Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN SAMPAH

“Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan"

Dosen pengampu : Catur Puspawati, ST. MKM

Disusun Oleh

Kelompok 2 :

Putri Widiawati Zalfa P21345119060

Revalina Norviatinnisa P21345119068

Tenar Gebri Pusar L P21345119086

Zahrah Nanda Elvira P21345119089

Kelas 2 D3B

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Pengelolaan Sampah yang berjudul Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kami bisa
mengaplikasikannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan
Sampah. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta dalam
pembuatan makalah ini.

Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak yang harus
diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.

Jakarta, Mei2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3. Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

2.1. Pengertian Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan......................................2

2.2. Penyakit Yang Diakibatkan Oleh Sampah............................................................................3

2.3. Alur Masuknya Penyakit Ke Dalam Tubuh Manusia...........................................................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................10

3.2. Saran................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2

2.1 Pengertian Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan 2

2.2 Penyakit Yang Diakibatkan Oleh Sampah.....................................3

2.3 Alur Masuknya Penyakit Ke Dalam Tubuh Manusia....................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................

3.1 Kesimpulan.......................................................................................

3.2 Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia dalam kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam sehingga
menghasilkan beragam limbah diantaranya berupa sampah.yang dimaksud sampah adalah
segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah, baik
kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup
masyarakat. Beberapa factor lain yang penting adalah : Jumlah penduduk, dapat difahami
dengan mudah bahwa semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu
dengan laju pertambahan penduduk, keadaan social ekonomi. Semakin tinggi keadaan social
ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah per kapita sampah yang di buang. Kualitas
sampahnyapu semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Hal ini dapat memberikan
dampak bagi kesehatan dan lingkungannya, Banyak ditemukan lokasi pengelolaan sampah
yang belum memadahi serta pembuangan sampah yang belum terkontrol dengan baik
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme selain itu tempat yang menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit
dan lingkungan yang buruk

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan?
2. Apa saja penyakit yang diakibatkan oleh sampah?
3. Bagaimana alur masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan
2. Untuk mengetahui penyakit yang diakibatkan oleh sampah
3. Untuk mengetahui a alur masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
Secara umum orang beranggapan bahwa sampah adalah sesuatu barang atau
benda yang sudah tidak berguna bagi dirinya. Sampah merupakan sesuatu yang kotor,
bau, jelek ; tidak berguna lagi sehingga secepatnya harus disingkirkan dan dibuang.
Persepsi tentang sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna, diperkuat oleh pernyataan
“buanglah sampah  pada tempatnya” yang mengisaratkan bahwa sampah memang harus
dibuang; tidak diajurkan untuk dimanfaatkan.
Sudah menjadi kebiasaan bagi manusia (masyarakat) untuk membuang sampah;
apalagi anggota masyarakat telah dibebani untuk membayar retribusi, sehingga dianggap
bahwa sampah adalah urusan pemerintah. Bahkan perilaku membuang sampah menjadi
tidak terkontrol; masih banyak anggota masyarakat yang membuang sampah secara
sembarangan, tidak pada tempat yang telah disediakan.
Tumpukan sampah di pinggir jalan, merupakan pemandangan yang sudah biasa.
Sampah berserakan di jalan-jalan, di kendaraan umum atau fasilitas-fasilitas umum
lainnya merupakan suatu bukti bahwa kesadaran kita (masyarakat) tentang lingkungan
yang bersih masih sangat rendah. Masyarakat yang sadar akan kesehatanpun, atau
masyarakat yang mengerti bahwa sampah merupakan sumber pencemar dan sumber
penyakit; seolah tidak  peduli. Setiap orang merasa bahwa kalau hanya dirinya yang
peduli, dan kalau hanya dirinya saja yang membuang sampah pada tempatnya; tidak akan
ada gunanya. Sebagian  besar orang berfikiran seperti itu, sehingga sangat jarang yang
terlihat peduli.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab gangguan dan
ketidak seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk ataupun yang berserakan
menimbulkan kesan kotor dan kumuh. Sehingga nilai estetika pemukiman dan kawasan
di sekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila di musim hujan, sampah padat dapat
memicu  banjir; maka di saat kemarau sampah akan mudah terbakar. Kebakaran sampah,
selain menyebabkan pencemaran udara juga menjadi ancaman bagi pemukiman.
1. Pencemaran Udara

2
Sampah (organik dan padat) yang membusuk umumnya mengeluarkan gas seperti
methan (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa lainnya. Secara global, gas-
gas ini merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas lingkungan (udara)
karena mempunyai efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan
peningkatan suhu, dan menyebabkan hujan asam. Sedangkan secara lokal, senyawa-
senyawa ini, selain  berbau tidak sedap / bau busuk, juga dapat mengganggu
kesehatan manusia. Sampah yang dibuang di TPA pun masih tetap berisiko; karena
bila TPA ditutup atau ditimbun terutama dengan bangunan akan mengakibatkan gas
methan tidak dapat keluar ke udara. Gas methan yang terkurung, lama kelamaan akan
semakin banyak sehingga berpotensi menimbulkan ledakan. Hal seperti ini telah
terjadi di sebuah TPA di Bandung, sehingga menimbulkan korban kematian.
2. Pencemaran Air
Proses pencucian sampah padat oleh air terutama oleh air hujan merupakan
sumber timbulnya pencemaran air, baik air permukaan maupun air tanah. Akibatnya,
berbagai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (sumur) di daerah
pemukiman telah terkontaminasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat
kesehatan manusia /  penduduk. Pencemaran air tidak hanya akibat proses pencucian
sampah padat, tetapi pencemar terbesar justru berasal dari limbah cair yang masih
mengandung zat-zat kimia dari berbagai  jenis pabrik dan jenis industri lainnya. Air
yang tercemar tidak hanya air permukaan saja, tetapi juga air tanah; sehingga sangat
mengganggu dan berbahaya bagi manusia.
3. Penyebab banjir
Fisik sampah (sampah padat), baik yang masih segar maupun yang sudah
membusuk; yang terbawa masuk ke got / selokan dan sungai akan menghambat aliran
air dan memperdangkal sungai. Pendangkalan mengakibatkan kapasitas sungai akan
berkurang, sehingga air menjadi tergenang dan meluap menyebabkan banjir. Banjir
tentunya akan mengakibatkan kerugian secara fisik dan mengancam kehidupan
manusia (hanyut / tergenang air). Tetapi yang paling meresahkan adalah akibat
lanjutan dari banjir yang selalu membawa penyakit.

3
2.2. Penyakit Yang Diakibatkan Oleh Sampah
Macam penyakit akibat penelolaan samah yang paling sering terjadi
1. Cholera
Penyakit cholera disebabkan oleh Vibrio cholera, dikatakan berasal dari
India tetapi pernah terdapat di seluruh dunia. Cholera adalah penyakit usus halus
yang akut dan berat, sering mewabah yang mengakibatkan banyak kematian.
Masa tunasnya berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya
adalah muntaber, dehidrasi, dan kolaps dapat terjadi dengan cepat. Sedangkan gejala
cholera yang khas adalah tinja yang menyerupai air cucian beras,tetapi sangat jarang
ditemui, sehingga cholera klasik jarang didapat. Namun demikian keganasan cholera
tidak menjadi berkurang karenanya orang dewasa dapat meninggal dalam waktu
setengah sampai dua jam, disebabkan dehidrasi. Wabah-wabah cholera terutama
sangat ganas, sebelum ditemukannya chemoterapeutika dan antibiotika bagi
pengobatanya serta vaksin bagi pencegahanya. Angka kematiannya berkisar sekitar
50% pada masa lalu. Saat ini, orang sudah mengetahui segala seluk beluk penyakit
cholera, namun demikian, penyakit ini masih terus saja mewabah, terutama di
Asia dan Afrika, termasuk Indonesia di mana sanitasi lingkungan masih sangat tidak
memadai. Reservoir bakteri cholera adalah manusia yang menderita penyakit,
sedangkan penularan terjadi secara langsung dari orang ke orang, ataupun tidak
lansung lewat lalat, air serta makanan dan minuman.
2. Thyphus Abdominalis
Sama dengan cholera, thypus juga merupakan penyakit yang menyerang usus
halus. Penyebabnya adalah Salmonella typhi, terdapat di seluruh dunia, dengan
reservoir manusia pula. Beda dengan cholera, angka kematianThypus berkisar antara
10 % sebelum penemuan antibiotika dan menurun sampai 2%-3% setelahnya. Gejala
utama adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun,
terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Kasus thypus yang tidak
spesifik juga banyak ditemui,terutama diantara anak- anak penularan dapat terjadi
dari orang ke orang, atau tidak langsung dari makanan, minuman yang terkontaminasi
bakteri. Sama halnya dengan cholera, orang sudah banyak tahu tentang segi

4
kedokteran serta pencegahannya, tetapi di Negara kita ini wabah masih sering
dijumpai
Salah satu masalah yang menyulitkan pemberantasannya adalah didapatnya
pembawa (carrier) kuman thyphus, yakni, yang pernah menderita ataupun tidak
pernah menderita penyakit ini. Di daerah tropis,dimana terdapat banyak kasus batu
ginjal ataupun batu kandung kemih dan kandung empedu, Salmonella sering
“tinggal” pada batu-batu tersebut tanpa menimbulkan gejala pada pembawanya.
Sesekali, Salmonella itu keluar bersama tinja ataupun urine, memasuki lingkungan
dan berkesempatan menyebar. Kasus terkenal sebagai Typhid Mary. Pembawa ini
selama hidupnya bekerja sebagai koki ; tetapi di mana ia bekerja, selalu terjadi kasus
typhus. Persamaan yang didapat hanyalah Mary sebagai pengolah makanan.
Pemeriksaan pada Mary selanjutnya menunjukan bahwa dia adalah pembawa kuman
typhus.
Kesulitan lain di dalam pemberantasan typhus adalah kuatnya daya
tahan kuman tersebut typhus di luar tubuh manusia. Bahkan ada pendapat bahwa
kuman tersebut dapat berkembang biak diluar tubuh. Namun pendapat ini perlu
dikaji lebih lanjut. Yang jelas, baik kuman typhus atau cholera, dapat bertahan cukup
lamadi dalam lingkungan air. Tangki saptik yang sering digunakan masyarakat untuk
mengolah tinja sehingga tidak berbahaya, tidak dapat membunuh kuman ini secara
sempurna. Keadaan ini, serta masih banyaknya masyarakat yang membuang hajat
langsung keperairan bebas sangat menghambat usaha pemberantasan. Selain itu,
imunisasi hanya dapat member proteksi untuk 3-6 bulan saja.
3. Dysentierie Amobea
Dysenterei amoeba disebut juga amoebasis disebabkan oleh
E.histolyyica, suatu protozoa. Penyakit ini didapat di seluruh dunia dalam bentuk
endemie. Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur darah dan lender. Berbeda
dari Dysenterie basillaris, dysentirie ini tidak menyebabkan dehidrasi. Penyakit ini
sering pula ditemukan dengan gejala yang nyata, sehingga seringkali menadi
khronis. Tetapi apabila tidak diobati dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti
abses hati, radang otak, dan perforasi usus.

5
Amoebasis ini seringkali menyebar lewat air dan makanan yang
terkontaminasi tinja dengan kista amoeba serta dapat pula dibawa oleh lalat, karena
amoeba membentuk kista yang tahan lama di dalam lingkungan diluar tubuh,
maka penularan mudah terjadi dengan penyebabnya kista-kista tersebut. Selain
penderita amoebasis,didpat pula banyak pembawa atau carrier kista yang tidak
merasa sakit. Carrier kista ini banyak ditemukan di daerah endemis amiebasis.
Pemberantasan atau pengendalian penyakit ini tidak dilakukan secara rutin, karena
vaksin tidak tersedia. Pengobatanya tidak dapat sempurna, seperti halnya dengan
penyakit-penyakit protozoa lainya. Karena gejala ya ng tidak nyata dan tidak akut,
maka masyarakat seringkali tidak memperhatikannya. Tetapi, karena Amoebasis
ini khronis, maka penderita sering tidak dapat bekerja, dan produksivitasnya menjadi
rendah, selain itu, karena tubuh menjadi lemah , maka daya tahan tubuh terhadap
penyakit lain menjadi berkurang karenanya.

2.3. Alur Masuknya Penyakit Ke Dalam Tubuh Manusia


Cara penyebaran atau mode of transmission penyakit infeksi dapat melalui beberapa cara,
baik terjadi secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang lainnya.
Melansir Buku Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas (2009) karya Dr. Budiman
Chandra, sedikitnya ada 4 cara penularan penyakit menular.

1. Media langsung dari orang ke orang (permukaan kulit)


Jenis penyakit yang dapat ditularkan dengan cara ini, antara lain:
 Penyakit kelamin
 Trakoma
 Atraks
 Penyakit pada kaki dan mulut
 HIV (AIDS)
 Skabies
 Gas-gangren
 Rabies
 Esrisipelas
 Infeksi luka
 aerobik

6
Penyakit kelamin seperti gonore, sifilis dan HIV, agen penyakitnya ditularkan
langsung dari seseorang yang infeksius ke orang lain melalui hubungan intim.

Cara memutuskan rantai penularannya yakni dengan mengobati penderita dan tidak
lagi melakukan hubungan seksual dengan pasangan bukan suami–istri.

Khusus untuk HIV, jangan menggunakan alat suntik bekas dan menggunakan darah
donor penderita penyakit tersebut.

2. Melalui media udara


Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung
melalui udara pernapasan disebut sebagai air borne disease. Jenis penyakit yang dapat
ditularkan melalui cara ini, di antaranya:
 TBC paru
 Varicella
 Difteri
 Influenza
 Variola
 Morbili
 Meningitis
 Demam scarlet
 Mumps
 Rubella
 Pertussis

Cara pencegahan penularan penyakit, antara lain:

1) Memakai masker
2) Menjauhi kontak serta mengobati penderita TBC

3. Melalui media air


Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui
air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai water borne disease

7
atau water related disease. Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi lagi menjadi empat
kelompok menurut cara penularannya, yakni:

8
 Water borne mechanism
Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. Sebagai contoh:
kolera, tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan poliomielitis.
 Water washed mechanism
Jenis penyakit water wshed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan
individu dan umum dapat berupa: Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare
pada anak-anak Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trakoma
Penyakit melalui gigitan binatang pengerat, seperti leptospirosis
 Water based mechanism
Ini merupakan jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian
siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai pejamu intermediate yang
hidup di dalam air. Sebagai contoh: skistosomiasis, Dracunculus medinensis.
 Water related insect vector mechanism Jenis penyakit yang ditularkan melalui
gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air, misalnya filariasis, dengue,
malaria, demam kuning (yellow fever).
Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat
dilakukan, antara lain dengan cara: Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan
dapat dilakukan dengan cara sanitation barrier, yakni memumutis rantai
penularan, seperti menydiakan air bersih, menutup makanan agar tidak
terkontaminasi, buang air besar dan menampung sampah tidak lagi di sembarang
tempat Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata dapat dicegah
dengan hygiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain,
seperti sapu tangan dan handuk Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan
air melalui vektor seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat
dicegah dengan pengendalian vektor
4. Melalui media vector penyakit
Arthropod-borne diseases atau sering disebut sebagai vector-borne diseases merupakan
penyakit penting yang seringkali bersifat endemis dan sering menimbulkan bahaya
kematian. Contoh penyakit tersebut di antaranya, yakni DBD, malaria, kaki gajah, dan

9
penyakit virus Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, penyakit saluran pencernaan seperti disentri, kolera, demam tifoif, dan
paratifoid ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.

10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab gangguan dan ketidak
seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk ataupun yang berserakan
menimbulkan kesan kotor dan kumuh. Sehingga nilai estetika pemukiman dan kawasan di
sekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila di musim hujan, sampah padat dapat memicu
banjir; maka di saat kemarau sampah akan mudah terbakar. Kebakaran sampah, selain
menyebabkan pencemaran udara juga menjadi ancaman bagi pemukiman Sampah yang tidak
dikelola dengan baik; akan menjadi sumber pencemaran lingkungan dan sumber penyakit
yang sangat merugikan kehidupan manusia, sedangkan bila dikelola akan menjadi sumber
ekonomi bagi masyarakat

3.2. Saran
Dalam penulisan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, maka penulis meminta maaf
dan berharap mendapat masukan dari pembaca agar kami dapat mengembangkan dalam
penulisan kami

11
DAFTAR PUSTAKA
dr.TUTIEK RAHAYU, M.Kes. Penyakit-Penyakit Akibat Pengelolaan Sampah Yang Tidak
Tepat. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132172718/pengabdian/materi-ppm-penyakit-
penyakit-akibat-pengelolaan-sampah-yang-tidak-tepat-2009.pdf
Tobing, Imran SL. Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan dan manusia. Fakultas
Biologi Unviersitas Nasional, Jakarta.
https://www.academia.edu/28857245/DAMPAK_SAMPAH_TERHADAP_KESEHATAN
_LINGKUNGAN_DAN_MANUSIA
https://health.kompas.com/read/2020/02/22/100100868/4-cara-penyebaran-penyakit-menular?
page=all. Di akses Rabu, 26 Mei 2021 (Pukul 23.53).

12

Anda mungkin juga menyukai