Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGERTIAN SIKLUS BIOGEOKIMIA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ekologi
Dosen pengampu : Dra. Syarifah Miftahul EL Jannah, M.BIOMED

Disusun oleh:
Tingkat 1D3-B Kelompok 6
1. Nuzul Citra Dewanti
2. Ramadiaz Eka Putra
3. Raniyah Putri Hafni
4. Revalina Norviatinnisa
5. Rizkyah Putri Amalia
6. Sabrina Christianingrum
7. Septina Putrika Utami
8. Siti Risqa Sa’adah

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Jakarta, 2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah Ekologi dengan baik tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya.

Sekilas tentang isi dari makalah ini yaitu membahas tentang Pengertian
Siklus Biogeokimia. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan kami bisa mengaplikasikannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekologi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
turut serta dalam pembuatan makalah ini.

Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
yang harus diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Jakarta, Februari 2020

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................2

1.3. Tujuan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Siklus Biogeokimia....................................................3

2.2 Siklus Karbon...............................................................................3

2.3 Siklus Nitrogen..............................................................................5

2.4 Siklus Phosphor............................................................................8

2.5 Siklus Sulfur (Belerang)...............................................................8

2.6 Siklus Hidrologi............................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................12


3.1. Kesimpulan.................................................................................12

3.2. Saran............................................................................................12

Daftar Pustaka......................................................................................................13

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara


organisme - organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu
sama lain oleh proses-proses biologi, kimia, fisika. Masukan dan buangan energi,
gas, bahan kimia anorganik dan organik dapat melewati batasan ekosistem melalui
perantara faktor meteorologi seperti angin dan presipitasi, faktor geologi seperti
air mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi,
keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang
terisolir dari yang lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer.

Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer


membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya
beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir
sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup yang lain seperti
air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah
ada dalam sistem tersebut.

Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik
adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak
hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik.

Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun
oleh materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia
tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk

1
membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari
reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi
organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan menngakibatkan
aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun
mahluk hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi akan tetap
berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh dekomposer
yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian interaksi
ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur
materi.

Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat pengaruh yang cukup


signifikan dari suplai hara dan energi. Di alam, semua elemen-elemen kimiawi
dapat masuk dan keluar dari sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih
luas dan bersifat global. Namun demikian ada suatu kecenderungan sejumlah
elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan menciptakan suatu
siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya
menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio)
dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai
mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang
menjaga siklus itu dalam keseimbangan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian siklus biogeokimia?
2. Apa saja ciri-ciri siklus biogeokimia.?
3. Bagaimana siklus-siklus biogeokimia dapat terjadi?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian siklus biogeokimia.
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri siklus biogeokimia.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara siklus-siklus biogeokimia dapat
terjadi di alam.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siklus Biogeokimia

Semua unsur kimia di alam akan beredar melalui jalan tertentu dari
lingkungan ke organisme atau makhluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan.
Semua bahan kimia dapat beredar berulang-ulang melewati ekosistem secara tak
terbatas. Jika suatu organisme itu mati, maka bahan organik yang terdapat pada
tubuh organisme tersebut akan dirombak menjadi komponen abiotik dan
dikembalikan lagi ke dalam lingkungan. Peredaran bahan abiotik dari lingkungan
melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan dikenal sebagai siklus
biogeokimia (Odum, 1993; Vickery, 1984).

Unsur-unsur kimia yang ada di alam kemungkinan terdapat dalam bentuk


padat berupa garam-garam mineral, dalam bentuk cair, dan gas yang dapat
disintesis oleh tetumbuhan menjadi berbagai senyawa organik seperti karbohidrat,
protein, nukleoprotein, asam dioksiribonukleat (DNA), asam ribonukleat (RNA),
dan senyawa lainnya yang menyusun tubuh organisme (Gopal dan Bhardwaj,
1979). Unsur abiotik tersebut memasuki sel melalui media air yang berperan
sebagai pembawa semua gas dan garam mineral yang larut. Banyaknya air lebíh
kurang 20%-99% dari bobot segar tetumbuhan yang masuk ke dalam tubuh
tetumbuhan melalui sistem perakaran membawa unsur-unsur hara yang berguna
untuk pertumbuhan. Di dalam tubuh tetumbuhan, setiap bentuk hasil metabolisme
juga diangkut melalui media air. Dengan demikian, air mempunyai peranan
penting dalam proses kehidupan di dalam ekosistem.

Siklus biogeokimia dikelompokkan ke dalam tipe siklus gas (gas karbon,


nitrogen, belerang), síklus padatan/siklus sedimen (fosfor), dan tipe siklus air
(hidrologi) (Odum, 1993; Gopal dan Bharwaj, 1979; Vickery, 1984).

