KUALITAS AIR
ACARA II
PENGAMBILAN SAMPEL AIR
Dosen Pengampu:
Didik Taryana, S.Si, M.Si
Oleh:
Fatma Roisatin Nadhiroh
130722616093
Off:H
JURUSAN GEOGRAFI
FAKUILTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015
ACARA II
Sampel air 6
5. Cara Kerja
1. Bersihkan botol air dengan aquadest, kocok, tutup.
2. Pada saat mengambil catat koordinat.
3. Amati kondisi lingkungan sekitar, termasuk kondisi yang ada di
sungai, lingkungan penggunaan lahan.
4. Pada saat pengambilan sampel, pengambil harus turun ke
sungai. Amati sungai itu laminar atau turbulen.
5. Dalam pengambilan sampel, botol harus masuk ke dalam air.
Begtu pula dengan penutupan botolnya dan jangan sampai ada
gelembung air.
6. Satu kelompok mengambil sampel 2 titik, pada tali arus dan sisi
sungai bagian yang ditinggalkan tali arus.
7. Sampel dapat dianalisis.
6. Checklist
Hasil pengamatan kualiatas air sampel 6 Sungai Brantas.
Lokasi pengambilan sampel:
755312S
11235897E
Elevasi: 517mdpl
No
.
1.
Parameter
Deskripsi Wilayah:
Topograf
Relief
Penggunaan lahan
Sampel
Sangat landai
Berbukit
1. Untuk permukiman, namun
agak jauh dari sungai ( 100
meter). Pola permukiman linier
mengikuti jalan raya.
2. Tidak terdapat penggunaan air
sungai untuk konsumsi maupun
3
kebutuhan lainnya.
3. Vegetasi: bambu, rerumputan
2.
Sumber Pencemar
3.
Turbulen
Influent
berdasarkan
keterkaitannya
dengan air tanah
Lurus/meander
Debit
Meander
Agak deras pada bagian yang
berbelok dan sedang pada bagian
yang hampir lurus memiliki debit
sedang.
4.
Sifat Fisika
Kekeruhan
Bau
Rasa
Warna
Agak keruh
Tidak berbau
Tidak berasa
Agak coklat
7. Pembahasan
Topograf
Topograf pada objek kajian cukup landai pada bagian dataran
bajir di bandingkan dengan sisi seberang sungai, karena pada sisi
seberang sungai sudah digunakan sebagai bangunan sehingga
bukan lagi berupa tanah seperti pada aslinya. Tapi sudah dibangun
sedemikian rupa untuk mengurangi erosi pada sungai, selain itu
pada bagian tersebut lebih tinggi daripada dataran banjir. Adanya
kondisi
topograf
yang
berbeda
menyebabkan
perbedaan
memnuhi
kebutuhan
sehari-hari.
Penduduk
sekitar
pembuangan
air
melalui
saluran
dari
Universitas
lateral
berhubungan
dengan
arah
arus
yang
umum,
rata-rata,
meskipun
begitu
arus
turbulen
bersifat
pusaran
penyebab
turbulen
terjadinya
bekerja
padanya.
transportasi
pasir
Keduanya
sepanjang
adalah
bawah
bagian
sungai
yang
diamati,
aliran
turbulen
ini
Sungai Meander
Meander atau sungai yang berkelok, secara umum adalah
tikungan dalam aliran air atau sungai berliku-liku. Sebuah Meander
terbentuk ketika air bergerak di sungai mengikis tepi luar dan
memperlebar
lembah
nya. Sebuah
aliran
air
dalam
volume
berkali kali mengikis endapan atau sedimen dari luar tikungan dan
mengendapkannya mereka di dasar sungai. Hasilnya adalah pola
meliuk seperti ular menerus sepanjang watershed atau daerah
aliran sungai.
Sungai berkelok-kelok (meandering) pada suatu dataran
aluvial mempunyai serangkaian tikungan dengan urutan berbalikan
yg dihubungkan dengan bagian lurus pendek yg disebut Pelintas
(crossing). Lebar
sabuk
meander
(Width
of
meandering
belt)
yg
diperlukan
untuk
stabilitas,
sungai
cenderung
alur
sedimen
berlebih
yang
bergerak
sepanjang
dasar
sungai
tersebut.
Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh
bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan
adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan
organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain (APHA, 1976;
Davis dan Cornwell, 1991dalam Effendi 2003). Zat anorganik yang
menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan
logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan
tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik
tersuspensi yang menambah kekeruhan air.
Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan.
Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai
kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu
diikuti dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat
mempersulit
usaha
penyaringan
dan
mengurangi
efektivitas
Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika
dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme
yang
berwarna.
Warna
dapat
menghambat
adanya
material
tanah
yang
terangkut,
sebab
Warna
ini
tidak
akan
berubah
walaupun
mengalami
penyaringan dan sentrifugasi. Pada penentuan warna sejati, bahanbahan tersuspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan dipisahkan
terlebih
bertujuan
menghilangkan
interaksi
warna
dengan
material
oleh
adanya
partikel-partikel
11
Daftar Pustaka
http://inilingkunganku.blogspot.com/2014/01/kualitas-air-danparameter-kualitas-air.html
(diakses
pada
tanggal
01
Februari
2015).
http://sedimentologi2b.blogspot.com/2009/12/aliran-laminar-danturbulen-froud.html
Robert J. Kodoatie, Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Jakarta:
Penerbit Andi.
12