DISUSUN OLEH:
Kelompok 1 / 4KA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai tugas kuliah bahan konstruksi kimia.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik dari sebelumnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah bahan
konstrusi kimia tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai dengan yang diharapkan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dari semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah ini kami sajikan khusus untuk membahas tentang
“Pengolahan Air Baku”. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan
yang mendalam tentang definisi air baku beserta cara-cara pengolahannya. Kami
selaku penulis menyadari jika makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk
memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terimakasih.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………4
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 4
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Air Baku
2.1.1. Definisi Air Baku …………………………………………………….6
2.1.2. Sumber Air Baku ……………………………………………………..6
2.1.3. Kualitas Air …………………………………………………………..9
2.1.4. Karakteristik Air……………………………………………………..10
2.2. Pengolahan Air Baku
2.2.1. Tujuan dari Pengolahan Air …………………………………………21
2.2.2. Parameter dari Pengolahan Air ……………………………………...21
2.2.3. Skema Pengolahan Air ……………………………………...……... 22
2.2.4. Koagulasi, Flokulasi, dan Sedimentasi ……………………...……... 24
2.2.5. Pelunakan (Softening) ………………………………………...…… 28
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….33
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk dapat memahami dan mengerti
lebih jauh tentang :
1. Definisi Air Baku dan Air Industri
2. Sumber Air Baku
3. Karakteristik Air
4. Proses Pengolahan Air
5. Mekanisme Koagulasi, Flokulasi, dan Sedimentasi
6. Pengertian dan mekanisme proses pelunakan (softening)
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
a. Air tanah dangkal (preatis)
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak
jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan
kedap air / impermeable. Air tanah dangkal terjadi karena
adanya proses peresapan air dari permukaan tanah.
Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagian
bakteri sehingga air tanah ini akan jernih tetapi lebih
banyak mengandung zat-zat kimia karena melalui lapisan
tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk
masing-masing lapisan tanah. Pengotoran juga masih
terus berlangsung terutama pada permukaan air yang
dekat permukaan tanah. Air tanah dangkal ini
dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-
sumur dangkal.
b. Air tanah dalam (artesis)
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah
serta berada di antara dua lapisan kedap air. Untuk
mengambil air ini diperlukan bor karena kedalamannya
berkisar antara 100-300 meter. Jika tekanan air tanah ini
besar maka air akan menyembur kepermukaan sumur.
Sumur ini disebut sumur atesis. Jika air tidak dapat
keluar dengan sendirinya maka diperlukan pompa.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya
ke permukaan tanah dengan hamper tidak dipengaruhi
oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air
dalam.
2. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi.
Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran
7
selama pengalirannya, misalnya lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri kota, limbah domestik rumah tangga
dan sebagainya. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran
fisik, kimia dan biologi. Air permukaan merupakan sumber air
yang relatif cukup besar,akan tetapi karena kualitasnya kurang
baik maka perlu pengolahan, Air permukaan ada 2 macam yaitu :
a. Air sungai
Dalam penggunaan air sungai sebagai air minum,
haruslah mengalami suatu pengolahan yang sesuai
mengingat bahwa air sungai pada umumnya mempunyai
derajat pengotoran yang tinggi. Sedangkan debit yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum
pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawa atau danau
Kebanyakan air rawa berwarna yang disebabkan oleh zat-
zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus
yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning
coklat. Dengan adanya pembusukan,kadar zat organik
tinggi maka kadar Fe dan Mn kan larut,jadi untuk
pengambilan air sebaiknya pada kedalaman tertentu di
tengah-tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tidak
terbawa.
4. Air Laut
Mempunyai sifat asin,karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut
jarang digunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum
karena tidak memenuhi syarat untuk diminum.
14
1. Air Proses
Air dari utilitas yang sudah di treatment bebas mineral pengotor
dan pH netral sehingga bisa digunakan untuk melarutkan atau
mengencerkan zat dalam proses reaksi kimia. Pada umumnya air
untuk proses dari kegiatan industri diperuntukan sebagai pelarut,
pencampur, pengencer, media pembawa pencuci dan lainnya.
Dengan kualitas air proses yang berbeda tergantung fungsinya
dan sangat ditentukan oleh jenis industri lainnya. Parameter -
parameter yang dianggap penting sangat berbeda pada kegiatan
industri yang berbeda, demikian pula jumlah air yang diperlukan
untuk setiap produk yang dihasilkan sangat berbeda. Sebagai
contoh: pada industri kertas memerlukan air proses sekitar 70-
90% dari total kebutuhan air untuk kegiatan industrinya.
Demikian juga untuk industri tekstil kebutuhan air untuk industri
proses mencapai persentasi yang sama untuk industri kertas.
Sedang pada industri sabun kebutuhan air prosesnya tidak
sebesar industri kertas dan tekstil yaitu sekitar 30-50% dari total
kebutuhan airnya dan untuk industri ban kebutuhan air proses
sangat rendah sekitar 5-10% dari kebutuhan air.
4. Air Sanitasi
Air bersih (Sanitasi) adalah salah satu jenis sumberdaya
berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh
manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan
sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air
sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan
kimia, fisika dan biologis. Walaupun bakteri dapat dibunuh
dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini,
dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat
berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara
ini.
5. Air Limbah
Air limbah industri tahu adalah salah satu jenis industri
yang membuang hasil pengolahan limbah cair dan padat nya
baik secara langsung maupun tidak langsung ke badan air,
dimana didalam proses produksi tahu banyak sekali
membutuhkan air untuk proses produksinya. Sehingga
diperlukan pengolahan air limbah, salah satunya yaitu dengan
menggunakan teknologi plasma. Plasma dibuat dengan
pemanfaatan tegangan listrik, yaitu dengan menghadapkan dua
elektroda. Dengan memberikan tegangan listrik searah yang
cukup tinggi, yaitu < 10 kV. Teknologi plasma dalam limbah
cair merupakan loncatan-loncatan ion, loncatan ini membentuk
spesies aktif (OH, O, H, H2O2) yang memiliki sifat radikal
17
dimana mudah bereaksi dengan senyawa organik tanpa
terkecuali.
Pengolahan limbah cair industri tahu dengan
menggunakan proses teknologi plasma dilakukan dengan
beberapa variasi waktu kontak antara 10 sampai 160 menit dan
luas penampang antara 18 cm2 sampai 90 cm2. Hasil terbaik
yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu pada waktu kontak 160
menit dan luas penampang 90 cm2 yang menghasilkan
penyisihan COD 75.29 % dan TSS sebesar 77.27 %. Dengan
konstanta yang paling tinggi yaitu 0.000003 untuk penyisihan
COD dan dengan konstanta yang paling tinggi yaitu 0.000009
untuk penyisihan TSS.
2.1.4.3. Kontaminan
Pada umumnya gangguan terhadap suatu peralatan/ sistem
yang bermedia air disebabkan oleh zat-zat pengotor dalam air yang
disebut kontaminan. Kontaminan tersebut dapat berbentuk gas,
cair, padatan, dan mikroorganisme.
a. Kontaminan Gas
Beberapa kontaminan gas seperti karbondoksida, sulfur
dioksida, oksigen, dan lain-lain. Air yang mengandung
gas-gas tersebut bersifat korosif dalam reaksinya
terbentuk senyawa asam yang kemudian bereaksi dengan
peralatan dari logam dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H2O H2CO3 + Fe FeCO3 + H2
SO2 + ½ O2 SO3
SO3 + H2O H2SO4 + Fe FeSO4 + H2
b. Kontaminan Cair
Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti
asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4) atau basa
18
seperti ammonia cair (NH4OH), minyak/ lemak yang
berasal dari kebocoran air yang masuk ke dalam system.
Kandungan asam dan basa dalam air akan bersifat
korosif.
c. Kontaminan Padat
Berdasarkan besarnya ukuran partikel padatan terlarut,
maka kontaminan padatan dikelompokkan menjadi 3
jenis, yaitu: padatan terlarut (TDS), padatan tersuspensi
(TSS), an padatan sediment.
Padatan terlarut (TSS) terdiri dari senyawa
organic dan anorganik yang larut dalam air seperti
kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium
sulfat, magnesium sulfat, kalsium klorida,
natrium silikat, dan lain-lain. Air yang
mengandung padatan terlarut sangat baik daya
hantar listriknya. Garam-garam kalsium dan
magnesium menjadikan air bersifat sadah, dapat
menyebabkan kerak (CaCO3.CaSO4) dan defosit
lumpur [(MgCO3.Mg(OH)2)] pada pipa-pipa ketel
uap (boiler).
CaCl2 + SO42- CaSO4 + 2Cl-
CaCl2 + CO32- CaCO3 +
2Cl-
MgSO4 + CO32- MgCO3 + SO42-
MgCl2 + CO32- MgCO3 + 2Cl-
MgCl2 + H2O Mg(OH)3 + 2HCl-
Garam natrium silikat ( Na2SiO3 ) dalam air
panas akan terhidrolisa menghasilkan asam
silikat pada temperatur diatas 200ºC akan
menjadi kristal keras yang sangat padat, kecil dan
19
rapat. Kristal ini yang menempelkan pada pipa-
pipa ketel uap. Silaka hanya dapat dihilangkan
dengan alat penukar ion di unit demin plant.
Padatan tersuspensi (TSS) menyebabkan air
keruh, tidak larut, tidak dapat mengendap
langsung seperti tanah liat, koloid silikat. Koloid
silikat sering lolos dalam proses koagulasi
sehingga proses penghilangannya dapat
menggunakan alat penukar ion.
Padatan Sedimen adalah padatan yang langsung
mengendap jika air didiamkan. Padatan yang
mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel
padat yang berukuran lebih besar dari padatan
tersusupensi, relative besar dan berat, seperti pasir
dan lumpur. Padatan sering menimbulkan erosi
pada material dan menyumbat aliran air.
d. Kontaminan Mikroorganisme
Kontaminan mikroorganisme seperti ganggang, lumut,
jamur dan bakteri dapat tumbuh dengan baik pada system
air pendingin “open circuit”. Mikroorganisme jenis
ganggang dan lumut dapat menyumbat saringan-saringan
air pendingin, tube-tube kondensor, pompa-pompa dan
mengurangi kecepatan pertukaran panas. Bakteri
merupakan salah satu jenis mikroorganisme dalam air
yang dapat merusak bangunan-bangunan menara
pendingin yang terbuat dari beton.
20
2.2. Pengolahan Air Baku
2.2.1. Tujuan dari Pengolahan Air
Pengolahan air secara umum bertujuan untuk mengelolah air
hasil buangan dari proses industri dimana pengelolahan itu dimaksudkan
supaya air buangan industry itu tidak mencemari lingkungan atau bisa
digunakan kembali untuk proses industri dengan cara menghilangkan
kontaminan atau memurnikan kembali air tersebut.
2. Parameter Kimia
Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn,
Ca, Mg, Na, SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa
kimia yang berlebihan (tidak masuk standart konsumsi yang
aman), pengolahan dapat dilakukan dengan sistem filtrasi
dengan menggunakan media tertentu misalnya system Reverse
Osmosis atau Demineralier dan Softener.
3. Parameter Biologi
Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang
ada di dalam air. Bila jumlah mikroorganisme di dalam air
berlebihan biasanya akan mengganggu kesehatan bila di
konsumsi. Pengolahan dapat dilakukan dengan menggunakan
21
desinfektan atau alat yang biasa digunakan, misalnya injeksi
Chlor, System UV dan System Ozone (O3).
d. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan
media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit,
pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini
dilakukan dengan metode gravitasi.
23
e. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman
dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia
yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan
chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke
bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
f. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi.
Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep
gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan
posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.
24
Gambar Koagulasi (Rapid Mixing)
2. Flokulasi
Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk
mempercepat proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan
pada proses koagulasi. Partikel-partikel yang telah distabilkan
selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan proses tarik-
menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin
besar serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor
penting dalam desain bak flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar
maka gaya geser yang timbul akan mencegah pembentukan flok,
sebaliknya jika nilai gradien terlalu rendah/tidak memadai maka
proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok
besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan. Untuk itu nilai
gradien kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara
25
90/detik hingga 30/detik. Untuk mendapatkan flok yang besar dan
mudah mengendap maka bak flokulasi dibagi atas tiga
kompartemen, dimana pada kompertemen pertama terjadi proses
pendewasaan flok, pada kompartemen kedua terjadi proses
penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan
flok.
Gambar Sedimentasi
27
Pengolahan air sungai menjadi boiler feed water.
Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam
clarifier dengan prinsip perbedaan terminal velocity
28
Pelunakan pertukaran ion tidak memerlukan pengadukan
cepat, bak flokulasi, dan bak sedimentasi seperti yang terjadi pada
pelunakkan dengan kapur-abu soda. Sebagai tambahan, proses ini
tidak memakan banyak waktu seorang operator. Pelunakan
pertukaran ion adalah sangat efektif pada penurunan kesadahan
karbonat dan non karbonat, dan pelunakan dengan pertukuran ion
sering digunakan untuk kesadahan non karbonat yang tinggi dengan
total juga mempunyai kerugian. Kalsium dan magnesium di (dalam)
air kesadahan kurang dari 350 mg/L.
Ion Exchange
29
2. Pelunakan Reverse-Osmosis (Reverse-osmosis softening).
Pelunakkan ini mengalirkan air dengan tekanan melalui suatu
selaput semi-permeable. Kalsium, magnesium, dan padatan terlarut
(dissolved solid) ditangkap ketika air yang dilunakkan dilewatkan
melalui membran tersebut.
Reverse Osmosis
3. Electrodialysis
Pelunakkan dengan cara ini air dilewatkan diantara dua plat
dengan muatan listrik. Metal-metal di dalam air ditarik ke plat
dengan muatan negatif sementara yang non metal ditarik ke plat
dengan muatan positif. Kedua jenis ion ini dapat ditangani dengan
plat. Electrodialysis sering digunakan pada air yang sangat sadah,
dengan kesadahan lebih dari 500 mg/L sebagai CaCO3.
Elektodialisis
30
4. Penyulingan (Distillation)
Pelunakkan dengan cara ini dilakukan dengan penguapan air. Air
yang diuapkan meninggalkan semua senyawa kesadahan, sehingga
air yang dihasilkan menjadi lunak.
5. Pembekuan (Freezing)
Pembekuan juga dapat digunakan untuk menurunkan kesadahan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting
bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan
indutri.
2. Sumber air baku untuk air bersih secara garis besar dapat
digolongkan menjadi empat bagian yaitu air laut, air atmosfir atau
air hujan, air permukaan dan air tanah
3. Air untuk keperluan industry dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
Air untuk proses
Air untuk operasi
4. Metode pengolahan sejauh ini terdapat tiga kelas proses pengolahan
yang pokok, yakni:
Proses pengolahan fisika
Proses pengolahan kimia
Proses pengolahan biologi
32
PERTANYAAN
Bila air mentah langsung diminum saja tanpa diolah, bakteri tetap ada di
dalam air dan sangat mungkin menginfeksi tubuh, salah satu contohnya yaitu
bakteri Escherichia coli atau yang biasa disingkat E. coli. Sehingga itulah
mengapa air yang akan dikonsumsi oleh tubuh kita sebaiknya bukan air mentah,
melainkan air bersih yang sudah diolah dan yang sudah bebas dari bakteri.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://faynaproject.wordpress.com/2010/12/21/softening-pelunakan-pada-air-sadah/.
Azwari, Fikri. 2011. Pengolahan Air Baku Secara Koagulasi dan Flokulasi
https://www.scribd.com/doc/51451579/KOAGULASI-DAN-FLOKULASI-PADA-
PENGOLAHAN-AIR-BAKU-PBPAM. Diakses pada 9 Maret 2019.
Awaluddin, N. 2007. Teknologi Pengolahan Air Tanah Sebagai Sumber Air Minum
Pada Skala Rumah Tangga, Seminar "Peran Mahasiswa Dalam Aplikasi
Keteknikan Menuju Globalisasi Teknologi"
35