Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEKURANGAN SERTA CARA PEMELIHARAAN BIOPORI

Disusun Oleh:

AMBAR AJI CAHYANI (2013351002)


APRA SALSABILA FITRI (2013351003)
ALIVIA SHAFA HANAFI (2013351018)
SAVA AFIFAH PARAWANSYAH (2013351014)
UTARI WULANDARI (2013351043)
FIRDA LUTHFI AZZAHRA (2013351047)

Mata Kuliah: PTPS-B

Dosen Pengampu: Sarip Usman, SKM, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGUNGAN

2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "kekurangan serta cara pemeliharaan biopori"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PTPS-B. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang kekurangan serta cara pemeliharaan biopori bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sarip Usman, SKM, M.Kes selaku dosen
Mata Kuliah PTPS-B. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 20 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.2 LATAR BELAKANG....................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................5
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN BIOPORI..............................................................................................5
2.2 KEKURANGAN BIOPORI...........................................................................................7
2.3 PERENCANAAN PEMBUATAN................................................................................7
2.4 PEMELIHARAAN BIOPORI........................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................10
3.2 SARAN.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam
tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus
tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka
air tanah, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan
meresapkannya kembali ke tanah (Ir. Kamir R. Brata, 2008). Lubang diisi dengan
sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.

Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh
aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. Banyak beberapa keunggulan dari lubang
resapan biopori salah satunya adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
untuk mengatasi banjir. Selain itu lubang resapan biopori juga berfungsi untuk
meningkatkan daya resapan air. Disisi lain dengan adanya aktivitas fauna tanah pada
lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara
keberadaannya. Lubang resapan biopori juga dapat mengubah sampah organik
menjadi kompos. Dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan
dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya
melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai
kompos. Lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas
organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah
lainnya (Tim Biopori IPB, 2007).

Karena fungsinya sebagai peresap air maka penempatan lubang peresapan biopori
dilakukan di lokasi dimana air secara alami akan cenderung berkumpul atau air
tersebut diarahkan ke tempat dimana lubang resapan biopori berada. Penempatan
lubang resapan biopori pada dasar saluran pembuangan air hujan akan mengubah
fungsi dari saluran pembuang menjadi saluran peresap air hujan. Kemudian dengan
penempatan lubang di sekitar pohon akan tercipta suatu siklus hara yang baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan biopori?


B. Apa kekurangan dari biopori?
C. Bagaimana cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif?
D. Bagaimana cara memelihara biopori agar tetap bagus?

1.3 TUJUAN

A. Mengetahui pengertian dari biopori


B. Mengetahui kekurangan dari biopori
C. Mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif
D. Mengetahui cara memelihara biopori agar tetap bagus

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BIOPORI

pengertian dari istilah `biopori` dalam berbagai pendapat, yaitu:

• Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk
akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar
dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air.
Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke
dalam tanah melalui lubang tersebut.
• Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2008) menjelaskan biopori
adalah lubang sedalam 80-100 cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan
sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke
tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi
genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai.
Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang
lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim
karena tanahnya dipenuhi bangunan.
• Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-lubang di
dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya,
seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang
yang terbentuk akan terisi udara,dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam
tanah.

Diatas adalah beberapa pendapat tentang pengertian dari `biopori`, untuk selanjutnya
penulis akan memaparkan tentang pengertian dari lubang biopori. Dalam hal ini,
banyak pendapat dari beberapa ahli mengenai `lubang biopori

• Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2009) telah mengartikan
lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.
• Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan
panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk
menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber
cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga
membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk
pupuk tumbuh-tumbuhan (Anonim, 2008)
• Menurut Jhon Herf (2009), lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris
yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sampai dengan tiga puluh
sentimeter. Pada leaflet Biopori dijelaskan, kedalamannya sekitar seratus
sentimeter atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi sampah
organik untuk mendorong terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk
liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar
tanaman.

2
3

• Bila dilihat secara alami, lubang biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah
yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau
pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi
jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan
air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut
• Oasezam blog (2009) mendefnisikan biopori adalah lubang sedalam 80-100 cm
dengan diameter 10-30 cm yang dimaksudkan sebagai lubang resapan untuk
menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar
daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang
selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian,
mengurangi juga aliran dan volume air sungai ketempat yang lebih rendah, seperti
Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi
bangunan.
• Lubang resapan Biopori menurut Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor:P.70/Menhut-II/2008/Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, adalah lubang-lubang didalam tanah yang terbentuk akibat berbagai
aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan
fauna tanah lainnya.Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan
menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam
tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus
tanahdengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah.Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.
Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh
aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.

2.2 KEKURANGAN BIOPORI

Tidak ada yang sempurna, begitu juga biopori. Inilah kekurangan penggunaan biopori
yang harus dipertimbangkan sebelum memasang biopori di tempat Anda:

• Lubang yang telah dibuat cenderung tidak mampu menampung banyaknya jumlah
air yang terlalu banyak atau melimpah.
• Dapat merusak pekarangan atau tempat orang lain jika airnya tidak meresap secara
keseluruhan karena dapat menyebabkan sekitarnya menjadi tergenang dan lembab.
• Sangat rentan menjadi sarang nyamuk. Membutuhkan lubang dengan ukuran besar
agar jika musim hujan tiba dapat menampung air dengan baik.
• Dalam metode pembuatannya sangat melelahkan dan banyak butuh waktu untuk
menyelesaikannya dan bisa cepat selesai jika bersama sama dengan orang lain
• Jika tidak ditutupi dengan sesuatu misalnya dengan tripleks atau seng, maka akan
banyak orang yang jatuh terperosok di dalam lubang biopori.

2.3 PERENCANAAN PEMBUATAN

1. Proses pembuatan biopori http://mengenal-dan-memanfaatkan-


lubangbiopori.html/ dibagi dalam 2 tahap, yaitu: a. Tahap pembuatan membuat
4

lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan daya yang
cukup besar. kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman
yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan
diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena membuat di halaman rumah,
maka 10 cm lebih proporsional. Lalu menggali lubang-lubang secara manual
menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika
ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ketitik lain. Jika tanah terlalu keras
dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap.
Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang
memanjang.
b. Tahap pengisian
Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi lubang biopori.
Tapi sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan
sampah non-organik. Karena melalui fermentasi sampah organik dengan
bantuan aktivator EM4 dapat menghasilkan pupuk biokasi. Agar tidak
bingung dalam memilah sampah, maka sediakan duatempat sampah, sebut saja
(sampah) dan B (biopori) yang masing-masing diberi kantong plastik. Pada
prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik.
Namun untuk mengisi tempat sampah B hanya untuk bahan-bahan yang lebih
mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak
terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain
seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dankantung teh celup, masuk ke B.
Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun
masuk kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah
ini bergabung kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang
tidak mungkin atau sulit terurai. 1antong plastik juga disatukan ke tempat
sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar rumah.
Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan, misalnya setelah
merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur
yang kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya.
Sampah yang dihasilkan dari proses ini langsung dimasukkan ke lubang-
lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini
didorong dengan tongkat
2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:
a. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman
30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
b. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3
sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang
terperosok.
c. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting
pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan
menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat
dikuras sebagai pupuk kompos alami.
d. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil
hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus =
5

intensitas hujan (mm/jam) X luas bidang kedap air (meter persegi)/laju


resapan air perlubang (liter/jam).
3. Jika menurut TIM Biopori dari IPB (2007), menyeburkan cara pembuatan biopori
sangatmudah sekali untuk diterapkan di lingkungan sekitar. Pembuatan biopori
ada lima tahap,yaitu:
a. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm.
Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah
bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50-100 cm.
b. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm
di sekelilin gmulut lubang.
c. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa
tanaman, dedaunan,atau pangkasan rumput.
d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah
berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
e. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim
kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
4. Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan dilorong samping
rumah. Ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi para warga yang tidak
mempunyai lahan luas untuk biopori. Dalam hal ini Salman, menjelaskan cara
pembuatan biopori yang dilakukan di lorong samping rumahnya beserta
gambarnya. langkah-langkah pembuatannya adalah: a. Persiapan bahan-bahan
yang diperlukan.
➢ Paralaon
➢ Kasa nyamuk
➢ Biopori
b. Cara pembuatan
➢ Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang tanahnya hanya
berukuran 140 X 40 cm, tapi menjadi tempat lewat air hujan dan pancuran
air tempat mencuci macam-macam. Cukup untuk menjadi 2 buah lubang
dengan jarak 100 cm.
➢ Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah dikumpulkan dan
dibersihkan dulu,supaya tidak ikut jatuh ke lubang.
➢ Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah galian, dan
mencetak lubang berdiameter 10 cm. Dengan bor khusus ini, kita bisa
dengan mudah membuat lubang dengandiameter 10 cm dan kedalaman
100 cm.
➢ Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan dibalik. Demikian
pula pada saat mengangkat tanah galian, tetap searah jarum jam hanya
sedikit demi sedikit diangkat ke atas.
➢ Hasil galian pertama Tampungan tanah liat
➢ Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang pertama
➢ Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk dijadikan penahan
dinding lubang supaya tanah di atasnya tidak mudah jatuh/turun.
6

➢ Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam, karena fungsinya


hanya untuk menahan tanah jatuh
➢ Lubang biopori kan kadang-kadang harus dibuka untuk diisi limbah, dan
supaya baunya tidak menyeruak ke atas, juga harus ditutup dan ditimbuni
batu sedikit.
➢ Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir masuk.
➢ Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan

2.4 PEMELIHARAAN BIOPORI

Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang harus
anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah:

1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik


2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu,
sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga
tergantung jenis tanah tempat pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama
proses kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB.
3. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap
dipantau supaya terisi sampah organik
BAB III

PENUTUP

3. KESIMPULAN

Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam tanah
yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing,
perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk
akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. LBR ini
merupakan salah satu upaya strategis untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir.
Salah satu penyebab bencana banjir adalah karena kurangnya lahan untuk peresapan
air, bila air hujan turun secara berlebihan maka air tersebut tidak bisa menyerap ke
dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari hal itu,maka perlu kebijakan terbaru
untuk menerepkan pengembangan biopori di lingkungan.Dalam aspek penerapan
biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya yang terlalu banyak dancara
pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup membuat beberapa lubang di sekitar
lingkungan, kemudian lubang tersebut dapat diisi dengan sampah organik. Tapi dalam
memasukkan sambah organik jangan terlalu rapat, beri celah-celah udara agar
organisme tanah bisa mencerna sampah tersebut. Baru setelah itu tutup lubang
biopori.

3.2 SARAN

Makalah ini membahas mengenai cara pembuatan dan pemiliharaan biopori. Dan
makalah ini sangat cocok untuk seluruh masyarakat yang ingin menerapkan lubang
resapan biopori (LRB). Tapi tidak menutup kemungkinan, yang hanya sekedar ingin
tahu lebih jelas tentang biopori juga sangat dianjurkan untuk membaca makalah ini.
karena dengan membaca, kita akan mendapatkan wawasan. Dan wawasan tersebut,
dapa tkita sampaikan kepada teman-teman yang belum mengetahui tentang biopori
dan juga sekaligus sebagai upaya untuk mensukseskan penerapan biopori di Indonesia
ini. Karena akhir-akhir ini banyak terjadi banjir yang menggenangi kota-kota di
Indonesia, khususnya dikota-kota yang lahannya kritis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Prana, Y. 2009. Lubang Resapan Biopori (Online). (http://Yayasan-


PranaNasionalIndonesia.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).

Salman. 2008. Biopori Pertama di Rumah. (Online).


(http://PerempuanBanget!.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).

Herf, John. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah.
(Online). (http://johnherf.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).

Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. (Online).


(http://kumpulaninfo.com, diakses 31 Desember 2009).

Yusuf, Muhammad. 2009. Solusi Banjir dengan Membuat Biopori. (Online).


(http://OaseZamWeBlog.com, diakses 31 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat dan
Pemesanan Alat. (Online). (http://biopori.com, diakses 31 Desember 2009).

Anonim. 2007. Mencegah banjir Lewat Lubang Serapan Biopori. Suara Merdeka. (Online).
(http://Nules-Nules.wordpress.com, diakses 31 Dessember 2009).

R, Kamir Brata. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir. Kekeringan dan
Perbaikan Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir di
Gedung BPPT 2009. Jakarta.
Anonim. 2008. Pengertian Biopori dan Cara Membuat Lubang Resapan Biopori Air (LRB)
pada Lingkungan Sekitar Kita. (Online). (http://organisasi.org.com, diakses 29 Desember
2009).

Anonim. 2008. Biopori. (Online). (http://wikipedia-bahasa-Indonesia-ensiklopediabebas.com,


diakses 29 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Rumah Lingkungan-Pengantar.
(Online). (http://hiopori.com, diakses 29 Desember 2009).

San. 2008. Biopori di Halaman Rumah. (Online). (http://titik-mol.wordpress.com, diakses 29


Desember 2009).

Anonim. 2009. Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Biopori. Republika. (Online).


(http://diglibAMPL.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Jumlah LRB
yang disarankan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Keunggulan dan
Manfaat. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Lokasi
Pembuatan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Peringatan hari
Bumi, Bogor buat 5250 Biopori. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Cara Pembuatan.
(Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Jumlah LRB
yang disarankan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Lubang Resapan
Biopori (LRB). (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Tirza, Pratama. 2009. Ada yang Baru. Plasa Teen, 20 Maret, hlm. 6-7

Anda mungkin juga menyukai