Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANFAAT BIOPORI
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran Biologi

Yang Diampu oleh Ibu Ade Azmi Safitri, S.Pd

Disusun oleh: Kelompok 1, Kelas X IPA 2

1. Aidah Aryani
2. Deswita Sari
3. Rifda Nafisa
4. Salma Fauziyah
5. Sheril Apriliani

MA TAHFIZH AL KAUKAB

BOJONG NANGKA – GUNUNG PUTRI – BOGOR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas terstruktur tentang
“BIOPORI”. Tugas terstruktur ini kami buat untuk memenuhi tugas yang ibu berikan kepada
kami. Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Ade Azmi, S.Pd, selaku guru pembimbing
mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas tersruktur ini kepada kami.
Kami sangat berharap tugas terstruktur ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai mata pelajaran Biologi ini. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami
buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Bogor, 14 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Pembahasan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biopori.............................................................................................. 3
2.2 Manfaat Biopori ................................................................................................. 5
2.3 Perencanaan Lokasi ............................................................................................ 8
2.4 Perencanaan Pembuatan ..................................................................................... 9
2.5 Jumlah Biopori Yang Disarankan ...................................................................... 13
2.6 Biaya Yang Dikeluarkan .................................................................................... 13
2.7 Pemeliharaan Biopori ......................................................................................... 14

BAB III PENUTUP


3.1 SIMPULAN........................................................................................................ 15
3.2 SARAN .............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu modal dasar
pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya berdasarkan azas kelestarian,
keserasian dan azas pemanfaatan yang optimal, yang dapat memberikan manfaat ekonomi,
ekologi dan sosial secara seimbang.
Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya, akan menyebabkan terjadinya lahan
kritis. Disamping itu perilaku masyarakat yang belum mendukung pelestarian tanah dan
lingkungan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada musim penghujan.
Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya pelestarian lahan kritis,
dan pengembangan fungsi biopori terus ditingkatkan dan disempurnakan. Biopori pada lahan
kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian
daya dukung lingkungan.
Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu
direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan
Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa pengaturan
keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan.
Dari aspek perencanaan ditempuh melalui penyempurnaan pembuatan biopori di
lingkungan sekitar masyarakat. Di akspek inilah diharapkan akan dapat menjadi acuan
pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat. Biopori secara umum, dapat
mengurangi resiko bahaya banjir di daerah yang kurang lahan peresapan air. Tidak hanya
sebagai pencegah banjir, penerapan biopori yang secara rutuin akan menghasilkan pupuk
kompos yang sangat bermanfaat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan biopori?
2. Apa saja manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan lingkungan?
3. Lokasi manakah yang lebih efisien untuk pemasangan biopori?
4. Bagaimana cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif?
5. Berapa jumlah biopori yang harus dibuat, agar terhindar dari bahaya banjir?
6. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori?
7. Bagaimana cara memelihara biopori agar tetap bagus?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaertian dari biopori
2. Mengetahui manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan lingkungan
3. Mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori
4. Mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif
5. Mengetahui jumlah biopori yang disarankan
6. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dari pembuatan biopori
7. Mengetahui cara memelihara biopori agar kondisinya tetap bagus
1.4 MANFAAT PEMBAHASAN
Adapaun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Terketahuinya pengertian dari biopori.
2. Terketahuinya manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan
lingkungan.
3. Terketahuinya lokasi yang lebih efisien untuk pemasagan biopori.
4. Terketahuinya cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif.
5. Terketahuinya jumlah biopori yang disarankan.
6. Terketahuinya biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori.
7. Terketahuinya cara memelihara biopori agar tetap bagus kondisinya.
BAB II
PEMBAHASAN

Pembuatan lubang biopori merupakan solusi teknologi ramah lingkungan untuk


mengatasi ketersediaan air tanah dengan memanfaatkan sampah organik melalui lubang kecil
dalam tanah. Air dan sampah adalah dua hal yang tidak akan lepas dari kehidupan makhluk
hidup, termasuk manusia. Setiap manusia setiap hari menghasilkan sampah dari aktifitas
hidupnya. Terkadang sampah menjadi sumber masalah pencemaran lingkungan, padahal
sampah mempunyai potensi besar dalam menyelamatkan lingkungan, jika diperlakukan secara
arif dan bijaksana. Sementara air, sangat penting bagi makhluk hidup. Tanpa air, makhluk
hidup akan mati. oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan air dan sampah untuk
melangsungkan kehidupan.
Pembuatan biopori dapat dilakukan dimana saja, dengan ketersediaan tanah yang tidak
terlalu luas. Teknologi yang dikembangkan oleh Kamir (2006) ini sangat cocok diterapkan di
wilayah perkotaan yang tanahnya penuh bangunan sehingga penyerapan air menjadi minim.
Dengan memanfaatkan lubang kecil dan sampah organik maka wilayah perkotaan yang terlihat
kering dan gersang akan berubah menjadi wilayah yang ramah lingkungan. Disamping itu,
sampah organik yang tersimpan didalam lubang, dapat dijadikan sebagai sumber penghasil
kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.
2.1 PENGERTIAN BIOPORI
Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari istilah ‘biopori’,
tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut, dan ada beberapa yang hanya
sekedar tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan
pengertian dari istilah ‘biopori’ dalam berbagai pendapat, yaitu:
1. Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat
aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam
tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air
hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam
tanah melalui lubang tersebut.
2. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2008) menjelaskan biopori
adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi
lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah.
Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan
air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan
demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih
rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena
tanahnya dipenuhi bangunan.
3. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-lubang di dalam
tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti
cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang
terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
Diatas adalah beberapa pendapat tentang pengertian dari ‘biopori’, untuk selanjutnya
penulis akan memaparkan tentang pengertian dari lubang biopori. Dalam hal ini, banyak
pendapat dari beberapa ahli mengenai ‘lubang biopori’. Untuk itu, pembaca diharapkan bisa
mencermati dan sekaligus memahami arti dari istilah tersebut.
1. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2009) telah mengartikan
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.
2. Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan
panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk
menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan
air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu
pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-
tumbuhan (Anonim, 2008).
3. Menurut Jhon Herf (2009), lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris
yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sampai dengan tiga puluh
sentimeter. Pada leaflet Biopori dijelaskan, kedalamannya sekitar seratus sentimeter
atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi sampah organik untuk
mendorong terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk liang (terowongan
kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.
4. Bila dilihat secara alami, lubang biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang
terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan
akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur
mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air,
tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. (http://mengenal-dan-
memanfaatkan-lubang-biopori.html/, diakses 31 Desember 2009).
5. Oasezam blog (2009) mendefinisikan biopori adalah lubang sedalam 80-100cm
dengan diameter 10-30 cm yang dimaksudkan sebagai lubang resapan untuk
menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar
daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya
mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga
aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya
tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.
6. Lubang Resapan Biopori menurut Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor:P.70/Menhut-II/2008/Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas
organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah
lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat
berlalunya air di dalam tanah.
Pengertian tentang ‘biopori’ dan ‘lubang biopori’ telah penulis jelaskan dengan beberapa
pendapat yang berbeda dari berbagai kalangan. Untuk lebih memahami dari penjelasan diatas,
penulis pada bagian ini akan menampilkan beberapa gambar tentang biopori.
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam
tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-
pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar
tanaman.
2.2 MANFAAT BIOPORI
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau menerapkannya
di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan jika kita semua
mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara bersama-sama di lingkungan. Semakin
banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita peroleh. Dalam hal ini,
penulis akan menyebutkan semua manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah
sebagai berikut:

1. Griya (2008) menguraikan manfaat biopori sebagai berikut:


a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.
Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut.
Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori
berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah
terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya
permukaan yang dapat meresapkan air kedalam tanah di kawasan permukiman.
Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organic
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di
kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan
memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik.
Untuk sampah organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk
organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah
menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral
yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral.
2. Sedangkan manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan Online (2008)
adalah:
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air
tanah.
b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. Mencegah terjadinya
erosi tanah dan bencana tanah longsor.
3. Tim Biopori IPB (2009) menjelaskan keunggulan dan manfaat biopori
sebagai berikut:
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk
mengatasi banjir dengan cara
a. Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang
resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai contoh bila
lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan
2
akan bertambah sebanyak 3140 cm atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula
mempunyai bidang resapan 78,5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan
terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan
ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian
kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-
sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
b. Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori ‘diaktifkan’ dengan memberikan sampah organik
kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah
untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah
didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu maka
lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus
berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap
periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis
tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka
yang senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari LRB
adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
c. Memanfaatkan Peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh
organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas
merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di
dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah.
Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang
tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga
kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari
manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga
dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan
kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang
dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah,
tidak cepat diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi
pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.

4. Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari biopori,
diantaranya adalah:
a. Memelihara cadangan air tanah.
b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
c. Menghambat intrusi air laut.
d. Mengubah sampah organik menjadi kompos.
e. Meningkatkan kesuburan tanah.
f. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
g. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah.
h. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran
udara dan perairan.
i. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
j. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.
2.3 PERENCANAAN LOKASI

Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih maksimal
perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan biopori ditempat yang
tepat, maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan hasil yang kita terima
pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat untuk memilih lokasi
pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan pemilihan tempat
perancangan biopori dari beberapa sumber, yaitu:
1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya ada tiga lokasi
yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai gambar yang mendukung. Inilah ketiga
lokasi tersebut:
✓ Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
✓ Di sekeliling pohon.
✓ Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
2. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia /Nomor: P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS),
menyebutkan untuk setiap 100 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat
sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter
10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi
kompos dalam jangka waktu 15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan
ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan.
2.4 PERENCANAAN PEMBUATAN
Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa saja yang dapat kita
peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan yang tepat untuk biopori. Maka langkah
terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimnan cara pembuatan biopori yang disarankan
oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa tahu cara pembuatannya secara langsung, karena penulis
tidak hanya menggunakan kata atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan cara
pembuataannya. Tapi juga dengan gambar, diharapkan dengan adanya gambar ini pembaca
tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahaminya, berikut beberapa sumber tentang
perencanaan pembuatan biopori:
1. Proses pembuatan biopori (http://mengenal-dan-memanfaatkan-lubang-
biopori.html/ diakses 31 Desember 2009), dibagi dalam 2 tahap, yaitu
a) Tahap pembuatan
Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan
daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm,
kedalaman yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal.
Sedangkan diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena membuat di halaman
rumah, maka 10 cm lebih proporsional. Lalu menggali lubang-lubang secara manual
menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika
ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar
lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya
IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi.
Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang memanjang.
Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya.
Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang
mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak
sedang turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya
digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah
yang menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk
memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup
kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki tidak akan
kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman.
b) Tahap pengisian
Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi lubang biopori.
Tapi sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah non-
organik. Karena melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4
dapat menghasilkan pupuk biokasi. Agar tidak bingung dalam memilah sampah,
maka sediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang
masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk
hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk mengisi tempat sampah B hanya
untuk bahan-bahan yang lebih mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan
tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan,
sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk
ke B.
Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk
kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung
kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit
terurai. Kantong plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di
tempatkan di bak sampah luar rumah.
Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan, misalnya setelah
merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang
kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang
dihasilkan dari proses ini langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar
merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini didorong dengan tongkat.
2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:
a) Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman
30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
b) Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3
sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang
terperosok.
c) Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon,
sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut
sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai
pupuk kompos alami.
d) Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil
hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus =
intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan
air perlubang (liter / jam). (Sumber informasi:Organisasi.Org Komunitas &
Perpustakaan Online Indonesia.com.)
3. Jika menurut TIM Biopori dari IPB (2007), menyeburkan cara pembuatan biopori
sangat mudah sekali untuk diterapkan di lingkungan sekitar. Pembuatan biopori ada
lima tahap, yaitu:
a) Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm.
Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah
bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.
b) Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm
di sekeliling mulut lubang.
c) Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa
tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput.
d) Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah
berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
e) Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim
kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
f) Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan dilorong samping
rumah. Ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi para warga yang tidak
mempunyai lahan luas untuk biopori. Dalam hal ini Salman, menjelaskan cara
pembuatan biopori yang dilakukan di lorong samping rumahnya beserta
gambarnya. Langkah-langkah pembuatannya adalah
1. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan.
✓ Paralaon
✓ Kasa nyamuk
✓ Biopori
2. Cara pembuatan
✓ Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang tanahnya
hanya berukuran 140 x 40 cm, tapi menjadi tempat lewat air hujan dan
pancuran air tempat mencuci macam-macam. Cukup untuk menjadi 2
buah lubang dengan jarak 100 cm.
✓ Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah dikumpulkan
dan dibersihkan dulu, supaya tidak ikut jatuh ke lubang.
✓ Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah galian, dan
mencetak lubang berdiameter 10cm. Dengan bor khusus ini, kita bisa
dengan mudah membuat lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman
100 cm.
✓ Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan dibalik. Demikian
pula pada saat mengangkat tanah galian, tetap searah jarum jam hanya
sedikit demi sedikit diangkat ke atas.
✓ Hasil galian pertama Tampungan tanah liat
✓ Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang pertama
✓ Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk dijadikan
penahan dinding lubang supaya tanah di atasnya tidak mudah
jatuh/turun.
✓ Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam, karena fungsinya
hanya untuk menahan tanah jatuh
✓ Lubang biopori kan kadang-kadang harus dibuka untuk diisi limbah,
dan supaya baunya tidak menyeruak ke atas, juga harus ditutup dan
ditimbuni batu sedikit.
✓ Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir masuk.
✓ Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan
4. Cara pembuatan bopori menurut Oasezam weblog.htm (2009) hampir sama dengan
konsep Salman (2009), yang membedakan hanyalah dalam segi metode peralatannya
saja. Kalau Oaezam menggunakan metode yang modern, tapi Salman menggunakan
metode yang sederhana. Berikut ini adalah cara pembuatan menurt oaezam adalah
a. Buatlah lubang sedalam 80 – 100 cm dengan diameter 10 – 30 cm.
b. Masukkan daun daunan kering ke dalam lubang
c. Tutuplah dengan Loster
2.5 JUMLAH BIOPORI YANG DISARANKAN
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bidang kedap (m 2), Laju Peresapan Air per
Lubang (liter/jam).
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan
laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m 2 bidang kedap perlu
dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.
Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap
lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi
dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi
dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut
lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah
menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah
organik baru dan begitu seterusnya.
2.6 BIAYA YANG DIKELUARKAN
Jhon herf (2008), Pembuatan LRB dipermudah dengan alat bor tanah. Desainnya
disesuaikan untuk kegunaan peresapan air yang memakai pendekatan Biopori. Alat bor LRB
juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk bersamaan dengan
pemeliharaan LRB.
Bila satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap rumah tangga perlu
membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai dalam waktu 300 menit (lima jam). Jadi, perlu
sehari per orang kerja (Rp 35 000,-).
Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor Rp175.000,00 –
Rp200.000,00), maka diperlukan biaya (Rp205 000,00 – Rp235 000,00). Biaya itu dapat
berkurang bila satu bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang.

2.7 PEMELIHARAAN BIOPORI


Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang harus anda
lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah:
1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik
2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara
sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis
tanah tempat pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama
proses kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB.
3. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap dipantau
supaya terisi sampah organik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman,
rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan
menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. LBR ini merupakan salah satu upaya strategis
untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir adalah
karena kurangnya lahan untuk peresapan air, bila air hujan turun secara berlebihan maka air
tersebut tidak bisa menyerap ke dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari hal itu, maka
perlu kebijakan terbaru untuk menerepkan pengembangan biopori di lingkungan. Dalam aspek
penerapan biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya yang terlalu banyak dan cara
pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup membuat beberapa lubang di sekitar lingkungan,
kemudian lubang tersebut dapat diisi dengan sampah organik. Tapi dalam memasukkan
sambah organik jangan terlalu rapat, beri celah-celah udara agar organisme tanah bisa
mencerna sampah tersebut. Baru setelah itu tutup lubang biopori. Bila dilihat dari segi
manfaatnya, biopori memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir, menyuburkan
tanah, menghasilkan pupuk kompos, dan sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau
untuk segara menerapkan biopori di lingkungan masing-masing. Jika sebagian besar
masyarakat telah banyak yang menerapkan biopori, maka kita tidak perlu khawatir lagi pada
musim penghujan.
3.2 SARAN
Makalah ini membahas seluruh aspek dari biopori, yaitu definisi, manfaat, lokasi
pembuatan, cara pembuatan, jumlah yang disarankan, biaya pembuatan, dan pemiliharaannya.
Dan makalah ini sangat cocok untuk seluruh masyarakat yang ingin menerapkan lubang
resapan biopori (LRB). Tapi tidak menutup kemungkinan, yang hanya sekedar ingin tahu lebih
jelas tentang biopori juga sangat dianjurkan untuk membaca makalah ini. Karena dengan
membaca, kita akan mendapatkan wawasan. Dan wawasan tersebut, dapat kita sampaikan
kepada teman-teman yang belum mengetahui tentang biopori dan juga sekaligus sebagai upaya
untuk mensukseskan penerapan biopori di Indonesia ini. Karena akhir-akhir ini banyak terjadi
banjir yang menggenangi kota-kota di Indonesia, khususnya di kota-kota yang lahannya kritis.
DAFTAR PUSTAKA

Prana, Y. 2009. Lubang Resapan Biopori. (Online). (http://Yayasan-Prana-Nasional-


Indonesia.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).
Salman. 2008. Biopori Pertama di Rumah. (Online). (http://Perempuan-
Banget!.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).
Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah.
(Online). (http://jhonherf.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).
Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. (Online).
(http://kumpulaninfo.com, diakses 31 Desember 2009).
Yusuf, Muhammad. 2009. Solusi Banjir dengan Membuat Biopori. (Online). (http://OaseZam-
WeBloG.com, diakses 31 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat dan
Pemesanan Alat. (Online). (http://biopori.com, diakses 31 Desember 2009).
Anonim. 2007. Mencegah banjir Lewat Lubang Serapan Biopori. Suara Merdeka, (Online),
(http://Nules-Nules.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).
R, Kamir Brata. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan dan
Perbaikan. Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir
di Gedung BPPT 2009. Jakarta.
Anonim. 2008. Pengertian Biopori dan Cara Membuat Lubang Resapan Biopori Air (LRB)
pada Lingkungan Sekitar Kita. (Online). (http://organisasi.org.com, diakses 29 Desember
2009).
Anonim. 2008. Biopori. (Online). (http://wikipedia-bahasa-Indonesia-ensiklopedia-
bebas.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Pengantar.
(Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
San. 2008. Biopori di Halaman Rumah. (Online). (http://titik-mol.wordpress.com, diakses 29
Desember 2009).
Anonim. 2009. Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Biopori. Republika, (Online), (http://diglib-
AMPL.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Jumlah LRB
yang disarankan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Keunggulan dan
Manfaat. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Lokasi
Pembuatan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Peringati hari
Bumi, Bogor buat 5250 Biopori. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember
2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Cara Pembuatan.
(Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Jumlah LRB
yang disarankan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Lubang Resapan
Biopori (LBR). (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).
Tirza, Pratama. 2009. Ada yang Baru. Plasa Teen, 20 Maret, hlm. 6-7.

Anda mungkin juga menyukai