Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala
bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan
pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan tekhnologi. Dalam pola
pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya
manusia, agar dapat terus-menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah perubahan positif
sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat
bergantung padanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan
proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan
penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia
usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat
baik secara spiritual maupun material.

Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang merata. Pembangunan bukan hanya
berarti penekanan pada akselerasi dan peningkatan pendapatan perkapita sebagai indeks
dari pembangunan saja, akan tetapi pembangunan merupakan suatu proses multi dimensi
yang meliputi pola reorganisasi dan pembaharuan seluruh sistem dan aktifitas ekonomi,
sosial dan lingkungan dalam mensejahterakan kehidupan warga masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, muncul beberapa persoalan yaitu:
1. Apakah definisi karet ?
2. Apa definisi lingkungan dan lingkungan hidup?
3. Bagainaba Langkah-langkah ADKL ?
4. Apakah metode yang digunakan ?
5. Bagaimana proses pemajanan proses industri karet ?

1
6. Apa saja dampak lingkungan yang timbuk akibat aktifitas industri karet ?
7. Bagaimana pola kehidupan masyarakat di sekitar lokasi industri ?
1.3 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok, yaitu:
1. Definisi karet
2. Definisi lingkungan dan lingkungan hidup
3. Langkah – langkah ADKL
4. Metode ADKL
5. Aktifitas pengolahan karet
6. Proses Pemajanan
7. Dampak industri pengolahan karet

1.4 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan umum yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini ialah untuk
mengetahui Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) suatu industri
pengolahan karet terhadap lingkungan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definifi karet
Karet merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, khususnya Brasil. Sebelum
dipopulerkan sebagai tanaman budidaya yang dikebunkan secara besarbesaran, penduduk asli
Amerika Selatan, Afrika, dan Asia sebenarnya telah memanfaatkan beberapa jenis tanaman
penghasil getah. Karet masuk ke Indonesia pada tahun 1864, mula-mula karet ditanam di kebun
Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Dari tanaman koleksi karet selanjutnya dikembangkan ke
beberapa daerah sebagai tanaman perkebunan komersial (Setiawan dan Andoko, 2005).

Prospek industri karet masih terbuka luas sejalan dengan bergesernya konsumsi karet dunia dari
Eropa dan Amerika ke Asia. Untuk itu, industri karet harus mampu berproduksi maksimal
apalagi pasokan karet domestik semakin besar pascapembatasan ekspor. Indonesia memiliki
areal karet paling luas di dunia, yaitu 3,4 juta ha dengan produksi karet per tahun 2,7 juta ton.
Meski begitu, produktivitasnya hanya 1,0 ton/ha, lebih rendah daripada Malaysia (1,3 ton/ha)
dan Thailand (1,9 ton/ha). Produksi karet di Indonesia, Thailand, dan Malaysia berkontribusi
85% dari total produksi dunia. Namun, Indonesia memiliki kesempatan paling besar untuk
memimpin industri karet dunia. Harga karet dunia saat ini masih mengalami tekanan akibat
turunnya permintaan. Oleh karena itu, tiga negara utama produsen karet alam bersepakat
menahan penurunan harga dengan mengurangi ekspor sejak Agustus lalu. Artinya pasokan karet
di dalam negeri akan semakin melimpah (Kemenperin, 2012).

2.2 Definisi Lingkungan dan Lingkungan Hidup

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta
mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya tanah, pepohonan, dan para
tetangga. Sementara lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti rumah,
gedung, dan tiang listrik. Sebagai contoh di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-

3
teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga
berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di
sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung
sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi. Secara umum pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuang ruang dengan
segala benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan
juga udara yang ada. (ArtikeLlingkunganHidup.com, 2012)
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah,
maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

b) Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

c) Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat

4
besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa
yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
2.3 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau
menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
(Subagia, 2013)

Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan pada
laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada didalamnya. Ambang batas
ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible) yang bergantung
pada teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta
kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia.

Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam pemanfaatan
ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk
memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia.

Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk
kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita
tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan, tetapi juga
dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh.

Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki secara cermat dan bijaksana.

a. Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan
keanekaragaman hayati.
b. Sumber daya manusia yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan,
keterampilan, dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi, komunikasi,

5
dan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.

Sumber-sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus


cermat dan bijaksana. Ketidakcermatan dan kekurangbijaksanaan dalam penggunaan
sumber daya dapat menimbulkan beragam masalah, seperti polusi lingkungan, kerusakan
sumber daya alam, dan timbulnya masalah permukiman.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan berkelanjutan


adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui

pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisiensi, dan memerhatikan


pemanfaatannya, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan hidup


memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Menjamin Pemerataan dan Keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan


lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, pemerataan
kesempatan bagi perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk peningkatan
kesejahteraan.
 Menghargai Keanekaragaman Hayati Keanekaragalan hayati merupakan dasar bagi
tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa
sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan
datang.
 Menggunakan Pendekatan Integratif Dengan menggunakan pendekatan integratif,
maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat
dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan datang.
 Menggunakan Pandangan Jangka Panjang Pandangan jangka panjang dilakukan untuk
merencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan
agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.

6
2.4 Langkah-langkah ADKL
ADKL dapat dimulai berdasarkan keluhan masyaran atau kecurigaan yang terbaca dari hasil
pemantauan lingkungan dan sirveilans penyakit, dilanjutkan dengan langkah-langkah ADKL.
Dengan demikian, ADKL tidak berhenti sekali sejalan, melainkan merupakan kegian berulang
yang dinamis sesuai dengan tipe data yang tersedia dari berbagai perspektif. Kadang – kadang
perlu dilakukan studi kasus lanjutan untuk mengalisis dampak kesehatan secara lebih dalam.
Langkah –langkah ADKL umumnya dibedakan dalam 7langkah yaitu : 

1.   Evaluasi data dan informasi yang berkaiatan dengan lokasi kegiatan


Evaluasi informasi kajian pencemaran dilakukan untuk mengenal lebih baik hal – hal yang
berkaitan dengan kejadian dimaksud. Merujuk pada paradigm kesehatan lingkungan, evaluasi
diarahkan pada 4 simpul .
2.   Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran
Perlu juga ditangkap suasana dan respons yang berkembang dilapangan  untuk melengkapi 4
simpul informasi pada langkah 1. Mempelajari kepedulian dan respons tentang kejadian
pencemaran dari masyarakat, LSM, media maupun kepedulian dari sector lain baik yang bersifat
negatif (keluhan) atau positif (upaya tindakan penganggulangan). 
3.   Menetapkan bahan pencemar sasaran kajian
Menetapkan pencemara sasaran adalah menetapkan bahan pemcemar yang akan dijadikan
sasaran kajian lebih jauh tentang dampaknya pada kesehatan. Penetapan ini mungkin tidak cukup
dilakukan sekali tetapi perlu berulang sehingga diperoleh keyakinan bahwa bahan tersebut benar
sebagai bahan pencemar penting.
4.   Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan
Identifakasi dan evaluasi jalur pemajanan adalah suatu proses dimana seseorang mingkin
terpajan oleh bahan pencemar. Jalur pemajanan mencakup semua elemen yang menghubungkan
sumber pencemar kependuduk terpajan. Jalur pemajanan itu sendiri terdiri dari 5 elemen yaitu:
a.   Sumber pencemar adalah asal pencemar (missal: pabrik yang membuang limbah ke
lingkungan)      atau media lingkungan (timbunan sampah)
b.   Media lingkungan dan mekanisme penyebaran adalah lingkungan dimana pencemar
dilepaskan: air, tanah, udara dan biota yang kemudian disebarkan dengan mekanisme penyebaran
tertentu ketitik – titik pemajanan
c.   Titik pemajanan adalah suatu area potensial atau riel dimana terjadi kontak antara manusia
dengan media lingkungan tercemar, missal sumur atau lapangan bermain.
d.   Cara pemajanan adalah cara dengan mana pencemar masuk atau kontak tubuh manusia:
tertelan, pernapasan atau kontak kulit.
e.   Penduduk berisiko adalah orang – orang yang terpajan atau berpotensi terpajan oleh

7
pencemar pada titik – titik pemajanan
5.   Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat
Memperkirakan damapk kesehatan adalah memebuat perkirakan apakah pencemar yang lepas
dan/ tau berada dimedia lingkungan berpotensi atau telah menimbulkan damapk kesehatan.
Karena demikian banyak pencemar yang ada dimedia lingkungan, maka kemunginnan damapak
kesehatan juga banyak. Karena itu perlu dicari untuk mempersempit analisis. Ada 3 cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
a.   Evaluasi toksikologi
b.   Evaluasi jenis dampak
c.   Evaluasi kepedulian masyarakat
6.   kesimpulan dan rekomendasi
kesimpulan dan rekomendasi adalah menyusun kesimpulan tentang dampak kesehatan yang
berkaitan dengan kejadian pencemaran dan menyiapkan rekomendasi dengan merinci tindakan
yang telah di ambil dan yang masih perlu diambil.
7.   Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko adalah upaya yang secara sadar dilakukan untuk mengendalikan risiko. Dalam
pengertian yang lebih spesifik, pengelolaan resiko lingkungan adalah pengelolaan situasi dan
atau kondisi lingkungan yang mengandung risiko yang diketahui dari hasil analisis sebelumnya.
Banyak hal perlu memperoleh pertimbangan secara proporsional mengingat kompleksitasnya.

2.5 Metode ADKL

Metode pengumpulan data dan informasi dalam ADKL dibedakan menjadi 2 cara pokok yaitu
pengumpulan data primer dan data sekunder (Ditjend PL.2002:2-15) :

a.   Data primer
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara lain : 
1)  Wawancara
2)  Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3)  Pengamatan terhadap subyek
4)  Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
5)  Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan lapangan.
b.   Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk pengukuran pemajanan dalam
kaitannya dengan analisis epidemiologis antara lain :
1)    Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman sekarang.

8
2)    Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk tujuan pengukuran
pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan sensus.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Aktifitas Pengolahan Karet

3.1.1 Pengolahan Karet


PT Waykandis Rajabasa Bandar Lampung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri pengolahan karet mentah (slab) menjadi karet remah (crumb rubber).
Crumb rubber adalah karet kering yang proses pengolahannya melalui tahap peremahan.
Bahan baku berasal dari lateks yang diolah menjadi koagulum dan dari lump. Bahan baku
yang paling dominan adalah lump karena pengolahan crumb rubber bertujuan untuk
mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadi produk yang lebih bermutu.
Penetapan mutu berdasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian visual

menjadi dasar penentuan kelas mutu pada jenis karet crepe, sheet, maupun lateks pekat
tidak berlaku untuk crumb rubber.

Gambar 2.1 Getah dari pohon karet sebelum diolah

Tahap pengolahan Crumb Rubber meliputi :

 Peremahan

BOKAR yang telah mengalami penuntasan selama 10-15 hari diremahkan dalam
granulator. Bahan Olah Karet (BOKAR) adalah lateks kebun dan gumpalan lateks kebun

10
yang diperoleh dari pohon karet (Hevea brasiliensis M).

Peremahan bertujuan untuk mendapatkan remahan yang siap untuk dikeringkan. Sifat yang
dihasilkan oleh peremahan adalah mudah dikeringkan sehingga dicapai kapasitas produksi
yang lebih tinggi dan kematangan remah yang sempurna.
 Pengeringan
BOKAR yang terlah mengalami peremahan selanjutnya dikeringkan dalam dryer selama 3
jam. Pemasukan kotak pengering kedalam dryer 12 menit sekali, suhu pengering 122°C
untuk bahan baku BOKAR dan 110°C untuk proses WF. Suhu produk yang keluar dari
dryer dibawah 40°C.
Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air sampai batas aman simpan baik dari
serangan serangga maupun mikrobiologis, enzimatis dan hidrolis. Dalam pengeringan
faktor yang dapat memepengaruhi hasil adalah lamanya penuntasan, ketinggian remahan,
suhu dan lama pengeringan.
 Pengepresan
Pengepresan merupakan pembentukan bandela-bandela dari remah karet kering. Bahan
yang keluar dari pengering kemudian ditimbang seberat 35kg/bandela yang akan dikemas

dalam kemasan SW dan 33,5kg/bandela untuk kemasan. Setelah itu produk dipress dengan
menggunakan mesin press bandela. Ukuran hasil pengepresan 60 x 30 x 17 cm.

 Pembungkusan dan Pengepakan Crumb Rubber

Pembungkusan dimaksudkan untuk menghindari penyerapan uap air dari lingkungan


serta bebas kontaminan lain. Setelah produk dipress, kemudian disimpan diatas meja
alumunium untuk penyortiran dengan menggunakan pengutip.Setelah itu produk
dibungkus dengan plastik transparan tebal 0,03 mm dan titik leleh 108°C. Bandela
yang telah dibungkus, kemudian dimasukkan dalam peti kemas dengan susunan saling
mengunci.

11
3.1.2 Pemajanan

No SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4

(Sumber   (Media (Pemajanan (Dampak Kesehatan)


Pencemar) Lingkungan) pada manusia)

1. Sumber pencemar bahan


lingkungan fisik polutan  udara
Menghirup udara Bau busuk yang
(NH3, SO2, NO2,
    Kualitas udara tercemar dibawa oleh udara
CO, O3, HC, Pb)
menganggu
penciuman manusia

           

         Kebisingan Kebisingan Terpapar bising Kebisingan


ditempat kerja saat operasional menyebabkan
2
mesin dalam gangguan
pabrik pendengaran (ketulian
sementara maupun
ketulian permanen)

3. Sumber pencemar Air limbah hasil Air kontak Air limbah


lingkungan operasional melalui minuman menyebabkan
biologis pabrik dan kontak gangguan terhadap
langsung dengan pencernaan, penyakit
    Kualitas  air -   BOD       -
kulit kulit.
buangan dan air Suhu
limbah
-   COD       - pH

-Nitrit       -
Plankton dan
benthos

12
3.2 Identifikasi Keadaan Lingkungan Sekitar Pabrik

PT. Way Kandis berlokasi di jalan H Komarudin 9, Rajabasa, Bandarlampung. Berikut


merupakan citra yang satelit yang menunjukkan lokasi dan lingkungan sekitar pabrik.

Dari citra di atas, secara geografis letak pabrik berada di area pendidikan dan pemukiman.
Dalam radius 500 meter dari pabrik terdapat dua institusi pendidikan yaitu Politeknik
Negeri Lampung dan Yayasan Al-Kautsar dan terdapat dua perumahan yaitu Perumahan
Griya Intan dan Perumahan Glora Persada. Dalam radius satu kilometer terdapat satu
institusi pendidikan yaitu Universitas Lampung dan dua perumahan yaitu Perumahan Polri
Hajimena dan Perumahan Bataranila. Jika dilihat dari aspek ekonomi, masih terpetak- petak
untuk area perumahan cenderung memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas dan untuk
daerah pemukiman yang berada di luar perumahan cenderung memiliki tingkat ekonomi
menengah ke bawah. Untuk kalangan menengah ke atas mayoritas memliki pekerjaan
sebagai pegawai negeri sipil dan pemilik kos-kosan/kontrakan. Sedangkan untuk kalangan
menengah ke bawah mayoritas memiliki pekerjaan sebagai pedagang kecil dan buruh.
Serupa dengan aspek ekonomi, dipandang dari aspek sosial, interkasi sosial antar individu
di lingkungan pabrik relatif minim untuk area perumahan, namun berbeda untuk wilayah
pemukiman biasa, interaksi sosial masih tinggi dan masih sering dijumpai penduduk yang
melakukan musyawarah, kerja bakti dan ronda bersama-sama.

13
3.3 Dampak Aktifitas Pabrik Terhadap Lingkungan

3.3.2 Dampak Lingkungan

Bau busuk menyengat terjadi disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk yang
melakukan biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan sulfida. Kedua hal
tersebut terjadi karena bahan pembeku lateks yang digunakan saat ini tidak dapat mencegah
pertumbuhan bakteri. Kemudian bau busuk tersebut dibawa terus sampai ke pabrik karet
remah dan di pabrik yang menjadi sumber bau busuk tersebut adalah berasal dari tempat
penyimpanan bokar, kamar gantung angin (pre-drying room), dan mesin pengering (dryer).
Masalah bau busuk yang mencemari udara di sekitar pabrik karet remah ini sampai saat ini
sangat sulit diatasi walaupun semua pabrik sudah menggunakan scrubber (cerobong asap),
padahal di sekeliling pabrik sudah menjadi kawasan perumahan. Pada akhirnya bau busuk
ini menimbulkan keluhan- keluhan masyarakat di sekeliling pabrik bahkan yang jauh dari
pabrik (bau terbawa oleh angin). Bau busuk yang ditimbulkan oleh PT. Way Kandis
berdampak negatif bagi masyarakat sekitar. Masyarakat sangat terganggu terhadap bau
busuk, ini menandakan bahwa masyarakat yang tinggal sekitar pabrik karet mengalami
tekanan dari lingkungan tempat tinggal sehingga kenyamanan masyarakat sekitar
terganggu.

3.3.2 Dampak Sosial

Hubungan sosial industri dan komunitas Iokal telah menciptakan Fragmentasi di


komunitas. Terdapat dua kelompok yaitu Penduduk lama (pekerja pabrik dan bekas pekerja
pabrik) dan pendatang. Keduanya berbeda pandangan dan sikap dalam merespon
keberadaan pabrik. Dalam waktu yang cukup lama telah terjadi konflik yang bersifat laten
antar komunitas itu sendiri dan antara komunitas pendatang dengan pihak pabrik.

3.3.3 Dampak Ekonomi

Hubungan ekonomi industri dan komunitas lokal ditemukan masalah. PT Way Kandis
merupakan industri padat modaldan teknologi yang sedikit menyerap tenaga kerja.
Sementara itu sebagian kecil tenaga kerja lokal hanya ditampung sebagai buruh harian tetap
dan lepas. Upah kerja mereka relatif rendah dan menempati perumahan yang tak terawat

14
.Tenaga kerja borongan, jumlahnya Iebih banyak yang didatangkan dari luar komunitas.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dampak negatif dari keberadaan pabrik ialah menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan seperti polusi udara, pencemaran tanah, air. Sehingga lingkungan menjadi
rusak, mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat yang tinggal di dekat
lingkungan pabrik. Sedangkan , Dampak positif dari keberadaan pabrik pengolahan karet
yaitu PT. Way Kandis ialah memberikan lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi
pengangguran dan mensejahterakan masyarakat. Masyarakat berpeluang untuk membuka
usaha atau berdagang. Kesempatan kerja dan peluang usaha ini berkontribusi terhadap
pendapatan masyarakat.

4.2 Saran
Untuk mengatasi dampak negatif yang ditumbulkan oleh pengolahan karet remah
khususnya bau busuk ialah dengan melakukan penyemprotan asap cair di atas bokar. Hal
ini dapat menghilangkan/menetralkan bau busuknya dan asap cair dapat membekukan
lateks (getah karet) dengan sempurna dengan nilai plastisitas tinggi, dan sifat fisik
vulkanisat setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan karet yang dihasilkan dengan
pembeku asam format (semut). Selain itu masyarakat sebaiknya juga melakukan tindakan
adaptif terhadap bau dengan memasang pengharum ruangan di rumah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Tanaman Karet. http://digilib.unila.ac.id/3626/14/BAB%20II.pdf

Anonim.2012. Kerangka Dan Langkah-Langkah Adkl .


https://parksoojae.wordpress.com/2012/07/03/makalah-kerangka-dan-langkah-
langkah-adkl/

Fauzi,Irwansyah.A. 2015. Identifikasi Dampak Aktifitas Pengolahan Karet


Terhadap Lingkungan.
https://www.academia.edu/32541629/identifikasi_dampak_aktifitas_pengolahan
_karet_terhadap_lingkungan

16

Anda mungkin juga menyukai