Anda di halaman 1dari 9

UPAYA PENCEGAHAN SERTA PENGENDALIAN UNTUK

MENGHINDARI KECELAKAAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT


KERJA PADA PERAWAT

Nurfatul Jannah
Nurfatuljannah704@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan,
proses, maupun lingkungan kerja. Dengan demikian, penyakit akiba tkerja merupakan
penyakit yang antifisual atau man made disease. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
dan memberi informasi tentang upaya pencegahan serta pengendalian untuk menghindari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada perawat. Penulisan ini menggunakan metode
literature review dengan pendekatan jurnal atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan
akurat serta berfokus pada upaya pencegahan serta pengendalian untuk menghindari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada perawat. Adapun jurnal atau artikel dan e-
book yang digunakan pada literature review adalah jurnal atau artikel dan e-book yang
didapatkan dengan menggunakan Google Scholar, dan Jurnal Keperawatan Indonesia.

Kata kunci : Penyakit, Akibat Kerja, & Perawat


LATAR BELAKANG pernah mengalami low back pain
(Sholihah, 2013). Kejadian penyakit
Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga
infeksi di rumah sakit dianggap sebagai
yang disebabkan oleh tindakan tidak aman
suatu masalah serius karena mengancam
dan kondisi tidak aman (Heinrich, 1930).
kesehatan dan kesejahteraan pasien dan
Sebagian besar (85%) kecelakaan
petugas kesehatan secara global (Luo, et
disebabkan oleh faktor manusia dengan
all, 2010).
tindakan yang tidak aman.
Perilaku tidak aman perawat saat bekerja
Tindakan tidak aman (unsafe action)
tanpa menggunakan alat pelindung diri
adalah tindakan yang dapat
sesuai standar dapat mengakibatkan
membahayakan pekerja itu sendiri maupun
kecelakaan kerja dan menimbulkan
orang lain yang dapat menyebabkan
penyakit akibat kerja. Cedera akibat
terjadinya kecelakaan yang dapat
tusukan jarum pada perawat merupakan
disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak
masalah yang signifikan dalam institusi
memakai APD, tidak mengikuti prosedur
pelayanan kesehatan dewasa ini. Ketika
kerja, tidak mengikuti peraturan
perawat tanpa sengaja menusuk dirinya
keselamatan kerja dan bekerja tidak hati-
sendiri dengan jarum suntik yang
hati, dimana dari setiap 300 tindakan tidak
sebelumnya masuk ke dalam jaringan
aman, akan terjadi 1 (satu) kali kecelakaan
tubuh pasien, perawat beresiko terjangkit
yang mengakibatkan kehilangan hari kerja.
sekurang-kurangnya 20 patogen potensial.
Ancaman kecelakaan kerja di tempat kerja
Dua pathogen yang paling menyebabkan
di negara berkembang seperti Indonesia
masalah ialah hepatitis B (HBV) dan
masih sangat tinggi. Hasil laporan
Human Immunodeficiency Virus atau HIV.
National Safety Council tahun 1988
Hepatitis B adalah penyakit infeksi pada
menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan
hati (hepar/liver) yang berpotensi fatal
kerja di rumah sakit 41% lebih besar dari
yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B
pekerja industri lainnya. Kasus yang sering
(VHB) dan merupakan salah satu penyakit
terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit
yang sering ditemui dan menular.
pinggang, tergores, luka bakar dan
Penularannya sangat cepat, 100 kali lebih
penyakit infeksi lainnya. Laporan lainnya
cepat dari HIV/AIDS dan dapat
di Israel angka prevalensi cedera
menyebabkan kematian.
punggung tertinggi pada perawat (16,8%)
dibandingkan pekerja industri lainnya. Di
Australia, diantara 813 perawat, 87%
cramps, atau hyperpyrexia.
Sedangkan suhu udara yang rendah
METODE dapat mengakibatkan frostbite,
metode yang digunakan dalam kajian ini trenchfoot atau hypothermia.
adalah metode pengumpulan data Adapun d. Tekanan udara yang tinggi dapat
data yang digunakan pada kajian ini adalah mengakibatkan caison disease
bersumber dari data yang didapatkan e. Pencahayaan yang tidak cukup
dengan menggunakan literature review dapat mengakibatkan kelahan mata.
dengan pendekatan jurnal atau artikel, Pencahayaan yang tinggi dapat
buku dan e book yang relevan dan akurat mengakibatkan timbulnya
serta berfokus pada upaya pencegahan kecelakaan.
serta pengendalian untuk menghindari 2. Golongan kimia
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja a. Debu dapat mengakibatkan
pada perawat. Adapun jurnal atau artikel pneumokoniosis
dan e-book yang digunakan pada literature b. Uap dapat mengakibatkan metal
review adalah jurnal atau artikel dan e- fume fever, dermatitis dan
book yang didapatkan dengan keracunan
menggunakan Google Scholar, dan Jurnal c. Gas dapat mengakibatkan
Keperawatan Indonesia. keracunan CO dan H2S
d. Larutan dapat mengakibatkan
HASIL dermatitis
e. Insektisida dapat mengakibatkan
Faktor risiko yang dapat menyebabkan keracunan
terjadinya PAK adalah sebagai berikut : 3. Golongan infeksi
1. Golongan fisik a. Anthrax
a. Kebisingan dapat mengakibatkan b. Brucell
gangguan pada pendengaran c. HIV/AIDS
sampai dengan Non-induced 4. Golongan fisiologis
hearing loss Dapat disebabkan oleh kesalahan
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat kontruksi, mesin, sikap badan yang
mengakibatkan kelainan darah dan kurang baik, salah cara melakukan
kulit suatu pekerjaan yang dapat
c. Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan kelelahan fisik bahkan
mengakibatkan heat stroke, heat
lambat laun dapat menyebabkan 3. Membandingkan gejala penyakit
perubahan fisik pada tubuh pekerja. sewaktu bekerja dan dalam
5. Golongan mental keadaan tidak bekerja
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja a. Pada saat bekerja maka gejala
yang tidak baik atau keadaan pekerjaan timbul atau menjadi lebih berat,
yang monoton yang menyebabkan tetapi pada saat tidak bekerja atau
kebosanan. istirahat maka gejala berkurang
atau hilang
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja b. Perhatikan juga kemungkinan
Secara teknis penegakan diagnosis pemajanan di luar tempat kerja
dilakukan dengan cara berikut ini: c. Informasi tentang ini dapat
1. Tentukan diagnosis klinis dengan ditanyakan dalam anamnesis atau
anamnesis yang baik, pemeriksaan dari data penyakit di perusahaan
fisik diagnostik dan pemeriksaan 4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
penunjang. dengan catatan :
2. Tentukan pajanan terhadap faktor a. Tanda dan gejala yang muncul
risiko dengan melakukan mungkin tidak spesifik
anamnesis mengenai riwayat b. Pemeriksaan laboratorium
pekerjaan secara cermat dan teliti penunjang membantu diagnostik
yang mencakup: klinis
Kapan pertama kali bekerja, sudah c. Dugan adanya penyakit akibat
berapa lama bekerja, apa yang kerja dilakukan juga melalui
dikerjakan, bahan yang digunakan, pemeriksaan laboratorium khusus
informasi bahan yang digunakan atau pemeriksaan biomedis
(Material Safety Data 5. Pemeriksaan laboratorium khusus
Sheet/MSDS), bahan yang atau pemeriksaan biomedis
diproduksi, jenis bahaya yang ada, a. Seperti pemeriksaan spirometri dan
jumlah pajanan, kapan mulai rontgen paru (pneumokoniosis-
timbul gejala, kejadian sama pada pembacaan standar ILO)
pekerja lain, pemakaian alat b. Pemeriksaan audiometrik
pelindung diri, cara melakukan c. Pemeriksaan hasil metabolit dalam
pekerjan, pekerjaan lain yang darah atau urin
dilakukan, kegemaran (hobi) dan
kebiasaan lain (merokok, alkohol).
6. Pemeriksaan atau pengujian perusahaan yang sehat dan memadai,
lingkungan kerja atau data hygiene rekreasi, lingkungan kerja yang memadai,
perusahaan yang memerlukan: penyuluhan perkawinan dan pendidikan
a. Kerja sama dengan tenaga ahli seksual, konsultasi tentang keturunan dan
hygiene perusahaan pemeriksaan kesehatan periodik.
b. Kemampuan mengevaluasi faktor b. Perlindungan khusus (specific
fisik dan kimia berdasarkan data protection). Misalnya: imunisasi, hygiene
yang ada perorangan, sanitasi lingkungan, serta
c. Pengenalan secara langsung sistem proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan
kerja, intensitas dan lama kerja dengan menggunakan alat pelindung
pemajanan diri (APD) seperti helm, kacamata kerja,
7. Konsultasi keahlian medis dan masker, penutup telinga (ear muff dan ear
keahlian lain : plug) baju tahan panas, sarung tangan, dan
a. Seringkali penyakit akibat kerja sebagainya.
ditentukan setelah ada diagnosis c. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan
klinis, kemudian dicari faktor segera serta pembatasan titik-titik lemah
penyebabnya di tempat kerja atau untuk mencegah terjadinya komplikasi.
melalui pengamatan (penelitian) d. Membatasi kemungkinan cacat
yang relatif lebih lama (disability limitation). Misalnya:
b. Dokter spesialis lainnya, ahli memeriksa dan mengobati tenaga kerja
toksikologi dan dokter penasihat secara komprehensif, mengobati tenaga
(kaitan dengan kompensasi) kerja secara sempurna dan pendidikan
kesehatan.
PEMBAHASAN e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation).
Pencegahan Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan
Berikut ini adalah penerapan konsep lima kemali para pekerja yang menderita cacat.
tingkatan pencegahan penyakit (five level Sedapat mungkin perusahaan mencoba
of prevention disease) pada penyakit menempatkan
akibat kerja, yakni:2,4 keryawan-karyawan cacat di jabatan yang
a. Peningkatan kesehatan (health sesuai.
promotion). Misalnya: penyuluhan Upaya yang dapat dilakukan oleh
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perusahaan untuk mencegah PAK adalah
pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi sebagai berikut:
yang baik, pengembangan kepribadian,
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko 4. Pengendalian administratif dengan
pada sumbernya, misalnya menggantikan memperingatkan pekerja agar bisa
bahan kimia yang berbahaya dengan bahan memakai alat pelindung diri yang
yang tidak berbahaya. benar dan baik, membuat rambu-
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan rambu bahaya dilingkungan kerja
mesin atau menggunakan APD. yang punya potensi bahaya.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman 5. Kontrol kesehatan pekerja dengan
untuk mengurangi risiko lebih lanjut. berkala untuk mencari aspek
4. Menyediakan, memakai dan merawat pemicu serta upaya penyembuhan.
APD 6. Pendidikan serta penyuluhan
Upaya-upaya yang bisa dikerjakan untuk kesehatan serta keselamatan kerja
kurangi serta mnghindarkan kecelakaan buat pekerja di lingkungan rumah
kerja serta penyakit karena kerja ialah sakit.
seperti berikut: 7. Pengendalian fisik lingkungan
1. Lakukan substitusi pengenalan kerja, mengidentifikasi suhu,
lingkungan kerja lewat cara lihat kelembapan, pencahayaan, getaran,
serta menganal potensial bahaya kebisingan, pengendalian sistem
lingkungan kerja. Mengganti ventilasi dan sebagainya.
perlengkapan kerja yang tidak 8. Lakukan pengawasan serta
wajar gunakan. monitoring dengan berkala pada
2. Pelajari lingkungan kerja dalam lingkungan kerja rumah sakit.
perihal ini menilai karakter serta 9. Substitusi berbahan kimia , alat
besarnya potensi-potensi bahaya kerja serta mekanisme kerja.
yang mungkin muncul hingga Faktor penyebab kecelakaan kerja :
dengan mudah bisa mengutamakan 1. Faktor manusia
dalam menangani permasalahan Dipengaruhi oleh
yang lebih potensial. pengetahuan,keterampilan dan
3. Pengendalian lingkungan kerja sikap
dengan bertindak mengurangi 2. Factor material
bahkan juga menghilangkan Memiliki sifat dalam
pajanan pada masalah kesehatan memunculkan kesehatan atau
pekerja dilingkungan kerja lewat keselamatan pekerja.
cara teknologi pengendalian. 3. Factor sumber bahaya dan factor
yang dihadapi
Perbuatan berbahaya, misalnya sebagainya yang diakibatkan oleh
karena metode kerja yang kecelakaan.
salah, kecapekan, sikap kerja Tujuan untuk menganalisa cidera atau
yang tidak sesuai, dll. sakit yang mengenai anggota tubuh yang
Selain itu, setiap kecelakaan spesifik adalah untuk membantu dalam
kerja selalu diartikan sebagai mengembangkan program untuk mencegah
kejadian yang tidak dapat terjadinya cidera akiba tkecelakaan.
diduga, yang diramalkan terjadi Pengelompokan jenis cidera dan
akibat perbuatan dan kondisi keparahannya :
untuk kerja tidak memenuhi 1. Cidera fatal
syarat. 2. Cidera yang menyebabkan
Teori penyebab kecelakaan kerja : kehilangan hari kerja
1. Teori domino 3. Cidera dirawat di rumah sakit
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. 4. Cidera ringan
Heinrich pada tahun 1931. 5. Cidera yang menyebabkan
Menurutnya 8% kecelakaan hilang waktu kerja
disebabkan oleh perubahan, 10% 6. Tidak mampu bekerja
disebabkan oleh kondisi dan2% Pengendalian penyakit akibat kerja dan
oleh takdir tuhan. kecelakaan kerja melalui penerapan
2. Teori bird dan lofus kesehatan dan keselamatan kerja (k3) :
Kunci keajaiban masih tetap sama 1. Pengendalian melalui perundang-
seperti yang dikatakan oleh undangan ( legislative control )
Henrich yaitu adanya tindakan dan 2. Pengendalian melalui administrasi/
kondisi tidak aman. organisasi ( administrative control )
3. Teori swiss cheese 3. Pengendalian secara teknis
Kecelakaan terjadi ketika terjadi (engineering control )
kegagalan interaksi pada setiap 4. Pengendalian melalui jalur
komponen yang terlibat dalam kesehatan ( medical control )
suatu sistem produksi.
Klasifikasi cedera akibat kecelakaan PENUTUP
kerja : Sebagai suatu sistem program yang dibuat
Pengertian cidera berdasarkan Heinrich, et bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
al. (1980) adalah patah, retak,cabikan, dan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan
dapat menjadi upaya preventif terhadap
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit Mantiri, E., Z., R., A., Pinontoan, O., R.,
akibat hubungan kerja dalam lingkungan & Mandey, S. (2020). Faktor Psikologi
kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara Dan Perilaku Dan Penerapan Manajemen
mengenali hal-hal yang berpotensi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
menimbulkan kecelakaan kerja dan Sakit. Indonesian Journal Of Public
penyakit akibat hubungan kerja, dan Health And Community Medicine .1(3).
tindakan antisipatif bila terjadi hal 19-27.
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini
adalah untuk mengurangi biaya perusahaan Maria, S., Wiyono, J., & Candrawati, E.
apabila timbul kecelakaan kerja dan (2015). Kejadian Kecelakaan Kerja
penyakit akibat hubungan kerja. Perawat Berdasarkan Tindakan Tidak
Peran tenaga kesehatan dalam menangani Aman. Jurnal Care. 3(2). 9-17.
korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini Sahar, J., Setiawan, A., & Riasmini, N., M.
dilaksanakan melalui pemeriksaan (2019). Keperawatan Kesehatan
kesehatan pekerja yang meliputi Komunitas Keluarga. Elsevier
pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala
dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar
terjadinya kecelakaan dan sakit pada Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
tempat kerja dapat dilakukan dengan Jakarta. EGC.
penyuluhan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja. Jeyaratnam, J., & Koh, D. (2009). Buku
Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta.
EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Permatasari, H. (2010). Tinjauan Teori
Noviestari, E., Ibrahim, K., Deswati, &
Keperawatan Kesehatan Kerja. Jurnal
Ramdaniati, S. (2020). Dasar- Dasar
Keperawatan Indonesia. 13(2).112-118.
Keperawatan. Elsevier.

Salawati, L. (2015). Penyakit Akibat Kerja


Simamora, R. H. (2020). Pelatihan
Dan Pencegahan. Jurnal Kedokteran Syaih
Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan
Kuala. 15(2). 91-95.
Efikasi diri Perawat dalam Pelaksanaan
Identifikasi Pasien. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat: Media
Komunikasi Komunitas Kesehatan The Emergency Unit Of Hospitals RSD
Masyarakat, 12(1), 49-54. DR. Soebandi Jember. The Malaysian
Journal of Nursing, 3(2), 23-32.

Simamora, R. H. (2011). Role Conflict Of


Nurse Relationship WITH Performance In

Anda mungkin juga menyukai