2.2 Siklus Karbon

3
Sebagai suatu siklus, siklus karbon tidak mempunyai ujung dan pangkal,
seperti suatu lingkatan. Untuk memudahkan dalam mempelajarinya, dapat dimulai
dari karbon dioksida (CO2) yang ada di udara., tanah, dan dalam air. Melalui
fotosintesis pada tumbuhan, karbon dioksida yang ditangkap dari udara diubah
menjadi senyawa orgnik. Kemudian senyawa organic diteruskan ke konsumen
(hewan dan manusia). Sebaliknya tumbuhan, hewan, dan manusia yang
menggunakan energi dari bahan organik juga akan melepaskan karbon dioksida ke
udara yang kemudian digunakan lagi untuk fotosintesis. Tanaman, hewan, dan
manusia yangmengandung bahan organik, apabila telah mati kemudian dirombak
kembali menjdai senyawa karbon yang dibutuhkan oleh tanaman.

Siklus karbon dimulai dengan penambatan karbon dioksida diudara


melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan menjadi karbohidrat, sebagian dari
karbohidrat ini dipakai oleh tumbuhan itu sendiri untuk memperoleh energi
bersama karbon dioksida yang dilepaskan melalui daun dan akar (pernafasan).
Sebagian lagi dari kerbohidrat dimakan hewan yang juga bernafass dengan
melepaskan karbon dioksida ke udara. Hewan dan tumbuhan mati yang kemudian
mengalami dekomposisi, akan terurai menjadi karbon dioksida yang dilepas pula
ke udara.

4
Gambar Siklus Karbon. Sirkulasi umsur karbon dan senyawanya dalam
alam.unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2).
Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer adalah 0,03%. Karbon dioksida masuk
ke dalam komponen biotik melalui produsen. Produsen di darat dan akuatik
menggunakan karbon dioksida untuk membentuk bahan organik berupa senyawa
karbon, yaitu glukosa. Glukosa dihasilkam oleh produsen melalui fotosintesis.
Bahan organik yang mengandung unsur karbon tersebut ditransfer ke hewan dan
manusia secara langsung maupun tidak langsung melalu rantai makanan.
Respirasi oleh organisme autotroph dan heterotroph menghasilkan karbon
dioksida. Kebutuhan tumbuhan akan karbon dioksida oleh repirasi organisme.

2.3 Siklus Nitrogen

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di


atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang
biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit
bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk
hidup diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.

Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang


mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain.
Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus
nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan
nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem

Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk


nitrogen organik, amonium (NH4+), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen
(N2). Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam
produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus
nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses yang
dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen
dlam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

5
1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah
nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi
nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang
dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen.

Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain :


Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu
ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang
lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis)
dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga
terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat
cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang
lebih reaktif :

a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan


dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat
memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri
pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul

6
akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas
bakteri Azotobacter.

b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan
dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal
dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia
(NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas
hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan
bahan peledak.

c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik


termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).

d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan
terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.

2. Asimilasi

Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam
bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari
tanaman yang mereka makan.

Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut
akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan
kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat,
dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia,
nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul.
Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam
amino, nukleotida dan molekul organik kecil.

3. Amonifikasi

Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium
(NH4+) oleh bakteri dan jamur.

4. Nitrifikasi

7
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang
hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi,
bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +)
dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti
Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-).
Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun
bagi kehidupan tanaman.

5. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas


nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh
spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik.
Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama
respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

2.4 Siklus Phosphor


Dalam interaksi antarpengurai, produsen dan konsumen pun terbentuk daur
fosfor yang bersumber dari tanah. Fosfor merangsang pertumbuhan dari
pembentukan akar serta mempercepat kemasakan. Tanaman yang kekurangan
fosfor akan tetap kerdil, pembentukan akar berkurang, kemasakan terlambat.
Tanaman mengambil fosfor dalam bentuk ion monofosfat dan ion diofosfat yang
larut dalam air, sehingga sebagian besar tersedia bagi tanaman.
Tersedianya fosfat dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH. Pada pH rendah
ion fosfat membentuk senyawa tidak larut dengan besi dan aluminium, sedang pH
sebagai senyawa kalsium. Kehilangan fosfat dalam tanah misalnya karena
terangkut dalam tanah berasal dari mineral – mineral mengandung fosfat sisa –
sisa tanaman, air irigasi dan pemupukan. Dibandingkan dengan nitrogen, fosfor
adalah unsur yang jarang, karena perbandungan dengan nitrogen dalam air sekitar
dengan 1:3.

