LATAR BELAKANG
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala
bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak terlepas dari
penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam
tak terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan
kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain,
pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam. Pembangunan
yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola
sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan
hidup. 1. PENGERTIAN LINGKUNGAN Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.
Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan
sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi
lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-
teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai
jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam
benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. 2. LINGKUNGAN HIDUP Secara khusus, kita
sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala
Sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Adapun
berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda
dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan
hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: Unsur Hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh
tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-
teman atau sesama manusia. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan
budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem
nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. 3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti
tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi
kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di
muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan
berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain
BAB II PEMBAHASAN A. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Di dalam istilah sehari-hari,
pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering dikemukakan sebagai pembangunan
berkelanjutan. Adapun pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pengertian
pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan gambaran bahwa minimal terdapat
tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang
berkelanjutan yaitu: 1. Pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana; 2. Pembangunan
berkesinambungan sepanjang masa; dan 3. Peningkatan kualitas hidup generasi. Jika terdapat
pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, terdapat pula pengelolaan lingkungan hidup yang
kurang bijaksana. Kegiatan yang tidak bijaksana merupakan tindakan pengrusakan lingkungan.
Dengan demikian, pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana akan menimbulkan
perubahan secara langsung maupun tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayati lingkungan yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Bentuk-bentuk kegiatan yang tidak bijaksana, antara lain sebagai berikut: a) Berburu binatang yang
telah dilindungi oleh undang-undang dapat memusnahkan binatang langka. B) Menangkap ikan di
sungai, danau, maupun laut dengan menggunakan bahan peledak, listrik, atau racun akan
mematikan seluruh jenis ikan. C) Pembangunan rumah, permukiman, dan fasilitas sosial di daerah
sempadan sungai dan di daerah resapan air. D) Menebang kayu di hutan lindung secara sewenang-
wenang mengakibat kan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul akan memperbesar peluang
terjadinya erosi, kekeringan, dan tanah tandus. E) Melakukan sistem ladang berpindah. F)
Membuang limbah rumah tangga maupun industri secara sembarangan.
Kemajuan tingkat pembangunan pada setiap sektor kehidupan masyarakat dewasa ini membawa
implikasi terhadap adanya perilaku manusia yang memiliki wawasan terhadap pelestarian
lingkungan hidup sebagai habitat bagi akumulasi dan interaksi berbagai komponen biotik dan
abiotik. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya
pembangunan berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam Indonesia dapat diwariskan pada
generasi yang akan datang. Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang
bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko
terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat
negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya
selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan. Pembangunan yang
berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber
daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan
hidup. Komponen-Komponen Lingkungan Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting,
adalah a) Biologi, mencakup sub-komponen: Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa) Jenis flora
fauna perairan (plankton & bentos) b) Geofisik, mencakup sub-komponen: Iklim Fisiografi Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen: Kualitas udara Kualitas air Sosial Budaya dan Kemasyarakatan,
dijabarkan: Demografi industri dan kependudukan Sosial ekonomi Sosial budaya Pembangunan kita
sangat perlu diperhatikan dan banyak yang perlu diatasi termasuk masalah lingkungan, namum
pengalaman menunjukan, pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh
tentang dampak negatif pembangunan antara lain :
Pembangunan pengembangan sumber daya air yang telah menimbilkan banyak masalah kesehatan.
Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah menciptakan habitat baru atau
memperbaiki habitat baru yang ada bagi berbagai sektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk
yang menjadi sektor penyakit malaria, demam berdarah, encephalis, filariasis, lalat yang menjadi
sektor penyakit tidur dan buta sungai, serta siput yang menjadi vektor bilharziasis. B) Pencemaran
udara oleh banyak mobil yang terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan
Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk Jakarta saja pencemaran udara telah banyak
menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan sebesar US$ 625
juta. C) Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Kerusakan tata
guna lahan dan tata air di daerah Puncak dan Lembang adalah contoh lain. Karena kerusakan tata
guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan di
Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam musim hujan. Dengan adanya dampak negatif
tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan
pembangunan, karena tanpa pembangunan kita pasti ambruk. Di pihak lain kita harus
memperhitungkan dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecilkecilnya.
Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai
pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Dengan
pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan dapat berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhannya sekarang
tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan
terus menerus karena tidak ada habisnya sumber daya yang menjadi modal pembangunan. Modal
itu sebagian berupa modal buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasaran
pembangunan. Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan
pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan. Tegusurnya permukiman rakyat kecil
oleh pembangunan dan hilangnya hak adat dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang mereka
tidak dapat banyak menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya
kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang makin meningkat sehingga perlu kita
waspadai dalam proses pembangunan. Kesenjangan yang makin meningkat antara kelompok
masyarakat yang satu dengan kelompok yang lainnya akan meningkatkan kecemburuan dan
keresahan sosial sehingga gejolak sosial dengan mudah dapat tersulut, bahkan dapat meledak. B.
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu: 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam Berbagai bentuk bencana alam
yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan
hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporakporandakan bumi Serambi Mekah dan Nias,
serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh
fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi. 2. Kerusakan Lingkungan
Hidup karena Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar
dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk
kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan
yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada
kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). B.
Perburuan liar. C. Merusak hutan bakau. D. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. E.
Pembuangan sampah di sembarang tempat. F. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). G.
Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas. 1. Dampak pembangunan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan kemajuan dan
perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Hakekat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan
jangka panjangnya dititik beratkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan sasaran utama
mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok
rakyat. Dengan demikian sasaran pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri. Dimana pembangunan di
sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat banyak memiliki dampak baik positif maupun
negative
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang
terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia
(lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima
kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Akibat yang dialami
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga
air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca
telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca
tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. 3. Hujan asam Hujan asam adalah suatu
masalah lingkungan yang serius yang benar-benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah
umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam
pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris
(Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam.
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat
menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan
biotik, namun juga pada lingkungan abiotik,. 4. Pencemaran air Pencemaran air adalah suatu
perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air
juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan
manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata. Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya banjir, Erosi,
Kekurangan sumber air, Dapat membuat sumber penyakit, Tanah Longsor, Dapat merusak Ekosistem
sungai.
Angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan
jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya
karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer. C. Pelestarian hutan Eksploitasi hutan yang terus
menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali,
menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun
bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan
cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: 1) Reboisasi atau penanaman
kembali hutan yang gundul. 2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. 3)
Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. 4) Menerapkan sistem tebang tanam
dalam kegiatan penebangan hutan. 5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan. D. Pelestarian laut dan pantai Seperti halnya hutan, laut
juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan
karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau,
merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya
abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai
yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan
laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: a) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam
kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. B) Melarang pengambilan batu karang yang ada di
sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. C)
Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. D) Melarang
pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. E. Pelestarian flora dan fauna Kehidupan di bumi
merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya.
Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam
kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan
fauna
Di antaranya adalah: a) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa. B) Melarang kegiatan
perburuan liar. C) Menggalakkan kegiatan penghijauan. Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) adalah: a) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman
Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan danBAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber
daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan
kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Tujuan pembangunan berkelanjutan yang
bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup
sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anakanaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang
diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,
dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini
diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber
daya yang diperlukan. Aktivitas pembangunan secara umum dapat menimbulkan dampak pada
lingkungan. Dampak ini bisa positif atau pun negatif. Dampak positif akan menguntungkan
pembangunan nasional, sementara dampak negatif menimbulkan resiko bagi lingkungan. Dampak
negatif tersebut dapat dikategorikan menjadi fisik dan non-fisik termasuk sosio-ekonomi.
Manajemen lingkungan yang terpadu terhadap penanggulangan dampak lingkungan dari aktivitas
pembangunan merupakan upaya untuk mencegah dan atau mengurangi dampak negatif yang
timbul. Di masa datang diharapkan tumbuhnya kesadaran dari setiap individu terhadap lingkungan
dalam melaksanakan aktivitas pembangunan, sehingga lingkungan atau sumber daya dapat
dimanfaatkan dan dijaga dengan sebaik-baiknya bagi kemakmuran umat manusia. Upaya
Pemantauan Lingkungan. B) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. C) Keputusan KLH
No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL). D) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. E) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang
Berhubungan Dengan Baku Mutu Lingkungan (BML)