Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA 4
SISTEMATIKA TUMBUHAN (PBO-6139)

“Karakterisasi Bryophyta”

Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Sistematika Tumbuhan

Nama : Risa Ristanti


NIM : 2008086060
Gol./kel. : 1 (satu)
Dosen/asisten koreksi : Chusnul Adib Achmad, S.Si,. M.Si

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2021
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA 4

“Karakterisasi Brypohyta”

A. TUJUAN
1. Mendefinisikan habitatat aunicheabryophytes / kelompok lumut.
2. Mendata karakter-karakter yang dimiliki oleh spesimen sampel bryophytes /
kelompok lumut.
3. Mengelompokkan spesimen bryophytes / kelompok lumut dalam divisio
bryophyta (musci atau mosses), divisio marchantiophyta (hepaticae/
liverworts) dan divisio anthocerotophyta (anthocerotae/hornworts).

B. DASAR TEORI

Bryophyta
(Sumber : https://plantlet.org/bryophyta-classification-distribution-characteristics/)

Lumut (Bryophyta) merupakan salah satu divisi pada tumbuhan tingkat rendah.
Bryophyta berasal dari kata Bryon yang artinya lumut dan phyton berarti lembab atau
basah, yang bila digabungkan menjadi satu kata yang berarti tumbuhan yang hidup
ditempat-tempat lembab atau basah. Lumut dengan nama latin Bryophyta, memiliki
sekitar 16.000 spesies yang dikelompokan menjadi tiga kelas yakni lumut hati
(Hepaticeae), lumut daun (Musci), dan lumut tanduk (Anthocerotae). Hepaticae
memiliki dua bangsa yaitu bangsa Marchantiales dan bangsa Jungermaniales. Kelas
Musci memuat tiga bagsa yakni Andreales, Sphagnales, Bryales. Sedangkan
Anthocerotae terdapat satu bangsa yakni anthocerothales.
Bryophyta adalah sebuah divisi tumbuhan darat yang jelas batasannya dan tidak
memiliki hubungan kekerabatan erat dengan tumbuhan lain dari dunia tumbuhan.
Sebagian besar bryophyta berukuran kecil, yang terkecil hampir tidak tampak dengan
bantuan lensa, sedangkan yang terbesar tidak pernah lebih dari 50 cm tingginya atau
panjangnya. Lumut ini lazim terdapat pada pohon, batu, kayu gelondongan, dan ditanah
pada setiap bagian dunia dan hampir semua habitat kecuali di laut. Tumbuhan ini hidup
subur pada lingkungan yang lembab dan banyak sekali dijumpai, khususnya di hutan-
hutan tropik dan di tanah hutan daerah iklim sedang yang lembab. Meskipun menyukai
habitat yang lembab, bryophyta merupakan tumbuhan darat, dan yang tumbuh di air
tawar hanya merupakan adaptasi sekunder terhadap kehidupan air. Sifat ini tercermin
dari kenyataan bahwa bryophyta air tetap mempertahankan sifat yang khas bagi
tumbuhan darat, antara lain sporanya mengandung kutin dan dipencarkan oleh angin
(Loveless, 1983: 57)

Secara umum Bryophyta memiliki bentuk tubuh tumbuhan yang berstrukur


rendah, dengan tinggi hanya beberapa milimeter dan tegak di permukaan tanah. Bentuk
tubuh lumut merupakan peralihan dari thallus kebentuk kormus (Eni Nuraeni, 2013 :1).
Meskipun berbentuk kecil, berwarna dominan hijau, dan cenderung jarang terlihat serta
di perhatikan namun tumbuhan lumut ini memiliki kompleksitas bentuk organ yang
unik, untuk memaksimalkan fungsi sehingga menunjang kebutuhan hidupnya. Semua
jenis Bryophyta seperti halnya struktur tumbuhan rendah lainnya maka mereka tidak
memiliki akar, batang maupun daun dengan bentuk sempurna. Demikian juga
tumbuhan lumut tidak menghasilkan bunga dan biji, juga tidak memiliki struktur
jaringan pengangkut xylem dan floem seperti yang biasa ditemui pada tumbuhan
tingkat tinggi. Mereka hanya memiliki struktur tubuh yang mirip dengan akar untuk
melangsungkan absorbsi serta transportasi air dan nutrisi bagi kebutuhan hidupnya.
Habitai Bryophyta sangat beragam, mereka dapat hidup di permukaan tanah,
bebatuan maupun menempel di pohon-pohon. Karena kemampuan hidup yang
istimewa tersebut, maka seringkali lumut disebut tumbuhan pioneer, karena setelah
Bryophyta mengawali kehidupan pada permukaan yang tandus, segera akan diikuti oleh
semakin beragamnya jenis tumbuhan lain yang hidup dikawasan tersebut. Dengan
demikian tumbuhan lumut memiliki peran yang sangat penting dalam suatu ekosistem.

Klasifikasi Tumbuhan Lumut :

1. Lumut Daun/Lumut Sejati (Bryopsida atau Musci)

Gambar Lumut Daun/Sejati


(sumber : dokumen pribadi)

Bryopsida merupakan lumut sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan


spesies dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dan permukaan daratan
bumi. Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan,
atau menempel di kulit pohon. Di atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun
tumbuh rapat, menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang
memungkinkannya menyerap dan menahan air.

Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak.
Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai
40 cm, misalnya Polytrichum commune. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh
lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid),
batang, dan daun. Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang.
Batang lumut daun bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun
berukuran kecil dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.

Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan


sporofit. Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang
akan menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium)
akan menghasilkan ovum. Ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua.
Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigot yang kemudian
tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya
bervariasi, antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut berparuh.
Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora
dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok.
Selain dengan spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan
fragmentasi. (Sri Dianti. 2020)

2. Lumut Hati/Liverworts (Hepaticopsida)

Gambar Lumut hati


(sumber : dokumen pribadi)

Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran,


pipih, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun,
misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun,
misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat
dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di tanah yang
lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air,
misalnya Ricciocarpus natans.

Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia dan Lunularia,


gametofit memiliki stuktur khas berbentuk seperti mangkok yang disebut gemmae
cup (piala tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif
karena di dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas
dan terpelanting oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain
dengan gemmae cup, reproduksi vegetatif lumut hati juga dapat dilakukan dengan
cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnya Marchantia sp. Namun,
ada pula yang berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina
membentuk arkegoniofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur
berbentuk cakram atau payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di
bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin
betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor yang di
bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan dengan tepi berlekuk
tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum
maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak
tersembunyi di bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk
sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).

Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia


polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia
calycina, dan Riccardia indica. (Sri Dianti. 2020)

3. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Gambar Lumut Tanduk

(sumber :https://materi.co.id/lumut-tanduk/)

Anthocerotopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi


sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula.
Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofìt masak, bagian
ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium memiliki benang-benang elater yang
mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata. Anteridium dan
arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada pula yang
terletak pada talus yang berbeda (berumah dua). (Sri Dianti.2020)

C. METODE
1. Alat dan Bahan
Video Bryophyta yang ada dilingkungan sekitar
2. Langkah Kerja
a. Amati & perhatikan video praktikum yang disiapkan
b. Buatlah ilustrasi gambar Bryophyta yang ada di dalam video praktikum
c. Tentukan klasifikasi, karakter, dan habitat dari jenis-jenis lumut yang
ada dalam video tersebut.

D. HASIL PENGAMATAN
Pada materi yang telah disampaikan mengenai tumbuhan lumut atau Bryophyta
melalui video dari asisten laboratorium, dapat saya pahami bahwa klasifikasi lumut
dapat dibedakan menjadi tiga divisi yaitu Lumut Daun (Bryopsida atau Musci), Lumut
Hati/Liverworts (Hepaticopsida), dan Lumut Tanduk (Anthocerotopsida). Pada video
yang telah disampaikan tersebut hanya terdapat dua contoh tumbuhan lumut yakni
Lumut Daun dan Lumut Hati.
1. Lumut Daun (Bryopsida atau Musci)

Gambar lumut daun


(Sumber : Dokumen pribadi)
Lumut Daun masuk kedalam tumbuhan yang berpembuluh dan
termasuk kedalam superdivisi Bryophyta. Hamparan Lumut Daun ini terdiri
atas satu tumbuhan lumut yang tumbuh pada satuan yang padat sehingga
satu sama lainnya bisa saling menyokong. Hamparan ini memiliki sifat
seperti karet busa sehingga bisa menyerap air. Tubuh Lumut Daun bisa
dibedakan menjadi rizoid, batang, dan daun. Rizoid merupakan deretan sel
yang memenajang/vilamen seluler menyerupai akar pada tumbuhan tingkat
tinggi. Lumut dapat melekat pada tempat hidupnya semisal pada pohon,
dinding atau bebatuan. Fotosintesis pada Lumut Daun ini terjadi pada
bagian atas rizoid yang menyerupai batang atau daun. Lumut Daun dapat
juga tumbuh diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, dan dapat juga
tumbuh di rawa-rawa. Namun didalam air Lumut Daun jarang ditemukan,
maka tubuhnya pun memiliki struktur yang bermacam-macam.
2. Lumut Hati/Liverworts (Hepaticopsida)

Gambar ilustrasi lumut hati


(Sumber : Dokumen Pribadi)
Tubuh Lumut Hati tersusun atas tubuh yang berbentuk hati pipih yang
disebut tallus yang tidak dapat tedeferensiasi menjadi akar, batang maupun
daun. Tumbuhan lumut ini terbagi menjadi lobus sehingga tampak seperti
lobis pada hati, lumut hati meliputi 8.000 jenis spesies yang kebanyakan
hidup ditempat lembab seperti pada batang, tanah atau batu cadas. Lumut
hati membentuk masa berupa lembaran lembaran yang terbelah atau disebut
tallus yang berbentuk seperti hati. Pada beberapa jenis tallus lumut hati ini
berbentuk daun sehingga dapat dibedakan menjadi lumut hati yang bertallus
dan lumut hati berdaun.

Fase Lumut Daun dan Lumut Hati yang terlihat pada gambar divideo
merupakan fase gametofit sedangkan fase sporofitnya tidak dapat terlihat. Fase
gametofit adalah fase lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan
Lumut yang menghasilkan gamet atau sel kelamin, sedangkan fase sporofit merupakan
fase dimana lumut sedang menghasilkan spora.

E. PEMBAHASAN

• Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut

Struktur tumbuhan lumut


(Sumber :
Ukuran tumbuhan lumut relatif kecil dan jarang ada yang mencapai 15 cm,
bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Bentuk tubuhnya pipih
seperti pita dan ada pula seperti batang dengan daun-daun kecil. Tumbuh tegak atau
mendatar pada substratnya dengan perantaraan rhizoid. Lumut memiliki dua macam
alat reproduksi, yaitu anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan arkegonium
yang menghasilkan ovum.
Struktur tumbuhan lumut
(Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/lumut-daun/)

Tangkai anteridium disebut anteridiofor, sedangkan tangkai arkegonium


disebut arkegoniofor. Berdasarkan letak alat kelaminnya (gametangia), lumut
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu lumut berumah satu, bila anteridium dan
arkegonium terletak pada satu individu dan lumut berumah dua, bila anteridium dan
arkegonium terletak pada individu yang berlainan. (Hasan dan Arriyanti. 2005)

Struktur tubuh tumbuhan lumut:

1. Batang, Apabila dilihat melintang akan tampak susunan sebagai berikut:


a. Selapis sel kulit, beberapa sel di antaranya membentuk rhizoid
epidermis.
b. Lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel
parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam,
belum terdapat floem dan xylem.
c. Silinder pusat yang terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang
dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
2. Daun, Tersusun atas satu lapis sel. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang,
dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat
tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding
sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.
3. Rhizoid, terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna,
membentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
4. Sporofit, terdiri atas bagian-bagian:
a. Vaginula: kaki yang dilindungi oleh sisa arkegonium.
b. Seta: tangkai.
c. Apofisis: ujung seta yang membesar yang merupakan peralihan dari
tangkai dan sporangium.
d. Sporangium: kotak spora.
e. Kaliptra: tudung yang berasal dari arkegonium sebelah atas.
5. Gametofit, terdiri atas:
a. Anteridium (sel kelamin jantan) yang menghasilkan sperma.
b. Arkegonium (sel kelamin betina) yang menghasilkan sel telur.
(Najmi Indah. 2009)
• Habitat Tumbuhan Lumut
Habitat Tumbuhan Lumut Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan terestrial
yang hidup di lingkungan yang lembab seperti pada tanah, pohon, batu, dinding dan
celah-celah antar bebatuan. Meskipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut
sejati (Bryopsida) dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya
mengalami peremajaan jika air tersedia kembali.(Gembong Tjitrosoepomo.2005)
Bebarapa tumbuhan lumut dapat hidup di tempat sekunder seperti ditemukan hidup
di perairan (Riella, natans Ricciocarpus, Riccia fluitans) dan beberapa yang lain
hidup secara epifit (beberapa lumut dari Jungermaniales) serta beberapa yang lain
ditemukan saprofit seperti lumut Buxbania dan lumut hati Cryptothallus mirabilis.
(Bande Kumar.2010)
• Siklus Hidup dan Reproduksi Tanaman Lumut
Siklus Hidup Tumbuhan Lumut Lumut mengalami siklus hidup
diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini
menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi
berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara
permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama
hidupnya mendapat makanan dari gametofit. (Najmi Indah.2009)

Metagenesis Tumbuhan Lumut


(Sumber : Geograph88)

Siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan


berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul
gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan
menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut arkhegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma
berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh
daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur
pelindung lainnya. (Gradstain. 2003)

Reproduksi Bryophyta
(Sumber : Geograph88)

Gametangium jantan (anteridium) berbentuk bulat sedangkan betina


(arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian
yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada
tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set
kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya
pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat
pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora
masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.
(Hasan dan Arriyanti. 2004)
• Klasifikasi Tumbuhan Lumut

Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati


(Hepaticopsida), lumut sejati (Bryopsida), dan lumut tanduk (Anthocerotopsida),
(Siti Sutarni Tjitrosomo, 1984: 76).

1. Lumut Hati/ Liverworts (Hepaticopsida)

Gambar Lumut hati


(sumber : dokumen pribadi)

Tumbuhan ini merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri atas
tumbuhan berukuran relatif kecil yang dapat melakukan fotosintesis,
meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut
hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang
lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak
lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang dan
daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati
merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thalophyta menuju
Cormophyta. Seperti halnya lumut daun, lumut hati mempunyai rizoid yang
yang berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada
hati. Berkembangbiak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif
dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram. Lumut hati melekat pada
substrat dengan rizoid uniseluler (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Tubuh lumut hati
menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian
bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada
batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada jenis
terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian
kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya
kapsul tidak manentu dan tidak teratur.
Lumut hati hidup pada tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh
yang himogrof. Pada tempat-tempat yang kering, untuk struktur tubuh yang
xeromorf (alat penyimpan air). Lumut hati yang hidup sebagai epifit
umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah
tropis.
2. Lumut Daun/Sejati (Bryopsida/Musci)

Gambar Lumut Daun/Sejati


(sumber : dokumen pribadi)

Masyarakat pada umumnya lebih mengenal lumut ini dibandingkan


dengan lumut hati, karena tumbuhan tersebut tumbuh pada tempat agak
terbuka dan bentuknya lebih menarik. Perbedaan yang jelas dibandingkan
dengan lumut hati ialah adanya simetri radial, yaitu daunnya tumbuh pada
semua sisi sumbu utama (Siti Sutarni Tjitrosomo, 1984: 90).
Daun-daun ini tidak seperti yang terdapat pada lumut hati yang
merupakan kerabatnya, biasanya mempunyai rusuk tengah dan tersusun
pada batang mengikuti suatu garis spiral, yang panjangnya dapat bervariasi
dari suatu bagian dari satu inci sampai barangkali satu kaki. Rusuk
tengahnya mengandung sel-sel memanjang, dan suatu berkas di pusat
batangnya biasanya mengandung sel-sel memanjang yang diduga berfungsi
untuk mengangkut air dan zat-zat hara. Akar yang sesungguhnya tidak ada,
tetapi pangkal batang pada kebanyakan tipe lumut daun mempunyai banyak
sekali lumut-lumut daun untuk “bersauh”. Pada suatu golongan yang khas
dan penting, yang dikenal sebagai lumut gambut atau lumut rawa, daunya
tidak hanya khas karena tidak adanya rusuk tengah, tetapi unik karena terdiri
atas jaringan-jaringan sel kecil yang hidup yang memisahkan sel-sel mati
yang besar-besar yang tembus cahaya dan berlubang-lubang, menghisap
dan menahan air dengan efisiensi yang luar biasa, oleh karena itulah besar
kemampuan rawa-rawa untuk menahan air sebagian besar terbentuk oleh
tumbuh-tumbuhan seperti itu (Polunin, 1990: 64).
Pada gametofit terbentuk alat-alat kelamin jantan dan betina yang kecil,
umumnya dalam kelompok yang terbukti dari adanya modifikasi daun-daun
yang mengelilinginya, dan terdapat pada tumbuhan yang sama (banci), atau
lebih sering pada dua individu (jantan dan betina) yang terpisah. Pembuahan
kembali dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif, yang bila ada air,
berenang ke sel telur yang terlindung baik. Badan yang terbentuk melalui
peleburan seksual itu berkembang menjadi sporofit, yang bila telah masak
terdiri atas kaki penghisap, satu tangkai yang biasanya panjang, dan sebuah
kapsul yang sedikit banyak bersifat rumit dan khas (Polunin, 1990: 65).
3. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Gambar Lumut Tanduk


(sumber :https://materi.co.id/lumut-tanduk/)

Tubuh lumut tanduk seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi
sporifitnya berupa kapsul memanjang. Perkembangbiakan pada lumut
tanduk hampir sama pada lumut hati. Sel lumut tanduk hanya mempunyai
satu kloroplas. Mempunyai gametofit lumut hati, perbedaanya adalah
terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk dari gametofit, masing-masing kloroplas tunggal yang
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut. Lumut
tanduk hidup ditepi-tepi sungai atau danau dan sering kali disepanjan
selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab. Salah satu kelas dari lumut
tanduk adalah Anthoceros Laevis.
Perkembangan secara generatif dengan membentuk anteridium dan
arkhegonium. Anteridium terkumpul pada satu lekukan sisi atas talus
arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah
melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti
oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki yang
berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak maka akan pecah
seperti buah polongan, menghasilkan jaringan yang terdiri dari beberapa
deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila ini diselubungi oleh sel
jaringan yang kemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

• Manfaat Tumbuhan Lumut


Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan Bryophyta diseluruh dunia
telah dilakukan. Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan
untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan
sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh
lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan
Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).

Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain
yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-
obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
F. KESIMPULAN
1. Habitat Tumbuhan Lumut Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan terestrial
yang hidup di lingkungan yang lembab seperti pada tanah, pohon, batu, dinding
dan celah-celah antar bebatuan. Bebarapa tumbuhan lumut dapat hidup di
tempat sekunder seperti ditemukan hidup di perairan dan beberapa yang lain
hidup secara epifit serta beberapa yang lain ditemukan saprofit.
2. Karakter-karakter yang dimiliki
• Lumut Daun, Hamparan Lumut Daun ini terdiri atas satu tumbuhan lumut
yang tumbuh pada satuan yang padat sehingga satu sama lainnya bisa
saling menyokong. Hamparan ini memiliki sifat seperti karet busa
sehingga bisa menyerap air. Tubuh Lumut Daun bisa dibedakan menjadi
rizoid, batang, dan daun.
• Lumut Hati, Tubuh Lumut Hati tersusun atas tubuh yang berbentuk hati
pipih yang disebut tallus yang tidak dapat tedeferensiasi menjadi akar,
batang maupun daun. Tumbuhan lumut ini terbagi menjadi lobus sehingga
tampak seperti lobis pada hati.
• Lumut Tanduk, Tubuh lumut tanduk seperti lumut hati yaitu berupa talus,
tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Perkembangbiakan pada
lumut tanduk hampir sama pada lumut hati. Sel lumut tanduk hanya
mempunyai satu kloroplas.

G. DAFTAR PUSTAKA

Al Fajri M. Tajudin. 2019. Skripsi Keanekaragaman Lumut (Bryophyta) di sekitar


Kawasan Wisata Air Terjun Tumbuk Sewu Kabupaten Lumajang. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Marheny Lukitasari. 2019. Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta): Deskripsi,


Klasifikasi, Potensi dan Cara Mempelajarinya. Cv.ae Media Grafika. ISBN
602663729X, 9786026637291.
Mutia Zahra. 2019. Skripsi Jenis-jenis Tumbuhan Lumut (Bryophyta) di Stasiun Penelitian
Soraya Kawasan Ekosistem Leuser Sebagai Refereni Mata Kuliah Botani
Tumbuhan Rendah. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Sri Dianti. 2020. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) penjelasan lengkap. Bisa
diakses melalui link https://www.sridianti.com/klasifikasi-lumut-01.html (Diakses
pada tanggal 25 Maret 2021 pukul 17.00 WIB)

Sriwiyati. 2020. Ayo Mempelajari Lumut. Penerbit Alpirin. ISBN


6232633016,9786232633018. Tebal 66 Halaman. Jl. Leuran 8 No. 64. Kelurahan
Peleburan, Kecamatan Semarang Selatan, Saemarang. Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai