BAB I
PENDAHULUAN
Biopori merupakan lubang pori di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi
tanah seperti cacing tanah, tikus, semut, rayap dan lain-lain, termasuk lubang bekas
akar tanaman yang mati dan membusuk di dalam tanah. Keberadaan biopori yang
banyak akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air, karena air akan lebih
mudah masuk ke dalam tubuh (profil) tanah. Bentuk biopori meyerupai liang kecil
dan bercabang-cabang yang sangat efektif menyerap air ke dalam tanah. Berbagai
ukuran dan jenis organisme tanah hidup di antara pori-pori dan melalui pori tersebut
organisme memperoleh air dan oksigen sedangkan untuk makanan diperoleh dari
bahan organik berupa pelapukan sisa-sisa tanaman dan mahluk hidup lainnya.
Populasi dan aktivitas organisme tanah dapat ditingkatkan dengan menyediakan
bahan organik yang cukup di dalam tanah, sehingga organisme tanah akan
memperoleh makanan yang cukup untuk hidup dan berkembang biak. Konversi
kawasan bervegetasi alami menjadi kawasan pemukiman atau kegiatan lainnya akan
mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah sekaligus akan merusak liang pori di
dalam tanah. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya laju
resapan air ke dalam tanah pada saat musim penghujan.
Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang yang digali vertikal ke dalam
tanah berbentuk silindris berdiameter 10 cm, dengan kedalaman – 1 meter (tidak
melebihi muka air tanah). Lubang resapan digali dengan menggunakan bor biopori
agar diameter yang dihasilkan akan seragam. Lubang Resapan Biopori menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.70/Menhut-II/2008/ tentang pedoman
teknis rehabilitasi hutan dan lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang- lubang yang terbentuk akan terisi
udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang resapan
biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum biopori yaitu agar kami dapat mengetahui
bagaimana cara pembuatan lubang biopori dan juga dapat measang alat biopori pada
daerah yang ada disekitar kita yang kondisinya rawan banjir dan juga dapat
mengetahui bagaimana cara kerja dari alat biopori dalam pencegahan terjadinya erosi
serta mengimplementasikan dalam dunia pertambangan yang tarkait dengan
reklamasi dan revegetasi.
1.2.2 Tujuan Praktikum
1. Kami mampu mengetahui cara pembuatan lubang biopori.
2. Kami mampu mendeskripsikan manfaat biopori dalam kehidupan sehari-hari.
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis.
2. Gergaji pipa.
3. Bor listrik.
4. Sendok semen.
5. Besi/linggis.
6. Ember.
1.3.2 Bahan
1. Kertas Hvs.
2. Sampah organik.
3. Air.
4. Pipa.
5. Semen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biopori adalah ruangan atau pori-pori dalam tanah yang dibentuk secara
alami dengan adanya aktivitas makhluk hidup di dalam tanah seperti, akar tanaman,
cacing, rayap dan mikroorganisme lainnya. Biopori merupakan ruang atau pori
dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan
akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai liang (terowongan kecil) di dalam tanah
dan bercabangcabang dan sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam
tanah. Liang pori terbentuk oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman, serta aktivitas fauna tanah seperti cacing tanah, rayap dan semut di dalam
tanah (erabaru.or.id , 2008).
Biopori (biopore) adalah ruangan atau pori dalam tanah yang dibentuk
oleh makhluk hidup, seperti fauna tanah dan akar tanaman. Bentuk
biopori menyerupai liang (terowongan kecil) dan bercabang-cabang yang sangat
efektif untuk menyalurkan air kedalam tanah. Liang pada biopori terbentuk oleh
adanya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman di dalam tanah serta
meningkatnya aktifitas fauna tanah, seperti cacing tanah, rayap dan semut yang
menggali liang di dalam tanah. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara
dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah (Daud R, 2013: 10).
Biopori merupakan lubang pori di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi
tanah seperti cacing tanah, tikus, semut, rayap dan lain-lain, termasuk lubang bekas
akar tanaman yang mati dan membusuk di dalam tanah. Keberadaan biopori yang
banyak akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air, karena air akan lebih
mudah masuk ke dalam tubuh (profil) tanah. Bentuk biopori meyerupai liang kecil
dan bercabang-cabang yang sangat efektif menyerap air ke dalam tanah. Berbagai
ukuran dan jenis organisme tanah hidup di antara pori-pori dan melalui pori tersebut
organisme memperoleh air dan oksigen sedangkan untuk makanan diperoleh dari
bahan organik berupa pelapukan sisa-sisa tanaman dan mahluk hidup lainnya.
Populasi dan aktivitas organisme tanah dapat ditingkatkan dengan menyediakan
bahan organik yang cukup di dalam tanah, sehingga organisme tanah akan
memperoleh makanan yang cukup untuk hidup dan berkembang biak. Konversi
kawasan bervegetasi alami menjadi kawasan pemukiman atau kegiatan lainnya akan
mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah sekaligus akan merusak liang pori di
dalam tanah. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya laju
resapan air ke dalam tanah pada saat musim penghujan.
Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang yang digali vertikal ke dalam
tanah berbentuk silindris berdiameter 10 cm, dengan kedalaman – 1 meter (tidak
melebihi muka air tanah). Lubang resapan digali dengan menggunakan bor biopori
agar diameter yang dihasilkan akan seragam. Lubang Resapan Biopori menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.70/Menhut-II/2008/ tentang pedoman
teknis rehabilitasi hutan dan lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang- lubang yang terbentuk akan terisi
udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang resapan
biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah.
pembuatan biopori pada lokasi yang agak tinggi maka laju resapan air tidak
maksimal.
Adapun perana bahan organik yaitu agar lubang biopori tetap berfungsi
optimal maka secara rutin diisi dengan bahan organik, sehingga di dalam lubang
resapan biopori akan tetap berlangsung proses pengomposan secara aerobik oleh
mikroorganisme tanah. Bahan organik yang digunakan dapat diperoleh dari berbagai
sumber antara lain sampah dapur rumah tangga, potongan/pangkasan tanaman, sisa
produksi pertanian yang tidak dimanfaatkan dan sebagainya. Pada penelitian ini
bahan organik yang digunakan adalah jerami padi, dengan pertimbangan bahwa
jerami padi mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah di
samping itu jerami padi mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak sehingga
perlakuan lebih homogen, dengan demikian error akan semakin kecil. Proses
dekomposisi jerami yang dilakukan mikroorganisme tanah berjalan sesuai dengan
teori pengomposan aerobik, di mana pada proses ini akan menghasilkan CO2, air
(H2O), humus dan energi. Sepanjang siklus hidupnya mikroorganisme sangat
tergantung kepada bahan organik, di mana energi yang dihasilkan akan dimanfaatkan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan reproduksi (Djanuardi dan Setiawan,
2008). Dengan demikian maka keberhasilan teknologi lubang resapan biopori sangat
tergantung pada ketersediaan bahan makanan mikroorganisme yang berasal dari
sampah organik. Menurut Brata (2008) dalam waktu 14 hari setelah pemberian bahan
organik, secara alami akan terbentuk biopori/liang-liang memanjang dan bercabang-
cabang di dalam tanah akibat aktivitas cacing dan mikroorganisme lainnya. Dengan
bertambahnya liang-liang di dalam tanah maka luas penampang permukaan tanah
Serapan Hara Serapan hara (N, P, K, Ca, dan Mg) pada sampel daun kelapa
sawit yang terdapat di kebun kelapa sawit yang diteliti, dapat dilihat dari hasil
analisis kandungan hara pada tabel 1. Berdasarkan data analisis daun kelapa sawit
tersebut yang selanjutnya dibandingan dengan data konsentrasi hara daun kelapa
sawit pada kondisi defiensi, optimum dan berlebihan seperti yang tercantum pada
Tabel 1, pada tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata jumlah hara yang terdapat pada
daun kelapa sawit yang diteliti adalah sebagai berikut :
1). Unsur Nitrogen (N) pada setiap tanaman kelapa sawit yang diambil contoh
daunnya tergolong rendah, yaitu pada kondisi difisiensi dibawah nilai < 2,3 %.
2). Unsur Phosfat (P) pada setiap tanaman kelapa sawit yang diambil contoh daunnya
tergolong cukup, yaitu pada kondisi optimum diantara nilai 0,15 –0,18 %.
3). Unsur Kalium (K) pada setiap tanaman kelapa sawit yang diambil contoh
daunnya tergolong rendah, yaitu pada kondisi difisiensi dibawah nilai < 0,75 %.
Menurut Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari
biopori, diantaranya adalah:
a. Memelihara cadangan air tanah.
b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus
berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap
periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis
tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka
yang senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari LRB
adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
c) Memanfaatkan Peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh
organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas
merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di
dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah.
Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang
tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan
peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk
pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya.
Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka
berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke
dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat
diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan
global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau
menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih
memuaskan jika kita semua mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara
bersama-sama di lingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin
besar manfaat yang kita peroleh. Dalam hal ini, penulis akan menyebutkan semua
manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai berikut
a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.
Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan
bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti
jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah
terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya
permukaan yang dapat meresapkan air kedalam tanah di kawasan permukiman.
Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organik
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di
kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan
sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah
organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan
untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah
menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral
yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral.
Sedangkan manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan Online
(2008) adalah:
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Pada area pertambangan tidak jarang ada derah yang tergenang akibat adanya
pengalian pada area IUP. Dengan adanya lubang bukaan tersebut maka dapat
membuat air hujan akan menumpuk pada suatu tempat yang relatif rendah. Maka
dengan itulah pembuatan biofori juga dapat digunakan agar resapan air dapat lebih
cepat agar tidak tergenang pada area permukaan yang memiiki tingkat permebilitas
yang tinggi sehingga diperukan lubang biofori agar dapat lebih cepat meresap jika
terjadi hujan dan aktivitas pertabangan tidak akan terganggu.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil penelitian pada hari ke-7 yang telah diteliti pada praktikum
biopori diperoleh hasil:
Tabel 4.1. Hasil penelitian
KEDALAMAN KEADAAN SAMPAH
NO TANGGAL LOKASI
(cm) ORGANIK
Utuh dan kuning Belakang
1 14/11/2018 50
kecoklatan parkiran FTI
Layu, utuh dan warna
kuning kecoklatan yang Belakang
2 15/11/2018 50
bertambah banyak parkiran FTI
Layu, utuh, warna Belakang
3 16/11/2018 50
kecoklatan dan berbau parkiran FTI
Utuh, layu, kecoklatan
dan berbau seta sedikit Belakang
4 17/11/2018 50
jamur parkiran FTI
Utuh, layu, kecoklatan,
berbau dan mulai banyak Belakang
5 18/11/2018 50
jamur parkiran FTI
Utuh, layu, hitam
kecoklatan, berbau
berair, dan jamur Belakang
6 19/11/2018 50
semakin banyak parkiran FTI
Utuh, layu, hitam
kecoklatan, berbau dan
berair dengan jamur yang Belakang
7 20/11/2018 50
banyak parkiran FTI
SAMPEL
HARI/TANGGAL PARAMETER
DEDAUNAN KULIT BUAH SISA SAYUR CAMPURAN
4.2. Pembahasan
teksturnya yaitu terurai buruk karena proses tidak berjalan dengan baik karena pada
proses penyiraman tidak dilakukan setiap hari. Pada nilai pH tanahnya yaitu 5,5.
4.2.4. Sampel Biopori Campuran
pada hari ke-7 diperoleh hasil yaitu pada warnanya yaitu coklat kehitaman
yang menandakan bahwa sampah tersebut terurai oleh bakteri. Dari segi baunya yaitu
berbau karena proses pembusukan oleh bakteri yang membuat baunya busuk. Pada
teksturnya yaitu terurai buruk karena proses tidak berjalan dengan baik karena pada
proses penyiraman tidak dilakukan setiap hari. Pada nilai pH tanahnya yaitu 5,5.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Biopori adalah ruangan atau pori-pori dalam tanah yang dibentuk secara
alami dengan adanya aktivitas makhluk hidup di dalam tanah seperti, akar tanaman,
cacing, rayap dan mikroorganisme lainnya.
Adapun prosedur dalam percobaan biopori yang dilakukan pada
laboratorium yaitu pertama melakukan persiapan semua alat dan bahan yang
dibutuhkan yaitu pipa ukuran 1 m, sampah organik, semen dan lain-lain. Setelah
alat dan bahan telah disediakan langkah selanjutnya yaitu membuat lubang pada
pipa tersebut dengan bor dengan diameter lubang 1 cm dan kemudian membuat
lubang juga pada penutup pipa tersebut. Setelah semua sudah siap maka kita harus
membuat lubang pada tanah sesuai dengan ukuran diameter pipa tersebut dengan
kedalaman lubang tanah yag disesuaikan. Setelah lubang di tanah telah siap maka
masukkan pipa dan di isi dengan sampah organik sampai terisi penuh lalu
diberikan cairan m4 agar bakteri dapat bekerja optimal dan kemudian ditutup dan
disemen pada bagian samping pipa agar tidak lepas ataupun bergoyang.
Menurut Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari
biopori, diantaranya adalah:
1. Memelihara cadangan air tanah.
2. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
3. Menghambat intrusi air laut.
4. Mengubah sampah organik menjadi kompos.
5. Meningkatkan kesuburan tanah.
6. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
7. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah.
8. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran
udara dan perairan.
9. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
10. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA