Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan
atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat
disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai
tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang
tidak layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi
tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan.

Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut tumbuhan pelopor. Lumut yang
berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan dapat menjangkau area yang cukup
luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk bagi
tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.

Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Dalam ekosistem
tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai penyerap polutan. Disamping itu
tumbuhan lumut dapat hidup di wilayah-wilayah dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?

2. Apa Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?

3. Bagaimana Daur hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?

4. Apa saja Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).

2. Untuk mengetahui Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta).

3. Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).

4. Untuk mengetahui Manfaat dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat.
Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak
kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan
disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003).

Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh
(tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut adalah
ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan
makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).

Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah
beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi
(gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh
lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam
gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya
merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo,
1989).

Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali
Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak
mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup
lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).

Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan generasi


aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi. Sebaliknya pada lumut,
tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat
tereduksi dan selama perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).

B. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Secara Umum

 Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler


 Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati (talu)
 Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh angkut
(xylem dan floem)
 Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai
beberapa cm saja.
 Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
 Mengalami pergiliran keturunan dari gametofit ke sporofit yang disebut metagenesis
 Reproduksi secara seksual dan aseksual (spora)
 Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit
(organism yang hidup menempel pada tumbuhan lain). jika pada hutan banyak pohon
epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.

2
 Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil
a dan b sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan
antara tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena
tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
 Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti
benang /rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-
garam mineral.
 Dinding sel lumut terdiri dari selulosa
 Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filament yang berwarna hijau)
 Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.
 Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang berbeda.
 Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan
menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.

C. Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Bryophyta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:


1. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.

2. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan
gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama susunan arkegoniumnya,
mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta).

3. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda-beda, jika
batangnya dilihat secara melintang tampak bagian-bagian sebagai berikut: a) Selapis sel kulit,
beberapa sel diantaranya memanjang membentuk rizoid – rizoid epidermis. b) Lapisan kulit
dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks. c) Silinder pusat terdiri
dari sel-sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam-
garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.

4. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel.
Sel–sel daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.

5. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan
membesar.

6. Rizoid tampak seperti rambut / benang-benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada
tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan).

7. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:


3
Vaginula Kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
Seta atau Tangki Tangkai pada tumbuhan lumut
Apofisis Ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara
seta dan kotak spora
Kaliptra atau Berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung
Tudung  kotak spora.
Kolumela Jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan
spor

D.     Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a.        Musci (Lumut Daun)

Gambar 2. Lumut Daun (Musci)


Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun
ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga
paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria,
Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
Ciri-ciri Lumut Daun adalah sebagai beikut:
 Memiliki struktur tubuh yang mirip batang, daun dan akar (Rhizoid) tapi tak
memiliki sel/jaringan seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endospore dan eksospora.

 Kumpulannya membentuk hamparan hijau yang luasdan memiliki sifat seperti karet
busa sehingga mampu menyerap dan menahan air.

 Mudah ditemukan (permukaan tanah, batu-batuan, kulit pohon dan ditembok).

 Gametofitnya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu protonema (bertalus, berbentuk


benang) dan gametofora (berupa tumbuhan lumut).

b.        Hepaticae (Lumut Hati)

4
Gambar 3. Lumut Hati (Hepaticae)
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet
jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Lumut hati tubunya terbagi
menjadi dua lobus, sehingga tampak seperti lobus pada hati. lumut hati mencakup sekitar 6.500
spesies. Bentuk gametofit pada lumut tersusun dari struktur yang membentuk hati pipih yang
disebut dengan talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun. Dalam
sporangium tumbuhan lumut hati terdapat elatera (sel yang berbentuk gulungan) yang akan
terlepas saat kapsul terbuka dan membantu memancarkan spora. Contohnya adalah Marchantia
polymorpha.
Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort)
dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat dengan rhizoid
uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004).  Pada kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga
dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak
berklorofil. Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4
bagian memanjang atau lebih (Gradstein, 2003).
Ciri-ciri lumut hati adalah sebagai berikut:
 Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
 Gametofit berbentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung.

 Tidak memiliki jaringan meristematic sehingga sporofitnya terbatas.

 Berkembang secara generative dengan oogami, dan secara vegetative dengan


fragmentasi,tunas dan kuncup eram (gemma atau struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit).

 Lumut hati sering ditemui ditanah yang lembab, seperti hutan hujan tropis.

c.         Anthocerotaceae (Lumut Tanduk)

Gambar 4. Lumut Tanduk (Anthocerotaceae)


Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Masing-
masing mempunyai kloroplas tunggal berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan
lumut. Contohnya adalah Anthoceros leavis.
Ciri-ciri lumut Tanduk adalah:
  Tubuhnya mirip lumut hati namun sporofitnya membentuk kapsul yang memanjang
(seperti tanduk).
 Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi berlekuk.

 Rhizoid berada pada bagian ventral

 Berhabitat didaerah yang mempunyai kelembaban yang tinggi.

5
E.            Daur Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Gambar 5. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik.


Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara
morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara
permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat
makanan dari gametofit seperti pada Gambar
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan
berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi
gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium)
yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang
menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya
dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur
pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada,
sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar
disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat
dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid).
Zigot merupakan awal generasi sporofit.
Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki
sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan
dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.

F.            Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya. Reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid yang di bentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun betina yang dibentuk
dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar
yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang
6
tersusun atas selapis sel. Diatas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar, sel ini
akan megalami pembelahan dan menghasilkan sel telur.

2. Anteredium  adalah  gametangium  jantan  yang  berbentuk  bulat  seperti  gada.  Dinding
anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk
spermatozoid. Sel induk ini membelah secara miosis dan menghasilkan spermatozoid  yang
bentuknya seperti spiral pendek, sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua
bulu cambuk.

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran
keturunan yang disebut metagenesis. Jika anteredium dan arkegium terdapat dalam satu individu
mata tumbuhan lumut tersebut berumah satu (monoesis). Sedangkan jika dalam individu hanya
terdapat anteredium atau arkrgonium saja maka tumbuhan tersebut berumah dua (diesis).
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sprofit menghasilkan spora yang akan berkecambah
menjadi protomena. Selanjutnya dari protomena akan muncul gametofit. Generasi gametofit
mempunyai satu set kromosom (haploid) yang menghasilkan organ sex (gametangium) yang
disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang
menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya
dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur
pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada,
sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar
disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat
dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous). 
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid).
Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk
sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan
kapsul (sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui
meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah
lengkap.

G.           Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Protonema
kemudian tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut menghasilkan anteredium dan
arkegonium. Anteredium menghasilkan spermatozoid (sel kelamin jantan), sedangkan
arkegonium menghasilkan ovum (sel kelamin betina),. Spermatozoid kemudian membuahi sel
telur dan menghasilkan zigot. Zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi sporangium.
Sporangium menghasilkan spora. Spora terkumpul pada kotak spora (sporangium). Apabila
kotak spora pecah, maka spora akan bertebaran. Jika spora jatuh pada tempat yang lembab maka
akan terjadi siklus berikut:
Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

7
Gambar 6. Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
H.           Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut jenis tertentu dapat dimanfaatkan untuk dekorasi ruangan (ornamen
tata ruang). jenis lumut lainnya dapat dijadikan bahan obat, sedangkan manfaat tumbuhan lumut
yang hidup di hutan dapat menyerap air di musim kemarau dan membantu menahan erosi
sehingga dapat mencegah banjir. Selain manfaat tadi, tumbuhan lumut juga dapat dijadikan
indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di negera China, terbukti lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan
masyarakat China sebagai bahan obat-obatan seperti untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit
lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
            Berikut adalah beberapa manfaat tumbuhan lumut bagi manusia:
1. Dapat dijadikan tanaman pengganti ijuk.
2. Dapat mencegah terjadinya erosi dan banjir.

3. Menyediakan cadangan air karena dapat meyerap air di musim kemarau.

4. Lumut jenis tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti obat hati, penyakit
mata, dan kulit.

5. Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik.

6. Dapat membantu menghilangkan racun akibat gigitan ular.

7. Dapat dijadikan sebagai obat luka bakar.

8. Sebagai obat untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak kalah penting
dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis Bryophyta selain berfungsi sebagai tumbuhan perintis,
juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai estetis sebagai tanaman hias. Beberapa jenis
lumut memiliki manfaat dalam dunia kesehatan.  Untuk mengenal manfaat tumbuhan lumut lebih
jauh dapat dilihat dari potensi yang dikandungnya, diantaranya ekstrak lumut dapat digunakan
sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan(tidak dimakan oleh serangga), mengobati
darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka bakar, luka sayatan,
mengobati penyakit jantung, menumbuhkan rambut, menghilangkan racun akibat gigitan ular,
sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam tanah pertanian. Tumbuhan
lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi atas dua golongan yaitu lumut
hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:
1. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat
digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
2. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai
antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.

3. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat
antiseptik.

4. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk


membantu pertumbuhan rambut.

8
5. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati
tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.

6. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa


untuk mengobati penyakit jantung.

7. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk


mengobati mengobati pneumonia.

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau
di atas tanah.
2. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian
tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala,
kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
3. Klasifikasi Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk
(Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
4. Reproduksi  lumut  bergantian  antara  seksual  dengan  aseksualnya, reproduksi aseksualnya
dengan  spora  haploid  yang  dibentuk  dalam  sporofit,  sedangkan  reproduksi  seksualnya 
dengan membentuk gamet -gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk
dalam gametofit.
5. Pada siklus hidup tumbuhan lumut, dimulai dari sporofit menghasilkan spora – protonema –
gametofit. Gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex
(gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan
antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid).
Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit
dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium).

B.            Saran
Sebagai seorang siswa khususnya sangat penting untuk mempelajari lumut mengingat
keanekaragaman tumbuhan lumut yang terdapat di Indonesia memiliki potensi sebagai
obat-obatan karena kandungan zat aktifnya. Hal tersebut juga dapat membuka peluang ekonomi
yang besar bagi industri obat-obatan yang membutuhkan bahan baku alami sebagai bahan dasar
untuk pembuatan obat-obatan dan keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri dapat
dipertahankan.
9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-tumbuhan-lumut.html
http://sciencebooth.com/2013/05/12/klasifikasi-tumbuhan-lumut-bryophyta/
http://regianiyunistika.wordpress.com/2012/11/22/klasifikasi-bryophyta-tumbuhan-lumut/
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4
http://erwinalien.blogspot.com/2014/06/makalah-bryophyta-lumut.html
http://makalahdoank.blogspot.com/2016/02/makalah-bryophyta.html
https://www.ilmudasar.com/2017/03/Pengertian-Ciri-Struktur-Klasifikasi-dan-Reproduksi-
Bryophyta-Tumbuhan-Lumut-adalah.html

10
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biologi ini dengan
sebuah pembahasan tentang “Tumbuhan Lumut (Bryophyta)”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Biologi dimana atas bimbingan
beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah ini. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Penyusun,

Kelompok 2

11
DAFTAR ISI

Kata pengantar .........................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Tujuan......................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................2

BAB III. PENUTUP.................................................................................................9

A. KESIMPULAN.......................................................................................9

B. SARAN....................................................................................................9

Daftar Pustaka........................................................................................................10

12
13

Anda mungkin juga menyukai