Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG

LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biopori merupakan lubang pori di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi
tanah seperti cacing tanah, tikus, semut, rayap dan lain-lain, termasuk lubang bekas
akar tanaman yang mati dan membusuk di dalam tanah. Keberadaan biopori yang
banyak akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air, karena air akan lebih
mudah masuk ke dalam tubuh (profil) tanah. Bentuk biopori meyerupai liang kecil
dan bercabang-cabang yang sangat efektif menyerap air ke dalam tanah. Berbagai
ukuran dan jenis organisme tanah hidup di antara pori-pori dan melalui pori tersebut
organisme memperoleh air dan oksigen sedangkan untuk makanan diperoleh dari
bahan organik berupa pelapukan sisa-sisa tanaman dan mahluk hidup lainnya.
Populasi dan aktivitas organisme tanah dapat ditingkatkan dengan menyediakan
bahan organik yang cukup di dalam tanah, sehingga organisme tanah akan
memperoleh makanan yang cukup untuk hidup dan berkembang biak. Konversi
kawasan bervegetasi alami menjadi kawasan pemukiman atau kegiatan lainnya akan
mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah sekaligus akan merusak liang pori di
dalam tanah. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya laju
resapan air ke dalam tanah pada saat musim penghujan.
Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang yang digali vertikal ke dalam
tanah berbentuk silindris berdiameter 10 cm, dengan kedalaman – 1 meter (tidak
melebihi muka air tanah). Lubang resapan digali dengan menggunakan bor biopori
agar diameter yang dihasilkan akan seragam. Lubang Resapan Biopori menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.70/Menhut-II/2008/ tentang pedoman
teknis rehabilitasi hutan dan lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang- lubang yang terbentuk akan terisi
udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang resapan
biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum biopori yaitu agar kami dapat mengetahui
bagaimana cara pembuatan lubang biopori dan juga dapat measang alat biopori pada
daerah yang ada disekitar kita yang kondisinya rawan banjir dan juga dapat
mengetahui bagaimana cara kerja dari alat biopori dalam pencegahan terjadinya erosi
serta mengimplementasikan dalam dunia pertambangan yang tarkait dengan
reklamasi dan revegetasi.
1.2.2 Tujuan Praktikum
1. Kami mampu mengetahui cara pembuatan lubang biopori.
2. Kami mampu mendeskripsikan manfaat biopori dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis.
2. Gergaji pipa.
3. Bor listrik.
4. Sendok semen.
5. Besi/linggis.
6. Ember.
1.3.2 Bahan
1. Kertas Hvs.
2. Sampah organik.
3. Air.
4. Pipa.
5. Semen.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Biopori

Biopori adalah ruangan atau pori-pori dalam tanah yang dibentuk secara
alami dengan adanya aktivitas makhluk hidup di dalam tanah seperti, akar tanaman,
cacing, rayap dan mikroorganisme lainnya. Biopori merupakan ruang atau pori
dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan
akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai liang (terowongan kecil) di dalam tanah
dan bercabangcabang dan sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam
tanah. Liang pori terbentuk oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman, serta aktivitas fauna tanah seperti cacing tanah, rayap dan semut di dalam
tanah (erabaru.or.id , 2008).
Biopori (biopore) adalah ruangan atau pori dalam tanah yang dibentuk
oleh makhluk hidup, seperti fauna tanah dan akar tanaman. Bentuk
biopori menyerupai liang (terowongan kecil) dan bercabang-cabang yang sangat
efektif untuk menyalurkan air kedalam tanah. Liang pada biopori terbentuk oleh
adanya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman di dalam tanah serta
meningkatnya aktifitas fauna tanah, seperti cacing tanah, rayap dan semut yang
menggali liang di dalam tanah. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara
dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah (Daud R, 2013: 10).
Biopori merupakan lubang pori di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi
tanah seperti cacing tanah, tikus, semut, rayap dan lain-lain, termasuk lubang bekas
akar tanaman yang mati dan membusuk di dalam tanah. Keberadaan biopori yang
banyak akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air, karena air akan lebih
mudah masuk ke dalam tubuh (profil) tanah. Bentuk biopori meyerupai liang kecil
dan bercabang-cabang yang sangat efektif menyerap air ke dalam tanah. Berbagai
ukuran dan jenis organisme tanah hidup di antara pori-pori dan melalui pori tersebut
organisme memperoleh air dan oksigen sedangkan untuk makanan diperoleh dari
bahan organik berupa pelapukan sisa-sisa tanaman dan mahluk hidup lainnya.
Populasi dan aktivitas organisme tanah dapat ditingkatkan dengan menyediakan
bahan organik yang cukup di dalam tanah, sehingga organisme tanah akan
memperoleh makanan yang cukup untuk hidup dan berkembang biak. Konversi

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

kawasan bervegetasi alami menjadi kawasan pemukiman atau kegiatan lainnya akan
mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah sekaligus akan merusak liang pori di
dalam tanah. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya laju
resapan air ke dalam tanah pada saat musim penghujan.

2.2. Pengertian Lubang Resapan Biopori

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang yang digali vertikal ke dalam
tanah berbentuk silindris berdiameter 10 cm, dengan kedalaman – 1 meter (tidak
melebihi muka air tanah). Lubang resapan digali dengan menggunakan bor biopori
agar diameter yang dihasilkan akan seragam. Lubang Resapan Biopori menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.70/Menhut-II/2008/ tentang pedoman
teknis rehabilitasi hutan dan lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang- lubang yang terbentuk akan terisi
udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang resapan
biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah.

Gambar 2.1 Sumur Resapan.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

Penerapan teknologi lubang resapan biopori dimaksudkan untuk


meningkatkan jumlah dan luas liang pori yang terbentuk kesegala arah di dalam
tanah, dengan bertambahnya luas liang pori tersebut maka jumlah (volume)
peresapan air kedalam tanah akan semakin meningkat. Sesuai dengan tujuannya
adalah untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah, maka pemasangan lubang
resapan biopori harus ditempatkan pada lokasi yang dilalui air atau tampat-tempat di
mana biasanya air tergenang pada saat hujan. Tempat yang dianjurkan untuk
pemasangan biopori adalah: di saluran pembuangan air hujan, sekeliling pohon,
kontur taman, pada sisi pagar, dan tempat lain yang dianggap sesuai. Sudah
semestinya biopori ditempatkan pada titik yang berpotensi terjadi genangan, karena

pembuatan biopori pada lokasi yang agak tinggi maka laju resapan air tidak
maksimal.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

Gambar 2.2 Contoh lubang biofori pada bawah permukaan tanah.

2.3. Peranan Bahan Organik Pada Pembuatan Lubang Biopori

Adapun perana bahan organik yaitu agar lubang biopori tetap berfungsi
optimal maka secara rutin diisi dengan bahan organik, sehingga di dalam lubang
resapan biopori akan tetap berlangsung proses pengomposan secara aerobik oleh
mikroorganisme tanah. Bahan organik yang digunakan dapat diperoleh dari berbagai
sumber antara lain sampah dapur rumah tangga, potongan/pangkasan tanaman, sisa
produksi pertanian yang tidak dimanfaatkan dan sebagainya. Pada penelitian ini
bahan organik yang digunakan adalah jerami padi, dengan pertimbangan bahwa
jerami padi mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah di
samping itu jerami padi mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak sehingga
perlakuan lebih homogen, dengan demikian error akan semakin kecil. Proses
dekomposisi jerami yang dilakukan mikroorganisme tanah berjalan sesuai dengan
teori pengomposan aerobik, di mana pada proses ini akan menghasilkan CO2, air
(H2O), humus dan energi. Sepanjang siklus hidupnya mikroorganisme sangat
tergantung kepada bahan organik, di mana energi yang dihasilkan akan dimanfaatkan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan reproduksi (Djanuardi dan Setiawan,
2008). Dengan demikian maka keberhasilan teknologi lubang resapan biopori sangat
tergantung pada ketersediaan bahan makanan mikroorganisme yang berasal dari
sampah organik. Menurut Brata (2008) dalam waktu 14 hari setelah pemberian bahan
organik, secara alami akan terbentuk biopori/liang-liang memanjang dan bercabang-
cabang di dalam tanah akibat aktivitas cacing dan mikroorganisme lainnya. Dengan
bertambahnya liang-liang di dalam tanah maka luas penampang permukaan tanah
Serapan Hara Serapan hara (N, P, K, Ca, dan Mg) pada sampel daun kelapa
sawit yang terdapat di kebun kelapa sawit yang diteliti, dapat dilihat dari hasil
analisis kandungan hara pada tabel 1. Berdasarkan data analisis daun kelapa sawit
tersebut yang selanjutnya dibandingan dengan data konsentrasi hara daun kelapa
sawit pada kondisi defiensi, optimum dan berlebihan seperti yang tercantum pada

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

Tabel 1, pada tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata jumlah hara yang terdapat pada
daun kelapa sawit yang diteliti adalah sebagai berikut :
1). Unsur Nitrogen (N) pada setiap tanaman kelapa sawit yang diambil contoh
daunnya tergolong rendah, yaitu pada kondisi difisiensi dibawah nilai < 2,3 %.
2). Unsur Phosfat (P) pada setiap tanaman kelapa sawit yang diambil contoh daunnya
tergolong cukup, yaitu pada kondisi optimum diantara nilai 0,15 –0,18 %.
3). Unsur Kalium (K) pada setiap tanaman kelapa sawit yang diambil contoh
daunnya tergolong rendah, yaitu pada kondisi difisiensi dibawah nilai < 0,75 %.

2.4. Cara Perawatan Lubang Resapan Biopori

Agar biopori tetap berfungsi optimal maka senantiasa perlu dilakukan


perawatan, yaitu dengan cara:
A. Penambahan Bahan Organik
Menambahkan sampah organik dengan tujuan untuk mempertahankan
ketersediaan bahan organik yang berguna untuk kelangsungan hidup dan
aktivitas mikro organisme tanah yang berperan dalam terbentuknya liang-
liang pori di dalam tanah, karena organisme tanah membutuhkan pakan
setiap hari untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, selain itu juga agar
lubang biopori tetap penuh, sehingga tanah yang terbawa oleh air hujan tidak
masuk ke dalam lubang dan menjaga dinding biopori tidak roboh.
B. Memanen Kompos
Sampah organik yang dimasukkan ke dalam LRB akan terurai dan
mengalami pelapukan dengan bantuan berbagai organisme tanah menjadi
kompos, yang ditandai perubahan struktur menjadi lebih halus dan warna
menjadi coklat kehitaman. Pemanenan kompos sebaiknya dilakukan pada
musim kemarau di mana kondisi tanah tidak dalam keadaan basah (Brata,
2008).

2.5. Manfaat Biopori Dan Lubang Resapan Biopori

Menurut Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari
biopori, diantaranya adalah:
a. Memelihara cadangan air tanah.
b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

c. Menghambat intrusi air laut.


d. Mengubah sampah organik menjadi kompos.
e. Meningkatkan kesuburan tanah.
f. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
g. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah.
h. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran
udara dan perairan.
i. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
j. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.
Adapun menurut dari Tim Biopori IPB (2009) menjelaskan keunggulan dan
manfaat biopori sebagai Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan
ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara:

a) Meningkatkan daya resapan air


Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang
resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai contoh bila
lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan
akan bertambah sebanyak 3140 cm2 atau hampir 1/3 m2. Dengan kata lain suatu
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula
mempunyai bidang resapan 78,5 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm2.
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan
terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan
ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian
kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama
akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
b) Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori ‘diaktifkan’ dengan memberikan sampah organik
kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah
untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah
didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus
berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap
periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis
tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka
yang senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari LRB
adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
c) Memanfaatkan Peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh
organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas
merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di
dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah.
Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang
tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan
peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk
pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya.
Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka
berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke
dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat
diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan
global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau
menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih
memuaskan jika kita semua mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara
bersama-sama di lingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin
besar manfaat yang kita peroleh. Dalam hal ini, penulis akan menyebutkan semua
manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai berikut
a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.
Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan
bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti
jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah
terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya
permukaan yang dapat meresapkan air kedalam tanah di kawasan permukiman.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organik
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di
kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan
sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah
organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan
untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah
menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral
yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral.
Sedangkan manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan Online
(2008) adalah:
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

2.6. Hubungan Biopori/Lubang Resapan Biopori Dengan Pertambangan

Pada area pertambangan tidak jarang ada derah yang tergenang akibat adanya
pengalian pada area IUP. Dengan adanya lubang bukaan tersebut maka dapat
membuat air hujan akan menumpuk pada suatu tempat yang relatif rendah. Maka
dengan itulah pembuatan biofori juga dapat digunakan agar resapan air dapat lebih
cepat agar tidak tergenang pada area permukaan yang memiiki tingkat permebilitas

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

yang tinggi sehingga diperukan lubang biofori agar dapat lebih cepat meresap jika
terjadi hujan dan aktivitas pertabangan tidak akan terganggu.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun prosedur dalam percobaan biopori yang dilakukan pada


laboratorium yaitu pertama melakukan persiapan semua alat dan bahan yang
dibutuhkan yaitu pipa ukuran 1 m, sampah organik, semen dan lain-lain. Setelah
alat dan bahan telah disediakan langkah selanjutnya yaitu membuat lubang pada
pipa tersebut dengan bor dengan diameter lubang 1 cm dan kemudian membuat
lubang juga pada penutup pipa tersebut. Setelah semua sudah siap maka kita harus
membuat lubang pada tanah sesuai dengan ukuran diameter pipa tersebut dengan
kedalaman lubang tanah yag disesuaikan. Setelah lubang di tanah telah siap maka
masukkan pipa dan di isi dengan sampah organik sampai terisi penuh lalu
diberikan cairan m4 agar bakteri dapat bekerja optimal dan kemudian ditutup dan
disemen pada bagian samping pipa agar tidak lepas ataupun bergoyang.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari hasil penelitian pada hari ke-7 yang telah diteliti pada praktikum
biopori diperoleh hasil:
Tabel 4.1. Hasil penelitian
KEDALAMAN KEADAAN SAMPAH
NO TANGGAL LOKASI
(cm) ORGANIK
Utuh dan kuning Belakang
1 14/11/2018 50
kecoklatan parkiran FTI
Layu, utuh dan warna
kuning kecoklatan yang Belakang
2 15/11/2018 50
bertambah banyak parkiran FTI
Layu, utuh, warna Belakang
3 16/11/2018 50
kecoklatan dan berbau parkiran FTI
Utuh, layu, kecoklatan
dan berbau seta sedikit Belakang
4 17/11/2018 50
jamur parkiran FTI
Utuh, layu, kecoklatan,
berbau dan mulai banyak Belakang
5 18/11/2018 50
jamur parkiran FTI
Utuh, layu, hitam
kecoklatan, berbau
berair, dan jamur Belakang
6 19/11/2018 50
semakin banyak parkiran FTI
Utuh, layu, hitam
kecoklatan, berbau dan
berair dengan jamur yang Belakang
7 20/11/2018 50
banyak parkiran FTI

Tabel 4.2. Hasil pengamatan pada hari ke-7

SAMPEL
HARI/TANGGAL PARAMETER
DEDAUNAN KULIT BUAH SISA SAYUR CAMPURAN

WARNA Hijau Kehitaman Hitam Hitam Cokelat Kehitaman

BAU Amis Berbau Berbau Berbau


20/11/2018
TEKSTUR Terurai Buruk Terurai buruk Terurai baik Terurai Buruk

pH TANAH 5,5 5,5 5,5 5,5

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

4.2. Pembahasan

4.2.1. Sampel Biopori Kulit Buah


Pada percobaan biopori dengan menggunakan pipa yang telah diisikan
dengan sampah organik berupa kulit buah yaitu pada hari ke-1 setelah dilakukan
praktikum terlihat pada sampah kuliat buah pisang mulai berwarna kuning
kecoklatan, pada hari ke-2 sampah organik tersebut semakin coklat dan hanya sedikit
yang warna kuning, pada hari ke-3 sampah organik tersebut sudah berwarna coklat
secara merata dan mulai da sedikit bau, pada hari ke-4 sampah organik mulai agak
kehitaman dengan sedikit berjamur dan agak berbau, pada hari ke-5 sampah organik
semakin hitam dengan jamur yang mulai bertambah banyak, pada hari ke 6 sampah
tersebut semakin hitam dan agak berbau serta jamurnya bertambah banyak, pada hari
ke-7 diperoleh hasil yaitu pada warnanya yaitu hitam yang menandakan bahwa
sampah tersebut terurai oleh bakteri. Dari segi baunya yaitu berbau karena proses
pembusukan oleh bakteri yang membuat baunya busuk. Pada teksturnya yaitu terurai
buruk karena proses tidak berjalan dengan baik karena pada proses penyiraman tidak
dilakukan setiap hari. Pada nilai pH tanahnya yaitu 5,5.
4.2.2. Sampel Biopori Sayuran
Pada tabung biopori yang telah diisi sayuran didapatkan hasil pengamatan
bahwa keadaan sampel pada hari pertama belum ada perubahan yang besar karena
bentuk dan tekstur serta warna yang masih sama, kemudian pada hari ke dua mulai
terjadi perubahan warna menjadi agak pucat. Kemudian pada hari ke tiga warna
berubah menjadi coklat dan berbau. Pada hari ke empat warna telah sepenuhnya
berubah coklat dan berbau kedalaman sampel juga semakin rendah yang berarti
penguraian bagian bawah sampel mulai terjadi. Hari ke lima warna menjadi coklat
pekat dan berbau menyengat serta kedalaman yang semakin bertambah. Hari ke
enam juga sama keadaan sampel semakin berwarna coklat pekat dan berbau serta
cukup berair. Dan hari terakhir sampel telah memiliki ciri yang sama dengan hari ke
enam dimana kandungan airnya semakin tinggi, Pada nilai pH tanahnya yaitu 5,5.
4.2.3. Sampel Biopori Dedaunan
pada hari ke-7 diperoleh hasil yaitu pada warnanya yaitu hijau kehitaman
yang menandakan bahwa sampah tersebut terurai oleh bakteri. Dari segi baunya yaitu
berbau karena proses pembusukan oleh bakteri yang membuat baunya busuk. Pada

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

teksturnya yaitu terurai buruk karena proses tidak berjalan dengan baik karena pada
proses penyiraman tidak dilakukan setiap hari. Pada nilai pH tanahnya yaitu 5,5.
4.2.4. Sampel Biopori Campuran
pada hari ke-7 diperoleh hasil yaitu pada warnanya yaitu coklat kehitaman
yang menandakan bahwa sampah tersebut terurai oleh bakteri. Dari segi baunya yaitu
berbau karena proses pembusukan oleh bakteri yang membuat baunya busuk. Pada
teksturnya yaitu terurai buruk karena proses tidak berjalan dengan baik karena pada
proses penyiraman tidak dilakukan setiap hari. Pada nilai pH tanahnya yaitu 5,5.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Biopori adalah ruangan atau pori-pori dalam tanah yang dibentuk secara
alami dengan adanya aktivitas makhluk hidup di dalam tanah seperti, akar tanaman,
cacing, rayap dan mikroorganisme lainnya.
Adapun prosedur dalam percobaan biopori yang dilakukan pada
laboratorium yaitu pertama melakukan persiapan semua alat dan bahan yang
dibutuhkan yaitu pipa ukuran 1 m, sampah organik, semen dan lain-lain. Setelah
alat dan bahan telah disediakan langkah selanjutnya yaitu membuat lubang pada
pipa tersebut dengan bor dengan diameter lubang 1 cm dan kemudian membuat
lubang juga pada penutup pipa tersebut. Setelah semua sudah siap maka kita harus
membuat lubang pada tanah sesuai dengan ukuran diameter pipa tersebut dengan
kedalaman lubang tanah yag disesuaikan. Setelah lubang di tanah telah siap maka
masukkan pipa dan di isi dengan sampah organik sampai terisi penuh lalu
diberikan cairan m4 agar bakteri dapat bekerja optimal dan kemudian ditutup dan
disemen pada bagian samping pipa agar tidak lepas ataupun bergoyang.
Menurut Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari
biopori, diantaranya adalah:
1. Memelihara cadangan air tanah.
2. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
3. Menghambat intrusi air laut.
4. Mengubah sampah organik menjadi kompos.
5. Meningkatkan kesuburan tanah.
6. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
7. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah.
8. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran
udara dan perairan.
9. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
10. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

5.2. Saran

5.2.1 Saran untuk asisten


Adapun saran saya yaitu sebaiknya asisten juga memberi materi- materi yg
lebih rincih pada saat asistensi dengan praktikan agar dapat lebih mudah memahami.
5.2.2 Saran untuk Laboratorium
Adapun saran saya yaitu sebaiknya disediakan lcd agar gambar-gambar
tentang percobaan dan materi yg lebih rincih agar praktikan dapat lebih mudah
memahami.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BIOPORI

DAFTAR PUSTAKA

Brata dkk, Lubang Resapan Biopori, Bogor (2008).


Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Bandung
Diponegoro 2011.
Griya. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori, Bogor (2008).
Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir
dan Sampah. (Online).(http://jhonherf.wordpress.com,diakses 24 Desember
2015)
Hilwatullisan, 2009. Lubang Resapan Biopori (LRB) Pengertian dan Cara
Membuatnya di Lingkungan Kita, Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya. S
Lubis R.F, 2006, Bagaimana Menentukan Daerah Resapan Air Tanah,
[Online, accesed 7 Desember 2007 ]. URL: http://io.ppi.
jepang.org/download.php
file=files/inovasi_Vol.6_XVIII_Maret_2006_page_78.pdf.
Nelistya A, 2008. Lubang Resapan Biopori. Niaga Swadaya: Jakarta
Plaza Teen. Lubang Resapan Biopori, Bogor (2009).
Prana, Y. 2009. Lubang Resapan Biopori. (Online). (http://Yayasan-Prana-
Nasional- Indonesia.wordpress.com, diakses 24 Desember 2015).
R, Kamir dkk. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan
dan Perbaikan.Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi
Bahaya banjir di Gedung BPPT2009. Jakarta.

RISALDI MUH. IKRA RAMBU


09320160007 0932015137

Anda mungkin juga menyukai