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam karbonat
dengan asam seperti:
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
Karbon dioksida dapat ditemukan dalam es, fire extinguisher (pemadam api), dan
minuman berkarbonasi. Gas CO2 di udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan
bumi pada malam hari agar tidak terlalu dingin. CO2 di udara dapat menyerap sinar
infra merah (sinar yang mengandung energi panas) dari sinar matahari yang
dipantulkan bumi. Pada malam hari CO2 melepaskan infra merah tersebut ke
permukaan bumi yang dingin sehingga menjadi hangat.
3. Karbonat Dan Bikarbonat (CO32- Dan HCO3 ̄ )

Gambar karbonat (Sumber:


https://cdn.utakatikotak.com/20170802/20170802_100436Pengertian-Asam-Karbonat-
dan-Rumus-Kimia-Asam-Karbonat.jpg)

11
Gambar bikarbonat (Sumber: https://i.ytimg.com/vi/z7H_OQfm5Ng/maxresdefault.jpg)
Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan sangat berguna
serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air. Misalnya CaCO 3,
BaCO3, MgCO3 dan PbCO3. Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan air.
Contohnya ialah Ca(HCO3)2. Mg(HCO)3. Semua logam IA kecuali Litium
membentuk karbonat yang larut, dimana yang paling murah dan berguna adalah
NaHCO3 (Soda kue), Na2CO3 (Soda abu).
Bikarbonat adalah zat atmosfer, yaitu ia dapat bereaksi baik dengan asam maupun
basah. Bikarbonat tidak stabil bila dipanaskan, ia terurai membentuk karbonat.
Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran karena ia mudah
terurai dengan menghasilkan karbon dioksida. 2KHCO3 K2CO3 + H2O + CO2↑.
4. Dikarbon Monoksida (C2O)

Gambar dikarbon monoksida (Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1046497084/id/vektor/molekul-karbon-


monoksida-dan-karbon-dioksida-dan-formula-kimia.jpg?
s=612x612&w=is&k=20&c=5N2QXd2GYSD8iiCqgX9lD2w97GKQuGNVpKmOeVowGO0=)

12
Dikarbon monoksida (C2O) adalah molekul yang sangat reaktif yang mengandung
dua atom karbon dan satu oksigen atom. Dikarbon monoksida terikat secara kovalen
dan merupakan produk dari fotolisis dari karbon suboksida.
C3O2 → CO + C2O
5. Karbon Suboksida (C3O2)

Gambar karbon suboksida (Sumber:


https://assignmentpoint.com/wp-content/uploads/2017/07/Carbon-Suboxide.jpg)

Karbon suboksida, atau trikarbon dioksida merupakan oksida dari karbon dengan
rumus kimia C3O2. Karbon suboksida merupakan cairan berminyak atau gas pada
suhu kamar dengan bau yang sangat berbahaya.
Zat ini ditemukan pada tahun 1.873 oleh Benjamin Brodie dengan mengalirkan
karbon monoksida (CO) ke arus listrik. Pada tahun 1.891, Marcellin Berthelot
mengamati bahwa pemanasan karbon monoksida murni pada suhu 550°C
menciptakan sejumlah kecil karbon dioksida dan oksida yang kaya karbon yang ia
beri nama “suboksida”. Otto Diels kemudian menyarankan beberapa nama lain dari
karbon suboksida, antara lain dikarbonil metana dan dioksalena.

E. Manfaat Unsur Karbon


Beberapa manfaat dari unsur karbon antara lain:
1. Pada temperatur tinggi, karbon yang dicampur dengan logam tertentu akan
menghasilkan karbida logam, seperti besi karbida sementit dalam baja dan tungsten
karbida yang digunakan secara luas sebagai abrasif.
2. Dalam pertanian karbon penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian
besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa CO 2.
3. Grafit digunakan sebagai konduktor listrik.

13
4. Bahan pembuatan pelumas, plastik dan alat-alat yang tahan panas.
5. Grafit dan tanah liat digunakan untuk membuat pensil.
6. Arang secara umum digunakan dalam pembakaran atau pemanggangan makanan.
7. Bahan dasar pembuatan tinta, cat, dan semir sepatu. Grafit digunakan sebagai kampas
rem, sebagai anoda pada baterai (sel Leclanche) dan sebagai elektroda pada sel
elektrolisis.
8. Diamond digunakan untuk perhiasan

F. Pengertian Dan Kestabilan Silikon


Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si
dan nomor atom 14. Unsur Silikon terdapat pada golongan IV A periode ketiga dalam
tabel periodik. Atom unsur silikon mempunyai konfigurasi elektron: (Ne) 3s 2 3p3.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Silikon merupakan unsur metaloid,
oksidasinya SiO2 juga memiliki jaringan tiga dimensi yang sangat besar, walaupun tidak
dengan ion-ion nya, bersifat lebih tidak reaktif daripada karbon (unsur nonlogam yang
tepat berada di atasnya pada table periodik, tapi lebih reaktif daripada geranium, metaloid
yang berada persis di bawahnya pada tabel periodik).
Silikon adalah unsur yang paling melimpah kedua di kerak bumi setelah oksigen.
Sebagian besar silikon ada sebagai komponen batu silikat dan unsur bebasnya tidak
ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa dan pasir
dengan karbon berkualitas tinggi dengan menggunakan tungku listrik. Silikon dengan
kemurnian tinggi dihasilkan dengan reduksi SiHCl 3 dengan menggunakan hidrogen.
SiHCl3 dihasilkan dengan melakukan hidrokhlorasi silikon berkemurnian rendah diikuti
dengan pemurnian. Silikon yang digunakan untuk semikonduktor dimurnikan lebih lanjut
dengan metoda pelelehan berzona kristal Czochralski. Kristal silikon (mp 1410 oC)
memiliki kilap logam dan mengkristal dengan struktur intan. Ada tiga isotop silikon, 28Si
(92.23 %), 29Si (4.67%), dan 30
Si (3.10%). Sebab spin intinya I = 1/2, 29
Si digunakan
dalam studi NMR senyawa silikon organik atau silikat (NMR padatan).
(Suyanta, 2019, p. 124)

Kimia silikon berkembang dengan pesat sejak perkembangan proses industri


untuk menghasilkan senyawa organosilikon dengan reaksi langsung metil khlorida CH 3Cl

14
dengan kehadiran katalis tembaga. Proses historis ini ditemukan oleh E. G. Rochow
tahun 1945. Resin silikon, karet silikon, dan minyak silikon digunakan di banyak
aplikasi. Akhir-akhir ini, senyawa silikon telah digunakan dengan meluas dalam sintesis
organik selektif. Walaupun silikon adalah unsur tetangga karbon, sifat kimianya sangat
berbeda. Contoh yang sangat terkenal kontras adalah antara silikon dioksida SiO 2 dengan
struktur 3 dimensi, dan gas karbon dioksida, CO2. Senyawa pertama dengan ikatan ganda
silikon-silikon adalah (Mes)2Si = Si(Mes)2 (Mes adalah mesitil C6H2(CH3)3) dilaporkan
tahun 1981, kontras dengan ikatan rangkap karbon-karbon yang sangat banyak dijumpai.
Senyawa seperti ini digunakan untuk menstabilkan ikatan yang tidak stabil dengan
substituen yang meruah (kestabilan kinetik). (Saito, 1996, pp. 65–66)
Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari 2 elektron pada
lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua, dan 4 elektron pada lintasan ketiga atau
terakhir (jumlah elektron/atom pada atom-atom golongan III hingga V. Jadi, atom Silikon
memiliki 10 elektron yang terikat kuat kepada inti atom, dan 4 elektron valensi yang
ikatannya kepada inti atom tidak kuat dan mudah lepas dengan sedikit energi tertentu.
Karena atom Silikon memiliki 4 buah elektron valensi, maka ia dikenal dengan istilah
atom tetravalent.
Untuk menjadi stabil secara kimiawi, sebuah atom Silikon membutuhkan delapan
elektron di lintasan valensinya. Maka, setiap atom Silikon akan bergabung dengan atom
Silikon lainnya, sedemikian rupa sehingga menghasilkan delapan elektron di dalam
lintasan valensinya. Ketika ini terjadi, maka Silikon akan membentuk benda padat, yang
disebut kristal. Hal ini terjadi pula dengan atom-atom Silikon yang lainnya. Karena pusat-
pusat atom yang berdekatan mempunyai muatan total positif, maka akan menarik
elektron-elektron yang dimiliki bersama tersebut. Gaya-gaya ini akan mengikat kuat atom
satu sama lain dengan suatu ikatan yang disebut ikatan kovalen. Atom Silikon, seperti
halnya atom Karbon, dapat membentuk empat ikatan secara serentak, tersusun secara
tetrahedral. Unsur Si mengkristal dengan struktur kubus berpusat mukaseperti intan. Bila
intan merupakan insultor, dan grafit konduktor yang cukup baik, maka Silikon adalah
suatu semi konduktor. Silikon merupakan unsur semilogam yang sangat sulit melepaskan
elektronnya, sehingga sifat reduktornya lemah dan tentu saja silicon tidak dapat bereaksi

15
dengan air tetapi dapat bereaksi kuat dengan zat yang bersifat oksidator kuat seperti
oksigen dan klorin. (Salirawati Das, 2007, p. 120)

G. Sifat-Sifat Silikon
1. Sifat Fisik
Silikon berbentuk padat pada suhu ruangan, dengan titik lebur dan titik didih
masing-masing 1.400 dan 2.800 derajat celsius. Yang menarik, silicon mempunyai
massa jenis yang lebih besar ketika dalam bentuk cair dibanding dalam bentuk
padatannya, tapi seperti kebanyakan substansi lainnya, silikon tidak akan bercampur
ketika dalam fase padatnya, tapi hanya meluas, sama seperti es yang memiliki massa
jenis lebih kecil daripada air. Karena mempunyai konduktivitas termal yang tinggi
(149 W·m−1·K−1), silikon bersifat mengalirkan panas sehingga tidak pernah dipakai
untuk menginsulasi benda panas.
Dalam bentuk kristalnya, silikon murni berwarna abu-abu metalik. Seperti
germanium, silikon agak kuat tapi sangat rapuh dan mudah mengelupas. Seperti
karbon dan germanium, silikon mengkristal dalam struktur kristal kubus berlian,
dengan jarak kisi 0,5430710 nm (5.430710 Å). Orbital elektron terluar dari silikon
mempunyai 4 elektron valensi. Kulit atom 1s, 2s, 2p, dan 3s terisi penuh, sedangkan
kulit atom 3p hanya terisi 2 dari jumlah maksimumnya 6.
Silikon bersifat semikonduktor, yaitu penghantar listrik. Pada suhu kamar
silicon mempunyai daya hantar yang kecil. Namun pada suhu tinggi, ailikon menjadi
konduktor yang baik. Unsur Si bersifat nonlogam, tetapi keras dan mengkilap seperti
logam, karena itu disebut metaloid. Unsur Si merupakan unsur ringan, titik leburnya
tinggi, dan daya hantar listriknya menengah. Oleh karena itu unsur Si banyak
digunakan sebagai bahan semikonduktor, misalnya transistor.
(Fardhillah, 2010, p. 21)

2. Sifat Kimia
Silikon merupakan metaloid, siap untuk memberikan atau berbagi 4 atom
terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan kimia. Meski silikon bersifat
relatif inert seperti karbon, silikon masih dapat bereaksi dengan haogen dan alkali
encer. Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidroflourat) tidak bereaksi

16
dengan silikon. Silikon dengan 4 elektron valensinya mempunyai kemungkinan untuk
bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya pada kondisi yang sesuai.
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 1410°C.
Silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silicon
dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g) (Sutresna, 2007, p. 88)
Silikon murni berstruktur seperti Intan (tetrahedral) sehingga sangat keras dan
tidak menghantarkan listrik, jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti
alumunium (Al) atau boron (B). silikon bersifat semikonduktor (sedikit
menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan, elektronik, seperti
kalkulator dan Komputer. Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang sangat penting
dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang kemurniannya sangat tinggi
dan dapat dihasilkan dengan reaksi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena itu
silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat
bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida,
dan dengan halogen membentuk halide, seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Silikon bereaksi dengan halogen; jika dipanaskan membentuk oksida;
membentuk garam dari asam oksi dan membentuk molekul-molekul dan ion-ion
raksasa dengan atom oksigen.
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 1.410°C.
Silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silicon
dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:

17
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Hibrida-hibrida dari boron dan silicon adalah volatile menyala secara
sepontan dan mudah terhidrolisa. Halida-halida seperti silicon mudah terhidrolisa
sedang halida aluminium dalam air hanya terhidrolisa secara parsial. SiO2 ada sifat
asam, dapat melarutkan oksida-oksida (pada peleburannya) dan membentuk garam
borat dan siklitnya. (Sriatun, 2012, p. 53)

H. Kegunaan Dan Dampak Penggunaan Silikon


Silikon murni digunakan sebagai semikonduktor dalam peralatan elektronik,
seperti kalkulator, komputer, radio, dan sel solar (baterai energi matahari). Kegunaan
silikon yang lain, yaitu sebagai silika gel yang berfungsi menyerap uap air karena bersifat
higroskopis (mudah menyerap air). Silika gel biasa digunakan untuk mengurangi
kelembapan pada peralatan kamera, peralatan laboratorium, dan kemasan obat-obatan.
Silikon juga menyusun senyawa yang digunakan untuk membuat kaca dan
gelas. Polimer silicon yang terdiri atas monomer SiCH 3 bersifat lentur sehingga
digunakan untuk membuat jaringan tubuh palsu, seperti hidung palsu.
(Sutresna, 2007, p. 141)

Kecepatan pergantian tulang sangatlah penting. Jika keluar dari keseimbangannya


maka akan menghasilkan kehilangan massa tulang dan osteoporosis. Banyak peneliti saat
ini mengacu kepada kecepatan pergantian tulang pasien wanita sebagai indikator dari
osteoporosis. Ketika pengukuran dilakukan pada volume total tulang trabecular tikus,
para peneliti menemukan bahwa tikus yang indung telurnya diangkat dan tidak diterapi
apa-apa memiliki kehilangan massa tulang sebesar 50%, dibandingkan dengan tikus-tikus
yang menjalani operasi gadungan. Pada kelompok lain yang indung telurnya diangkat
namun diberi estradiol, kehilangan massa tulang sebesar 8%, dan ketika silicon diberikan
pada 1 mcg untuk setiap gram berat badan, menghasilkan kehilangan massa tulang
sebesar 42%. Walaupun suplementasi silicon tidaklah mengurangi kehilangan massa
tulang secara berarti, namun dapat dipertimbangkan untuk menggunakan suplementasi
silicon bersamaan dengan terapi sulih hormon untuk mencegah osteoporosis.
Silicon juga terkonsentrasi di dalam jaringan penghubung pembuluh darah, tulang
rawan, rambut dan kulit. Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa silicon memainkan

18
peran penting dalam jalinan struktur dinding pembuluh darah dan tulang. Atherosclerosis
(Penyumbatan dan pengerasan arteri yang disebabkan oleh plak kolesterol dan
pertumbuhan jaringan arteri yang abnormal) secara signifikan menurunkan tingkat silicon
didalam dinding arteri. Tingkat silicon berkurang persis sebelum plak terbentuk, dimana
hal ini menunjukkan bahwa defisiensi silicon tidak bisa dipisahkan dari kelemahan
dinding pembuluh darah.
Dampak penggunaan silikon, yaitu silikon dalam bentuk unsur maupun
senyawanya bersifat tidak larut dalam air. Secara alami, keberadaan silikon di alam tidak
memberikan dampak negatif yang berarti bagi kesehatan dan lingkungan. Namun, saat ini
silikon banyak disalahgunakan oleh kaum wanita yang merasa tidak nyaman dengan
kondisi fisiknya. Misalnya, polimer silikon, SICH 2 digunakan untuk mengubah bentuk
jaringan hidung, bibir, dan payudara. Tindakan ini ibarat menanam bom waktu di tubuh
sendiri karena lambat laun silikon akan merusak jaringan tubuh.
(Sutresna, 2007, pp. 146–147)

I. Reaksi Dan Senyawa Yang Terbentuk Dari Silikon


Senyawa silikat dan silikon adalah silana (SiH4), asam salisik (H4SiO4), silikon
karbida (SiC), silikon dioksida (SiO2), silikon tetraklorida (SiCl4), silicon tetrafluorida
(SiF4), dan tetraklora silana (HSiCl 3). Keramik yang sudah biasa ditemui yaitu,
aluminium oksida (alumina, Al2O3), silikon dioksida (atau silika, SiO 2), silikon karbida
(SiC), silikon nitrida (SiN3) dan, sebagai tambahan, yang biasa disebut sebagai “keramik
tradisional” yang tersusun atas mineral dari tanah, yaitu porselen, semen dan gelas. Pada
suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, dan dengan
halogen membentuk halide, seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Silikon bereaksi dengan halogen; jika dipanaskan membentuk oksida; membentuk
garam dari asam oksi dan membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa dengan atom
oksigen. Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 1410 °C. silikon
dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silicon dengan

19
oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat dalam pasir,
melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Silikon sangat cenderung bersenyawa dengan Oksigen membentuk ikatan yang
kuat dan stabil. Kenyataannya, senyawa silikon di alam berupa oksida dalam berbagai
mineral. Silikon adalah unsur elektronegatif, tetapi tidak dapat membentuk ikatan (ikatan
rangkap) baik sesamanya maupun dengan atom Oksigen. Akibatnya, satu atom Silikon
harus berikatan tunggal dengan empat atom Oksigen. Satu atom Oksigen harus menerima
dua elektron untuk berpasangan, satu dengan Silikon dan satu lagi dengan yang lain
misalnya H, atau menerima elektron bebas sehingga membantuk ion negatif. Asam
ortosilikat tidak dapat diisolasi, sehingga oksida silikat yang stabil dalam bentuk ion
negatif (anion). Struktur ion ortosilikat (Si) adalah tetrahedral.
Dua ortosilikat dapat bergabung mengeluarkan satu molekul air menjadi
pirosilikat. Penggabungan itu dapat berlanjut membentuk rantai panjang dengan rumus
(Si)n. penggabungan dapat pula berbentuk lingkaran enam dengan rumus Si 6, berbentuk
rantai rangkap dengan rumus (Si4)n, dan berupa bidang yang tiap sudutnya berumus Si2.
Secara umum persenyawaan silikon itu adalah:
1. Silikon membentuk senyawa biner yang disebut dengan silisida dengan banyak
elemen logam yang nantinya menghasilkan senyawa dengan sifat yang beragam,
misalnya magnesium silisida, Mg2Si yang sangat reaktif sampai senyawa tahan panas
seperti molibdenum disilisida, MoSi2.
2. Silikon karbida, SiC (karborundum) adalah padatan keras, tahan panas.
3. Silana, SiH4, adalah gas firoforik dengan struktur tetrahedral mirip dengan metana,
CH4. Senyawa murninya sendiri tidak bereaksi dengan air ataupun asam lemah, tapi
jika bereaksi dengan alkali maka langsung akan terjadi hidrolisis. Ada kelompok
silikon hidrida terkatenasi yang membentuk senyawa yang homolog, SinH 2n+2
dengan n berkisar 2–8. Semua senyawa ini mudah terhidrolisis dan tidak stabil,
terutama pada senyawa suku tinggi.
4. Disilena, senyawa yang berisi ikatan rangkap dua silikon-silikon (mirip alkena) dan
secara umum sangat reaktif, memerlukan gugus subtituen yang besar untuk
menstabilkannya. Disilena, senyawa dengan silikon-silikon rangkap tiga pertama kali

20
didapatkan tahun 2004, meski senyawanya berbentuk non-linear, ikatannya tidak
sama dengan alkuna.
5. Tetrahalida, SiX4, adalah senyawa yang dapat dibentuk dengan semua halogen.
Silikon tetraklorida, misalnya, dapat bereaksi dengan air, tak sama dengan
homolognya, karbon tetraklorida Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi
dengan suhu tinggi antara silikon dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa dengan
karbena sehingga senyawa ini adalah senyawa reaktif. Silikon difluorida
terkondensasi untuk membentuk senyawa polimer (SiF2)n.
6. Silikon doksida adalah padatan tahan panas berbentuk kristal; mineral yang paling
umum adalah quartz. Pada mineral quartz, setiap atom silikon dikelilingi oleh empat
atom oksigen yang menjembatani atom silikon lainnya untuk membentuk kisi tiga
dimensi. Silika dapat larut dalam air pada suhu tinggi untuk membentuk senyawa
asam monosilikat, Si(OH)4. Silikon dioksida tidak larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan air. Tetapi oksida ini memiliki sifat-sifat asam karena bereaksi dengan basa
pekat. SiO2(s) + 2 NaOH(aq) Na2SiO3(aq) + H2O(l)
Silikon terbakar langsung menjadi silikon dioksid, SiO 2 atau bereaksi dengan FeO
menghasilkan produk yang sama:
Si + O2 → SiO2
2FeO + Si → 2Fe + SiO2
7. Dengan kondisi yang sesuai, asam monosilikat dapat terpolimer untuk membentuk
asam silikat yang lebih kompleks, muali dari senyawa kondensasi paling sederhana,
asam disilikat sampai struktur kompleks yang menjadi basis banyak mineral silikat
yang disebut asam polisilik.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Karbon tergolong unsur non-logam bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa
terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.
Karbon adalah unsur kimia yang memiliki simbol “C”. Dalam sistem tabel periodik,
karbon masuk dalam golongan IV dan memiliki nomor atom 6, nomor massa 12 dan
massa atom 12,011115 amu. Karbon adalah unsur urutan keenam paling banyak di
alam semesta.
2. Karbon merupakan unsur yang telah ditemukan sejak zaman pra-sejarah. Unsur ini
sangat banyak ditemukan di alam. Penemu karbon masih tidak diketahui sejak dahulu
kala hingga saat ini. Nama “carbon” berasal dari bahasa Latin “carbo” yang berarti
“coal” atau “charcoal”
3. Di alam, karbon ditemukan dalam berbagai bentuk alotropi, dua di antaranya adalah
yang berbentuk kristal, yaitu intan/berlian dan grafit, dan dua yang lain adalah bentuk
nonkristal, seperti arang, kokas, fulleren, dan karbida. Terdapat cara tersendiri untuk
mengekstraksi karbon dari sumber-sumbernya.
4. Karbon memiliki sifat fisik dan sifat kimia tersendiri yang membedakannya dengan
unsur lain. Sifat fisika dan kimia yang dimiliki karbon bergantung pada bentuk
karbonnya (grafit atau intan).
5. Ada banyak senyawa yang mengandung unsur karbon di dalamnya. Hal ini
dikarenakan keistimewaan atom karbon yang dapat berikatan tunggal, rangkap dua,
ataupun rangkap tiga dengan unsur lain. Setiap senyawa memiliki cara pembuatan,
sifat dan kegunaannya masing-masing.

22
6. Senyawa-Senyawa Karbon di Alam yaitu: Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida
(CO2), Karbonat Dan Bikarbonat (CO3²- Dan HCO3-), Dikarbon Monoksida (C2O), dan
Karbon Suboksida (C3O2)
7. Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari 2 elektron pada
lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua, dan 4 elektron pada lintasan ketiga
atau terakhir. Jadi, atom Silikon memiliki 10 elektron yang terikat kuat kepada inti
atom, dan 4 elektron valensi yang ikatannya kepada inti atom tidak kuat dan mudah
lepas dengan sedikit energi tertentu. Silikon adalah unsur elektropositif yang paling
melimpah di kerak bumi,
8. bersifat metaloid dengan kilap logam dan sangat rapuh.

B. SARAN
Makalah ini masih banyak kekurangan baik segi penulisan dan isi makalah. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bloodworth, S., & Whitby, R. J. (2022). Synthesis of endohedral fullerenes by molecular surgery. In
Communications Chemistry (Vol. 5, Issue 1). Nature Research. HYPERLINK
"https://doi.org/10.1038/s42004-022-00738-9"https://doi.org/10.1038/s42004-022-00738-9

Campbell, N. A., & Reece J.B. (2005). Biology.

Cobb B. Allan. (2019). Hidrogen dan Silikon. PT. Pakar Raya.

Fardhillah, N. (2010). Memahami Unsur, Senyawa, dan Campuran. ALPRIN.

Mochamad Ramdhan Firdaus, O., & Lady Ayu Sri Wijayanti, dan. (2019). FITOPLANKTON DAN
SIKLUS KARBON GLOBAL. 35–48.

Saito, T. (1996). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Iwanami Publishing Company.

Salirawati Das. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik. Grasindo.

Sriatun. (2012). Kimia Unsur. UPT UNDIP Press Semarang.

Sutresna, N. (2007). Cerdas Belajar Kimia. PT. Grafindo Media Pratama.

Suyanta. (2019). Buku Ajar Kimia Unsur. Gadjah Mada University Press.

Wendri, N., Nyoman Ratini, N., Wayan Sariasih, N., & Suyanto, H. (2015). ANALISIS REAKSI
UNSUR KARBON DENGAN GAS NITROGEN, OKSIGEN DAN HIDROGEN DENGAN
LIBS. In Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek).

24
25

Anda mungkin juga menyukai