8
Pada gambar Daur Fosfor, sirkulasi unsur fosfor dan senyawa dalam alam.
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup
membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat), sebagai sumber
energy untuk metabolisme sel. fosfor terdapat di alam dalam bentukn ion fosfat
(P043-). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan
pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuji sungai hingga laut membentuk
sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang
mengandung fosfat muncul ke permukaam. Di darat, tumbuhan mengambil fosfat
yang terlarut dalam air tanah. Herbivora mendaopatkan fosfat dari tumbuhan
yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivore yang
dimakannya. Seluruh hewan mengelurakan fosfat melalui urine dan feses. Bakteri
dan jamur mengurai bahan – bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan
fosfor yang kemudian diambil oleh tumbuhan.
2.5 Siklus Sulfur (Belerang)

Mineral-mineral yang terdapat dari dalam tanah mengandung sulfur atau


belerang. Sulfur yang terikat dalam senyawa tersebut dapat dlepaskan dam dapat
diambil oleh tumbuhan , misalnya nikel, sulfda, dan besi sulfide. Gas belerang
dioksida (SO2) yang merupakan hasil pembakaran berbagai bahan serta gas

9
hydrogen disulfida (H2S) yang merupakan sumber belerang di atmosfer berasal
dari rawa-rawa. Sulfur yang terikat dalam senyawa organic terdapat sebagai protei
yang ditemui dalam sisa-sisa tumbuhan. Senyawa tersebut menjdai sasaran
bakteri, untuk diuraikan sebagai sulfur yang akan dilepaskan ke dalam tanah.
Unsur belerang (S) bagi tumbuhan berperan untuk membentuk protein timin,
biotin, dan koenzim A.

Gambar Siklus Sulfur. Sirkulasi sulfur dan senyawa dalam alam.


Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jnis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Dsulfobrio dan Desulfomaculum yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfide dalam bentuk hydrogen sulfide (H2S). Kemudian H2S digunakan
oleh bakteri fotoautotrof anaerob seperti dioksidasi menjadi sulfat oleh
Thiobacillus. Bakteri kemolitotrof seperti Chromatium dan melepaskan sulfur
dan oksigen.

10
2.6 Siklus Hidrologi

Peredaran air di dalam ekosistem disebut daur hidrologi atau siklus air.
Tidak ada zat atau unsur yang lebih penting dan banyak kegunaannya, selain air.
Air merupakan pelarut yang baik untuk berbagai jenis bahan. Seluruh kegiatan
dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin berlangsung tanpa adanya air, lebih
dari 70% berat badan manusia tersusun dari air.

Gambar Daur Hidrologi. Sirkulasi unsur air dan senyawa dalam alam. Air di
atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan laut
yang menguap karena panas cahaya matahari. Uap air yang terbentuk dari
penguapan tadi dikondensasikan menjadi awan yang akan menurunkan air
tersebut ke daratan dan lautan dalam bentuk hujan air hujan di daratan masuk ke
dalam tanah membentuk air permukaan dan air tanah air yang turun dari hujan
berfungsi pada tumbuhan dan diserap untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh
tumbuhan tersebut, dan hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta
dari tumbuhan sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah.
Tumbuhan melakukan transpirasi yaitu melepaskan uap air ke atmosfer transpirasi
mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat. Dan air yang turun tersebut atau

11
air tanah dan air permukaan sebagian akan mengalir ke sungai ke danau ataupun
ke laut dan siklus tersebut akan terjadi berulang-ulang.

Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Manusia
memerlukan air untuk minum, masak, mandi, dan mencuci. Air yang digunakan
dapat berupa air hujan, air yang menggenang di permukaan tanah (misalnya air
waduk), air sungai, mata air, dan air sumur. Selain untuk kebutuhan sehari-hari air
juga digunakan untuk kepentingan industri sebagai pelarut bahan baku, pertanian,
transportasi, dan lain-lain.

12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Semua unsur kimia di alam akan beredar melalui jalan tertentu dari
lingkungan ke organisme atau makhluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan.
Semua bahan kimia dapat beredar berulang-ulang melewati ekosistem secara tak
terbatas. Unsur-unsur kimia yang ada di alam kemungkinan terdapat dalam bentuk
padat berupa garam-garam mineral, dalam bentuk cair, dan gas yang dapat
disintesis oleh tetumbuhan menjadi berbagai senyawa organik seperti karbohidrat,
protein, nukleoprotein, asam dioksiribonukleat (DNA), asam ribonukleat (RNA),
dan senyawa lainnya yang menyusun tubuh organisme. Unsur abiotik tersebut
memasuki sel melalui media air yang berperan sebagai pembawa semua gas dan
garam mineral yang larut.
Siklus biogeokimia dikelompokkan ke dalam tipe siklus gas (gas karbon,
nitrogen, belerang), síklus padatan/siklus sedimen (fosfor), dan tipe siklus air
(hidrologi)
3.2. Saran

Penulis berharap bahwa semua pihak bisa lebih memahami mengenai


Pengertian Siklus Biogeokimia.

Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca dan penulis. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan


memakluminya, karena penulis hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, alfa
dan lupa.

13
Daftar Pustaka

Irianto, Koes.2014. Ekologi Kesehatan. Bandung: ALFABETA cv.


Ramli, Dzaki. 1989. Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai