Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
a. TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan


yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat
tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah
kurang dari 50 cm. Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan
ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali didalam laut.
Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B,
sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk
kedalam kingdom plantae, yang mana kingdom plantae meliputi semua organisme
yang multiseluler dan telah berdiferensiasi, eukariotik, dan dinding selnya
mempunyai selulosa. Organisme yang termasuk kedalam plantae ini hampir
seluruhnya bersifat autotrof (membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya
matahari saat proses fotosintesis.

b. CIRI-CIRI TUMBUHAN LUMUT


 Berukuran kecil dan jarang mencapai 15 cm
 Bentuknya pipih seperti pita, dan adapula seperti batang dengan daun yang
kecil
 Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa
 Tubuhnya tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya, tetapi
mempunyai bagian yang menyerupai akar (rizoid), batang, dan daun.
Rizoid adalah struktur menyerupai rambut atau benang-benang yang
berfungsi untuk melekatkan tubuh pada tempat tumbuhnya dan menyerap air
serta garam-garam mineral.

Tubuh tumbuhan lumut dengan berbagai struktur umum tersebut adalah


gametofit. Setelah dewasa, lumut akan membentuk sporofit. Sporofit adalah
struktur tubuh lumut yang terdiri atas bagian-bagian tertentu, yaitu vaginula,
kaliptra, dan kolumela.

Vaginula adalah bagian sporofit yang terdiri dari kaki yang


diselubungi sisa dinding arkegonium, seta (tangkai), dan apofi sis yaitu
ujung seta yang agak melebar, yang merupakan peralihan antara seta
dengan kotak spora (sporangium). Kaliptra adalah tudung yang berasal
dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
Sedangkan kolumela adalah jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam
pembentukan spora. Sporofit tumbuhan lumut tumbuh menumpang pada
gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit ini memiliki klorofil,
sehingga dapat berfotosintesis.

2. KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT


a. Lumut Hati (HepatiCospida)
Sesuai dengan namanya, lumut ini dapat diamati langsung dengan mata, lumut
ini mempunyai bentuk khas yaitu lekukan-lekukan yang menyerupai bentuk hati
dan juga terbagi atas dua lobus, sama seperti hati. Lumut ini tumbuh dan
menempel di bebatuan, tanah, daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah
tropika dan dinding-dinding pada bangunan tua yang lembab. Lumut hati dapat
melakukan fotosintesis untuk makanannya sendiri (autotrof). Struktur tubuhnya
meliputi akar, batang, dan daun.
Lumut hati dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk talusnya, yaitu
lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Alat kelamin terletak pada bagian
dorsal (belakang) talus pada jenis terletak pada bagian terminal (ujung).
Hepaticopsida (lumut hati) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Generasi gametofit berupa talus dan berbentuk lembaran-lembaran seperti


hati.
2. Talus berwarna hijau dengan percabangan menggarpu. Pada sisi bawah
terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik
perut atau sisik ventral. Talus melekat pada substrat dengan bantuan rizoid.
3. Sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina. Contoh
Hepaticopsida yaitu Marchantia polymorpha dan Lunularia sp.

Lumut hati berkembang biak dengan oogami secara generatif, dan


dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram secara vegetatif. Didalam
spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan dan disebut dengan elatera,
elatera ini akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga akan membantu
memancarkan spora. Lumut ini juga bereproduksi secara aseksual dengan
menggunakan sel yang disebut dengan gemma, yang berbentuk mangkok dan
terletak dipermukaan sporofit. Contoh lumut ini adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
b. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Tubuh lumut tanduk menyerupai lumut hati yaitu seperti talus, tetapi
sporofitnya berbentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari
gametofit. Cara perkembang biakannya sama dengan lumut hati, yaitu
perkembang biakan secara generatif dengan membentuk anteridium dan
arkhegonium yang terkumpul pada sisi atas talus.
Anthocerotopsida (lumut tanduk) memiliki ciriciri sebagai berikut :

1. Generasi gametofit berupa talus dengan tepi rata atau bertoreh.


2. Sporofit tertancap di dalam gametofit, tetapi kapsul sporofit berada di luar
talus berbentuk seperti tanduk (horn).
3. Pangkal kapsul sporofit dilindungi oleh involukrum. Contoh Anthocerotopsida
yaitu Notothylas sp. dan Anthoceros sp.

Selnya hanya memiliki satu kloroplas, kloroplas ini berukuran besar dan
terbesar dari pada kebanyakan tumbuhan lumut. Lumut tanduk banyak
ditemukan di tepi-tepi sungai dan danau, disepanjang selokan, ditepi jalan yang
basah dan lembab. Salah satu contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros
Laevis.
c. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun atau lumut sejati merupakan lumut yang sering kita jumpai karena
tempat hidupnya yang lebih terbuka dibanding lumut lain, bentuknya pun lebih
menarik. Lumut sejati memiliki perbedaan dengan lumut hati yaitu dari segi
dauunya yang tumbuhn pada semua sisi sumbu utama, atau dengan kata lain,
daunnya berasal dari pusat tengah lumut tersebut (simetri radial).
Bryopsida (lumut daun) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Generasi gametofit berupa talus yang bentuknya seperti tumbuhan kecil.


2. Talusnya mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun
spiral. Daun berfungsi untuk fotosintesis. Pada bagian dasar batang semu
terdapat rizoid yang berbentuk seperti benangbenang halus dan berfungsi
sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat perkembangbiakan generatif
berupa anteridium dan arkegonium.
Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri,
serta bersifat sebagai parasit terhadap gametofit. Contoh Bryopsida
yaitu Sphagnum sp., Fissident sp., dan Polytrichum sp. Polytrichum sp.
merupakan tumbuhan lumut berumah satu. Sporofit Polytrichum tumbuh
menjulur dari gametofit.

Daun ini mempunyai rusuk pada bagian tengahnya dan rusuk tersebut
tersusun pada batang dengan mengikuti garis spiral, panjangnya dapat
bervariasi dari suatu bagian dari satu inci dan mencapati satu kaki. Pada rusuk
tengah ini mengandung sel yang memanjang, fungsinya untuk mengangkut air
dan zat-zat hara. Lumut sejati tidak memiliki akar.
Seperti lumut gambut dan lumut rawa, daunnya khas karena
mempunyai jaringan sel kecil dan memisahkan sel mati yang besar.
Mempunyai daya menghisap air yang laur biasa. Ini lah makanya lumut ini
dapat bertahan hidup dirawa.
Gametofitnya mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang relatif
kecil, pembuahan dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif dengan
flagela nya, bila ada air maka spermatozoid akan berenang menuju ovum.
Kemudian hasil fertilisasi menjadi sporofit, yang ketika sporofit sudah matang
memiliki kaki penghisap dan satu tangkai yang panjang, juga sebuah kapsul
yang khas. Contoh lumut ini adalah Polytricum juniperinum, Furaria,
Pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima,dan lumut gambut
atau Sphagnum.
3. SIKLUS HIDUP TUMBUHAN LUMUT
Siklus hidup lumut berbeda dengan siklus hidup tumbuhan yang lain karena
siklus hidup lumut didominasi oleh gametofit. Gametofit menghasilkan organ kelamin
jantan atau anteredium dan organ kelamin betina atau arkegonium. Apabila
anteredium dan arkegonium dihasilkan oleh satu gametofit (satu individu lumut) maka
jenis tersebut disebut lumut berumah satu atau homotalus, sedangkan apabila
keduanya dihasilkan oleh gametofit yang berbeda maka jenis tersebut disebut lumut
berumah dua atau heterotalus.

Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit jantan


membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium. Sperma dari
anteredium dengan perantaraan air berenang menuju sel telur di dalam
arkegonium kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot
yang bersifat diploid kemudian akan mengalami mitosis dan bekembang menjadi
sporofit embrionik di dalam arkegonium. Pada ujung batang sporofit yang memanjang
terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat spora haploid berkembang. Sporangium
juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pembelahan mitosis. Setelah masak, kapsul
spora pecah dan spora terpencar keluar. Spora-spora tersebut apabila menemukan
tempat yang memiliki kelembaban yang sesuai akan berkecambah
membentuk protonemata (jamak dari protonema) kecil yang berwarna hijau.

4. PERKEMBANGAN TUMBUHAN LUMUT


Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang
kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil.
Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran
daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang
dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang
sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau
kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk
gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti
spiral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot
tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang
diploid.Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut
yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu
tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau
panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut sporogonium. Di dalam bagian
yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut capsule
spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher
arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas
dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat
bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi
yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan
kaliptra. Jaringan dalam capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk
sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4
spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora itu
ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya,
akan utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat
sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari capsule spora.

5. PERGILIRAN TUMBUHAN LUMUT


Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa
yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan
penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut
jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel
kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan
sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua
organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium
yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan
terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk
membuahi ovum.Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak
mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan
berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan
membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium
berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan
melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang
disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan
menumbuhkan gametofit baru.
6. MACAM-MACAM TUMBUHAN LUMUT
a. Lumut Hati (Hepaticopsida).
Lumut hati memiliki nama latin Hepaticopsida yang memiliki anggota lebih
6.000 species. Bentuknya lembaran bergelombang seperti bentuk hati dan
memiliki klorofil sehingga bisa berfotosintesis. Biasanya spora yang
dihasilkan oleh sporofit terbawa oleh air hujan akan tumbuh di tempat lain.
Gametofit lumut hati bercabang menggarpu yang beberntuk pita lebar sekitar
1-1,5 cm. Contoh lumut hati : Reboulia hermisphaerica, Pellia calycina, dan
Riccardia indica. Tumbuhan lumut hati juga dapat digunakan sebagai salah
satu bahan obat tradisional, seperti obat radang hati (Marchantia
Polymorpha).

b. Lumut tanduk (Anthocerotae)


Lumut tanduk memiliki nama latin Anthocerotae yang memiliki anggota
sekitar 300 species. Lumut ini bentuknya mirip dengan lumut hati, namun
memiliki perbedaan pada bentuk sporofit, karena bentuk sporofit yang dimiliki
lumut tanduk berupa kapsul yang mengandung kurtikula. Lumut tanduk hidup
di tanah atau bebatuan yang memiliki tingkat kelembabapan tinggi.
Gametofitnya berbentuk tipis, lebar dan berlekuk berupa talus sederhana.
Contoh lumut tanduk : Anthocerospunctatus, Falioceros dan Phaeoceros
laevis.
c. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun dikenala dengan bahasa latin Bryopsida adalah salah satu
tumuhan lumut yang banyak menyebar di seluruh bumi sekitar 3% sebanyak
10.000 spesiesan. Lumut daun adalah lumut sejati karena memiliki akar
(Rizoid), batang serta daun. Biasanya mereka tumbuh di tanah, batu, tembok
yang lembab dan berdiri tegak dengan tinggi sekitar 10 – 40 cm serta hidup
berkelompok. Lumut daun memiliki sifat yang mirip dengan busa, karena bisa
menyerap air dengan baik. Contoh lumut daun : Dichodontium, Polytrichum
commune dan Sphagnum squarrosum.
7. PERANAN TUMBUHAN DALAM EKOSISTEM
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutan. Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab.
Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu,
jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-
kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan
Sphagnum tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan
panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi, lumut
memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran jaringan yang
kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah kekurangan air),
dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi. Beberapa lumut dapat
survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa jam hidrasi.Di garis
lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan biasanya mempunyai lebih
banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk menjadi sisi pohon yang
yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari tidak menembus, lumut
tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.

8. MANFAAT DAN PERANAN TUMBUHAN LUMUT


Dalam kehidupan, tumbuhan lumut memiliki peranan atau manfaat sebagai berikut :
a. Sebagai vegetasi perintis, yaitu dapat melapukkan batu-batuan sehingga secara
bertahap akan membentuk tanah baru yang berfungsi sebagai tempat tumbuh
tanaman lainnya.
b. Tumbuhan lumut yang hidup di hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada
musim kemarau.
c. Tumbuhan lumut yang sudah mati juga dapat dimanfaatkan sebagai penambat zat
organik dalam tanah sehingga tanah menjadi subur.
d. Marchantia polymorpha untuk mengobati gangguan fungsi hati.
e. Sphagnum sp. sebagai pengganti kapas dan sebagai bahan bakar.
f. Sphagnum sp. di daerah rawa akan membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan media tanam dalam pot.

9. APLIKASI DALAM BIDANG FARMASI

Jenis lumut ini, bisa dijadikan obat untuk membantu kesehatan manusia seperti:

1. Sebagai bahan pembuatan obat kulit


Hal ini pertama kali di lakukan negara China, dimana pada zaman dahulu lumut di jadikan masyarakat
china untuk membuat ramuan tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.

2. Bahan pembuatan obat mata


Lumut memiliki sifat yang baik yaitu bisa dijadikan sebagai antibakteri. Sifat inilah yang digunakan
oleh dunia medis untuk mengobati beberapa penyakit mata.

3. Untuk obat hepatitis


Tidak hanya bagi mata, penyakit yang menyerang hati seperti hepatitis juga bisa diobati dengan obat
yang tebuat dari lumut jenis marchantia polymorpha.

4. Sebagai obat antiseptik


Lumut juga di gunakan sebagai zat antiseptik yang membantu membunuh kuman-kuman. Zat
antiseptik sering jumpai dalam pembuatan sabun-sabun kesehatan dan juga obat kumur pembersih
mulut. Untuk membuat zat antiseptik di butuhkan lumut berjenis frullania tamaricis. Fungsi antiseptik
seperti ini juga terdapat pada :

 manfaat daun sirih


 manfaat minyak kayu putih
 daun jambu biji

5. Obat penyakit jantung


Bagi yang memiliki penyakit jantung tentu akrab dengan obat-obat untuk mengatasi jantung. Tahukan
bahwa salah satunya terbuat dari lumut. Lebih tepatnya adalah lumut cratoneuron yang bisa di buat
menjadi obat menormalkan detak jantung.

6. Obat pneumonia
Lumut memang berperan penting dalam dunia medis. Tidak hanya mata, kulit, hati, hingga jantung.
Lumut juga bermanfaat dalam pembuatan obat untuk penyakit pneumonia.
7. Mengobati luka bakar dan luka luar
Anda pernah mengalami luka bakar atau luka luar akibat terjatuh atau tergores benda tajam? Bagi
orang china dahulu ketika mengalami hal serupa, mereka menggunakan lumut untuk mengatasinya.

Kini dunia medis menciptakannya lebih steril, sifat antiseptik pada lumut jenis canocphalum di
gunakan untuk mengatasi obat luka bakar dan luka luar. Khasiat seperti ini juga di dapat pada :

 manfaat daun bidara


 manfaat lengkuas
 manfaat daun pisang

8. Zat anti kanker


Sifat antibakteri pada lumut di percaya juga menjadi anti sel-sel kanker. Pertumbuhan sel kanker di
dalam tubuh bisa dicegah dengan obat yang terbuat dari lumut.

9. Sebagai obat anti jamur


Jamur memang sering menyerang kulit terluar kita. Biasanya juga jamur menyerang kulit bagian-
bagian lipatan kulit seperti leher, kaki, hingga daerah paha. Saat ini telah banyak obat jamur yang
juga terbuat dari lumut.

10. Dijadikan obat bius


Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk kepentingan operasi. Obat bius
yang digunakan oleh medis terbuat juga dari lumut dengan jenis rhodobryum giganteum.

11. Obat Hipertensi


Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga digunakan sebagai pembuatan obat darah
tinggi. Sifat penenang pada lumut bisa di jadikan obat untuk mengontrol tekanan darah.

http://manfaat.co.id/20-manfaat-tumbuhan-lumut-bagi-manusia-dan-lingkungan

Anda mungkin juga menyukai