Anda di halaman 1dari 50

1

MAKALAH
PERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP KETAHANAN NASIONAL
Untuk memenuhi matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pembimbing:
Drs. Hendri Purwito, M.Si

Kelompok:
Deby Wahyu Pinayungan
Epafras Juni Andana

(130722616090)
(130722616091)

Fajar Setio Nuryanto

(130722616101)

Fatma Roisatin Nadhiroh

(130722616093)

Ronald Fabrizio

(130722616081)

Offering: H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
OKTOBER 2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul Perubahan Lingkungan
Hidup terhadap Ketahanan Nasional.
Keberhasilan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini tentunya
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Drs. Hendri Purwito, selaku Dosen Pembimbing matakuliah
Pendidikan Kewarganegaraan,
2. Orang tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik moril
maupun materiil,
3. Serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Akhir kata, karya penulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami senantiasa menampung kritik dan saran untuk menghasilkan
karya yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
dan dapat menambah wawasan serta kepekaan kita mengenai keadaan
yang terjadi di masyarakat.

Malang, 04 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul
1
Kata Pengantar
.. 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN ..
4
1.1

Latar Belakang

.. 4
1.2 Rumusan Masalah
..4
1.3 Tujuan ..
..4
BAB II LADASAN TEORI ..
..5
2.1 Pengertian Ketahan Nasional
.5
2.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
.5
2.3 Pengaruh Aspek-aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara .
.25
BAB III PEMBAHASAN ..
30
3.1 Hakikat Lingkungan Hidup
.... 30
3.2 Dampak Rusaknya Lingkungan Hidup terhadap Ketahanan
Nasional ..30

3.3 Solusi untuk Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan terhadap


Ketahanan

Nasional

33
BAB IV KESIMPULAN ...
36
4.1 Kesimpulan
36
Daftar Gambar ..
38
Daftar Pustaka
...................................................................................................................
39

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Berkembangnya ilmu dan teknologi di era globalisasi dan modern

ini, berpengaruh langsung terhadap lingkungan hidup. Lingkungan


hidup yang dahulu masih lestari dan siapa saja dapat menikmati
keindahannya dan berbagai hal yang disuguhkan, namun saat ini
lingkungan hidup yang menjadi tonggak utama dan penyokong
kenyamanan manusia dalam beraktivitas semakin rusak. Kerusakan itu
terjadi disebabkan oleh bencana alam dan tindakan manusia yang

tidak bertanggung jawab. Namun, tindakan manusia yang tidak


bertanggung jawab sehingga dapat mengganggu atau bahkan merusak
lingkungan yang memberikan pengaruh paling besar. Seharusnya
sebagai manusia yang berakal dapat menjaga, merawat,
memanfaatkan dan melestarikan lingkungan hidup dengan baik.
Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya berpengaruh terhadap habitat
hewan dan tumbuhan tapi bagi manusia hal tersebut memngaruhi
ketahanan sosial masyarakat yang dapat mengganggu perekonomian,
budaya dan bahkan keamanan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa hakikat lingkungan hidup?
2. Apa dampak rusaknya lingkungan hidup terhadap ketahanan
nasional?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan
terhadap ketahanan nasional?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami hakikat lingkungan hidup.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengatasi dampak rusaknya
lingkungan hidup terhadap ketahanan nasional.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional sebagai kondisi. Perspektif ini melihat


ketahanan Nasional sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang
seharusnya dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demikian memungkinkan
suatu negara memiliki kemampuan mengemabangkan kekuatan nasional
sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan
bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan
Ketahanan Nasional sebagai pendekatan/metode/cara menjalankan
suatu kegiatan khususnya pembangunan negara. Sebagai suatu
pendekatan, ketahanan nasional menggambarkan pendekatan yang
integaral. Integral dalam arti pendekatan yang mencerminkan antara
segala aspek/ isi, baik pada saat membangun maupu pemecahan masalah
kehidupan. Dalam hal pemikiran, pendekatn ini menggunakan pemikiran
kesisteman.
Ketahanan Nasional sebagai doktrin. Ketahanan nasional merupakan
salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual
tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin
dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam GBHN agar
setiap orang, masyarakat, dan penyelenggara negara menerima dan
menjalankannya.
Jadi dapat dimaknai bahwa Ketahanan Nasional adalah kondisi
dinamis yang merupakan integrasi dari setiap aspek kehidupan bangsa
dan Negara . pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan
dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup menuju kejayaan bangsa dan Negara. Berhasilnya pembangunan
nasional akan meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan
nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan.
2.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:


1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;
2. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup;
3. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan
hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan
untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan;
4. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup;
5. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
6. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain;
7. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya
untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan
perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu

kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia


dan makhluk hidup lain;
8. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya;
9. Pelestarian daya tampung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya
untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
10.

Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas

sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun


nonhayati, dan sumber daya buatan;
11.

Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar

makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus
ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup;
12.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain


ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya;
13.

Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas

perubahan sifat fisik dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat


ditenggang;
14.

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang

menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap


sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan;

15.

Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber

daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara


bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;
16.

Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan;

17.

Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan yang

karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung


maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain;
18.

Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu

usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya


dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;
19.

Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua

pihak atau lebih yang ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;
20.

Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau


kegiatan;
21.

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian

mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau


kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan;

10

22.

Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang

terbentuk atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah


masyarakat yang tujuan dan kegiatannya di bidang lingkungan
hidup;
23.

Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi yang

dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk


menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku
dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan;
24.

Orang adalah orang perseorangan, dan/atau kelompok orang,

dan/atau badan hukum;


25.

Menteri adalah Menteri yang ditugasi untuk mengelola

lingkungan hidup.
Pasal 2
Ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Wawasan Nusantara dalam
melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN SASARAN
Pasal 3
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas
tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 4
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:

11

a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara


manusia dan lingkungan hidup;
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup
yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina
lingkungan hidup;
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap
dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
BAB III
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
Pasal 5
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat.
2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 6
1. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup.

12

2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan


berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 7
1. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya
untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Pelaksanaan ketentuan pada ayat (1) di atas, dilakukan dengan
cara:
a. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan
kemitraan;
b. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan
masyarakat;
c. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk
melakukan pengawasan sosial;
d. Memberikan saran pendapat;
e. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.
BAB IV
WEWENANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 8
1. Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya
ditentukan oleh Pemerintah.
2. Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah:
a. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup;

13

b. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan


lingkungan hidup, dan pemanfaatan kembali sumber daya
alam, termasuk sumber daya genetika;
c. Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara
orang dan/atau subyek hukum lainnya serta perbuatan hukum
terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan,
termasuk sumber daya genetika;
d. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial;
e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
1. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang
pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap
memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.
2. Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh
instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas dan tanggung
jawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain
dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan
kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu
dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam
nonhayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya,
keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

14

4. Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional


pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dikoordinasi oleh Menteri.
Pasal 10
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban:
a. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan
kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
c. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kemitraan antara masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah dalam
upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup;
d. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup yang menjamin terpeliharanya daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e. Mengembangkan dan mengembangkan perangkat yang bersifat
preemtif, preventif, dan proaktif dalam upaya pencegahan
penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
f. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab
lingkungan hidup;
g. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang
lingkungan hidup;
h. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya
kepada masyarakat;

15

i. Memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa


di bidang lingkungan hidup.
Pasal 11
1. Pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat nasional dilaksanakan
secara terpadu oleh perangkat kelembagaan yang dikoordinasi oleh
Menteri.
2. Ketentuan mengenai tugas, fungsi, wewenang dan susunan
organisasi serta tata kerja kelembagaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 12
1. Untuk mewujudkan keterpaduan dan keserasian pelaksanaan
kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup,
Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat:
a. melimpahkan wewenang tertentu pengelolaan lingkungan
hidup kepada perangkat di wilayah;
b. mengikutsertakan peran Pemerintah Daerah untuk membantu
Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan
hidup di daerah.
2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan perundang-undangan.
BAB V
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha
dan/atau kegiatan dilarang melanggar mutu dan kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.

16

2. Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan


penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan daya
dukungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 15
1. Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
2. Ketentuan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup, sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), serta tata cara
penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan
hidup ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 16
1. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan
pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan.
2. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat menyerahkan pengelolaan limbah tersebut
kepada pihak lain.
3. Ketentuan pelaksanaan pasal ini diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 17
1. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.

17

2. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi: menghasilkan,


mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/atau
membuang.
3. Ketentuan mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
PERSYARATAN PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP
Bagian Pertama
Perizinan
Pasal 18
1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup untuk memperoleh izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan.
2. Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan
persyarakat dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian
dampak lingkungan hidup.
Pasal 19
1. Dalam menerbitkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib
diperhatikan:
a. Rencana tata ruang;
b. Pendapat masyarakat;

18

c. Pertimbangan dan rekomendasi pejabat yang berwenang yang


berkaitan dengan usaha dan/atau kegiatan tersebut.
2. Keputusan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib
diumumkan.
Pasal 20
1. Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan
pembuangan limbah ke media lingkungan hidup.
2. Setiap orang dilarang membuang limbah yang berasal dari luar
wilayah Indonesia ke media lingkungan hidup Indonesia.
3. Kewenangan menerbitkan atau menolak permohonan izin
sebagaimana dimaksud ayat (1) berada pada Menteri.
4. Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan di lokasi
pembuangan yang ditetapkan oleh Menteri.
5. Ketentuan pelaksanaan pasal ini diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
Setiap orang dilarang melakukan impor limbah bahan berbahaya dan
beracun.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 22
1. Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang
lingkungan hidup.

19

2. Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), Menteri dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan
pengawasan.
3. Dalam hal wewenang pengawasan diserahkakn kepada Pemerintah
Daerah, Kepala Daerah menetapkan pejabat yang berwenang
melakukan pengawasan
Pasal 23
Pengendalian dampak lingkungan hidup sebagai alat pengawasan
dilakukan oleh suatu lembaga yang dibentuk khusus untuk itu oleh
Pemerintah.
Pasal 24
1. Untuk melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 22 berwenang melakukan pemantauan, meminta
keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat
catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil
contoh, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi dan/atau alat
transportasi, serta meminta keterangan dari pihak yang
bertanggung jawab atas usaha dan/atau kegiatan.
2. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dimintai
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memenuhi
permintaan petugas pengawas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Setiap pengawas wajib memperlihatkan surat tugas dan/atau tanda
pengenal serta wajib memperhatikan situasi dan kondisi tempat
pengawasan tersebut.
Bagian Ketiga
Sanksi Administrasi
Pasal 25

20

1. Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I berwenang melakukan paksaan


pemerintahan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran, serta
menanggulangi akibat yang ditimbulkan oleh suatu pelanggaran,
melakukan tindakan penyelamatan, penanggulangan, dan/atau
pemulihan atas beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan, kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-undang.
2. Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diserahkan
kepada Bupati/ Walikotamadya/ Kepala Daerah Tingkat II dengan
Peraturan Daerah Tingkat I.
3. Pihak ketiga yang berkepentingan berhak mengajukan permohonan
kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan paksaan
pemerintahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
4. Paksaan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), didahului dengan surat perintah dari pejabat yang
berwenang.
5. Tindakan penyelamatan, penanggulangan dan/atau pemulihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diganti dengan
pembayaran sejumlah uang tertentu.
Pasal 26
1. Tata cara penetapan beban biaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) dan ayat (5) serta penagihannya ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.
2. Dalam hal peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum dibentuk, pelaksanaannya menggunakan
upaya hukum menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 27

21

1. Pelanggaran tertentu dapat dijatuhi sangsi berupa pencabutan izin


usaha dan/atau kegiatan.
2. Kepala Daerah dapat mengajukan usul untuk mencabut izin usaha
dan/atau kegiatan kepada pejabat yang berwenang.
3. Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan kepada
pejabat yang berwenang untuk mencabut izin usaha dan/atau
kegiatan karena merugikan kepentingannya.
Bagian Keempat
Audit Lingkungan Hidup
Pasal 28
Dalam rangka peningkatan kinerja usaha dan/atau kegiatan, Pemerintah
mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan
audit lingkungan hidup.
Pasal 29
1. Menteri berwenang memerintahkan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup apabila
yang bersangkutan menunjukkan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang ini.
2. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diperintahkan
untuk melakukan audit lingkungan hidup wajib melaksanakan
perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak
melaksanakan perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri dapat melaksanakan atau menugaskan pihak ketiga untuk
melaksanakan audit lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), atas beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan.

22

4. Jumlah beban biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


ditetapkan oleh Menteri.
5. Menteri mengumumkan hasil audit lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
BAB VII
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP
Bagian Pertama
Umum
Pasal 30
1. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui
pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan secara
sukarela para pihak yang bersengketa.
2. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan
hidup sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
3. Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup
di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat
ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh
salah satu atau para pihak yang bersengketa.
Bagian Kedua
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan
Pasal 31
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan
besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu guna menjamin
tidak akan terjadinya atau terulangnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
Pasal 32

23

Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan


sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 dapat digunakan jasa pihak
ketiga, baik yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan
maupun yang memiliki kewenangan mengambil keputusan, untuk
membantu menyelesaikan sengketa lingkungan hidup.
Pasal 33
1. Pemerintah dan/atau masyarakat dapat membentuk lembaga
penyedia jasa pelayanan penyelesaian sengketa lingkungan hidup
yang bersifat bebas dan tidak berpihak.
2. Ketentuan mengenai penyedia jasa pelayanan penyelesaian
sengketa lingkungan hidup diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Ketiga
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui Pengadilan
Paragraf 1
Ganti Rugi
Pasal 34
1. Setiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada
orang lain atau lingkungan hidup, mewajibkan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan untuk membayar ganti rugi dan/atau
melakukan tindakan tertentu.
2. Selain pembebanan untuk melakukan tindakan tertentu
sebagaimana pada ayat (1), hakim dapat menetapkan pembayaran
uang paksa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian tindakan
tertentu tersebut.
Paragraf 2
Tanggung Jawab Mutlak

24

Pasal 35
1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang usaha dan
kegiatannya menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, yang menggunakan bahan berbahaya dan
beracun, dan/atau menghasilkan limbah bahan berbahaya dan
beracun, bertanggung jawab secara mutlak atas kerugian yang
ditimbulkan, dengan kewajiban membayar ganti rugi secara
langsung dan seketika pada saat terjadinya pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.
2. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dapat dibebaskan dari
kewajiban membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) jika yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup disebabkan salah satu alasan
di bawah ini:
a. Adanya bencana alam atau peperangan; atau
b. Adanya keadaan terpaksa di luar kemampuan manusia; atau
c. Adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
3. Dalam hal terjadi kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, pihak ketiga
bertanggung jawab membayar ganti rugi.
Paragraf 3
Daluwarsa untuk Pengajuan Gugatan
Pasal 36
1. Tenggang daluwarsa hak untuk mengajukan gugatan ke pengadilan
mengikuti tenggang waktu sebagaimana diatur dalam ketentuan
Hukum Acara Perdata yang berlaku, dan dihitung sejak saat korban

25

mengetahui adanya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan


hidup.
2. Ketentuan mengenai tenggang daluwarsa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku terhadap pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh usaha dan/atau
kegiatan yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun
dan/atau menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Paragraf 4
Hak Masyarakat dan Organisasi Lingkungan Hidup Untuk
Mengajukan Gugatan
Pasal 37
1. Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan
dan/atau melaporkan ke penegak hukum mengenai berbagai
masalah lingkungan hidup yang merugikan perikehidupan
masyarakat.
2. Jika diketahui bahwa masyarakat menderita karena akibat
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup sedemikian rupa
sehingga mempengaruhi perikehidupan pokok masyarakat, maka
instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang lingkungan
hidup dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat.
3. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 38
1. Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan lingkungan
hidup sesuai dengan pola kemitraan, organisasi lingkungan hidup
berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.

26

2. Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


terbatas pada tuntutan untuk hak melakukan tindakan tertentu
tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran
riil.
3. Organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi
persyaratan:
a. Berbentuk badan hukum atau yayasan;
b. Dalam anggaran dasar organisasi lingkungan hidup yang
bersangkutan menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan
didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan hidup;
c. Telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran
dasarnya.
Pasal 39
Tata cara pengajuan gugatan dalam masalah lingkungan hidup oleh
orang, masyarakat, dan/atau organisasi lingkungan hidup mengacu pada
Hukum Acara Perdata yang berlaku.
BAB VIII
PENYIDIKAN
Pasal 40
1. Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan instansi
pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pengelolaan lingkungan hidup, diberi wewenang khusus sebagai
penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum
Acara Pidana yang berlaku.

27

2. Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau
keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
lingkungan hidup;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum
yang diduga melakukan tindak pidana di bidang lingkungan
hidup;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan
hukum sehubungan dengan peristiwa tindak pidana di bidang
lingkungan hidup;
d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
lingkungan hidup;
e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga
terdapat bahan bukti, pembukuan, catatan, dan dokumen lain
serta melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil
pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak
pidana di bidang lingkungan hidup;
f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang lingkungan hidup.
3. Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil
penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia.
4. Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

28

5. Penyidik tindak pidana lingkungan hidup di perairan lndonesia dan


Zona Ekonomi Eksklusif dilakukan oleh penyidik menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 41
1. Barangsiapa yang secara melawan hukum dengan sengaja
melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah).
Pasal 42
1. Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup,
diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah).
Pasal 43
1. Barangsiapa yang dengan melanggar ketentuan perundangundangan yang berlaku, sengaja melepaskan atau membuang zat,

29

energi, dan/atau komponen lain yang berbahaya atau beracun


masuk di atas atau ke dalam tanah, ke dalam udara atau ke dalam
air permukaan, melakukan impor, ekspor, memperdagangkan,
mengangkut, menyimpan bahan tersebut, menjalankan instalasi
yang berbahaya, padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk
menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Diancam dengan pidana yang sama dengan pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), barang siapa yang dengan sengaja
memberikan informasi palsu atau menghilangkan atau
menyembunyikan atau merusak informasi yang diperlukan dalam
kaitannya dengan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa
perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum
atau nyawa orang lain.
3. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana
diancam dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan
denda paling banyak Rp. 450.000.000,00 (empat ratus lima puluh
juta rupiah).
Pasal 44
1. Barang siapa yang dengan melanggar ketentuan perundangundangan yang berlaku, karena kealpaannya melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, diancam dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

30

2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah).
Pasal 45
Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini dilakukan oleh
atau atas nama suatu badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan
atau organisasi lain, ancaman pidana denda diperberat dengan
sepertiganya.
Pasal 46
1. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini dilakukan
oleh atau atas nama badan hukum, perseroan, perserikatan,
yayasan atau organisasi lain, tuntutan pidana dilakukan dan sanksi
pidana serta tindakan tata tertib sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 dijatuhkan baik terhadap badan hukum, perseroan,
perserikatan, yayasan atau organisasi lain tersebut maupun
terhadap mereka yang memberi perintah untuk melakukan tindak
pidana tersebut atau yang bertindak sebagai pemimpin dalam
perbuatan itu atau terhadap kedua-duanya.
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini, dilakukan
oleh atau atas nama badan hukum, perseroan, perserikatan,
yayasan atau organisasi lain, dan dilakukan oleh orang-orang, baik
berdasarkan hubungan kerja maupun berdasar hubungan lain, yang
bertindak dalam lingkungan badan hukum, perseroan, perserikatan,
yayasan atau organisasi lain, tuntutan pidana dilakukan dan sanksi
pidana dijatuhkan terhadap mereka yang memberi perintah atau
yang bertindak sebagai pemimpin tanpa mengingat apakah orangorang tersebut, baik berdasa hubungan kerja maupun berdasar
hubungan lain, melakukan tindak pidana secara sendiri atau
bersama-sama.

31

3. Jika tuntutan dilakukan terhadap badan hukum, perseroan,


perserikatan, yayasan atau organisasi lain, panggilan untuk
menghadap dan penyerahan surat-surat panggilan itu ditujukan
kepada pengurus di tempat tinggal mereka, atau di tempat
pengurus melakukan pekerjaan yang tetap.
4. Jika tuntutan dilakukan terhadap badan hukum, perseroan,
perserikatan, yayasan atau organisasi lain, yang pada saat
penuntutan diwakili oleh bukan pengurus, hakim dapat
memerintahkan supaya pengurus menghadap sendiri di pengadilan.
Pasal 47
Selain ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undangundang Hukum Pidana dan Undang-undang ini, terhadap pelaku tindak
pidana lingkungan hidup dapat pula dikenakan tindakan tata tertib
berupa:
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; dan
atau
b. Penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan; dan/atau
c. Perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau
d. Mewajibkan mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
e. Meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
f. Menempatkan perusahaan di bawah pengampunan paling lama 3
(tiga) tahun
Pasal 48
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini adalah kejahatan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

32

Pasal 49
1. Selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak diundangkannya Undangundang ini setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin,
wajib menyesuaikan menurut persyaratan berdasarkan Undangundang ini.
2. Sejak diundangkannya Undang-undang ini dilarang menerbitkan izin
usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan limbah bahan
berbahaya dan beracun yang diimpor.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Pada saat berlakunya Undang-undang ini semua peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang
telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum
diganti berdasarkan Undang-undang ini.
Pasal 51
Dengan berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
LingkunganHidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3215) dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 52
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
2.3 Pengaruh Aspek-aspek Ketahanan Nasional terhadap
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

33

Menurut kamus besar bahasa indonesia pengaruh di definisikan


sebagai [n] daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang: besar
sekali orang tua terhadap watak anaknya. Sedangkan aspek menurut
kamus besar bahasa Indonesia di definisikan sebagai [n] (1) tanda: linguis
dapat mencatat dengan baik ucapan-ucapan yang mempunyai fonemis;
(2) sudut pandangan: mempertimbangkan sesuatu hendaknya dari
berbagai ; (3) pemunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah,
situasi, dsb sebagi pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang
tertentu; (4) Lingkungan kategori gramatikal verba yang menunjukkan
lama dan jenis perbuatan. Dari definisi di atas dapat di sebut juga daya
yang timbul dari berbagai pertimbangan ketahanan nasional terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara.

PENGARUH ASPEK IDEOLOGI


Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan
ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang
dicita-citakan oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada
rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin
segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber
dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem
falsafah itu sendiri
1.IDEOLOGI DUNIA
1. Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun
atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial).
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak
lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa
terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan

34

pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas


Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski.
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai
dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus
mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang
dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan
berlanjut
2. IDEOLOGI PANCASILA
Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti
kekuasaan (pemerintahan) atau kebijaksanaan. Politik di Indonesia:
1. Dalam Negeri
Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila
dan UUD 45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam satu sistem yang unsur-unsurnya :
1.Struktur Politik
2.Proses Politik
3.Budaya Politik
4.Komunikasi Politik
PENGARUH ASPEK POLITIK
Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi
barang-barang jasa
Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu
maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan

35

bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.


PENGARUH ASPEK EKONOMI
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap
warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam
menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan
bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan
monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem
perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian
kerakyatan.
Perekonomian Indonesia dalam Pasal 33 UUD 45
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat
yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan,
solidaritas yang merupakan unsur pemersatu
Budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan
manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasangagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak
kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia,
lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA
Pertahanan Keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya
upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan
negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan
menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional
termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional
secara terintegrasi dan terkoordinasi.
PENGARUH ASPEK HANKAM
Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan yaitu :
1.Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui
penyelenggaraan SISKAMNAS (Sistem Keamanan Nasional).
2.Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta

36

kemerdekaan dan kedaulatan.


3.Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin
perdamaian dan stabilitas keamanan.
4.Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.
5.Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.
6. Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan
diselenggarakan oleh manusia- manusia yang berbudi luhur, arif,
bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang, dan damai.
7. TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta
Marga.
8. POLRI sebagai kekuatan inti KAMPTIBMAS berpedoman pada Tri Brata
dan Catur Prasetya.
Pengertian Politik dan Strategi Nasioanal
Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistaia, Polis
berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri
(negara), sedangkan taia berarti urusan. Dari segi kepentingan
penggunaan, kata politik mempunyai arti yang berbeda-beda. Untuk lebih
memberikan pengertian arti politik disampaikan beberapa arti politik dari
segi kepentingan penggunaan, yaitu :
a. Dalam arti kepentingan umum (politics)
Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk
kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat
maupun di Daerah, lazim disebut Politik (Politics) yang artinya adalah
suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang
kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita
gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan.
b. Dalam arti kebijaksanaan (Policy)
Politik adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang
yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, citacita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki. Dalam arti

37

kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya :


- proses pertimbangan
- menjamin terlaksananya suatu usaha
- pencapaian cita-cita/keinginan
Jadi politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu
mengenai suatu masalah dari masyarakat atau negara.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan :
a. Negara adalah suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Dapat dikatakan negara
merupakan bentuk masyarakat dan organisasi politik yang paling utama
dalam suatu wilayah yang berdaulat.
b. Kekuasaan
Adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Yang
perlu diperhatikan dalam kekuasaan adalah bagaimana cara memperoleh
kekuasaan, bagaimana cara mempertahankan kekuasaan dan bagaimana
kekuasaan itu dijalankan.
c. Pengambilan keputusan
Politik adalah pengambilan keputusan melaui sarana umum, keputusan
yang diambil menyangkut sektor public dari suatu negara. Yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan politik adalah siapa
pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat.
d. Kebijakan umum
Adalah suatu kumpulan keputusan yang diambill oleh seseorang atau
kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
e. Distribusi
Adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam
masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting, nilai harus
dibagi secara adil. Politik membicarakan

38

bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.


Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya the art of
the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan. Karl von Clausewitz berpendapat bahwa strategi adalah
pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan
peperangan, sedangkan perang adalah kelanjutan dari politik.
Dalam abad modern dan globalisasi, penggunaan kata strategi tidak
lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan,
tetapi sudah digunakan secara luas termasuk dalam ilmu ekonomi
maupun olah raga. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk
mendapatkan kemenangan atau pencaipan suatu tujuan. Politik nasional
adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan
tujuan nasional. Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik
nasional. Strategi nasional disusun untuk melaksanakan politik nasional,
misalnya strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

39

BAB III
PEMBAHASAN
2.1

Hakikat Lingkungan Hidup


Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-Undang No. 23 tahun

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lingkungan hidup adalah


suatu ekosistem yang terdiri atas berbagai subsistem yang mempunyai
aspek sosial, budaya, ekonomi dan geografi dengan corak ragam yang
berbeda mengakibatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup berlainan.
3.2 Pengaruh Perubahan Lingkungan Terhadap Ketahanan Nasional
Dampak terhadap Indonesia adalah stabilitas politik. Akan terjadi
peningkatan resiko usaha dan aktivitas ekonomi. lnfrastrukutur akan
terganggu pula. Biaya mitigasi akan meningkat seiring dengan ketajaman
target mitigasi. Rata-rata pertumbuhan GDP global akan berkurang. Hal ini
akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional Indonesia. Visi kehidupan
sosial masa depan, terdapat 2 skenario. Skenario a) lebih berorientasi di
bidang industri, skenario b) lebih berorientasi di lingkungan hidup.
Masalah nyata mengenai lingkungan hidup di Indonesia saat ini
antara penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari
limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan
(Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap
dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat
dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar,
perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran
terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara-negara
maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan
lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; dan hujan asam yang merupakan
akibat dari polusi udara.

40

Kestabilan kondisi lingkungan hidup merupakan salah satu alat


untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Lancarnya
pembangunan nasional akan berpengaruh pada baiknya ketahanan
nasional. Dalam era globalisasi dan pengalaman buruk yang terjadi,
seperti efek rumah kaca akibat pembakaran yang melepaskan karbon
dioksida, menipisnya lapisan ozon akibat gas CFC (clorofluorocarbon)
yang terlepas ke udara, terlepasnya logam berat pada penambangan
emas, dan ion-ion, menyebabkan kita harus lebih sadar akan resiko yang
membahayakan kelangsungan kehidupan di bumi ini. Lebih-lebih lagi,
kecepatan berlangsungnya perubahan dalam penggunaan sumber daya.
Meninggalkan sedikit waktu untuk mengantisipasi dan mencegah dampak
yang tidak diharapkan.
Perubahan lingkungansecara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi ketahanan nasional. Jika ketahanan nasional goyah,
maka akan berdampak pada setiap aspek dalam suatu negara.
Dampaknya akan dijelaskan sebagai berikut.
(a) Dampak secara langsung
Dampak secara langsung dari perubahan lingkungan yang cukup
ekstrim di Indonesia memang sulit untuk dideteksi, karena kebanyakan
perubahan lingkungan akan mempengaruhi aspek lain dahulu baru
kemudian menyerang ketahanan nasional. Tetapi di sini, kami akan
menggambarkan secara umum pengaruh langsung tersebut.
Munculnya Indonesia dalam daftar peringkat-peringkat buruk
penyumbang karbondioksida akibat kebakaran hutan, polutan emisi
kendaraan bermotor, penurunan jumlah plasma nutfah, perburuan flora
dan fauna langkatelah menggoyahkan ketahanan nasional Indonesia
yang dahulu hutan-hujan-tropis-nya merupakan bagian dari paru-paru
dunia dan salah satu tempat konservasi alamikarena memiliki banyak
flora dan fauna langka.
Hal tersebut memengaruhi pandangan negara lain terhadap
Indonesia, terutama terhadap ke-solid-an negara Indonesia. Bangsa lain
kebanyakan menyerang kualitas sumber daya manusia Indonesia yang
dianggap tidak lihai dalam mengelola lingkungannya. Identitas dan

41

integritas jaya Indonesia terdahulu telah tergoyahkan. Untuk itu perlu


dikembangkannya metode-metode jitu yang diharapkan mampu
memupuk ketahanan nasional Indonesia, tidak hanya oleh pemerintah,
tetapi bersama-sama masyarakat.
(b) Dampak secara tidak langsung

42

Pada bagian dampak ini akan terlihat lebih nyata karena pengaruh
perubahan lingkungan dilewatkan pada suatu aspek tertentu. Aspekaspek tersebut adalah aspek ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.
Melalui keempat aspek tersebut, lingkungan akan mempengaruhi
kestabilan ketahanan nasional. Kalau diringkas atau digambar adalah
sebagai berikut: LINGKUNGAN -> EKONOMI, SOSIAL, POLITIK,
KEBUDAYAAN -> KETAHANAN NASIONAL.Dalam alur ini tidak sematamata begitu saja, karena semuanya saling berkaitan. Salah satu aspek
dapat berpengaruh dengan mendahului yang lain. Jadi alur tersebut bukan
merupakan patokan utama.
Dalam bidang ekonomi, perubahan lingkungan berpengaruh besar.
Kondisi lingkungan saat ini sangatlah memengaruhi tingkat ekonomi kita.
Sumber daya alam yang kian menipis karena eksploitasi berlebihan akan
mengurangi pendapatan negara dari berbagai sektor, contohnya migas.
Sumber daya migas di Indonesia cukup meruah, tetapi sebagian besar
kebutuhan migas-siap-pakai dalam negeri dipasok dari impor. Tidak lain
dalam sektor pertanian, kita belum bisa untuk berswasembada beras.
Juga lebih dari 50% kebutuhan kedelai kita dipasok dari luar negeri.
Pengaruh pemanasan global juga tidak jenuh, mengingat Indonesia juga
pemasok karbondioksida untuk bolong-nya ozon.
Dalam bidang sosial, masyarakat tentunya merasakan. Perubahan
lingkungan yang ekstrim akan mengubah perilaku masyarakat. Perubahan
perilaku tersebut dapat berupa pola dan jenis makanan, pakaian, style;
yang kesemuanya akan memengaruhi identitas bangsa kita. Di mana
identitas merupakan salah satu unsur dari ketahanan nasional.
Dalam bidang politik, dampak perubahan lingkungan di Indonesia
seharusnya memicu para atasan untuk tetap bersih dalam menjalankan
tugasnya. Hal ini dikarenakan dari segi ekonomi seharusnya kita bisa
berhemat dalam segala bidang.
Dalam bidang budaya, perubahan lingkungan memengaruhi, karena
masyarakat Indonesia telah memakai budaya pop yang muncul dari
berbagai negeri asing. Dari dampak sosial tadi merambat ke dalam aspek
budaya ini. Lagi-lagi, kita mengorbankan jati diri negeri ini untuk

43

mengikuti perubahan zaman yang juga bertitik pada perubahan


lingkungan.
Dari beberapa contoh nyata di atas, mengenai penyokong rapuhnya
ketahanan nasional Indonesia, kebanyakan menyerang identitas,
integritas, dan ketangguhan bangsa kita. Jika kita tidak pandai-pandai
menyiasati dan merencanakan strategi, ketahanan nasional akan semakin
tergoyahkan. Peningkatan mutu dalam pengelolaan berbagai sektor
sangatlah diperlukan agar ketahanan nasional tetap terjaga. Hal ini
tentunya merupakan tanggung jawab kita bersama.
3.3 Solusi Untuk Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan
Terhadap Ketahanan Nasional
Permasalahan lingkungan hidup mulai mendapatkan perhatian yang
sangat serius dari dunia internasional sejak tahun 1970-an, yaitu setelah
diadakannya Konferensi PBB (Konferensi Stockholm) tentang lingkungan
hidup di Stockholm, Swedia tahun 1972 yang tanggal pembukaannya (5
Juni) dijadikan sebagai Hari Lingkungan Hidup se Dunia. Salah satu
resolusi yang dihasilkan dalam konferensi tersebut adalah didirikannya
badan khusus yang bertugas menangani permasalahan lingkugan hidup,
yaitu United Nation Environmental Programme (UNEP) yang markasnya
ada di Nairobi, Kenya.
Indonesia termasuk dalam perjanjian-perjanjian: Biodiversitas,
Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah
Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan
Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran
basah, Perubahan IklimProtokol Kyoto (UU 17/2004), dan Perlindungan
Kehidupan Laut (1958) dengan UU 19/1961. Berbagai macam usaha di
atas diikuti Indonesia untuk ikut serta dalam menyelamatkan bumi.
Indonesia juga berperan penting dalam United Nations Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC) atau Konferensi Perubahan Iklim
PBB 2007 yang diselenggarakan di Bali International Convention Center
(BICC), Hotel The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Indonesia mulai tanggal 3
Desember sampai 14 Desember 2007 untuk membahas dampak
pemanasan global. Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan untuk

44

mendiskusikan persiapan negara-negara di dunia untuk mengurangi efek


gas rumah kaca setelah Protokol Kyoto kadaluarsa pada tahun 2012.
Konferensi yang diadakan oleh badan PBB ini merupakan kali ke-13 dan
diikuti oleh sekitar sembilan ribu peserta dari 186 negara. Selain itu ada
sekitar tiga ratus LSM internasional yang terlibat.
Pada dasarnya perilaku-perilaku sesederhana apapun dapat
membantu kita menyelamatkan bumi ini. Misalnya dengan membuang
sampah peda tempatnya, hemat energi listrik, penggunan air secukupnya,
dan yang lainnya. Di dunia telah bermunculan organisasi-organisasi
penyelamat lingkungan semisal Greenpeace, Save Our Earth, dan
sebagainya. Sedangkan di Indonesia adalah Wahana.
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Pengaruh organisasi tersebut cukup eksis dan
berhasil mennyugesti masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Aksi dunia terakhir
adalah Earth Hour, yaitu berupa pemadaman lampu secara serentak di seluruh dunia yang
dilaksanakan pada 28 Maret 2009 mulai pukul 20.30 WIB sampai 21.30 WIB.
Dengan mengikuti berbagai kegiatan pro-lingkungan area dunia
tersebut, diharapkan Indonesia dapat mempertebal ketahanan
nasionalnya. Dengan tampil di mata dunia dan mencetuskan resolusi
berkualitas, tentunya akan membawa dampak baik bagi ketahanan
nasional Indonesia.
Terjaminnya ketahanan nasional berkaitan dengan stabilitas
nasional. Stabilitas nasional menggambarkan suatu kondisi
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang aman dan tertib. Keadaan
stabilitas nasional dapat dilihat pada keberhasilan yang dicapai dalam
bidang pembangunan, seperti sosial, ekonomi, dan politik. Tanpa adanya
stabilitas nasional yang mantap, tidak mungkin suatu pembangunan
berjalan dengan lancar. Lingkungan alam Indonesia yang kental bisa
menjadikan salah satu rangkaian pembangunan nasional melalui sektor
pertanian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan rakyat yang sebagian besar hidup di desa yang basis
ekonominya adalah pertanian.
Lingkungan yang terdominasi oleh lingkungan alam dan lingkungan
sosial tidak akan lepas dari perubahan atau dinamika yang terjadi dalam

45

kurun waktu tertentu. Perubahan lingkungan juga berpengaruh terhadap


ketahanan nasional. Fenomena perubahan lingkungan terhadap
ketahanan nasional nampak ketika dampak yang ditimbulkan sudah
terlihat dan dirasakan oleh masyarakat luas.
Dalam bidang sosial, perubahan lingkungan sosial menuju
modernisasi mempengaruhi kehidupan masyarakat baik di pedesaan atau
perkotaan. Kemajuan daerah perkotaan menarik masyarakat pedesaan
untuk melakukan urbanisasi, sehingga muncul kelas-kelas sosial
masyarakat seperti jenis pekerjaan, pola konsumsi, mode pakaian, tempat
tinggal, dan sebagainya. Kaitannya dengan ketahanan sosial, jika terus
menerus muncul kelas sosial maka akan berdampak pada rapuhnya
persaudaraan dari masing-masing pribadi yang ujungnya mempengaruhi
ketahanan sosial negara ini. Solusi terbaik yang bisa diambil saat ini adalah
memperbaharui sistem perekonomian dan akhlak pemimpin sebab masyarakat adanya kelas
sosial terjadi akibat masyarakat kurang sejahtera. Sistem politik juga perlu di-refresh agar
dalam mengelola lingkungan dan pembangunan kembali kelestarian lingkungan dapat
berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang baik. Dengan pengelolaan yang baik
diharapkan lingkungan dunia, khususnya lingkungan Indonesia akan lahir kembali. Baiknya
sistem akan memengaruhi perkembangan ketahanan nasional Indnesia.
(1) Munculnya kegiatan industrialisasi diperkotaan dan digalakkannya pembangunan
industri-indstri kecil dipedesaan dapat mempengaruhi struktur sosial masyarakat sehingga
muncul dua basis ekonomi rakyat, sektor indusrti dan sector agraris. Dua sektor ini apabila
tidak dipersatukan maka akan berdampak pada ketahanan nasional terutama pada bidang
ekonomi sehingga dimungkinkan masing-masing pihak lebih memilih bekerja sama dengan
pihak asing dan secara tidak langsung asing bisa bebas keluar masuk negara kita. Hal tepat
yang bisa diambil adalah pemerintah harus cerdas memodifikasi kedua sektor mengingat
Negara kita memang agraris dan dengan industri dimaknai sebagai sarana peningkatan
kualitas agraris atau agraris yang diindustrikan (bersifat Industri).
Selain itu kita juga dapat melakukan:
a. Memberikan penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya
menjaga lingkungan hidup di bidang sosial, ekonomi dan budaya
terutama utuk daerah terpencil yang mata pencahariannya masih

46

tergantung dengan alam tanpa memikirkan dampaknya. Hal tersebut


juga harus melibatkan semua elemen termasuk pemerintah.
b. Melakukan pengenalan teknologi untuk mengolah lingkungan secara
arif dan menyeluruh.
c. Adanya penegakkan hukum yang tegas.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan kami pada Bab III, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
(1) Perubahan lingkungan menjadi berbedanya suatu kondisi lingkungan dari kondisi awal.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang mengarah pada dampak buruk ataupun yang

47

baik. Dampak perubahan lingkungan yang sangat mendasar diakibatkan oleh suatu kegiatan.
Perubahan mendasar ini meliputi tiga kelompok besar, yaitu:
(a) Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas rona
lingkungan awal secara nyata.
(b) Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan lain di
sekitarnya.
(c) Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata ruang (SDA) tidak
dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.
Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia, yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional berisikan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, baik dari luar maupun dalam negeri untuk menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ketahanan nasional mencakup tiga kualitas
utama:
(1) keulatan bangsa,
(2) ketangguhan bangsa, dan
(3) identitas dan integritas bangsa.
Ketiganya menyatu secara utuh dalam bentuk kondisi bangsa di
tengah perubahan lingkungan strategis. Oleh karena itu, kebijaksanaan
yang dilakukan harus mampu menumbuh kembangkan ketahanan
nasional dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Aspek-aspek kehidupan
tersebut bila diaplikasikan akan mewujudkan sikap-sikap kepemimpinan
nasional dalam penyelenggaraan kehidupan nasional dengan memiliki ciri
jati diri sebagai bangsa Indonesia.
(2) Perubahan lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah cukup ekstrim. Dapat dilihat dari
berubahnya pola iklim yang berupa perubahan musim dan cuaca, munculnya bencanabencana: banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, limbah- limbah (limbah industri, limbah
pariwisata, limbah rumah sakit) dan sebagainya.
Secara umum, salah satu cara untuk menghindari atau menanggulangi
dampak negatif dari perubahan lingkunganyang sekarang cukup ekstrim
adalah dengan cara pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, pengelolan sumber daya

48

alam berdasarkan prinsip mengurangi, dan pengelolaan sumber daya


alam berdasarkan prinsip daur ulang.
(3) Perubahan lingkungansecara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi ketahanan nasional. Jika ketahanan nasional goyah,
maka akan berdampak pada setiap aspek dalam suatu negara.
Dampaknya akan dijelaskan sebagai berikut.
(a) Dampak secara langsung
Dampak secara langsung dari perubahan lingkungan yang cukup
ekstrim di Indonesia memang sulit untuk dideteksi, karena kebanyakan
perubahan lingkungan akan mempengaruhi aspek lain dahulu baru
kemudian menyerang ketahanan nasional.
(b) Dampak secara tidak langsung
Pada bagian dampak ini akan terlihat lebih nyata karena pengaruh
perubahan lingkungan dilewatkan pada suatu aspek tertentu. Aspekaspek tersebut adalah aspek ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.
Melalui keempat aspek tersebut, lingkungan akan mempengaruhi
kestabilan ketahanan nasional. Kalau diringkas atau digambar adalah
sebagai berikut: LINGKUNGANEKONOMI, SOSIAL, POLITIK,
KEBUDAYAANKETAHANAN NASIONAL.
(4) Dengan mengikuti berbagai kegiatan pro-lingkungan area dunia,
diharapkan Indonesia dapat mempertebal ketahanan nasionalnya. Dengan
tampil di mata dunia dan mencetuskan resolusi berkualitas, tentunya akan
membawa dampak baik bagi ketahanan nasional Indonesia. Solusi terbaik
yang bisa diambil saat ini adalah memperbaharui sistem-sistem dalam
sektor-sektor strategis, seperti perekonomian dan akhlak pemimpin sebab
masyarakat adanya kelas sosial terjadi akibat masyarakat kurang
sejahtera.
Sistem politik juga perlu di-refresh agar dalam mengelola
lingkungan dan pembangunan kembali kelestarian lingkungan dapat
berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang baik. Dengan
pengelolaan yang baik diharapkan lingkungan dunia, khususnya
lingkungan Indonesia akan lahir kembali. Baiknya sistem akan
memengaruhi perkembangan ketahanan nasional Indnesia.

49

DAFTAR GAMBAR

50

DAFTAR PUSTAKA
http://dhanzgraphy.blogspot.com/2011/03/pengaruh-perubahanlingkungan-hidup.html diakses pada tanggal 03 Oktober 2013)
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_97.html (diakses pada tanggal 03
Oktober 2013)
http://rpgjhunphio.blogspot.com/2013/04/ketahanan-sosial.html (diakses
pada tanggal 03 Oktober 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi (diakses pada tanggal 07 Oktober
2013)
http://nababan.files.wordpress.com/2010/10/170.jpg (diakses pada
tanggal 07 Oktober 2013)
http://4.bp.blogspot.com/kFmHb8Er5EM/TwvDisjdQZI/AAAAAAAAAZw/S__V
KwopIFY/s1600/krisis+air.jpg (diakses pada tanggal 07 Oktober 2013)
http://satuharapan.com/uploads/pics/news_3246_1375285511.jpg
http://3.bp.blogspot.com/aUW8hgHJQU/ULSLX4PdkOI/AAAAAAAAABw/86W
PM94YkYo/s1600/imagesfgg.jpg (diakses pada tanggal 07 Oktober 2013)
http://download745.mediafire.com/1dmp8g6xfmpg/p3mxqf4f6fe7vo6/PKnII-02PENGARUH+PERUBAHAN+LINGKUNGAN+TERHADAP+KETAHANAN+NEGA
RA.pdf (diakses pada tanggal 07 Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai