Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi
kita hikmat dan akal budi sehingga tugas makalah yang berjudul “Bryophyta (Lumut)” ini
dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun karya tulis sederhana ini, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala masukan dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan tugas ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terima kasih.

Suka Makmur, April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………….…… i


Daftar Isi …………………………………………………………………………..… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………..… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ………………………………………………………………………. 2
B. Klasifikasi …………………………………………………………………….…. 3
C. Daur Hidup ………………………………………………………….………….. 4
D. Contoh …………………………………………………………………………... 5
BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………... 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan
atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat
disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai
tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat
yang tidak layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak
baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk
pengobatan.
Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum tumbuhan
lain mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut tumbuhan pelopor. Lumut
yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan dapat menjangkau area yang
cukup luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk
bagi tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.
Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Dalam ekosistem
tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai penyerap polutan. Disamping
itu tumbuhan lumut dapat hidup di wilayah-wilayah dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Bryophyta?
2. Apa Klasifikasi Bryophyta?
3. Bagaimana Daur hidup Bryophyta?
4. Apa saja contoh Bryophyta?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat.
Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi
semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat
ditemukan disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003).
Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh
(tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut adalah
ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai
cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah
beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi
(gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi
oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam
gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya
merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo,
1989).
Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali
Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak
mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus
hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan generasi
aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi. Sebaliknya pada
lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut
sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit
(Polunin, 1990).

Ciri-Ciri Lumut Secara Umum


 Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler
 Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati ( talus )
 Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh angkut ( xylem
dan floem )
 Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa
cm saja.
 Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
 Mengalami pergiliran keturunan ( dari gametofit ke sporofit ) yang disebut metagenesis
 Reproduksi secara seksual dan aseksual ( spora )
 Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit ( organism
yang hidup menempel pada tumbuhan lain ). jika pada hutan banyak pohon epifit maka hutan
demikian disebut hutan lumut.
 Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil a
dan b sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara
tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena tumbuhan
lumut belum memiliki akar sejati.
 Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti benang
/rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
 Dinding sel lumut terdiri dari selulosa
 Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filament yang berwarna hijau)
 Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.
 Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang berbeda.
 Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan
air serta menjaga kelembaban hutan.
B. Klasifikasi
Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Musci (lumut daun)
Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya
masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga paling
banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria,
Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
b. Hepaticae (lumut hati)
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan
dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Contohnya adalah Marchantia
polymorpha.
c. Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan.
Contohnya adalah Anthoceros leavis.
Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort)
dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat dengan rhizoid
uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004). Pada kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga
dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan
tidak berklorofil. Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah
menjadi 4 bagian memanjang atau lebih (Gradstein, 2003

C. Daur Hidup

Lumut mengalami siklus hidup


diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan
pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang
dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung
pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit seperti
pada Gambar
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah
menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit
mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang
disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella
(antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus
yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya.
Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan
gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut
perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan
pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid).
Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit
dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan
dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.

D. Contoh
a. Hepaticae (lumut hati)

b. Musci (lumut daun)

c. Anthocerotaceae (lumut tanduk)


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau
di atas tanah.
2. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian
tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala,
kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
3. Klasifikasi Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk
(Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
4. Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya
dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya
dengan membentuk gamet -gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk
dalam gametofit.
5. Pada siklus hidup tumbuhan lumut, dimulai dari sporofit menghasilkan spora – protonema –
gametofit. Gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex
(gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan
antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid).
Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit
dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium).
DAFTAR PUSTAKA

http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-tumbuhan-lumut.html
http://sciencebooth.com/2013/05/12/klasifikasi-tumbuhan-lumut-bryophyta/
http://regianiyunistika.wordpress.com/2012/11/22/klasifikasi-bryophyta-tumbuhan-lumut/
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4
http://erwinalien.blogspot.com/2014/06/makalah-bryophyta-lumut.html

Anda mungkin juga menyukai