Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYEHATAN TANAH
(BIOPORI)

Disusun Oleh:
VIVI FITRIANI
1913451021
D-III SANITASI REG 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Penyehatan Tanah Biopori” ini dapat disusun
hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak yang turut
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya sangat berharap dengan
adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi mengenai penyehatan
tanah dengan cara bioremediasi.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk kemudian makalah ini dapat saya perbaiki dan menjadi
lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Lampung Tengah, 16 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Biopori ............................................................................................. 3


B. Manfaat Biopori .................................................................................................4
C. Perencanaan Lokasi ............................................................................................ 5
D. Cara Pembuatan .................................................................................................6
E. Pemeliharaan Biopori ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................9

A. Kesimpulan .......................................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai
salah satu modal dasar pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-
baiknya berdasarkan azas kelestarian, keserasian dan azas pemanfaatan
yang optimal, yang dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial
secara seimbang.
Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya,
akan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Disamping itu perilaku
masyarakat yang belum mendukung pelestarian tanah dan
lingkungan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada musim
penghujan.
Guna menanggulangi masalah banjir tersebut, Ir. Kamir R. Brata
dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor,
menemukan teknologi sederhana yang disebutnya teknologi biopori. Ide
pembuatan biopori muncul pada saat beliau meneliti bongkahan tanah
kawasan hutan konservasi di Sumatra.
Lubang-lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat
berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam
jumlah banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air
akan meningkat.
Lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk konservasi
lahan dan penyediaan air bersih. Lubang ini dikembangkan atas dasar
prinsip ekohidrologis, yaitu memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk
perbaikan fungsi hidrologis ekosistem tersebut. Teknologi ini bisa
diaplikasikan di kawasan perumahan yang 100% kedap.

1
II. Rumusan Masalah
1. Apakah Biopori itu?
2. Apakah manfaat dari biopori?
3. Lokasi manakah yang lebih efisien untuk pemasangan biopori?
4. Bagaimana cara pembuatan biopori?
5. Bagaimana cara memelihara biopori agar tetap bagus?

III. Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian Biopori.
2. Mengetahui manfaat dari biopori.
3. Mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori.
4. Mengetahui cara pembuatan Biopori.
5. Mengetahui cara memelihara biopori agar kondisinya tetap bagus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biopori
Pengertian dari istilah ‘biopori’ dalam berbagai pendapat, yaitu:
1. Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang
terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau
pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi
udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak
langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke
dalam tanah melalui lubang tersebut.
2. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor
(2008) menjelaskan biopori adalah lubang sedalam 80-100cm
dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan
untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah.
Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan,
mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan
air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran
dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta
yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya
dipenuhi bangunan.
3. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-
lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas
organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap,
dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi
udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
Jadi, lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara
vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman
sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah
dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi
dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori
adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh
aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.

3
B. Manfaat Biopori
Manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai
berikut.
1. Griya (2008) menguraikan manfaat biopori sebagai berikut:
a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga
Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari
masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap
bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang
segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah
terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau
menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan
air kedalam tanah di kawasan permukiman. Peningkatan jumlah
air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organic
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah
tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi
masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita
menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah
organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan
makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme
tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang
merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi
mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya,
air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.

4
2. Sedangkan manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan
Online (2008) adalah:
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga
menambah air tanah.
b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

C. Perencanaan Lokasi
Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih
maksimal perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Saya akan
menjelaskan pemilihan tempat perancangan biopori dari beberapa sumber,
yaitu:
1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya
ada tiga lokasi yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai
gambar yang mendukung. Inilah ketiga lokasi tersebut :
a. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
b. Di sekeliling pohon.
c. Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
2. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia /Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan untuk setiap
100 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30
titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan
diameter 10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah.
Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari,
sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos
dalam waktu 2-3 bulan.

5
D. Cara pembuatan
1. Proses pembuatan biopori (http://mengenal-dan-memanfaatkan-lubang-
biopori.html/ diakses 16 November 2020), dibagi dalam 2 tahap, yaitu:
a. Tahap pembuatan
Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya
memang memerlukan daya yang cukup besar. Kedalaman
lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman yang
memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal.
Sedangkan diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena
membuat di halaman rumah, maka 10 cm lebih proporsional.
Lalu menggali lubang-lubang secara manual menggunakan
peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis.
Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika
tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan
penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya IPB
menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir
untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang
silinder dan empat lubang memanjang. Meskipun angka ini
sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya.
Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika
Bogor sedang mengalami puncak musim hujan. Waktu yang
lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang turun. Saya
memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya
digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC
atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu buah loster
dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan
loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup kokoh
jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki
tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan
senang bermain-main di halaman.

6
b. Tahap pengisian
Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi
lubang biopori. Tapi sebelum dimasukkan pilahlah terlebih
dahulu sampah organik dan sampah non-organik. Karena
melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator
EM4 dapat menghasilkan pupuk biokasi. Agar tidak bingung
dalam memilah sampah, maka sediakan dua tempat sampah,
sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing
diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari
makhluk hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk
mengisi tempat sampah B hanya untuk bahan-bahan yang lebih
mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan
tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang
tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan,
ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk ke B.
Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit
telur walaupun masuk kategori organik, dimasukkan ke tempat
sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas, besi, plastik,
kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit
terurai. Kantong plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang
selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar rumah.
Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan,
misalnya setelah merapikan tanaman dengan memotong daun,
bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan, atau memotong
rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan
dari proses ini langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat.
Agar merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini didorong
dengan tongkat.

2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:
a. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan
kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.

7
b. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar
2-3 sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil
atau orang yang terperosok.
c. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur,
ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah
dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di
akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
d. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan
besar kecil hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap
air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap
air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam). Sumber
informasi:Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan
Online Indonesia.com.

E. Pemeliharaan biopori
Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa
yang harus anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya
adalah:
1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organic.
2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua
minggu, sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan
kompos juga tergantung jenis tanah tempat pembuatan LRB, tanah
lempung agak lebih lama proses kehancurannya. Pengambilan
dilakukan dengan alat bor LRB.
3. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus
tetap dipantau supaya terisi sampah organik.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di
dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di
dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah
lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi
tempat berlalunya air di dalam tanah. LBR ini merupakan salah satu upaya
strategis untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir. Salah satu
penyebab bencana banjir adalah karena kurangnya lahan untuk peresapan
air, bila air hujan turun secara berlebihan maka air tersebut tidak bisa
menyerap ke dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari hal itu, maka
perlu kebijakan terbaru untuk menerapkan pengembangan biopori
dilingkungan. Dalam aspek penerapan biopori tidaklah terlalu
menghabiskan biaya yang terlalu banyak dan cara pembuatannya pun cukup
sederhana. Cukup membuat beberapa lubang di sekitar lingkungan,
kemudian lubang tersebut dapat diisi dengan sampah organik. Tapi dalam
memasukkan sampah organik jangan terlalu rapat, beri celah-celah udara
agar organisme tanah bisa mencerna sampah tersebut. Baru setelah itu tutup
lubang biopori. Bila dilihat dari segi manfaatnya, biopori memiliki banyak
keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir, menyuburkan tanah, menghasilkan
pupuk kompos, dan sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau
untuk segara menerapkan biopori di lingkungan masing-masing. Jika
sebagian besar masyarakat telah banyak yang menerapkan biopori, maka
kita tidak perlu khawatir lagi pada musim penghujan.

B. Saran
Sebaiknya pembaca tetap mencari referensi lain untuk mendapat wawasan
yang lebih banyak lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prana, Y. 2009. Lubang Resapan Biopori. (Online). (http://Yayasan-Prana-Nasional-


Indonesia.wordpress.com, diakses pada 16 November 2020).
Salman. 2008. Biopori Pertama di Rumah. (Online). (http://Perempuan-
Banget!.wordpress.com, diakses pada 16 November 2020).
Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah.
(Online). (http://jhonherf.wordpress.com, diakses pada 16 November 2020).
Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. (Online).
(http://kumpulaninfo.com, diakses pada 16 November 2020).
Yusuf, Muhammad. 2009. Solusi Banjir dengan Membuat Biopori. (Online).
(http://OaseZam-WeBloG.com, diakses pada 16 November 2020).

10
LAMPIRAN

10 M

11 M

11
SOAL PENYEHATAN TANAH (BIOPORI)

1. Bila satu keluarga dihuni 10 orang dengan sampah 1,5 liter/Orang hari, dari
timbulan sampah 60% sampah organik. bila sampah dimasukan ke lubang
biopori dengan diameter 20 Cm dan dalamnya 80 Cm, berapa jumlah lubang
biopori disiapkan bila setiap 3 hari dari proses dekomposisi sampah
mengalami penurunan 80 persenya, bila kompos terbentuk dalam waktu 38
hari berapa kompos yang dihasilkan.
Penyelesaian:
• Sampah orang/hari = 10 x 1,5 x 0,6 = 9 liter
• Sampah organik/3 hari tinggal 20 % di lubang, maka = 3 x 9 liter x
0,2 = 5,4 liter
38
• Kompos jadi 38 hari, maka jumlah kompos adalah = 𝑥 5,4 =
3

68,4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
• Jumlah lubang biopori (LBP)
Volume LBP = 𝜋𝑟 2 t
= 3,14 x 0,1 x 0,1 x 0,8
= 0,025 𝑚3 = 25 liter
68,4 𝐿
Maka jumlah LBP = 25 𝐿/𝐿𝐵𝑃 = 2,73 𝐿𝐵𝑃 = 3 𝐿𝐵𝑃

2. Bila areal perumahan mempunyai halaman kosong 110 𝑀2 , dengan curah


hujan rata-rata 0,012 𝑚𝑙/𝑚𝑚2 sedangkan setiap lubang biopori mempunyai
daya serap air setiap 20 menit 25 liter, berapa jumlah lubang biopori harus
disiapkan?
Penyelesaian:
• Luas lahan A = 110 𝑀2
Jumlah air hujan = curah hujan x A
= 0,012 𝑚𝑙/𝑚𝑚2 x 110 𝑀2
0,012 𝑚𝑙
= 𝑥 110 . 106 𝑚𝑚2
𝑚𝑚2

= 1320 . 103 ml
= 1320 liter

12
• Jumlah LBP 110 𝑀2
Lebar = 10 m
Panjang = 11 m
Jumlah LBP = 16 LBP

• Daya serap 25 L/20 menit


Maka 16 LBP menyerap 400 L

1320 𝐿
• Diperlukan waktu untuk = x 20 menit = 66 menit
400 𝐿

13

Anda mungkin juga menyukai