Anda di halaman 1dari 6

LUBANG BIOPORI DI DAERAH YANG RAWAN BANJIR

Muhammad Imam Pranata, 03011282328054, Kota Palembang, Sumatera Selatan


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, 2023
Jl. Politeknik Lr. Padang Kapas 2 No. 17D Kec. Ilir Barat 1 Kel. Bukit Lama Kota Palembang
03011282328054@student.unsri.ac.id

Seiring berkembangnya zaman pertumbuhan populasi penduduk di Indonesia terus meningkat


terkhusus di daerah perkotaan, ini berdampak pada pertumbuhan pembangunan infrastruktur
yang juga meningkat.

Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat di segala bidang yang
menyangkut kehidupan manusia. Manusia harus pintar dalam merancang pembangunan agar
tidak berdampak pada lingkungan. Sebab, lingkungan sangat berpengaruh secara langsung
dan memiliki peranan yang sangat penting bagi seluruh kehidupan mahluk hidup.

Banyak sekali dampak buruk akibat dari pembangunan yang di buat manusia. Seperti
beberapa hal diantaranya banjir, longsor, air sungai yang terkena limbah, dan spesies hewan
yang nyaris punah karena daerahnya dirusak, Tapi di esai kali ini, yang akan saya tekankan
adalah masalah banjir yang sangat mengganggu aktivitas manusia.

Banjir sering kali terjadi didaerah yang tidak dapat menyerap atau mengalirkan air hujan,
sehingga air hujan yang turun akan menjadi aliran permukaan. Salah satu hal yang menjadi
penyebab banjir adalah alih fungsi lahan. Kondisi tanah yang masih alami, penuh dengan
rerumputan dan pohon akan mempermudah air hujan untuk meresap ke dalam tanah dan
mengurangi aliran permukaan yang terjadi di saat hujan. Perubahan muka tanah dengan
berbagai macam perkerasan diatasnya akan menyulitkan air hujan untuk meresap dan air
hujan yang turun seluruhnya akan menjadi aliran permukaan. Alih fungsi lahan identik
dengan perubahan muka tanah yang awalnya sebagai tempat resapan air di ubah menjadi
kawasan perumahan, apartment, mall, dan semua infrastruktur yang menunjang kebutuhan
manusia, karena pertumbuhan pembangunan infrastruktur yang terus meningkat dan semakin
padat mengakibatkan semua lahan yang harusnya menjadi resapan air kini di bangun
infrastruktur.

Banjir kini menjadi masalah yang harus di perhatikan oleh semua kalangan masyarakat
mengingat dampak buruk dari terjadinya banjir ini sangat banyak diantaranya masyarakat
dapat terserang penyakit, terganggunya aktivitas masyarakat yang mengakibatkan turunnya
ekonomi, krisis air bersih dan masih banyak lagi. Karena banyaknya dampak negatif, banyak
masyarakat mengeluhkan masalah banjir ini agar bisa segera di tangani oleh pemerintah.
Contohnya keluhan masyarakat di Rt.7 Rw.1 Kembangan Utara, Jakarta Barat, ia
mengeluhkan masalah banjir yang sudah 4 kali pada tahun 2022 lalu yang membuat ia beserta
keluarga harus mengungsi karena ketinggian air mencapai 1 meter, ia juga berharap agar
pemerintah segera menangani masalah banjir di daerahnya Kembangan Utara.

Menurut saya, masalah banjir ini bukan cuma pemerintah yang harus menangani, tapi semua
kalangan masyarakat juga harus ikut serta dalam menangani masalah banjir ini, langkah
pertama yang mungkin bisa dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan saluran air yang tersumbat oleh sampah.

Untuk mengatasi banjir ini juga sebenarnya saluran parit saja kurang, karena yang kita tahu
aliran parit di daerah perkotaan sering terjadi permasalahan yang tidak bisa terhindarkan lagi
akibat kurangnya informasi dan cepatnya pertumbuhan populasi manusia di daerah
perkotaan.

Solusi yang paling tepat untuk mengatasi persoalan banjir tersbut ialah dengan cara
pembuatan lubang resapan biopori di titik-titik yang tergenang air. Kenapa saya bilang paling
tepat, karena sewaktu saya bersekolah di SMPN 17 Palembang, sekolah saya termasuk
sekolah yang tidak pernah terjadi banjir walapun turun hujan dengan curah yang tinggi dan
debit air yang besar, dan disaat lingkungan sekitar sekolah saya terkena banjirpun sekolah
saya tetap tidak kebanjiran. Itu terjadi karena SMPN 17 Palembang sudah menerapkan sistem
resapan biopori yang fungsinya itu untuk mengolah sampah organik dan menjadi titik resapan
air ketika hujan. Sebenarnya sudah ada kota yang menerapkan lubang resapan biopori ini
salah satunya kota Jakarta yang sudah mulai menerapkan lubang resapan biopori ini
walaupun masih terbulang sangat sedikit dan belum mencapai target ideal untuk pembuatan
biopori tersebut.

Sebelum membahas lebih jauh tentang manfaat biopori, keunggulan biopori, cara pembuatan
serta perawatan biopori baiknya pembaca harus tahu dahulu apa itu biopori dan bagaimana
bentuk biopori yang di maksud pada essai ini.

Secara alami biopori adalah lubang-lubang kecil atau terowongan kecil di dalam tanah yang
terbentuk oleh aktivitas organisme fauna di dalam tanah seperti cacing, rayap, akar pohon dan
organisme lainnya kemudian lubang-lubang tersebut akan terisi udara dan menjadi tempat
berlalunya air didalam tanah. Sedangkan lubang resapan biopori adalah merupakan lubang
berbentuk silinder yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 sentimeter
dan kedalaman 1 meter. Lubang ini lalu diisi dengan sampah organik untuk memicu
terbentuknya biopori alami yang dibuat oleh fauna di dalam tanah seperti cacing. Kemudian
sampah organik akan diurai secara alami menjadi kompos yang bisa menyuburkan tanah dan
menjadi sumber makanan bagi fauna di dalam tanah dan meningkatkan peran aktivitas
biodiversitas tanah dan akar tanaman. Ukuran lubang resapan biopori sengaja dibuat kecil
untuk mengoptimalkan penampang vertikal tanah. Lubangcom resapan biopori mempunyai
diameter 10 sentimeter dan kedalaman cukup satu meter. Karena apabila lebih dari satu meter
maka akan semakin sedikit oksigen pada lubang biopori sehingga fauna tanah sulit bertahan
hidup.

Gambar 1. Lubang resapan biopori

(sumber gambar : Biopori.com)


Gambar 2. Gambaran lubang resapan biopori

(sumber gambar : poskota.com)

Lubang resapan biopori ditemukan oleh seorang peneliti dan dosen Departemen Ilmu Tanah
dan Sumber Daya Lahan dari IPB yaitu Ir.Kamir Raziudin Brata, M.Sc. yang terinspirasi dari
Al-Qur’an :

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit,
maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal “ (Q.S.Az-Zumar, 39: 21).

Itulah pengertian dan gambaran biopori yang dimaksud dalam essay ini, selanjutnya apa
manfaat dari lubang resapan biopori tersebut?, ada banyak manfaat dari lubang resapan
biopori ini, yang pertama tentunya untuk mencegah genangan dan banjir, maksudnya lubang
resapan biopori berfungsi sebagai lubang serapan untuk mempercepat peresapan air hujan
sehingga air hujan yang menggenang akan dengan cepat meresap ke dalam tanah. karena
banyak lubang biopori alami yang dibuat oleh cacing.

Selain mencegah banjir biopori juga dapat mengatasi masalah sampah organik karena sampah
organik akan diuraikan tanah sehingga sampah organik dirubah melalui proses dekomposisi
untuk menjadi kompos, kemudian menjadi sumber makanan bagi fauna yang hidup di dalam
tanah seperti cacing rayap dan sebagainya.

Lubang resapan biopori juga bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, cara kerjanya yaitu
sampah organik yang di buang ke lubang resapan biopori akan di makan oleh organisme yang
ada di dalam tanah. Kemudian organiseme itu menguraikainnya menjadi kompos yang bisa
menjadi pupuk bagi tanaman di sekitar lubang biopori tersebut.

Manfaat lainnya dari lubang resapan biopori ini juga yaitu mampu meningkatkan cadangan
air tanah karena organisme dalam tanah mampu membuat sampah menjadi mineral- mineral
yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah akan berkualitas karena
mengandung banyak mineral.
Lubang resapan biopori juga mampu mengurangi emisi gas dari kegiatan mengkompos
sampah organik dan mengurangi dampek efek rumah kaca yaitu CO2 dan metan.

Manfaat yang terakhir yaitu dapat mencegah penyakit seperti demam berdarah dan malaria
karena berkurangnya genangan air untuk nyamuk berkembang biak. Menurut saya, banyak
sekali manfaat lubang resapan biopori ini jika di terapkan di daerah yang rawan banjir seperti
perkotaan.

Cara pembuatan lubang resapan biopori ini juga tidak sulit dan bahan-bahan pembuatannya
pun mudah di dapat, bahan yang di perlukan untuk membuat satu lubang resapan biopori
yaitu, paralon atau bambu dengan diameter 10 cm dan panjang 10-15 cm, tutup paralon
dengan diameter 10 cm atau roaster, kaleng bekas, ram kawat dan sebagainya untuk menutupi
lubang resapan biopori, semen secukupnya untuk memperkuat permukaan sekitar lubang
resapan biopori.

Lalu cara pembuatan lubang resapan biopori yang pertama, membuat lubang silindris secara
vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak
sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50
hingga 100 cm.

Kedua, memperkuat mulut lubang dengan semen selebar 2 hingga 3 cm dengan tebal 2 cm
disekeliling mulut lubang.

Ketiga, mengisi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa
tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke
dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. Kompos
yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan
dengan pemeliharaan lubang resapan.

Dan yang terakhir yaitu dengan menutup lubang biopori dengan menggunakan apa saja
seperti ram kawat, tutup paralon dan lain-lain dengan diberi lubang untuk sirkulasi udara dan
peresapan air.

Perawatan lubang resapan biopori juga sangat mudah yaitu dengan cara membuka penutup
lubang resapan biopori, kemudian mengambil kompos yang sudah jadi, lalu memasukkan
kembali sampah organik yang di lakukan setiap 3 bulan sekali.
Perencanaan pembuatan lubang resapan biopori juga bisa di hitung agar manfaat dari lubang
resapan biopori menjadi optimal, untuk perhitungan pembuatan lubang biopori bisa dengan
menggunakan persamaan intensitas hujan (mm / jam) x luas bidang kedap (m2) / laju
peresapan air perlubang (liter/perjam). Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas
hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180
liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu di buat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.

Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang
bisa menampung 7,8 liter sampah organik. ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan
sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi oleh
sampah organik yang dihasilkan selama 56-84 hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang
pertama di isi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut.
Dengan demikian lubang-lubang ini seudah dapat di isi kembali dengan sampah organik baru
dan seterusnya.

Sampai disini apakah pembaca memahami maksud dari essai ini, jika pembaca berpikir kalau
essai ini untuk mengajak seluruh masyarakat menerapkan lubang resapan biopori, maka
pembaca benar, maksud dari essai ini tidak lain tidak bukan ialah untuk mengedukasi
pembaca tentang manfaat resapan lubang biopori dalam mengatasi masalah banjir, dengan
cara yang lebih efisien dan juga terbilang murah daripada solusi lainnya, karena bisa di buat
oleh seluruh kalangan masyarakat, setidaknya masyarakat bisa membuat lubang resapan
biopori di halaman rumahnya sendiri atau di sekitaran rumahnya. Masalah pembuatan di jalan
umum dan di jalan raya itu baru urusan pemerintah.

Adapun tantangan dalam perencanaan pembuatan lubang resapan biopori ini yaitu, masih
kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, dapat dilihat dari masih
sedikitnya lubang resapan biopori yang ada, sosialisasi yang dilakukan pemerintah mengenai
penerapan lubang resapan biopori belum begitu efektif, dan Masih sedikit orang yang
mengetahui fungsi dan manfaat teknologi lubang resapan biopori sehingga teknologi ini
belum memasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai