MANFAAT BIOPORI
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran Biologi
1. Aidah Aryani
2. Deswita Sari
3. Rifda Nafisa
4. Salma Fauziyah
5. Sheril Apriliani
MA TAHFIZH AL KAUKAB
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas terstruktur tentang
“BIOPORI”. Tugas terstruktur ini kami buat untuk memenuhi tugas yang ibu berikan kepada
kami. Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Ade Azmi, S.Pd, selaku guru pembimbing
mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas tersruktur ini kepada kami.
Kami sangat berharap tugas terstruktur ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai mata pelajaran Biologi ini. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami
buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Pembahasan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biopori.............................................................................................. 3
2.2 Manfaat Biopori ................................................................................................. 5
2.3 Perencanaan Lokasi ............................................................................................ 8
2.4 Perencanaan Pembuatan ..................................................................................... 9
2.5 Jumlah Biopori Yang Disarankan ...................................................................... 13
2.6 Biaya Yang Dikeluarkan .................................................................................... 13
2.7 Pemeliharaan Biopori ......................................................................................... 14
4. Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari biopori,
diantaranya adalah:
a. Memelihara cadangan air tanah.
b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
c. Menghambat intrusi air laut.
d. Mengubah sampah organik menjadi kompos.
e. Meningkatkan kesuburan tanah.
f. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
g. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah.
h. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran
udara dan perairan.
i. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
j. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.
2.3 PERENCANAAN LOKASI
Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih maksimal
perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan biopori ditempat yang
tepat, maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan hasil yang kita terima
pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat untuk memilih lokasi
pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan pemilihan tempat
perancangan biopori dari beberapa sumber, yaitu:
1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya ada tiga lokasi
yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai gambar yang mendukung. Inilah ketiga
lokasi tersebut:
✓ Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
✓ Di sekeliling pohon.
✓ Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
2. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia /Nomor: P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS),
menyebutkan untuk setiap 100 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat
sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter
10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi
kompos dalam jangka waktu 15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan
ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan.
2.4 PERENCANAAN PEMBUATAN
Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa saja yang dapat kita
peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan yang tepat untuk biopori. Maka langkah
terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimnan cara pembuatan biopori yang disarankan
oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa tahu cara pembuatannya secara langsung, karena penulis
tidak hanya menggunakan kata atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan cara
pembuataannya. Tapi juga dengan gambar, diharapkan dengan adanya gambar ini pembaca
tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahaminya, berikut beberapa sumber tentang
perencanaan pembuatan biopori:
1. Proses pembuatan biopori (http://mengenal-dan-memanfaatkan-lubang-
biopori.html/ diakses 31 Desember 2009), dibagi dalam 2 tahap, yaitu
a) Tahap pembuatan
Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan
daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm,
kedalaman yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal.
Sedangkan diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena membuat di halaman
rumah, maka 10 cm lebih proporsional. Lalu menggali lubang-lubang secara manual
menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika
ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar
lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya
IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi.
Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang memanjang.
Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya.
Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang
mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak
sedang turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya
digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah
yang menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk
memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup
kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki tidak akan
kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman.
b) Tahap pengisian
Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi lubang biopori.
Tapi sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah non-
organik. Karena melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4
dapat menghasilkan pupuk biokasi. Agar tidak bingung dalam memilah sampah,
maka sediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang
masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk
hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk mengisi tempat sampah B hanya
untuk bahan-bahan yang lebih mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan
tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan,
sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk
ke B.
Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk
kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung
kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit
terurai. Kantong plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di
tempatkan di bak sampah luar rumah.
Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan, misalnya setelah
merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang
kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang
dihasilkan dari proses ini langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar
merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini didorong dengan tongkat.
2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:
a) Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman
30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
b) Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3
sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang
terperosok.
c) Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon,
sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut
sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai
pupuk kompos alami.
d) Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil
hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus =
intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan
air perlubang (liter / jam). (Sumber informasi:Organisasi.Org Komunitas &
Perpustakaan Online Indonesia.com.)
3. Jika menurut TIM Biopori dari IPB (2007), menyeburkan cara pembuatan biopori
sangat mudah sekali untuk diterapkan di lingkungan sekitar. Pembuatan biopori ada
lima tahap, yaitu:
a) Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm.
Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah
bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.
b) Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm
di sekeliling mulut lubang.
c) Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa
tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput.
d) Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah
berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
e) Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim
kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
f) Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan dilorong samping
rumah. Ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi para warga yang tidak
mempunyai lahan luas untuk biopori. Dalam hal ini Salman, menjelaskan cara
pembuatan biopori yang dilakukan di lorong samping rumahnya beserta
gambarnya. Langkah-langkah pembuatannya adalah
1. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan.
✓ Paralaon
✓ Kasa nyamuk
✓ Biopori
2. Cara pembuatan
✓ Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang tanahnya
hanya berukuran 140 x 40 cm, tapi menjadi tempat lewat air hujan dan
pancuran air tempat mencuci macam-macam. Cukup untuk menjadi 2
buah lubang dengan jarak 100 cm.
✓ Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah dikumpulkan
dan dibersihkan dulu, supaya tidak ikut jatuh ke lubang.
✓ Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah galian, dan
mencetak lubang berdiameter 10cm. Dengan bor khusus ini, kita bisa
dengan mudah membuat lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman
100 cm.
✓ Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan dibalik. Demikian
pula pada saat mengangkat tanah galian, tetap searah jarum jam hanya
sedikit demi sedikit diangkat ke atas.
✓ Hasil galian pertama Tampungan tanah liat
✓ Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang pertama
✓ Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk dijadikan
penahan dinding lubang supaya tanah di atasnya tidak mudah
jatuh/turun.
✓ Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam, karena fungsinya
hanya untuk menahan tanah jatuh
✓ Lubang biopori kan kadang-kadang harus dibuka untuk diisi limbah,
dan supaya baunya tidak menyeruak ke atas, juga harus ditutup dan
ditimbuni batu sedikit.
✓ Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir masuk.
✓ Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan
4. Cara pembuatan bopori menurut Oasezam weblog.htm (2009) hampir sama dengan
konsep Salman (2009), yang membedakan hanyalah dalam segi metode peralatannya
saja. Kalau Oaezam menggunakan metode yang modern, tapi Salman menggunakan
metode yang sederhana. Berikut ini adalah cara pembuatan menurt oaezam adalah
a. Buatlah lubang sedalam 80 – 100 cm dengan diameter 10 – 30 cm.
b. Masukkan daun daunan kering ke dalam lubang
c. Tutuplah dengan Loster
2.5 JUMLAH BIOPORI YANG DISARANKAN
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bidang kedap (m 2), Laju Peresapan Air per
Lubang (liter/jam).
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan
laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m 2 bidang kedap perlu
dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.
Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap
lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi
dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi
dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut
lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah
menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah
organik baru dan begitu seterusnya.
2.6 BIAYA YANG DIKELUARKAN
Jhon herf (2008), Pembuatan LRB dipermudah dengan alat bor tanah. Desainnya
disesuaikan untuk kegunaan peresapan air yang memakai pendekatan Biopori. Alat bor LRB
juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk bersamaan dengan
pemeliharaan LRB.
Bila satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap rumah tangga perlu
membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai dalam waktu 300 menit (lima jam). Jadi, perlu
sehari per orang kerja (Rp 35 000,-).
Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor Rp175.000,00 –
Rp200.000,00), maka diperlukan biaya (Rp205 000,00 – Rp235 000,00). Biaya itu dapat
berkurang bila satu bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang.