Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOLOGI UMUM

“KARBON DAN KERAGAMAN MOLEKUL KEHIDUPAN”

Disusun Oleh:
Diah Ayu Setyaningrum (2282190031)
Tri Novianti (2282190032)
Firdha Rizkiana Putri (2282190033)
Silma Falah Utami (2282190034)
Restiwigati Nurul Anisa (2282190054)
Salsabila Hari Pertiwi (2282190055)

Siti Salsabila (2282190056)


Aulia Nur Azizah (2282190057)

KELOMPOK 3
KELAS A
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ..................................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan masalah ................................................................................................................................... 1
1.3 Rumusan masalah ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2
2.1 Kimia organik adalah cabang sains yang mempelajari senyawa karbon ............................................ 2
2.2 Atom karbon dapat membentuk beraneka ragam molekul dengan cara berikatan dengan empat
atom lain ................................................................................................................................................... 4
2.3 Sejumlah kecil gugus kimia merupakan kunci bagi fungsi molekul biologis ..................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 18

ii
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah tentang
”Konteks Kimiawi Kehidupan“ ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum.

Ucapan terimakasih pula kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini baik yang berupa materi maupun yang berupa gagasan sehingga
makalah ini dapat mencangkup semua pokok pembahasan. Khususnya kepada dosen pengampu
Ibu Liska Berlian, M.Si yang telah memberikan masukan-masukan yang berharga demi
kesempurnaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Serang, 14 September 2019

Penyusun

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golonganIV A
dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapatlebih banyak
senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.Keistimewaan karbon yang unik adalah
kecenderungannya secara alamiah untukmengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-
cincin,tidak hanya dengan ikatantunggal, C - C , tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C,
serta rangkaptiga,C≡C.

Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan terdapatsekitar
dua juta jenis senyawa karbon,dan jumlah itu makin meningkat dengan laju kira-kiralima persen
per tahun. Alasan bagi kestabilan termal rantai-rantai karbon adalah kekuatanhakiki yang tinggi
dari ikatan tunggal C - C.Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2)
mudahterhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih
darisembilan puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan
sisanyadiperoleh dari mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan,hewan,jamur,dan mikroorganisme)
sertafosil mereka (batubara dan minyak bumi).

1.2 Rumusan masalah

Mengapa kimia organik dapat dikatakan cabang sains yang mempelajari senyawa karbon?

Bagaimana atom karbon dapat membentuk beraneka ragam molekul?

Mengapa Sejumlah kecil gugus kimia dapat dikatakan kunci bagi fungsi molekul biologis?

1.3 Tujuan masalah

Mengetahui kimia organik adalah cabang sains yang mempelajari senyawa karbon.

Mengetahui atom karbon dapat membentuk beraneka ragam molekul dengan cara berikatan
dengan empat atom lain.

Mengetahui sejumlah kecil gugus kimia merupakan kunci bagi fungsi molekul biologis.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kimia organik adalah cabang sains yang mempelajari senyawa karbon

Zat-zat kimia sebagian besar besar di dasari unsur karbon. Di antara semua unsur kimia , karbon
tidak tersaingi dalam kemampuannya membentuk molekul-molekul yang besar, kompleks, dan
keanekaragaman molekular ini telah memungkinkan keanekaragaman organisme yang telah
berevolusi di bumi.

Senyawa yang mengandung karbon disebut bersifat organik, dan cabang kimia yang dikhususkan
untuk mempelajari senyawa-senyawa karbon disebut kimia organik .senyawa organik berkisar
dari yang paling sederhana yaitu metana ( CH4) sampai yang berukuran raksasa, misalnya
protein, dengan ribuan atom. Sebagian besar senyawa organik mengandung atom hidrogen selain
atom karbon. Keberlimpahan karbon ini, bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik
dan kemampuannya membentuk polimer membuat karbon sebagai unsur dasar kimiawi
kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil diantara unsur-unsur yang lain, sehingga
dijadikan patokan dalam mengukur satuan massa atom.Meskipun suatu sel 70% sampai 95%-nya
terdiri air, sebagian besar sisanya terdiri atas senyawa berbasis karbon. Protein, DNA,
karbohidrat, dan molekul-molekul lain yang membedakan materi-materi hidup dengan yang
tidak hidup semuanya tersusun atas atom karbon yang berikatan dengan atom dari unsure-unsur
lain. Hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S) dan fosfor (P) merupakan unsure
penyusun umum yang lain dari senyawa tersebut, namun karbon (C) inilah yang berperan
penting dalam keragaman molekul biologis yang tanpa batas.

Pada awal tahun 1800-an,ahli kimia telah belajar membuat banyak senyawa sederhana di
laboratorium dengan cara mengombinasikan unsur-unsur dalam kondisi yang tepat . akan tetapi,
sintesis nuatan untuk molekul kompleks yang diekstrasikandari materi hidup tampak mustahil.
Pada saat itu, ahli kimia Swedia , jons jakob berxelius membedakan senyawa organik,yang
dianggap hanya dibuat dalam organisme hidup, dan senyawa anorganik, yang ditemukan pada
benda tak-hidup. Vitallisme, kepercayaan yang menyatakan bahwa ada ‘ruh kehidupan’ di luar
batas hukum-hukum fisika dan kimia , menjadi landasan cabang sains baru yang disebut kimia
organik.

2
Para ahli kimia mulai menyingkirkan sedikit demi sedikit landasan vitalisme ketika mereka pada
akhirnya mempelajari cara menyintesis senyawa organik di laboratorium. Pada tahun 1828,
friedrich Wohler, seorang ahli kimia jerman , mencoba membuat sejenis garam ‘anorganik’ yaitu
amonium sianat, dengan cara mencampurkan larutan ion amonium dan larutan ion sianat. Wohler
terperanjak karena justru ia memperoleh urea, senyawa organik yang terdapat dalam urin hewan.
Wohler menantang para penganut vitalisme ketika ia menulis bahwa dirinya dapat membluat
urea tanpa memerlukan ginjal atau hewan. Tetapi bahan yang digunakan adalah sintesis tersebut.
Tetapi penganut vitalisme tidak tergoyahkan sekali pun. Beberapa tahun kemudian Herman
kolbe murid Wohler, membuat senyawa organik asam asetat dari zat-zat anorganik yang dibuat
sepenuhnya dari unsur-unsur murni. Vitalisme pun runtuh sepenuhnya setelah para ahli kimia
selama beberappa dasawarsa berhasil melakukan sintesis beberapa senyawa organik yang
semakin kompleks di laboratorium . pada tahun 1953, stanley miller , membantu sintesis abiotik
pada senyawa-senyawa organik ini kedalam konteks evolusi dalam percobaan klasik yang di
deskripsikan. Percobaan miller yang menguji apakah molekul-molekul organik kompleks dapat
muncul secara spontan . berikut adalah alat yang dirangkai pada saat percobaan miller tersebut

Penjelasan cara kerja percobaan Miller.

1. Terlebih dahulu alat percobaan dikosongkan menggunakan pompa hampa udara.

2. Gas-gas berupa CH4, NH3, H2 dan H2O (semua dalam bentuk gas) dimasukkan ke
dalam tabung A pada alat percobaan.

3. Tabung berisi air dipanaskan sampai mendidih sehingga timbul uap air yang akan naik
dan bersama dengan gas-gas tadi mengalir di dalam saluran pipa menuju ke tabung B (sobat bisa
lihat tanda panah pada gambar model alat percobaan Miller).

4. Di dalam tabung B dipasang elektrode yang dialiri listrik dari sumber listrik bertegangan
tinggi, sehingga di dalam tabung B terjadi loncatan api listrik. Di tempat itulah terjadi reaksi
kimia dari campuran gas kimia sebelumnya tadi.

5. Hasil dari reaksi kimia tersebut kemudian turun menuju ke saluran C. Pada saluran
terdapat alat pendingin sehingga hasil reaksi terjadi kondensasi (pendinginan) dan akhirnya
terbentuklah embun, dan hasil senyawa kimia yang terbentuk akan mengalir melalui kran.

3
6. Hasil senyawa kimia yang terbentuk tersebut kemudian diamati dan dari hasil
pengamatan menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk adalah senyawa asam amino.

Eksperimen Miller dapat memberiakan petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat
terbentuk dalam kondisi abiotik. Hasil dari percobaan ini adalah senyawa organik dapat
terbentuk secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan
energi listrik halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang
lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk senyawa yang merupakan
komponen sel.

Setelah percobaan miller , para perintis kimia organik membantu menggeser aliran utama
pemikiran biologis dari vitalisme ke mekanisme. Pandangan bahwa hukum-hukum fisika dan
kimia mengatur semua fenomenal alam, termasuk proses-proses kehidupan. Kimia organik
didefinisikan ulang sebagai cabang sains yang mempelajari sennyawa-senyawa organik yang
terdapat di alam, dan molekul-molekulini merepresentasikan keanekaragaman dan kisaran
kompleksitas yang tak tertandingi yang dimiliki oleh senyawa anorganik. Akan tetapi, aturan-
aturan kimia berlaku untuk smeua molekul . landasan kimia organik bukanlah’ruh kehidupan ‘
yang tidak nyata, melainkan keserbabisaan kimiawi yang unik dari unsur karbon.

2.2 Atom karbon dapat membentuk beraneka ragam molekul dengan cara berikatan
dengan empat atom lain

Kunci karakteristik kimiawi karbon adalah konfigurasi elektronnya. Konfigurasi tersebut


menentukan jenis dan jumlah ikatan yang akan dibentuk oleh suatu atom dengan atom-atom lain.

Pembentukan Ikatan dengan Karbon

Karbon memiliki 6 elektron, 2 elektron pada kulit pertama dan 4 pada kulit kedua.
Karena memiliki 4 elektron valensi pada suatu kulit yang bisa menampung 8, karbon harus
menyumbangkan atau menerima 4 elektron untuk melengkapi kulit valensinya dan menjadi ion.
Setiap atom karbon bertindak sebagai titik perpotongan tempat suatu molekul dapat bercabang ke
4
empat arah. Tetravalensi ini merupakan ini merupakan salah satu aspek keserbabisaan karbon
yang memungkinkan adanya molekul kompleks yang berukuran besar.

Ketika atom karbon membentuk empat ikatan kovalen tunggal, susunan keempat orbital
hibridnya menyebabkan ikatan-ikatan tersebut membentuk sudut pada keempat pojokan suatu
tetradron khayalan. Sudut ikatan pada metana 𝐶𝐻4 adalah 109,5°, dan sudut ini kurang lebih
sama pada sekelompok atom apa pun ketika karbon yang memiliki empat ikatan tunggal.

Konfigurasi elektronnya membuat atom karbon memiliki kompatibilitas kovalen dengan


berbagai unsur. Oksigen, hidrogen, nitrogen dan karbon adalah komponen atomik utama dari
molekul organik. Valensi merupakan dasar untuk aturan pengikatan (pembentukan ikatan)
kovalen dalam kimia organik−kode pembangun bagi arsitektur molekul organik.

Dalam molekul karbon dioksida (𝐶𝑂2), satu atom karbon dihubungkan ke dua atom
oksigen oleh ikatan kovalen rangkap. Rumus struktur (𝐶𝑂2) ditunjukkan di sini:

Setiap garis dalam suatu rumus struktur mempresentasikan sepasang elekron yang
digunakan bersama. Kedua ikatan rangkap yang dibentuk oleh atom karbon setara dengan empat
ikatan kovalen tunggal. Susunan tersebut melengkapi kulit valensi semua atom dalam molekul.
𝐶𝑂2 sangat penting bagi kehidupan sebagai sumber karbon untuk semua molekul organic dalam
tubuh organisme.

5
Urea adalah senyawa organik yang ditemukan dalam urin yang disintesis oleh Wӧhler pada awal
tahun 1800-an.

Urea dan karbon dioksida merupakan molekul dengan satu atom karbon. Namun suatu
atom karbon juga dapat menggunakan satu atau lebih elektron valensi untuk membentuk ikatan
kovalen dengan atom-atom itu terhubung menjadi rantai dengan variasi yang tak terhitung.

Keanekaragaman Molekular Bersumber dari Variasi Rangkai Hidrokarbon

Variasi kerangka karbon berperan dalam keragaman molekul organic. Rantai karbon
membentuk kerangka organik. Kerangka ini bervariasi panjangnya, mungkin lurus, bercabang,
atau tersusun dalam cincin tertutup.

Hidrokarbon

Hidrokarbon merupakan molekul organic yang hanya terdiri atas karbon (C) dan hidrogen (H).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut. Hidrokarbon memiliki ciri umum yaitu:

a) Hidrokarbon mampu untuk berikatan dengan dirinya sendiri (katenasi), dan menyebabkan
hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti
sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik
ikatan di antara atom karbon bersifat non-polar.
b) 1. Hidrokarbon alifatik mencakup alkana, alkena dan alkuna.
2. Hidrokarbon aromatik mencakup benzena dan senyawa turunannya.
c) Hidrokarbon bersifat hidrofobik (sukar larut dalam air), dan termasuk dalam lipid.

6
Hidrokarbon merupakan salah komponen utama petroleum yang disebut juga bahan bakar fosil,
atau minyak bumi. Proteleum dan lemak tidak bisa bercampur dengan air karena keduanya
adalah senyawa hidrofobik.

Hidrokarbon memperoleh energi dari matahari saat tumbuhan menggunakan sinar matahari
selama proses fotosintesis untuk menghasilkan glukosa. Contoh senyawa yang digunakan dalam
bidang pangan :

a. Glukosa, sumber energi bagi manusia dan hewan

b. Tetraterpena, senyawa beta karoten pada wortel

c. Monoterpena, merupakan senyawa dalam minyak jeruk.

d. Karbohidrat, merupakan glukosa dan senyawa yang penuh dengan energi.

ISOMER

 Pengertian Isomer

Variasi arsitektur molekul organic dapat dilihat dari pada menpunyai rumus molekul yang sama
akan tetapi strukturnya berbeda sehingga cirri dan sifatnya berbeda pula. Senyawa dimetil eter
dan senyawa etanol, keduanya memiliki rumus kimia yang sama yaitu C2H6O. Namun, keduanya
memiliki sifat-sifat yang cukup berbeda. Titik didih etanol adalah 78°C, sedangkan dimetil eter
hanya −24°C. Etanol dapat bereaksi dengan logam reaktif seperti Na menghasilkan gas H2,
sedangkan dimetil eter tidak dapat bereaksi. Kedua senyawa ini disebut isomer.

 Isomer terbagi menjadi 3,yakni :


a. Isomer Struktural : Berbeda dalam pengaturan kovalen
b. Isomer Geometrik : Suatu molekul mempunyai semua pasangan kovalen yang
sama,namun
berbeda dalam pengaturan spasialnya (ruangannya).
c. Enantiomer : molekul-molekul yang merupakan bayangan cermin satu sama lain

Hubungan antara dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus kimia sama namun memiliki
struktur atau konfigurasi yang berbeda disebut keisomeran (isomerisme). Senyawa-senyawa
demikian disebut isomer-isomer. Keisomeran dapat digolongkan menjadi:

7
Isomer Struktur

Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-atom ataupun gugus-
gugus fungsi dalam suatu molekul. Keisomeran struktur dapat dibedakan menjadi:

Isomer Kerangka

Senyawa-senyawa yang merupakan isomer kerangka mempunyai rumus molekul dan gugus
fungsi yang sama, namun kerangka (rantai karbon utama) berbeda. Contohnya, butana dengan
rantai utama C4 dan 2-metilpropana dengan rantai utama C3.

Isomer Posisi

Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi
yang sama, namun posisi gugus pada kerangka berbeda. Contohnya, 1-butena dengan 2-butena
berbeda posisi ikatan rangkap C=C; dan 1-butanol dengan 2-butanol berbeda posisi gugus
hidroksil (–OH).

Isomer Gugus Fungsi

Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama, namun
berbeda gugus fungsi. Beberapa pasangan deret homolog yang berisomer gugus fungsi, yaitu:

 alkanol (alkohol) dengan alkoksialkana (eter) – rumus umum: CnH2n+2O

Contohnya, etanol dengan metoksimetana (dimetil


eter).

8
 alkanal (aldehida) dengan alkanon (keton) – rumus umum: CnH2nO

Contohnya, propanal dengan propanon.


 asam alkanoat (asam karboksilat) dengan alkil alkanoat (ester) – rumus umum: CnH2nO2

Contohnya, asam propanoat dengan metil etanoat.

Isomer Ruang (Stereoisomerisme)

Keisomeran ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi atau susunan atom-atom dalam ruang.
Keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi:

Isomer Geometri

Keisomeran geometri terjadi karena keterbatasan rotasi bebas pada suatu ikatan dalam molekul.
Pada ikatan tunggal C–C, atom karbon dapat berotasi bebas terhadap atom karbon lainnya.
Namun, pada ikatan rangkap dua C=C, rotasi atom karbon cenderung terbatas oleh karena
adanya ikatan pi. Oleh karena itu, posisi atom atau gugus atom yang terikat pada kedua atom C
pada ikatan C=C tidak dapat berubah.
Keisomeran geometri umumnya ditemukan pada senyawa-senyawa dengan ikatan C=C di mana
masing-masing atom C mengikat dua atom atau gugus atom yang berbeda. Berdasarkan posisi
atom atau gugus atomnya, isomer-isomer geometri dibedakan menjadi bentuk cis dan bentuk
trans.

 Isomer cis yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada sisi yang sama.
 Isomer trans yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada sisi
bersebrangan.

9
Sebagai contoh, cis-2-butena dengan trans-2-butena merupakan pasangan isomer geometri cis-
trans.

Isomer Optis

Keisomeran optis terjadi jika senyawa memiliki suatu atom asimetris. Pada senyawa karbon,
keisomeran optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom karbon asimetris, yaitu atom
karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus atom yang berbeda. Jika dua gugus pada atom
asimetris tersebut ditukarkan posisinya, maka akan terbentuk dua molekul berbeda yang
merupakan bayangan cermin dari satu sama lainnya. Kedua molekul ini tidak dapat saling
ditindihkan satu sama lain (non-superimposable). Sifat tidak saling tumpang tindih seperti tangan
kiri di atas tangan kanan dan sebaliknya disebut sebagai kiral.
Sebagai contoh, 2-butanol memiliki satu atom karbon kiral yaitu atom karbon nomor 2 seperti
terlihat pada gambar berikut. Atom karbon tersebut berikatan dengan empat gugus berbeda,
antara lain –C2H5, –H, –OH, dan –CH3.

Isomer-isomer optis tidak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat fisis seperti titik didih dan titik
leleh, sebagaimana isomer-isomer jenis lainnya yang telah dijelaskan sebelumnya. Satu-satunya
sifat fisis yang dapat membedakan isomer optis adalah sifat optis, yaitu kemampuan untuk

10
memutar (merotasikan) bidang cahaya terpolarisasi. Senyawa yang dapat memutar polarisasi
cahaya disebut bersifat optis aktif.
Menurut aturan Le Bel–van’t Hoff, jumlah maksimum isomer optis dari senyawa karbon yang
tidak memiliki bidang simetri internal adalah sebanyak 2n, di mana n adalah jumlah atom karbon
kiral. Jadi, senyawa yang mempunyai 3 atom karbon kiral akan memiliki sebanyak-banyaknya
23 = 8 isomer optis.
Pasangan isomer optis yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut
pasangan enansiomer. Isomer-isomer optis yang bukan bayangan cermin satu sama lain (bukan
enansiomer) disebut diastereoisomer (diastereomer). Pada senyawa dengan satu atom karbon
kiral, maka akan terdapat 2 isomer optis menurut aturan Le Bel–van’t Hoff. Kedua isomer optis
ini merupakan pasangan enansiomer. Namun, pada senyawa dengan lebih dari satu atom karbon
kiral, dari sejumlah isomer optis akan terdapat pasangan enansiomer dan juga diastereomer. Hal
ini terjadi karena adanya kemungkinan perbedaan konfigurasi absolut R/S masing-masing atom
karbon kiral sehingga membentuk isomer yang bukan bayangan cerminnya (diastereomer).

Sebagai contoh, senyawa 2,3,4-trihidroksibutanal memiliki dua atom karbon kiral, yaitu atom C
nomor 2 dan C nomor 3. Oleh karena itu, menurut aturan Le Bel–van’t Hoff, senyawa ini
memiliki 22 = 4 isomer optis seperti terlihat pada gambar berikut. Dari keempat isomer tersebut,
terdapat dua pasangan enansiomer yaitu pasangan (i) dengan (ii) dan pasangan (iii) dengan (iv).
Masing-masing dari pasangan enansiomer satu dengan pasangan enansiomer lainnya merupakan
stereoisomer bukan enansiomer, yang disebut juga dengan diastereomer. Masing-masing isomer
optis ini tidak bisa mengalami interkonversi menjadi isomer lainnya dengan konfigurasi berbeda
tanpa melalui pemutusan ikatan.

11
2.3 Sejumlah kecil gugus kimia merupakan kunci bagi fungsi molekul biologis

Sifat-sifat khas suatu molekul organik tidak hanya bergantung pada susunan rangka karbonnya,
namun juga komponen molekular yang melekat pada rangka tersebut. Kita dapat menganggap
hidrokarbon, molekul organik paling sederhana, sebagai bingkai-kerja dasar bagi molekul-
molekul organik yang lebih kompleks.

a) Gugus-gugus Kimia yang Paling Penting dalam Proses Kehidupan

Gugus fungsional adalah gugus-gugus kimia pada molekul-molekul yang memungkinkan


molekul tersebut memiliki sifat tertentu yang spesifik. Sebagai contoh adalah molekul estrogen
dan testosteron, kedua molekul ini memiliki rangka karbon yang sama persis, namun keduanya
memiliki gugus fungsional yang berbeda. Perbedaan gugus fungsional pada estrogen dan
testosteron menghasilkan fungsi yang sangat berbeda jauh pada tubuh manusia.

Testosteron merupakan hormon seks jantan sedangkan estrogen merupakan hormon seks betina
pada manusia dan vertebrata lain. Keduanya merupakan steroid, molekul.organik dengan rangka
karbon sama yang berbentuk empat cincin menyatu. Hormon-hormon seks ini berbeda hanya
dalam gugus kimia yang melekat pada cincin-cincin tersebut. Dalam contoh hormon seks, gugus-
gugus kimia yang berbeda berkontribusi bagi fungsi molekul dengan cara memengaruhi bentuk
molekul tersebut.

Kedua molekul ini berbeda hanya dalam gugus kimia yang melekat pada rangka karbon sama
yang tersusun dari empat cincin yang menyatu. Gugus kimia memengaruhi fungsi molekul
dengan terlibat langsung dalam reaksi kimia. Ketujuh gugus kimia paling penting dalam proses
biologis adalah gugus hidroksil, karbonil, karboksil, amino, sulfhidril, fosfat, dan metil.

12
ATP : Sumber penting energi untuk proses selular

Fosfat organik yang lebih rumit yaitu adenosin trifosfat (adenosine triphosphate) atau ATP,
karena fungsinya dalam sel sangat penting yaitu sebagai sumber energi,kemudian digunakan
dalam jalur transduksi sinyal untuk komunikasi sel dan dimasukkan ke dalam asam
deoksiribonukleat (DNA) selama sintesis DNA. ATP ini terdiri dari molekul organik yang
disebut adenosin (nukleosida purin yang terbentuk dari pemecahan adenosin trifosfat (ATP) ).

Tiga fosfat terusun seperti dalam rangkaian diatas, satu fosfat dapat terputus akibat reaksi dengan
air. Ion fosfat an organik ini 𝐻𝑂𝑃𝑂32− disingkat dengan . setelah satu fosfat menghilang ATP
menjadi adenosin difosfat, atau ADP. ATP bisa disebut sebagai menyimpan energi, tetapi ATP
juga dapat disebut lebih akurat dengan penyimpan potensial untuk bereaksi dengan air. Reaksi
ini melepaskan energi dapat digunakan oleh sel.

Unsur-unsur Kimia Dalam Kehidupan : Tinjauan Ulang

Materi hidup sebagian besar terbuat dari karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen, dengan
sulfur dan fosfor dalam jumlah yang lebih kecil.

Gugus Kimia yang Penting Secara Biologis

1. Hidroksil
Hidroksil (-OH) adalah gugus fungsional dimana atom hidrogen terikat atom
oksigen. Kemudian, gugus ini terikat pada rangka karbon molekul organik. Senyawa

13
organik yang mengandung gugus hidroksil disebut alkohol. Alkohol biasanya diakhiri
dengan –ol, seperti etanol. Etanol adalah alkohol yang terdapat diminuman beralkohol.
Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum disuntik,
terkadang bersama dengan iodin. Sabun berbasis etanol banyak digunakan di restoran dan
tidak membutuhkan pengering karena amat mudah menguap. Gel berbasis alkohol juga
umum digunakan sebagai hand sanitizer. Gugus hidroksil bersifat polar sebagai akibat
atom oksigen elektronegatif yang menarik elektron ke arah dirinya sendiri. Akibatnya,
molekul air tertarik ke gugus hidroksil, hal ini membantu melarutkan senyawa organik
yang mengandung gugus ini. Misalnya gula, gula kelarutannya dalam air terjadi karena
adanya gugus hidroksil.
2. Karbonil
Karbonil (-CO) terdiri atas sebuah atom karbon yang terikat dengan atom oksigen
membentuk ikatan ganda. Jika gugus karbonil berada dalam rangka karbon maka disebut
Keton. Namun, jika gugus karbonil berada di ujung rangka karbon maka disebut
Aldehida. Keton yang paling sederhana adalah aseton, sedangkan isomer struktural dari
aseton adalah propanal. Propanal merupakan sejenis aldehida. Kedua gugus ini juga
ditemukan pada gula, sehingga memunculkan dua kelompok utama gula yaitu, aldosa dan
ketosa. Aldosa merupakan monosakarida yang mengandung aldehid seperti, glukosa.
Ketosa adalah monosakarida yang mengandung keton seperti, fruktosa.
3. Karboksil
Karboksil (-COOH) merupakan atom oksigen yang berikatan ganda dengan atom
carbon yang juga berikatan dengan gugus –OH. Senyawa yang mengandung gugus
karboksil disebut asam karboksilat atau asam organik. Senyawa yang paling sederhana
adalah senyawa berkarbon satu yang biasa disebut asam format. Asam format yang biasa
dikenal asam semut digunakan sebagai bahan baku pembasmi hama. Asam asetat
memiliki dua carbon yang memberikan rasa asam pada cuka. Gugus karboksil memiliki
sifat asam karena sumber ion hidrogen, ikatan kovalen antara oksigen dan hidrogen
terurai secara reversibel (bolak-balik) dari molekulnya sebagai ion H+ . Dalam kasus
asam asetat,

14
Penguraian terjadi karena kedua atom oksigen elektronegatif pada gugus karbonil
menarik elektron yang digunakan bersama menjauhi hidrogen. Oksigen berikatan ganda
dan gugus hidroksil diikat pada atom karbon yang terpisah, maka gugus –OH untuk
terurai akan lebih kecil karena oksigen kedua akan semakin jauh. Ini adalah contoh
bagaimana sifat baru dihasilkan dari suatu pengaturan komponen penyusun yang spesifik.
Asam karboksil ditemukan pada sel-sel dalam bentuk terionisasi dengan muatan 1- dan
disebut ion karboksilat. Asam oksalat ditemukan dalam daun bayam dan buah-buahan,
bentuk senyawanya berupa garam natrium dan kalsium, dan dapat digunakan untuk
mengasamkan minuman, permen, dan bahan makanan lainnya. Asam sitrat banyak
digunakan sebagai bahan untuk pengawetan buah dalam kaleng.

4. Amino
Gugus amino (-NH2) terdiri dari atom nitrogen yang terikat pada dua atom
hidrogen dan pada rangka karbon. Senyawa organik dengan gugus fungsional ini disebut
amina, seperti glisilin. Glisilin selain sebagai amina juga sebagai asam karboksilat,
sehingga glisilin dikenal sebagai asam amino yang merupakan blok penyusun protein.
Gugus amino bertindak sebagai basa, dapat mengambil H+ dari larutan sekelilingnya.
Gugus amino dapat melakukan

Proses diatas menghasilkan gugus amino dengan muatan 1+, yang merupakan keadaan
paling umum di dalam sel.
5. Sulfhidril
Gugus sulfihidril (-SH) terdiri dari atom sulfur terikat pada atom hidrogen,
bentuknya menyerupai gugus hidroksil. Senyawa organik dengan gugus fungsional ini

15
disebut Thiol, seperti sistein. Sistein merupakan asam amino penting yang mengandung
sulfur. Dua gugus sulfhidril dapat beraksi membentuk suatu ikatan kovalen yang disebut ‘
tautan silang’ ini membantu menstabilkan struktur protein. Tautan silang sistein dalam
protein rambut dapat mempertahankan sifat keriting atu lurus rambut. Rambut lurus dapat
dikeritingkan permanen dengan menggunakan rol, kemudian memutuskan dan
membentuk kembali tautan silang.
6. Fosfat
Gugus fosfat (-PO42-) merupakan atom fosfor yang terikat pada empat atom
oksigen terikat pada rangka karbon, dua oksigen membawa muatan nefatif. Gugus fosfat
merupakan bentuk terionisasi dari gugus asam fosforat (-PO4H2). Senyawa organik
dengan gugus fungsional ini disebut fosfat organik, seperti fosfat gliserol. Fosfat gliserol
selain berperan penting dalam reaksi kimia, dalam sel juga menjadi penyusun utama
fosfolipid, yaitu molekul yang paling dominan dalam membran sel. Molekul yang
memiliki gugus fosfat memiliki kemungkinan besar bereaksi dengan air dan melapaskan
energi. Contoh molekul yang memiliki gugus fosfat adalah ATP (adenosine trifosfat),
suatu molekul pembawa energi bagi makhluk hidup.
7. Metil
Gugus metil (-CH3) terdiri dari atom karbon yang terikat pada tiga atom hidrogen.
Gugus metil memungkinkan melekat pada suatu atom karbon atau atom lain yang
berbeda. Senyawa organik dengan gugus fungsional ini disebut senyawa yang termetilasi.
5-metil sitidin merupakan contoh metil yang merupakan komponen DNA yang telah
dimodifikasi melalui penambahan gugus metil. Penambahan gugus metil ke DNA atau
molekul molekul yang terikat pada DNA mempengaruhi ekspresi gen.

16
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

1. Karbon merupakan unsur utama dalam senyawa organik dan anorganik yang begitu banyak
jumlah dan jenisnya

2. Karbon mengisi tempat khusus diantaranya unsur-unsur dalam keragaman dankekompleksan


dalm senyawa yang dapat dibentuknya

17
DAFTAR PUSTAKA
https://hisham.id/2015/06/pengertian-dan-fungsi-atp-adenosin-trifosfat.html

https://rumusrumus.com/rumus-kimia-urea/

https://brainly.co.id/tugas/8680006

http://riri-kimia.blogspot.com/2016/12/?view=sidebar

https://www.studiobelajar.com/isomer/

Campbell, A Neil, Jane B Reece dan Lawrence G Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1.
Diterjemahkan oleh: Rahayu Lestari, Ellyzar, Nova Anita. Jakarta: Penerbit Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai