PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Dapat memahami dan memepelajari tentang HGH (Human Growth Hormon)
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1) Hormon
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk
memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Hormon memiliki peranan
dalam mengendalikan proses pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, kekebalan, dan
pola dari hidup manusia. Hormon diproduksi oleh kelenjar endokrin yang ada didalam
tubuh, macam-macam kelenjar endokrin adalah kelenjar hipotalamus, kelenjar tiroid,
kelenjar pankreas, kelenjar ovarium, kelenjar pencernaan, kelenjar hipofisis, kelenjar
timus, kelenjar adrenal.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu, menggiatkan atau
merangsang. Hormon berperan penting dalam koordinasi kimia serta diperlukan
dalam kuantiti yang sedikit untuk merangsang fungsi organ pada manusia. Hormone
dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) karena tidak memiliki saluran
tersendiri. Hormon yang dihasilkan akan dikembalikan ke darah dan beredar
mengikuti aliran darah menuju organ (target).
Hormon menjadi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia, salah
satunya Hormon Pertumbuhan yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan
pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas (Suryo, 2008).
2) HGH (Human Growth Hormone)
HGH (Human Growth Hormone) atau Hormon Pertumbuhan Manusia adalah
hormon protein yang terdiri dari 191 Asam amino yang disintesa dan dirembeskan
oleh sel-sel yang disebut Somatotrof di dalam Anterior, yaitu Kelenjar
Pituitary. Suatu hormon anabolic yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan
pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan pubertas. Hormon
pertumbuhan berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan
organ-organ di dalam tubuh. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti
hormone tidak berguna, akan tetapi hormone ini bertugas untuk menjaga agar organ
tubuh tetap pada kondisi yang prima.
Pada orang dewasa hormon berperan untuk menjaga volume dan kekuatan yang
cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu berperan meningkatkan fungsi,
3
perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal,
persendian, persarafan tubuh, dan otak.
Peran dari hormon pertumbuhan sangat penting di dalam kehidupan manusia
mulai dari masa anak-anak sampai manusia menjadi tua, sehingga perlu mendapatkan
perhatian, karena apabila terjadi gangguan sekresi atau produksinya akan
menyebabkan beberapa penyakit yang dapat menggangu proses perkembangan
jasmani dan mental. Salah satu contoh terjadinya gangguan fungsi atau sekresi
hormon pertumbuhan adalah akibat dari pelatihan yang berlebihan (overtraining).
Pada overtraining akan terjadi hambatan sekresi hormon pertumbuhan (growth
hormone), faktor pertumbuhan (growth factor), testosteron, kortisol, ACTH, dan
katekolamin sehingga terjadi penurunan kadarnya dalam plasma (Urhausen and
Kindermann, 2002).
Growth hormone (GH) dan growth factor adalah substansi yang secara alamiah
terdapat dalam tubuh manusia dan hewan, dan berguna uyntuk merangsang
pertumbuhan sel baik proliferasi maupun diferensiasi. Selain itu kedua senyawa ini
juga berperan dalam menarik dan memberi sinyal kepada stem cell untuk
memperbaiki sel yang rusak atau mati. Biasanya growth hormone dan growth factor
merupakan senyawa turunan protein atau steroid. Kedua senyawa ini sangat penting
dalam regulasi proses seluler, dan berperan sebagai sinyal antar sel. Sebagai contoh
dari growth hormone dan growth factor ini adalah sitokin dan hormon yang
menempel pada reseptor dari sel target. Mereka berperan dalam diferensiasi dan
maturasi sel yang bervariasi untuk setiap growth factor. Misalnya, bone morphogenic
proteins menstimulasi diferensiasi sel tulang, VEGF menstimulasi diferensiasi
pembuluh darah pada proses angiogenesis, growth factor akan menstimulasi siklus sel
dari fase G0 menjadi fase G1. Dalam dunia kedokteran selama kurang lebih 20 tahun
belakangan, penggunaan growth factor pada penanganan kelainan darah, kanker dan
kardiovaskuler sangat meningkat antara lain : neutropenia, sindrom myelodisplastik,
leukemia, anemia aplastik, transplantasi sumsum tulang, angiogenesis untuk terapi
penyakit kardiovaskuler serta penyembuhan luka (Sampson, 2008).
4
2.2 Produksi Hormon Pertumbuhan Manusia
5
lingkungan sekitar sehingga cenderung lebih suka menyendiri dan disertai perasaan
cemas serta khawatir yang dialami terus menerus.
Kekurangan hormon pertumbuhan dapat disebabkan oleh defek pada hipofisis anterior
(hiposekresi) atau pun sekunder yaitu disfungsi hipotalamus (defisiensi GHRH). Akibat
dari kekurangan hormon ini pada masa anak-anak yaitu cebol (dwarfism). Gambaran
utamanya yaitu perawakan yang pendek karena retardasi pertumbuhan tulang. Gambaran
penunjang antara lain: gangguan pertumbuhan otot akibat penurunan sintesis protein otot,
mobilisasi lemak sub kutis yang minim. Pertumbuhan anak tidak sesuai dengan rentang
umur yang tepat, contohnya: ketika berumur 10 tahun, mempunyai tinggi badan yang
seharusnya dimiliki oleh anak berumur 5 tahun.
Selain itu dikenal tipe kelainan lain yaitu cebol laron (laron dwarfism). Pada kelainan
ini, gambaran yang tampak pada penderita sama dengan penderita dengan defisiensi
hormon pertumbuhan. Tetapi, pada penderita cebol laron ini, kadar hormon pertumbuhan
dalam darahnya adekuat seperti orang normal. Cebol laron seperti yang telah dibahas
diatas disebabkan karena sensitivitas reseptor hormon pertumbuhan menurusn sehingga
efek dari hormon tersebut tidak tercapai secara optimal.Selain itu, cebol laron ini
memiliki jenis lain dimana disebabkan oleh defisiensi somatomedin.
2.4 Kelebihan Hormon Pertumbuhan Manusia
Kelebihan sekresi GH mengakibatkan akromegali pada orang dewasa dan
gigantisme pada orang dewasa muda jika tejadi sebelum fusi epifisis tulang. Sumber
kelebihan sekresi GH yang umum adalah adenoma hipofisis. Sumber yang jarang adalah
tumor neuroendokrin ektopik yang mengsekresi GH, baik saat terisolasi atau sebagian
bagian dari sindrom MEN1. Akromegali menyebabkan pengerasan gambaran wajah dan
jaringan lunak pada tangan dan kaki. Trejadi pertumbuhan berlebihan mandibula (rahang
bawah), sehingga menyebabkan konfigurasi wajah yang khas. Terdapat hipertrofi
jaringan ikat pada ginjal, jantung dan hati, dan toleransi glukosa turun ampai 50%,
sehingga menyebabkan diabetes pada sekitar 10% pasien dengan akromegali gejala
lainnya meliputi nyeri kepala, berkeringat, kolirenal akibat nefrolitiasis, dan artalgia.
Diagnosis akromegali dikonfirmasi dengan adanya peningkatan kadar GH yang gagal
turun selama tes toleransi glukosa oral, bersama dengan peningkatan kosentrasi IGF-1
serum.
Terapi pilhan untuk akromegali adalah pengangkatan adrenoma hipofisis secara
bedah, dengan atau tanpa radio terapi ajuvan, atau terapi medis dengan analog
6
somatostatin atau agonis dopmain. Bila tidak di terapi, akromegali dihubngkan dengan
peningkatan mortalitas akibat penyakit kardiovaskular dan kanker.
2.5 Regulasi Sekresi Hormon Pertumbuhan
Sekresi hormon pertumbuhan (GH) diregulasi terutama oleh hipotalamus yang
memproduksi hormon pelepas hormon pertumbuhan (growth hormone-releasing
hormone). Kerja ini terintegrasi dengan kerja hormone yang disebut ghrelin, yang
disekresi terutama oleh sel epitel yang melapisi bagian fundus lambung. Ghrelin
merupakan pelepas GH dari kelenjar hipofisis anterior yang bersifat poten dengan
berikatan pada reseptor GH hipofisis dan juga berperan dalam keseimbangan energi.
GHRH pada manusia merupakan peptide yang terdiri dari 44 asam amino, yang
dilepaskan ke sistem portal dan berikatan dengan reseptor spesifik pada somatotrop
hipofisis anterior untuk menstimulasi pelepasan GH. Second messanger yang diaktivasi
oleh GHRH adalah cAMP, walaupun sistem IP3 juga dapat teraktivasi.Hipotalamus juga
memproduksi hormone inhibitor yang disebut somatostatin, yang menghambat
pelepasan GH dari somatotrop. Somatostatin merupakan peptide yang terdiri dari 14 asam
amino, yang juga terdapat di hipotalamus dalam bentuk rangkaian 28 asam amino.
Keduanya aktif menghambat sekresi GH, dengan menghambat produksi cAMP. Baik
GHRH maupun somatostatin telah dilokalisasi di nucleus arkuatus. GH dilepaskan secara
pulsatin dengan puncak sekresi utama terjadi sekitar satu jam setelah mulai tidur. Pada
orang dewasa, biasanya kadar GH yang bersikulasi rendah atau tidak terdeteksi dengan
lonjakan sekresi yang intermiten. Tonus somatostatinergik diduga merupakan penentu
pa;ing penting bagi puncak produksi GH-produksi somatostatin dihubungkn dengan
puncak GHRH dan pelepasan GH. Kontrol umpan balik fisiologis pada pelepasan GH
dimediasi oleh faktor pertumbuhan menyerupai insulin (IGF-1) yang menstimulasi
sekresi somatostatin dari hipotalamus dan menghambat sekresi GH secara langsung.
7
baik yang merupakan penyakit genetis atau bukan. Rekayasa genetic mikroba dilakukan
untuk memproduksi hormon pertumbuhan manusia (hGH).
Pada awalnya untuk mengobati hipopituarisme, kelainan berupa kekerdilan akibat
kekurangan hGH, hGH diekstraksi dari pituitari cadaver. Suatu perusahaan farmasi,
Genentech, kemudian berhasil mensintesis hGH dengan menggunakan expression host
bakteri E. coli dan kemudian dipasarkan dengan nama Protropin sejak tahun 1985. Pada
tahun 2003, perusahaan farmasi Pfizer memasarkan HGH dengan nama Somavert
(Whitman, 2010).
Dengan ditemukannya cara rekayasa genetika untuk memproduksi hormone ini secara
mudah dalam jumlah besar, ada kemungkinan penggunaannya untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan akan lebih luas. Efektivitas hormone ini pada defisiendi partial dan anak
pendek ini yang normal hanya tampak diawal terapi untuk indikasi ini, sulit ditentukan
siapa yang perlu diobati, kapan pengobatan dimulai dan kapan pengobatan berakhir. Perlu
disertai penanganan psikologis, yang akan sangat penting artinya bila terapi gagal.
Rekayasa genetika hormone pertumbuhan telah dikenal dipasaran berupa sediaan GH
yang diberikan melalui suntikan. Pemberian dosis kecil dan dengan jumlah pemberian
yang sering, biasanya dosis sebesar 0,5 – 1 IU dengan pemberian sebanyak tiga kali
perminggu. Pemberian terapi sulih hormon dengan GH menggunakan dosis tersebut
adalah untuk menghindari efek samping yang dapat timbul akibat pemberian GH,
diantaranya berupa carpal tunnel syndrome, pembengkakan rasa nyeri yang ringan pada
tubuh. Pemberian GH tidak boleh dilakukan pada orang-orang dengan penyakit
padaretina (retinopas proliferative), peninggian tekanan di dalam kepala, penderita kanker
(walaupun masih menjadi kontroversi), dan relative pemberiannya tidak ditujukan pada
wanita yang sedang hamil.
Manfaat dari terapi sulih hormone pada orang yang mengalami kekurangan GH
meliputi peningkatan massa otot sebesar 8,8% dalam terapi seama 6 bulan tanpa
melakukan olahraga, hilangnya lemak sebesar 14,4% dalam terapi selama 6 bulan tanpa
melakukan diet, memiliki tenaga ataupun kemampuan bekerja yang meningkat, perbaikan
dari organ-organ hati, jantung, limpah dan organ-organ tubuh lainnya yang terpengaruh
oleh perubahan fisik luar maupun dalam tubuh. Akibat dari efek tersebut, saat ini terapi
hormone GH digunakan oleh para atlet untuk mendapatkan postur tubuh yang baik namun
pemakaian GH oleh atlet dilarang oleh komite olimpiade.
Terapi hormone juga digunakan untuk pasien yang kekurangan berat (wasting) karena
AIDS, terapi ini bermanfaat untuk sebagian pasien dan telah disetujui penggunaan terapi
8
ini di USA. Meskipun penelitian menunjukan bahwa hormone pertumbuhan
menyebabkan hal-hal yang menguntungkan pada atlet dan orang lanjut usia yaitu
penurunan jumlah jaringan lemah, peningkatan jaringan otot, peningkatan BMR,
menurunkan total kolesterol, peningkatan kekuatan isometric dan kemampuan kerja fisik,
namun efeknya sebagai anti penuaan tetap dipertanyakan. Pada menchit, justru GH dan
IGF-1 analog secara konsisten memperpendek umur.
Ada 2 GH Recombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang identic
dengan GH manusia yang alaminya dan somatren yang memiliki tambahan residu
metioni. Keduanya diketahui memiliki potensi yang sama.
Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa genetic ini memiliki satu
gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya
antibody dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada ± 30% pasien, adanya antibody ini
tidak mempengaruhi perangsangan pertumbuhann oleh hormone. Efek biologinya sama
dengan somatropin. 1mg Somatren setara dengan 2,6 iu hormone pertumbuhan.
2.7 Mekanisme Kerja Hormon Pertumbuhan
Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan oto dan tulang
skelet kerjanya dapat dibagi menjadi kerja direk dan indirek:
a. Kerja Indirek
GH bekerja pada hati untuk menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 peptida yang
menstimulasi pertumbuhan tulang. Pada sel lemak, IGF-1 menstimulasi lipolisis
9
dan pada otot hormone ini menstimulasi sintesis protein. Reseptor GH fungsional
jua terdapat ditulang, menstimulasi produksi lokal IGF-1 pada kondrosit
proliferatif.
b. Kerja Direk
GH bersifat diabtogenik karna kerja hormone ini berlawanan dengan insulin dan
bersifat lipolitik di sel lemak dan glukoneogenik disel otot. Kerja ini terganggu
bila terdapat gangguan pada kerja GH.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HGH (Human Growth Hormone) atau Hormon Pertumbuhan Manusia adalah
hormon protein yang terdiri dari 191 Asam amino yang disintesa dan dirembeskan oleh
sel-sel yang disebut Somatotrof di dalam Anterior, yaitu Kelenjar Pituitary. Suatu hormon
anabolic yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh,
terutama pada masa anak-anak dan pubertas. Hormon pertumbuhan berperan
meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam
tubuh. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormone tidak berguna,
akan tetapi hormone ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang
prima.
- Kerja Hormon Pertumbuhan
Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan oto dan tulang skelet
kerjanya dapat dibagi menjadi kerja direk dan indirek:
a. Kerja Indirek
GH bekerja pada hati untuk menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 peptida yang
menstimulasi pertumbuhan tulang. Pada sel lemak, IGF-1 menstimulasi lipolisis
dan pada otot hormone ini menstimulasi sintesis protein. Reseptor GH fungsional
jua terdapat ditulang, menstimulasi produksi lokal IGF-1 pada kondrosit
proliferatif.
b. Kerja Direk
GH bersifat diabtogenik karna kerja hormone ini berlawanan dengan insulin dan
bersifat lipolitik di sel lemak dan glukoneogenik disel otot. Kerja ini terganggu
bila terdapat gangguan pada kerja GH.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dan
semoga bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai HGH (Human Growth Hormon).
11
DAFTAR PUSTAKA
Ben Greenstein, & Diana , F Wood 2006. At a Glance Sistem Endokrin (2nd. Eds) .Alih
bahasa : Elisabeth, Y & Asri, D.R. Jakarta : Erlangga.
H. Syafudin, B.AC.Drs. 1997. Anatomi Fisiologis. Edisi : 2. Jakarta : EGC.
Sampson S, Gerhardt M, Mandelbaum B. 2008. Platelet rich plasma injection graft for
musculoskeletal injuries. Curr Rev Musculoskeletal Med. 1:165-74
Suryo. 2008. Genetika: Strata 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Urhausen A, and Kindermann, W. 2002. Diagnosis of overtraining: what tools do we have?.
Sports Med. 32(2): 95-102.
Whitman, W.B. 2010. Bergey's Manual of Systematic. Bacteriology. USA: Springer.
12