BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Terlebih bagi daerah kota besar yang menjadi cermin sebuah ikon kota metropolitan,
seperti Jakarta sebagai ibu kota Negara kita dan Bandung sebagai ibu kota provinsi. Tidakkah
masalah banjir menjadi momok yang memalukan wajah kota besar tersebut yang menjadi
lambang dan cermin bagi kota-kota lainnya di Indonesia bahkan bagi negara luar.
Belum adanya langkah konkret dalam memberantas banjir sebenarnya hanya merupakan
masalah waktu dan teknologi serta kemauan untuk meminimalisir banjir dari pemerintahan
setempat. Sebenarnya sudah banyak teknologi tepat guna yang bermunculan, tetapi realisasinya
terkesan lambat bahkan pemerintah terkesan acuh untuk menerapkan teknologi tersebut.
Pemberantasan banjir yang ditemukan atau sudah diterapkan sebelumnya seperti program
banjir kanal Barat dan Timur yang ada di wilayah DKI Jakarta, pelebaran gorong-gorong,
meninggikan badan jalan dan sebagainya hanya menjadi solusi jangka pendek dan memakan
biaya yang cukup besar untuk melaksanakannya.
Sebenarnya, pemberantasan banjir bukan hanya tugas pemerintah semata. Masyarakat
pun punya tanggung jawab yang sama untuk mencegah banjir. Karena bila pemerintah sudah
berupaya mencegah benajir, tetapi masyarakatnya masih acuh, upaya tersebut akan terasa
percuma.
2
Untuk menumbuhkan kesadaran akan pencegahan banjir sebenranya telah ada dalam
benak masyarakat, seperti masyarakat yang mulai sadar lingkungan dengan tidak lagi membuang
sampah ke sembarangan ke sungai-sungai dan sebagainya. Tetapi bila volume air hujan teramat
besar, rasanya upaya itu akan kurang maksimal karena air akan tetap meluap dan menyebabkan
banjir.
Permasalahan tersebut terjadi karena sudah kurangnya dearah resapan air di daerah
perkotaan. Jalanan sudah di beton, halaman rumah di semen tanpa adanya lubang resapan dan
pemukiman yang sudah tidak ramah lingkungan dan mengabaikan pentingnya daerah resapan air.
Sehingga masalah banjir akan terus muncul walaupun kesadaran masyarakat sudah ada untuk
mencegahnya.
Bila cadangan air terus terkuras tanpa adanya penambahan cadangan air di dalam tanah,
maka muka air tanah dan permukaan tanah akan turun sehingga menyebabkan amblasnya
permukaan tanah.
Lantas, teknologi apa yang bisa mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah
secara sekaligus. Jawabannya sederhana, biopori. Ya, lubang resapan biopori dapat mencegah
banjir dan sekaligus menambah cadangan air tanah. Teknologi sederhana ini dapat diterapkan
secara swadaya oleh masyarakat tanpa memerlukan banyak waktu dan perawatan lubang yang
tidak merepotkan.
Sehingga dari rangkaian permasalahan dan jawaban yang telah terungkap, penulis tertarik
untuk membahas tentang “Penggunaan Biopori sebagai Pencegah Banjir dan Pengaruhnya
terhadap Cadangan Air Tanah. “ dalam makalah yang akan penulis buat.
3
I.2 Perumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis mambatasi masalah yang akan dibahas dan
merumuskannya dalam sebuah rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah, sebagai berikut :
1. Apa pengaruh penggunaan biopori terhadap pencegahan banjir dan pengaruhnya
terhadap cadangan air tanah?
2. Bagaimana cara kerja biopori sehingga dapat mencegah banjir dan menambah
cadangan air tanah?
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Penggunaan Biopori dan Pengaruhnya sebagai
Pencegah Banjir dan Pengaruhnya terhadap Cadangan Air Tanah” ini adalah untuk :
1. Mengetahui manfaat penggunaan biopori terhadap pencegah banjir dan pengarujnya
terhadap cadangan air tanah
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca, tentang cara kerja biopori, sehingga dapat
mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah
3. Mengajak pembaca untuk membuat biopori di sekitar lingkungannya.
I.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang bisa didapat dari disusunnya makalah berjudul “Penggunaan Biopori dan
Pengaruhnya sebagai Pencegah Banjir dan Pengaruhnya terhadap Cadangan Air Tanah” adalah,
sebagai berikut :
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca, tentang cara kerja biopori, sehingga dapat
mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah.
3. Bagi penulis, makalah ini dapat memberikan wawasan lebih mengenai pengguanaan
biopori dan manfaatnya.
4. Bagi pembaca, makalah ini dapat memebrikan pengetahuan dan pemahaman mengenai
pengunaan biopori, cara kerja, dan manfaat biopori sehingga dapat mempraktekkannya di
lingkungan masing-masing.
5. Bagi kalangan akademisi, makalah ini juga sebagai bukti pengembangan ilmu kimia yang
lebih ramah lingkungan
I.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan teknik studi
literatur yang bisa diperoleh dari media buku, internet, artikel dan sebagainya.
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah adala sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan makalah.
Bab II Kajian Pustaka
Bab II Kajian Pustaka berisi tentang informasi yang telah didapat dari studi literature
sebagai rujukan atau keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penulisan makalah.
Bab III Pembahasan
Bab IV Simpulan dan Saran
Bab IV Simpulan dan Saran berisi tentang simpulan hasil kajian masalah serta saran.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II. 1 Definisi Biopori
Masih banyak orang yang belum mengerti apa itu biopori. Masih banyak pula orang yang
sudah mengerti biopori tetapi belum tahu cara mengimplementasikan biopori dalam
kehidupannya. Padahal, biopori sangat bermanfaat dan merupakan teknologi tepat guna
untuk diterapkan saat ini. Berikut definisi biopori menurut para ahli :
Menurut Griya (dalam Widiasari, 2008) biopori adalah lubang-lubang kecil pada
tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau
pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur
mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi
meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.
Diatas adalah beberapa pendapat tentang pengertian dari biopori, untuk selanjutnya penulis
akan memaparkan tentang pengertian dari lubang biopori. Dalam hal ini, banyak pendapat dari
beberapa ahli mengenai lubang biopori. Untuk itu, pembaca diharapkan bisa mencermati dan
sekaligus memahami arti dari istilah tersebut.
Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan
panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak
air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air
bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah
7
organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan (Anonim,
2010).
Menurut Jhon Herf (dalam Widiasari, 2009), lubang resapan biopori (LRB) adalah
lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sampai dengan tiga
puluh sentimeter. Pada leaflet Biopori dijelaskan, kedalamannya sekitar seratus sentimeter
atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi sampah organik untuk
mendorong terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk liang (terowongan kecil)
yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.
http:// greenspiritblog.blogspot.com
Gambar 1. SPA dan Bangunan Terjunan
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan
permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah . Lubang diisi
8
dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk
lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (Gambar 2).
Gambar 3, menunjukkan sketsa penampang dari lubang resapan biopori.
http://biopori.innov.ipb.ac.id/
Gambar 2 . Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah (dalam l
ingkaran kuning)
http://kapilo0o.wordpress.com/2008/02/06/salah-satu-solusi-atasi-banjir/
Gambar 3. Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori
9
II. 2 Manfaat Biopori
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau menerapkannya di
lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan jika kita semua mau
bergotong-royong untuk menerapkannya secara bersama-sama di lingkungan. Semakin banyak
yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita peroleh. Dalam hal ini, penulis akan
menyebutkan semua manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai
berikut
1. Menurut Griya (dalam Widiasari , 2008) menguraikan manfaat biopori sebagai
berikut:
a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.
Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan
bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti
jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah
terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya
permukaan yang dapat meresapkan air kedalam tanah di kawasan permukiman.
Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organik
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk
organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah
menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral
yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral.
2. Manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan Online (2008) adalah
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
3. Tim Biopori IPB (2009) menjelaskan keunggulan dan manfaat biopori sebagai berikut
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
untuk mengatasi banjir dengan cara
a. Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang
resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai contoh bila
11
lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan
2 2
akan bertambah sebanyak 3140 cm atau hampir 1/3 m . Dengan kata lain suatu
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula
2
mempunyai bidang resapan 78,5 cm setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
2
kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm .
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan
terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan
ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian
kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama
akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
b. Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori „diaktifkan‟ dengan memberikan sampah organik
kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah
untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah
didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka
lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus
berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap
periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis
tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka
yang senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari LRB
adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
c. Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh
organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah
yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah
yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan
memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan
senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya
12
akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk
pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya.
Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka
berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke
dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat
diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan
global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.
http://nursyahirahazizan.blogspot.com/2010/05/teknik-lubang-resapan-biopori-lrb.html
Gambar 4. Keunggulan Lubang Resapan Biopori
Menurut Jhon Herf (dalam Widiasari, 2008) menjelaskan sepuluh manfaat dari
biopori, diantaranya adalah
a. Memelihara cadangan air tanah.
b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
c. Menghambat intrusi air laut.
e. Mengubah sampah organik menjadi kompos.
f. Meningkatkan kesuburan tanah.
13
g. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
h. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah.
i. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran
udara dan perairan.
j. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
k. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.
2.3 Perancangan Lokasi
Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih maksimal
perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan biopori ditempat yang tepat,
maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan hasil yang kita terima pun
akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat untuk memilih lokasi
pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan pemilihan tempat
perancangan biopori dari beberapa sumber, yaitu
1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya ada tiga
a. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
http://beritabaik.wordpress.com/2008/07/11/lubang-resapan-biopori-lrb/
Gambar 5. LRB pada Dasar Saluran
14
2. Di sekeliling pohon.
http://biopori.innov.ipb.ac.id/2011/10/11/lokasi-pembuatan/
Gambar 6 . LRB di Sekeliling Pohon
3. Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
http://biopori.innov.ipb.ac.id/2011/10/11/lokasi-pembuatan/
Gambar 7. LRB pada Batas Taman
Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
/Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi
Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan untuk setiap 100
15
lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5 -
1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter 10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter
sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari, sementara
sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan
II. 4 Langkah Pembuatan Lubang Biopori
1.Langkah pertama membuat biopori
Tentukan di titik atau bagian mana pada halaman pekarangan rumah tempat anda akan
membuat biopori. Sebaiknya di sekitar tanaman atau di tempat yang sering tergenang air pada
saat turun hujan. Selanjutnya, buatlah lubang silindris dengan diameter antara 10-15 cm dengan
kedalaman sekitar 80-100 cm, tetapi jangan melebihi muka air tanah. Anda dapat membuatnya
dengan menggunakan alat biopori manual model U atau model putar, bor tanah, bambu atau pipa
besi. Jika kondisi tanah terlalu kering dan keras, maka akan sulit jika menggunakan bambu atau
pipa besi. Sebaiknya jarak antar lubang berkisar antara 50-100 cm.
2. Langkah kedua membuat biopori
Langkah selanjutnya dalam membuat biopori adalah dengan mengisi lubang tersebut
dengan sampah organik atau dedaunan. Hal tersebut akan memancing fauna tanah seperti cacing
untuk masuk ke dalam lubang serta mencari perlindungan dan makanan. Fauna-fauna tanah
tersebut nantinya menjadikan sampah organik atau dedaunan tersebut menjadi kompos sehingga
tidak berbau. Dan akibat dari adanya aktifitas dari fauna tanah tersebut, maka akan cepat
menciptakan pori-pori di dalam lubang. Setiap 5 hari sekali sebaiknya anda menambahkan
sampah organik. Sebelum menambah, anda dapat mengambil kompos tersebut untuk dijadikan
pupuk sehingga dapat menyuburkan tanah.
16
3. Langkah ketiga membuat biopori
Untuk membuat biopori, buatlah lubang biopori dengan jumlah lubang berdasarkan luas
lahan pekarangan rumah anda. Setiap 50 m2 maka dibutuhkan 10 lubang dengan perhitungan
sebagai berikut:
Luas lahan antara 0 - 50 m2, dibutuhkan 10 lubang,
Luas lahan antara 50 - 100 m2, dibutuhkan 20 lubang,
Luas lahan antara 100 - 150 m2, dibutuhkan 30 lubang, dst
4. Langkah keempat membuat biopori
Langkah terakhir untuk membuat biopori adalah dengan membuat adukan semen dengan lebar 2-
3 cm dan tebal sekitar 2 cm disekeliling permukaan lubang. Hal itu dimaksudkan untuk dijadikan
penahan pada permukaan lubang sehingga tanah tidak longsor masuk ke dalam lubang. Selain
itu, dapat juga anda tambahkan dengan memberikan penutup biopori yang sesuai dengan
diameter dengan menggunakan penutup yang sudah tersedia dipasaran atau anda dapat
membuatnya dari botol plastik
17
BAB III
PEMBAHASAN
Penggunaan biopori dan berbagai manfaatnya sebagaimana telah dibahas pada bab
sebelumnya akan penulis kaji dalam bab ini.
Biopori menurut Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2009) telah mengartikan
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan
cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa biopori adalah lubang resapan yang dibuat oleh manusia yang merupakan metode resapan
air yang dapat mencegah banjir dan dapat meningkatkan cadangan air tanah.
Pengertian tersebut mengandung tiga variable yang sedang dikaji penulis, yaitu penggunaan
biopori, pencegahan banjir, dan cadangan air tanah
Dari ketiga variabel tersebut dapat didapat tiga hubungan penggunaan biopori sebagai
teknologi tepat guna ramah lingkungan. Berdasarkan pengertian biopori yang telah dibahas
sebelumnya. Biopori dapat mencegah banjir dan meningkatkan cadangan air tanah. Itu adalah
salah satu manfaat penggunaan biopori. Manfaat lainnya dalam pengunaan biopori adalah media
pembuatan kompos alami, menyuburkan tanah di sekitar lokasi biopori, dan mencegah longsor
serta erosi.
b. Penggunaan Biopori
Penggunaan teknologi biopori sebenarnya sangatlah mudah untuk diterapkan di masyarakat.
Sebagai teknologi sederhana, biopori memiliki manfaat yang begitu besar dan tidak merepotkan
pemiliknya. Manfaat dari lubang biopori salah satunya adalah pencegah banjir, dan
menyuburkan tanah. Lokasi pembuatannya pun mudah dijangkau leh masyarakat, bisa dibuat di
depan pekarangan rumah ataupun di saluran air. Cara pembuatan dan perawatannya yang mudah
memungkinkan biopori untuk dipakai oleh semua kalangan. Oleh karena itu, demi lestarinya
lingkungan sebaiknya sosialisasi mengenai teknologi biopori terus digalakkan.
18
c. Penggunaan Biopori sebagai Pencegah Banjir
Penggunaan biopori sangat berpengaruh terhadap pencegahan banjir. Karena bentuk biopori
yang merupakan lubang resapan, lubang biopori akan mengalirkan air hujan untuk masuk ke
dalam lubang dan kemudian air hujan tersebut akan meresap kedalam tanah. Dengan begitu, bila
di setiap tempat dipasangi biopori maka terjadinya banjir dapat dicegah. Biopori yang dibuat
pada selokan pun akan mencegah meluapnya selokan ketika hujan tiba.
Andaikan di setiap tempat di kota besar yang menjadi langganan banjir menerapkan
teknologi biopori, maka peristiwa banjir di musim hujan bisa di minimalisir dan dapat dicegah.
d. Penggunaan Biopori untuk Meningkatkan Cadangan Air Tanah
Penggunaan biopori dapat pula meningkatkan cadangan air tanah. Mengapa demikian?
Cara kerja biopori yang dapat meresapkan air hujan membuat air hujan itu akan meresap ke
dalam tanah, sehingga dengan sendirinya air hujan itu akan menjadi air tanah. Sehingga apabila
biopori yang dipasang kuantitasnya banyak maka cadangan air tanah dapat ditingkatkan.
Dampaknya, krisis air yang terjadi apabila musim kemarau tiba dapat dicegah, karena pada
musim hujan lubang biopori telah meresapkan banyak air hujan untuk masuk ke dalam tanah.
Oleh karena itu lubang biopori layak disebut lubang multiguna karena selain dapat
mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah, lubang biopori juga dapat menjadi media
pembuat kompos alami, mencegah longsor serta erosi.
19
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Simpulan
Simpulan yang bisa didapat dari pembahasan tentang biopori dan manfaatnya sebagai
pencegah banjir dan menambah cadangan air tanah adalah,bahwa lubang biopori adalah
teknologi tepat guna yang cocok untuk diterapkan kepada setiap elemen masyarakat, terutama di
perkotaan. Karena cara pembuatannya yang sederhana serta perawatannya yang mudah, tidak
terlalu merepotkan masyarakat terutama yang memiliki rutinitas padat. Lubang biopori cukup
diisi dengan sampah organic, yang dengan sendirinya sampah organik tersebut akan menjadi
kompos alami dan akan menyuburkan tanah di sekitar lubang tersebut. Air hujan yang masuk ke
lubang pun akan menjadi air tanah, karena air hujan yang terjebak di lubang biopori akan
meresap ke dalam tanah kembali sehingga dapat mencegah banjir dan menambah cadangan air
tanah. Dampaknya di musm kemarau, masyarakat tak perlu kebingungan akan krisis air bersih,
karena di musim hujan lubang biopori telah banyak meresapkan air sehingga cadangan air tanah
aman tersimpan di dalam tanah.
20
IV. 2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, sebaiknya lubang biopori lebih disosialisasikan kepada
masyarakat luas, karena menurut penulis lubang biopori belum terlalu akrab di telinga
masyarakat. Karena dengan adanya sosialisasi dan simulasi pembuatan biopori, pasti masyarakat
akan tergugah untuk menyelamatkan lingkungannya. Terlebuh pembuatan dan perawatan biopori
sangat mudah disamping manfaatnya yang begitu besar. Sehingga bila lubang biopori lebih
disosialisasikan maka aksi nyata penyelamatan lingkungan akan segera terwujud, sehingga
masalah banjir dan krisis air bersih akan segera tuntas dan berganti menjadi lingkungan kota
yang bebas banjir dan tidak krisis air bersih bila kemarau tiba.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2012. Bumiku panas. http:wongtmgloveaworld.blogspot.com. Diakses 29 oktober
2013
Anonim 2. 2008. Biopori, teknologi tepat guna ramah lingkungan. http://biopori.com. Diakses
29 oktober 2013.
Anonim 3. 2011. Lubang Mini Penyerap Air.
http://www.ampl.or.id/detai/detail01.php?tp=artikel&jns=wawasan&kode=1674. Diakses 29
oktober 2013 .
Anonim 4. 2010. Lubang resapan biopori kurangi banjir.
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/09/ipt02.html. Diakses 29 oktober 2013.
Dodo. 2011. Arsitek pakailah biopori!, http://suparlan.com. Diakses 29 oktober 2013.
Widiasari, yannika. Biopori sebagai alternatif teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
dalam penyelamatanlingkungan,http://yannika.student.umm.ac.id diakses 29 oktober 2013.